Semenjak obrolan singkat saat acara sekolah, Nindya dan Rifan menjadi semakin akrab. Ia sering menelfon dan mengajak Nindya keluar makan.
"Vem. Vemmy." Panggil Rifan dari depan gerbang.
"Rifan?"
"Iya ini gua!"
"Ngapain lu kesini?" Tanya Vemmy penasaran.
"Nindya ada?"
"Ada. Tapi lagi mandi dia. Masuk dulu, tunggu bentar gua panggilin." Vemmy lalu mempersilahkan Rifan duduk di bangku teras.
"Kenapa, Fan?" Tanya Nindya saat sampai di teras.
"Temenin gua yuk!"
"Kemana?"
"Udah hayo." Rifan lalu menarik tangan Nindya.
Nindya sama sekali tidak menyangka bahwa ia akan diminta Rifan untuk menemaninya tampil di kafe. Kali ini ia hanya sendiri tidak dengan teman satu bandnya.
Setelah selesai menyanyikan dua lagu sekaligus, Rifan menghampiri Nindya.
"Lo sering manggung disini, Fan?"
"Kalo lagi iseng aja. Kan gua udah sibuk buat persiapan ujian nasional."
"Mau kuliah dimana emang?"
"Ke Sydney kayaknya."
"Holang kaya ma kuliahnya jauh."
"Apasih, Nin."
"Kenapa belom pesen makan?" Tanya Rifan.
"Nungguin lo lah, masa gua makan sendirian."
Rifan lalu memanggil pelayan kafe dan memesan makanan. Selesai makan Nindya mengajak Rifan untuk mampir ketoko buku membeli novel.
Rifan memarkiran mobilnya di taman kota. Suasananya lumayan sepi karena masih siang, hanya ada beberapa anak kecil yang sedang berlarian. Mereka lalu memilih bangku taman dibawah pohon yang rindang.
Nindya sibuk membaca novel yang ia beli. Sedangkan Rifan berkutat dengan gitarnya.Ia memetik kunci-kunci gitar. Sepertinya ia sedang berusaha membuat lagu.
Angin sepoi-sepoi membuat Nindya mengantuk ditambah suara Rifan yang merdu diiringi alunan gitar.
"Balik yuk, Fan" ajak Nindya.
"Kenapa? lo bosen?"
"Kaga. Gua ngantuk aja kena angin."
"Kebiasaan lu ma, Nin!"
Mereka berjalan menuju mobil, terdengar seseorang memanggil nama Rifan.
"Rifan!" Teriak perempuan itu.
"Hey." Sapa Rifan.
"Tumben lo ke taman? Sama siapa lo?" Ia menoleh kearah Nindya.
"Kenalin pacar gua." Rifan lalu merangkul Nindya.
"Bu.." Nindya ingin menjawab.
"Namanya, Nindya" potong Rifan
"Hay. Aku Amel mantannya Rifan." Ucapnya yang memberikan penekanan saat menyebutkan kata mantan.
"Hay. Salam kenal, Nindya!" Mereka pun berjabat tangan. "Oh ternyata mantan. Pantesan ampe segitunya reaksi ni cewek." Batin Nindya.
Amel lalu pamit. Setelah Amel cukup jauh Rifan menghela nafas panjang. Nindya tertawa geli.
Rifan menceritakan alasan dia berbohong karena dulu Amel tipe pacar yang sangat protektif dan cemburuan. Meski sudah putus terkadang Amel terus saja memaksa untuk jalan berdua.
"Gua masuk dulu, Fan!" Rifan menarik tangan Nindya saat hendak keluar.
"Nin!"
"Apa? mau bilang jangan lupa kabarin ya sayang?" Ledek Nindya.
"Rese lo. Nih novel lo ketinggalan!" Sambil menyerahkan novel pada Nindya.
"Gua pikir bakal kayak adegan drakor gitu, Fan." Nindya lalu tertawa.
"Kebanyakan nonton drama sih lo!"
"Yaudah, balik sono!" Nindya dengan pedenya mengusir Rifan.
"Gimana gua mau balik kalo lo masih betah duduk disitu!" Jawab Rifan.
"Eh iya!" Nindya menyadari kebodohannya.
Keduanya memang cepat akrab layaknya sahabat lama. Sikap Rifan yang baik dan ramah membuat Nindya leluasa bersikap apa adanya.
"Lo lagi pedekate sama, Rifan, Nin?" Tanya Nana saat Nindya menaruh tas dimeja.
"Temenan doang, Mak. Lagian anaknya asyik."
"Terus, Deny, apa kabar?"
"Kabarnya baik mak." Jawab Nindya sekenanya.
"Seriusan!" Kesal.
"Kita cuma temenan doang."
"Lo gada perasaan?"
"Deny mana mau sama gua, Mak. Udah jangan dibahas lagi kasian, Deny, ntar kupingnya panas gara-gara kita omingin mulu!"
Ditempat lain. "Hachuuu ...," Deny bersin. "Siapa sih yang lagi ngomongin gue!"
Nana menghela nafas panjang. Ternyata Nindya tidak menyadari perhatian Deny selama ini.
"Mana berani gue ngarepin, Deny, Mak! Rasanya ketinggian. Lagian dia idaman semua cewek. Bisa temenan aja udah cukup. Apalagi diantara kita kayak ada ruang yang jadi jarak." batin Nindya
Awalnya Nindya memang sedikit berharap, namun ia segera membuang jauh-jauh pikiran itu. Ia takut perasaannya menjadi bumerang baginya. Ia sadar bahwa dirinya tidak pantas berharap pada Deny memandang dirinya yang hanya orang biasa sedangkan Deny punya segalanya.
Nindya lantas tidur untuk menghentikan pemikiran konyol tentang kemungkinan hubungan dia dan Deny.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Samida Saputri
Gue suka gaya nindy pertahankan ya nin
2020-10-08
0
Ghaly
iya sayang,,,kudu guyu q karo nadya
2020-04-16
0
Bunga tidur
Awal iseng, malah jadi ke terusan
seru ceritanya gk nosenin
2020-04-07
2