BAB 12 CCTV

"Liv! Oliv!" Dre baru saja pulang dari Kantor, meletakan tas kerjanya di atas sofa. Matanya malah fokus ke bekas minuman yang terletak di atas meja. Dre mengernyitkan dahi.

Segera Dre menemui Oliv, membuka pintu kamar yang ternyata tidak di kunci. Dia mendapati Oliv sedang terlungkup santai di kasur. Sedang memainkan gawai.

Dre terbelalak. Ada kelegaan di hati, ternyata Oliv tidak bersama siapa-siapa di dalam kamar. Dada yang semula bergemuruh kini sedikit tenang.

Oliv beringsut dari kasur, membenarkan posisi. Sedikit malu karena dia hanya mengenakan hotpants di tatap Dre yang seperti enggan untuk berkedip.

"Bang? Apaan sih gak ketuk-ketuk pintu dulu?"

"Ma-maaf, aku kira kau bersama seseorang."

"Curiga mulu. Iya nah, sekarang aku bersama Abang."

"Itu, di ruang tamu ada bekas minuman."

"Oh iya, maaf aku lupa menaruhnya di belakang." Oliv berjalan melewati Dre, menuju ruang tamu.

Segera Dre menarik tangan Oliv. Hampir saya Oliv tak bisa mengimbangi badan.

"Tadi ada yang datang?" Dre masih terlihat khawatir.

"Iya, temen."

"Cowok?"

"Bukanlah! Cewek, temen sekolah."

"Gak bohong?"

"Enggak. Lagian aku mana punya temen cowok."

Oliv melepaskan diri dari Dre. Melanjutkan langkah menuju ruang tamu.

Pandangan Dre masih mengikuti Oliv. Memperhatikan bagian yang berlenggak-lenggok. Celana yang di pakai Oliv sangat ketat. Terlebih memperlihatkan bagian paha yang terlihat jelas.

Dre mendengus. Berkali-kali dia mengusap rambut dan mengusap wajah.

"Astaga! Aku harap, aku juga bisa mengendalikan diri. Diri yang sudah dewasa ini, mempunyai hasrat dan nafsu seperti pria dewasa pada umumnya."

Segera Dre meninggalkan tempat itu, dia juga menuju ruang tamu karena ingin mengambil tas kerjanya di sofa.

Oliv berjalan santai melewati Dre dengan membawa gelas sisa minuman dia dan Sally.

"Liv..." Panggil Dre,

Oliv menoleh, "Ya?"

"Jangan pakai celana seperti itu!"

Oliv mengernyitkan alis.

"Apaan sih Abang! Masa urusan fashion juga di atur-atur. Lagian ini kan di rumah."

"Astaga! Kau tak takut?"

"Takut apaan sih? Toh gak ada siapa-siapa juga." Oliv berlalu, meninggalkan Dre yang menggaruk-garuk kepala.

"Lha? Dia kira aku ini apa kalau bukan orang?" Dre membenak.

*****

Ting!

Sebuah pesan grup masuk. Bersemangat sekali Oliv membuka pesan itu.

Rere : [Liv, lo ikutan gak?]

Miska : [Ikut aja, Liv. Seru! Sekalian kita kumpul-kumpul]

Oliv : [Acara apaan sih? Kapan?]

Rere : [Ultah Jhonny! Ntar malem, jam 7 di rumah dia]

Oliv : [Jhonny? Kok mendadak banget ngasih taunya?]

Miska : [Lupa]

Oliv : [Aku usahain, ya. Tapi gak janji. Maklumlah, sekarang aku tinggal di rumah sodara]

Rere : [Kami tunggu loh, Liv]

Oliv meletakkan gawai di atas nakas. Memperhatikan jam dinding, jam yang berwarna biru bergambar Doraemon itu menunjukkan jam 5 Sore. Oliv mendengus.

Jiwanya ingin sekali pergi, tapi ... hatinya berkata tidak. Karena tak mau berurusan dengan Dre lagi. Kalaupun harus kabur, sepertinya dia harus berpikir dua kali. Karena, saat ini ada tukang CCTV yang sedang memasang CCTV di setiap sudut ruangan.

Sepertinya Dre sengaja memanggil orang itu. Menyuruh Kang CCTV melakukan tugasnya dengan baik.

"Bang Dre menyebalkan!" Gerutu Oliv dengan bibir manyun.

*

"Kenapa harus pake CCTV sih Bang? Bukannya daerah sini aman?" Oliv protes. Dengan adanya CCTV tentu dirinya akan kesulitan untuk main kabur-kaburan.

"Kita gak tau kemalangan kapan menimpa kita, Liv. Ya waspada saja. Kan kamu tau di rumah ini gak ada Security-nya."

Oliv semakin manyun, meninggalkan Dre yang mengawasi Kang CCTV bekerja.

"Ya untuk kebaikan kamu sih, Liv. Aku gak mau terjadi apa-apa sama kamu. Dengan begini kan kamu pasti gak bisa lagi pergi diam-diam."

Dre masih bingung dengan dirinya sendiri. Dia yakin perasaan ini ... hanyalah perasaan ingin melindungi antara Kakak dan Adik, walau bukan saudara kandung.

Ya! Perasaan ini adalah perasaan ingin melindungi. Tidak lebih dari itu. Dre meyakinkan hatinya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***