Jam pelajaran olahraga di mulai. Kali ini giliran kelas Oliv. Mereka hari ini mengambil nilai permainan voli. Semua berjalan lancar tanpa kendala.
Pengambilan nilai sudah usai, tapi murid-murid putri masih asik bermain voli hingga jam istirahat tiba. Di pinggir lapangan juga ramai murid yang lain. Entahlah, mereka hanya gabut tidak ada kegiatan hingga menonton Oliv dan teman-temannya.
Dengan PD-nya Oliv DKK bermain, apalagi ramai orang-orang memperhatikan. Semakin membuat mereka bersemangat.
Hingga bagian Oliv melakukan smash. Dirinya yang sangat bersemangat melakukan dengan penuh tenaga. Hingga bola voli jauh terpental dan mengenai seseorang.
"Awh!" Teriak orang itu. Cewek berambut pirang, panjang bergelombang berkulit putih serta mata yang berwarna abu muda. Mungkin dia blesteran.
Oliv dan gengnya hanya bisa melotot memperhatikan baju cewek itu di tumpahi makanan yang di bawanya akibat terkena bola Voli.
"Oh my God?! Ulah siapa ini?" Cewek itu murka,
Orang-orang yang melihat kejadian serentak menunjuk Oliv.
Sally yang berdiri di belakang Oliv seketika berbisik.
"Liv, itu kakak kelas kita, namanya Naomi. Astaga! berabe kita, Liv." Sally terlihat gemetar, apalagi melihat teman-teman Naomi yang sudah berada di belakang gadis pirang itu.
"Berisik amat lo, Sall. Gue gak takut! Lagian gue juga gak sengaja."
Naomi menghampiri Oliv.
"Eh, lo kalau gak bisa main voli ya gak usah main!" Teriak Naomi di depan wajah Oliv, dengan gaya bahasanya yang agak ke bule-bulean.
"Ih! Gue juga gak sengaja. Jangan ngegas gitu, dog woy!" Oliv mulai terpancing amarah.
Sally dan yang lain segera menarik Oliv.
"Udah, Liv. Please, udah. Ayo kita ke kelas." Sally berusaha membujuk.
"Berani lo ngelawan gue, hah?" Naomi mulai bertanduk.
"Dih, siapa takut. Benerin dulu gih cara ngomong lo, baru deh lo adu bacot ama gue!" Oliv tak mau kalah.
Sally dan yang lain tetap berusaha menenangkan Oliv. Hingga akhirnya Oliv berhasil di bawa ke kelas.
"Apaan sih kalian ini pada pengecut!"
"Bukan gitu, Liv. Mending kita gak usah berurusan sama Kak Naomi bisa-bisa ntar kita di apa-apain. Mereka itu terkenal di sekolah ini. Gak ada yang berani sama mereka."
"Helo? Yang kayak gitu emang masih jaman? Sok-sok berkuasa. Ih! Sebel deh gue, heran. Apa sih yang di takutin sama geng-geng kayak gitu? Jijik, iya! Berkuasa, berkuasa sonoh bikin kerajaan! Kerajaan antah berantah yang di pimpin oleh Ratu Naomi sejagad! Mentang-mentang kakak kelas ngerasa senior. Dih! Gak jaman! Suruh aja mereka hidup di jaman batu!" Oliv tak henti mengomel. Teman-teman yang lain hanya bisa tertawa mendengar celoteh Oliv yang terdengar lucu.
Mereka tidak sadar sedang di perhatikan oleh salah satu teman Naomi--Laras, dan tentu saja di adukan.
*
"Kurang ajar banget, sih! Adek kelas tidak tau sopan santun! Mana dia anak baru, kan?" Naomi penuh amarah. Sementara teman-temannya yang lain berusaha membersihkan saos yang menempel di seragamnya.
"Heem. Masih baru aja udah berani ngelawan."
"Wah, bisa-bisa kedudukan kamu sebagai orang yang di takuti terancam, Nom. Anak baru itu bisa saja menggantikan posisi kamu." Laras memanasi suasana.
"Ih! Gak mau! Gak suka! Aku harus kasih pelajaran sama dia!"
"Yuk, kita susun rencana." Ajak teman Naomi yang lain.
*
Jam pulang sekolah, Oliv baru saja berpamitan pada teman-temannya yang sudah pulang duluan.
"Dadah, jumpa lagi hari Seni, ya!" Teriak Sally
"Oke!"
Suasana sekolah semakin sepi, murid-murid hampir pulang semua. Hanya sebagian yang belum, termasuk Oliv. Dirinya masih menunggu Ojek Online langganannya.
"Aduh! Gimana, ya?!" Teriak seseorang di samping Oliv. Dia Laras.
Oliv memperhatikan, sedikit heran.
"Ada apa? Kamu kok terlihat khawatir?" Oliv iseng bertanya.
"Em, itu. Aku tadi menjatuhkan cincin ku di belakang sekolah. Aku kesulitan mencarinya sendiri. Kamu mau bantu aku?"
Oliv hening.
"Ayolah, tolong aku. Itu cincin peninggalan mama ku." Laras memegang tangan Oliv dan terisak-isak memohon.
Mendengar itu Oliv menjadi luluh. Dan mengiyakan.
Mereka berjalan beriringan menuju belakang sekolah dan mulai mencari.
Beberapa menit pun hasilnya nihil.
"Aduh, di mana ya, jatuhnya?" Laras meringis panik.
"Dari tadi gue udah bolak balik ampe buler nih mata gue tapi gak ada hasil. Mending lo inget-inget tadi lo kemana aja?" Oliv sudah merasa pusing.
"Kayaknya di gudang sekolah, deh. Tadi aku ke sana buat naruh sapu-sapu yang udah gak kepake."
"Yaudah ayo kesana, tunggu apalagi. Gue gak bisa lama-lama, ntar ojol gue keburu dateng."
"Oke oke."
Mereka kembali bergegas menuju gudang sekolah. Gudang yang terletak jauh dari bangunan lainnya. Paling belakang dan jarang di kunjungi murid-murid maupun guru.
"Lo yakin di sini?" Tanya Oliv merasa aneh.
"Iya, tolong dong bantuin. Pasti Mama ku kecewa banget." Rengek Laras
"Yaudah, ayo masuk!"
"Gue nyari di luar dulu, ntar gue nyusul ke dalem."
Oliv memperhatikan wajah Laras yang aneh menurutnya, dirinya sedikit curiga tapi berusaha meyakinkan diri.
"Ayolah. Bantuin." Laras kembali memohon.
"Iya."
Oliv berjalan memasuki gudang, terasa pengap dan minim cahaya.
Oliv semakin masuk ke dalam. Dia tak menyadari Laras yang bersiap mengunci pintu gudang itu.
"Babai, anak ingusan!" Teriak Laras.
"Woi!" Teriak Oliv berlari ke arah pintu. Tapi keduluan di kunci.
"Woi!!! Buka!!!" Teriak Oliv
"Bercandanya gak lucu!" Oliv menggedor-gedor pintu berharap Laras akan membukakan pintu.
Tapi terdengar suara cekikikan dari luar. Suara cewek yang berjumlah lebih dari 3 orang.
"Rasain, lo! Siapa suruh berurusan dengan Naomi and gengs!" Naomi kegirangan, dan melakukan 'Tos' dengan semua temannya.
"Sialan!!! Woiiiii!!!" Teriak Oliv. Tapi tak ada jawaban.
Hening.
Oliv mencari Hpnya di dalam tas. Sialnya, Hp itu kehabisan daya, karena Oliv lupa mengisi dayanya.
"Tamatlah sudah riwayatku. Mana besok hari minggu." Oliv duduk menekuk kaki dengan menyandarkan punggung ke dinding.
Dia menyusun rencana bagaimana caranya agar bisa keluar dari gudang ini. Yang sama sekali tak memiliki jendela, serta pintu yang terbuat dari besi. Mau memanjat atap pun tak mungkin karena gudang itu full semen.
****
Dre duduk di teras, dalam diamnya dia tetap memperhatikan Oliv. "Saat tak di perhatikan itu bocah malah bener hidupnya," benak Dre.
"Bangun sendiri, bikin sarapan sendiri, pergi pulang sekolah tidak pernah telat."
Tapi hari ini ada yang berbeda. Gadis itu belum kelihatan tanda-tanda pulang padahal hari sudah menunjukkan pukul 3 sore.
"Mungkin ada tugas kelompok," Dre masih berfikir positif. Dan tetap menunggu kepulangan Oliv.
"Salahku juga terlalu mengekang Oliv. Kasian anak itu, bukannya mendapat perhatian dan kasih sayang, malah aku perlakukan demikian."
Dre mengusap rambut. Ada perasaan bersalah pada Oliv.
Yang di pikirannya adalah, saat Oliv kembali dia ingin memperbaiki hubungannya dengan Oliv. Meminta maaf karena begitu menekankan Oliv dengan semua peraturan yang dia buat.
Tapi hingga kini, pukul 19.00 Oliv masih belum kembali.
"Kemana dia?" Dre mulai panik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
nazaruddin thamrin
Like kembali mendarat. Semangat thor. Fresh Nazar mendukungmu. Ditunggu LIKE dan KOMEN mu ke novel HOT MAN ON CAMPUS. kita saling support terus ya.
2021-03-21
2
Rinie Rianty
lanjut ka keren ceritanya ka
2021-03-09
1
Yudi
akhirnya up juga
lanjut
2021-03-08
1