Saat sudah sampai di pekarangan rumah, tampak Bibi Maureen sudah berdiri di tengah pintu. Dia melipat kedua tangan ke dada, menatap Oliv yang baru saja pulang dengan sangat tajam, setajam pisau dapur.
"Permisi, Bi. Oliv mau lewat." Oliv jutek, seperti biasa.
"Anak tak tau di untung! Menyusahkan saja!" Kata-kata kasar dari mulut Bibi Maureen mulai terdengar, tapi sudah terbiasa di telinga Oliv. Gadis itu diam saja, tak menjawab sepatah katapun, berlalu meninggalkan Bibi Maureen masuk ke dalam kamar, dan menguncinya.
"Mau jadi apa sih, kamu?!"
"Anak sialan! Taunya hanya menyusahkan!!!" Suara lengkingan Bibi Maureen masih saja terdengar dari dalam kamar, Oliv membaringkan badan yang tidak letih. Menutup telinga dengan bantal. Dia sudah tau sepertinya pihak Sekolah menghubungi Bibinya itu, mengadukan dirinya yang bolos lagi dan lagi. Tapi aku tak peduli! Terserah! Ucap Oliv dari bawah bantal.
Perlahan suara Bibi Maureen tak terdengar lagi, mungkin dia kesal dan berlalu, memarahi orang tapi orang itu tetap bersikap seolah tak mendengarkan, dan bersikap bodoamat.
*****
Ting!
Sebuah pesan masuk melalui Aplikasi berwarna hijau, di gawai Dre. Tertulis dari Oliv.
[Bang,]
[Dimarahi?] Dre sudah menebak, karena hal ini selalu saja terjadi.
[Iya, emang dasar Bibi saja yang bawel!]
[Emoticon mendengus]
[Udah akh, mau bobo!]
[Sana]
Dre hanya mendengus, mungkin inilah yang membuat Oliv selalu nyaman didekatnya, tidak pernah memarahi, dan tak pernah mengatakan kalau Oliv salah, walau sebenarnya memang salah. Mungkin karena perasaan kasian pada Oliv yang tidak mempunyai siapa-siapa. Tapi Dre yakin, dalam diri Oliv ada kebaikan, suatu saat anak itu akan berubah seiring berjalan waktu.
Ting!
Lagi, pesan masuk. Dari orang yang sama.
[Ntar malem sibuk?]
[Ada rencana kumpul-kumpul dengan temen sekantor]
[Ikuuuttt] emoticon love-love
[Cowok semua!]
[Mau ikut! Titik!]
Dre tampak kebingungan, tau sendirilah kalau acaranya para laki-laki, laki-laki dewasa tepatnya. Tidak jauh dari hal-hal nyeleneh. Bukan Oliv kalau tidak keras kepala. Mengetahui acaranya di rumah Dre, bisa nekad dia pergi ke sana, walau tanpa di ajak sekalipun. Dre sengaja tak membalas pesannya. Karena mau menjawab 'Tidak' pun percuma.
*****
Malam hari,
Tampak Oliv mengendap-endap. Dilihatnya jam di dinding menunjukan pukul Sembilan malam. Tak ada Bibi Maureen dan Paman Daniel di ruang tengah itu. Ruang tengah yang tak besar itu menunjukkan suasana sunyi.
"Sepertinya Bibi dan Paman sudah tidur. Yes! Bisa pergi." Oliv kegirangan.
Oliv membuka jendela kamar dengan sangat hati-hati, tak ingin menghasilkan suara yang bisa membuat Bibi dan Pamannya terbangun, bisa-bisa gagal untuk happy-happy malam ini! Benaknya.
Perlahan dia menjatuhkan sepatunya terlebih dahulu. Kemudian disusul dengan langkah kakinya, yang sudah terbiasa Oliv lakukan. Bukan hal yang sulit untuk Oliv melewati jendela kamarnya yang tidak begitu tinggi.
Oliv berlari terjingkit-jingkit sambil menenteng sepasang sepatu, meninggalkan rumah. Meninggalkan Bibi Maureen dan Paman Daniel yang sedang tertidur lelap.
Tampak Mamang Ojol langganan Oliv sudah menunggu di ujung Gang.
Tadi ... saat berjalan menuju Gang, tampak Ibu-ibu yang memperhatikan Oliv hanya bisa geleng-geleng kepala. Mencibir.
"Malem-malem begini pingin pergi kemana dia? Dasar cewek gak bener! Maureen dan Daniel itu bisa-bisanya membiarkan Keponakan gadisnya keluyuran malem-malem."
Oliv yang mendengar, pura-pura budek.
Bodoamat! Serah mau ngomong apa! Benak Oliv. Dia sangat tidak perduli dengan orang yang hanya sibuk mengomentari hidup orang lain.
*****
Oliv menikmati perjalanan yang memakan waktu 30 menitan, langit gelap tapi dihiasi kelip bintang di atas sana. Sangat indah, apalagi ... cahaya rembulan yang temaram berpadu dengan cahaya lampu jalan.
Tampak muda-mudi berkeliaran disepanjang jalan. Tak jarang menemukan pasangan yang mojok di atas motor, mungkin takut motornya di maling sama orang.
"Ramai banget, sih?" Oliv heran
"Malem minggu, Neng!" Jawab Mang Ojol ,
"Oh! Gak tau!"
Mang Ojol hanya geleng-geleng kepala, "Jomblo, sih. Makanya gak tau."
"Ish! Mamang! Gak aku bayar, mau?"
"Aduh! Jangan atuh, Neng. Bercanda..."
Oliv tampak cemberut kesal,
Pacar?
Ya, aku memang tidak punya pacar.
Pacaran? Pacaran itu seperti apa?
Terlintas kenangan membayangi Oliv, kembali ke masa saat dia masih usia Lima tahun, dan Dre Tiga Belas tahun.
Saat itu, Oliv kecil sedang bermain bersama teman-temannya, lalu sosok Dre kecil datang,
"Temen-temen, ini Abang Dre. Abang Dre ini pacarnya Oliv. Ntar kalau Oliv udah gede, Oliv mau nikah sama Abang Dre." Ucap Oliv kecil yang polos, Dre hanya tersenyum mendengar ucapan Oliv.
Oliv menyunggingkan bibir saat tersadar dari lamunan kenangan masa kecilnya itu. Sekarang dia sudah Tujuh Belas tahun, tapi kenangan itu masih saja teringat jelas.
Lucu! Apa Bang Dre ingat, ya? Malunya.
"Ah! Malam, kau berhasil membuatku bernostalgia." Oliv tertawa terbahak-bahak, membuat Mang Ojol bingung.
*****
Motor berhenti di depan rumah Dre, Oliv membayar ongkos ojeknya. Kemudian berteriak memanggil Dre, setelah membuka gerbang.
"Abang! Aku dateng, nih. Bukain pintunya," Oliv menggedor pintu dengan sangat keras.
Hening
Tak ada jawaban
Berkali-kali Oliv memanggil masih tak ada jawaban.
"Ish! Abang Dre!" Oliv marah, mengepalkan kedua tangannya. Tampak sangat geram.
Dre tidak ada di rumah.
Terlihat dari suasana rumah yang sepi, dan gelap.
*****
Dre sedang asik berpesta dengan teman-temannya di sebuah Kafe. Sengaja dia memindahkan tempat acara, mengurungkan pesta di rumahnya, untuk menghindari kedatangan Oliv. Karena dia tau gadis itu keras kepala, tak di suruh datang pun dia pasti datang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
☠⏤͟͟͞R⚜🍾⃝ ὶʀαͩyᷞαͧyᷠυᷧͣ🏘⃝Aⁿᵘ
astaga 😂😂 kasian Oliv nya bang..
2021-04-27
2
Sabarita
aku langsung jatuh hati Thor
2021-02-28
2
♣️S͜͡K̶🅰︎🆃︎🆃︎E͜͡®️'𝚣☕︎✍︎
keren ceritanya mbk authior...
semangat...👍👍🙏🏻🙏🏻
2021-02-22
1