BAB 7 SEKOLAH BARU

"Liv! Oliv! Bangun!" Dre menggoyangkan tubuh gadis itu yang masih tertidur pulas.

"Apa, Bang... Masih ngantuk!" Lirihnya, semakin memeluk erat bantal guling.

"Kau akan ke Sekolah baru hari ini, cepatlah bergegas." Dre masih menggoyangkan tubuh Oliv,

Gadis itu membuka mata, mata hitam kecoklatan menatap Dre lekat. Terlihat kesal raut wajahnya, dengan bibir sedikit manyun. Oliv bangkit, tapi masih duduk berdiam diri di atas kasur.

Dre memperhatikan gadis itu. Mengenakan Piyama biru yang agak tipis, terlihat jelas bagian dadanya, dan terlihat sangat berantakan. Tapi berhasil membuat hasrat bergejolak. Godaan pagi. Dre mengalihkan pandangan.

Oliv masih hening, sesekali menguap.

"Sana mandi! Aku menunggu di meja makan."

"Besok saja, Bang! Lagian aku gak punya seragam."

"Itu!" Dre menunjuk seragam yang sudah rapi tergantung di dekat pintu kamar. Seragam berwarna Putih bergaris hitam di lengan untuk atasannya, dan Rok yang berwarna hitam.

Oliv semakin manyun, mendengus kasar. Sangat menyebalkan!

Dia sangat mengenal seragam itu. Itu seragam SMA BUDI KARYA, Sekolah terkenal di Kota ini. Dan pasti aturan di sana sangat ketat.

"Bang Dre pasti sengaja mendaftarkar ku Sekolah di sana." Oliv semakin kesal, segera bangkit dari tempat tidur. Berjalan gontai menuju kamar mandi.

*****

"Pagi, Non." Ucap wanita paruh baya saat Oliv datang ke meja makan. Oliv segera duduk di samping Dre yang sedang menikmati secangkir kopi. Oliv terlihat heran melihat wanita itu, yang masih sibuk menghidangkan sarapan.

"Itu Bi Onah, Pekerja paruh waktu di rumah ini." Dre mengusir keheranan Oliv. Oliv mengangguk, sambil menikmati roti yang sudah tersedia di depannya.

"Di minum susunya ya, Neng Oliv." Bi Onah menuangkan susu ke dalam gelas. Menyuguhkan kepada Oliv.

"Makasih, Bi."

"Makan yang banyak, biar sekolahnya pintar." Celetuk Dre

"Apaan sih, apa hubungannya makan banyak sama pintar?!" Oliv cuek

Dre terkekeh, menepuk pelan kepala Oliv. Oliv hanya manyun.

"Wah, Mas Dre sama Neng Oliv... Saudara yang akur." Bi Onah ikut terkekeh melihat keduanya.

"A-apa? Saudara?" Oliv ternganga, mendengar ucapan Bi Onah.

"Akh! Bi Onah, kami berangkat dulu." Dre mengalihkan pembicaraan. Dre segera menarik tangan Oliv,

"Abang! Aku masih lapar."

"Udah, nanti beli saja di jalan."

Kedua orang itu berlalu. Meninggalkan meja makan, berjalan menuju mobil yang terparkir di halaman rumah. Oliv masih menggerutu pelan, sampai masuk ke dalam mobil.

*

"Oliv!"

"Em, Apa?!" Jawab Oliv ketus.

"Denger dulu. Ini serius,"

"Iya,"

"Kalau ada yang nanya kamu siapa, jawab saja saudara."

"Maksudnya gimana?" Oliv bingung

"Jawab saja kita adalah saudara, paham?"

"Emangnya kenapa?"

"Kalau ada yang tau kita ini bukan saudara, tapi tinggal di satu rumah, bisa-bisa orang akan berpikir aneh tentang kita!"

"Hm... aneh gimana, sih?" Oliv masih bingung

"Duh! Bocah! Ikut saja apa yang aku ajarkan."

"Iya, iya! Bawel!"

"Nah, gitu!" Dre tersenyum sumringah, sembari mengusap pelan kepala Oliv.

Mobil mereka melaju meninggalkan rumah.

*****

Mobil Dre memasuki halaman SMA Budi Karya, sesaat kemudian mobil berhenti tepat di parkiran Sekolah itu.

Dre sudah turun, tapi Oliv masih enggan mengikutinya.

"Ayolah, Kepala Sekolah pasti sudah menunggu."

Oliv menggeleng.

"Aku hanya berharap kau memiliki masa depan yang cerah, hanya itu." Dre menatap nanar mata kecoklatan itu. Mendengar ucapan Dre, seketika Oliv luluh hatinya. Mendengus kasar, melangkahkan kaki keluar. Dre tersenyum.

Mereka berdua berjalan beriringan. Sepanjang Koridor, tatapan mata Siswa cewek yang belum masuk ke kelas tertuju pada Dre, Pria tinggi berwajah tampan. Oliv hanya manyun memperhatikan tatapan-tatapan itu, dan teriak-teriakan histeris tertuju pada Dre.

"Astaga! Gans!"

"Aw! Keren!"

Dre hanya menyunggingkan senyum, menambah pesona ketampanan. Sedangkan Oliv memasang wajah datar tanpa ekspresi.

Seragam dengan rok selutut para Siswa-siswa itu berhasil menciptakan pikiran liar entah kemana.

*****

"Siapa namamu?" Tanya seorang wanita paruh baya, berbadan besar yang merupakan Kepala Sekolah--Bu Senia.

"O-oliv, Bu."

"Siap dengan semua aturan di Sekolah ini?" Dari balik kacamata, wanita itu tampak melihat tajam ke Oliv. Oliv melirik Dre, Dre mengangguk memberikan isyarat Oliv supaya ikut mengangguk.

"I-iya, Bu." Oliv mengangguk, ragu.

Bu Senia menyodorkan lembaran-lembaran kertas kepada Oliv, lumayan tebal.

"Untuk di baca, dan di terapkan. Isinya semua peraturan Sekolah, dan semua tentang Sekolah ini."

Oliv menelan saliva, mengambil kumpulan kertas itu.

"Siap, Bu." Oliv tersenyum getir.

"Astaga! Ini peraturan sekolah apa jurnal? Gile! tebel amit!" Benak Oliv.

"Yasudah, biar Bu Gina yang antar kamu ke Kelas." Tambah Bu Senia. Oliv mengangguk.

Bu Gina datang, menjemput Oliv. Bu Gina adalah Wali Kelas Oliv nanti.

Mereka berlalu, meninggalkan ruang Kepala Sekolah.

*

"Terimakasih, Bu Senia atas bantuannya." Dre tersenyum sumringah.

Bu Senia mendengus kasar,

"Kalau bukan saudara mu, saya agak berat menerimanya. Di lihat dari raut wajahnya Oliv itu anak yang tidak suka mengikuti aturan."

"Oliv anak yang baik, Bu. Saya mohon bimbingannya." Dre memelas

"Iya, semoga saja." Bu Senia tersenyum penuh harap.

Bu Senia merupakan teman Papa Dre, Suaminya adalah rekan kerja Pak Harun--Papa Dre.

Terpopuler

Comments

☠⏤͟͟͞R⚜🍾⃝ ὶʀαͩyᷞαͧyᷠυᷧͣ🏘⃝Aⁿᵘ

☠⏤͟͟͞R⚜🍾⃝ ὶʀαͩyᷞαͧyᷠυᷧͣ🏘⃝Aⁿᵘ

nakal tapi lugu..lucu banget pastinya

2021-04-27

2

🌺Widi Abdullah🌺

🌺Widi Abdullah🌺

ok fix.. raut mukanya oliv badgirl ya bund🤭🤭

2021-03-22

2

Sabarita

Sabarita

semoga d bawah asuhan Dre Oliv bisa jadi anak yang baik

2021-02-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!