#20 Deny ngambek

Keesokannya Nindya dan Nana telat bangun karena tidur larut malam.Buru-buru mereka berangkat sekolah dengan setengah berlari.

Hosh..hosh..

Suara napas memburu dari keduanya.

Telat masuk saat jam pelajaran pertama ditambah lupa mengerjakan pr.Kesalahan yang patut memdapatkan hukuman dari bu Maryam.Kali ini bukan hukuman berdiri seperti dulu tapi menulis lima puluh pertanyaan disertai jawaban dan penjelasan.Auto mampus kalian Nindya dan Nana.Karena merasa tidak tega dengan hukuman Nindya dan Nana,yang lain pun ikut membantu mengerjakan sembari memprotes Nindya yang tidak mengajak mereka ke konser.

Dikelas Deny..

"Den,tadi Rita cerita sama gua kalo Nindya semalem nonton konser kpop sama Rifan" Deny terkejut mendengarnya

"Gua pikir kaki Nindya masih sakit Den?kok dia malah nonton konser kpop sama Rifan sih?" tentu saja Deny tidak mempunyai jawaban atas pertanyaan Danang

"Mana gua tahu" jawab Deny sekenanya

"Hilang Yovan tumbuh Rifan" tutur Appe

"Iya.Gua pikir udah berubah jadi kanguru tu anak.Taunya malah nongol lagi" sahut Rendy

"Lagian bukannya lu tembak aja si Nindya" Ervan menasehati

"Ntar lu keduluan Rifan,Den" tambah Septian.

Seperti yang sudah-sudah tak ada jawaban dari Deny saat mereka sampai pada topik dimana ia disarankan untuk menyatakan perasaan pada Nindya.

Saat Nindya bertemu Deny di kantin,Deny tidak mendatangi Nindya seperti biasanya.Hanya Ervan yang berjalan kearah mejanya mendatangi Rita.Sikap Deny yang cuek pada Nindya membuat teman mereka saling berpandangan satu sama lain.Nindya yang dipandangi temannya memilih mengedikkan bahu karena tidak mengerti.Ia merasa kemarin Deny masih biasa saja padanya.Apa iya dia marah hanya karena masalah Nindya tidak mau diajak pulang bareng,bukannya kemarin ia terlihat biasa saja.Lalu sebenarnya apa yang membuat Deny mendiamkannya.Sampai chat dari dirinya tidak dibalas oleh Deny maupun dibuka.

Ervan yang ditanya Rita bahkan tidak tahu.Ia malah menjawab asal jika Deny sedang pms membuat semua yang dimejanya tertawa kecuali Nindya yang tersenyum kaku.

"Tari sama Nindya tolong ambilkan buku Biologi di perpustakaan untuk dibagikan dikelas" seru pak Nanang memberi perintah ditengah jam pelajaran.

Nindya dan Tari segera bertolak ke perpustakaan untuk mengambil buku yang diminta.

"Ni pak Nanang gak salah nyuruh kita berdua buat bawa buku segini banyak" total buku ada tiga puluh dua yang membuat Tari kesal

"Bawa sedikit dulu nanti kalian balik kesini lagi" bu Wiji memberi saran

"Baik bu.Kami titip dulu bukunya" jawab Nindya.

Akhirnya mereka bolak-balik perpustakaan untuk mengambil buku.Untung saja jarak kelas dan perpus dekat.

Nindya menoleh saat mereka melewati kelas Deny ia mencari keberadaan Deny disana.Danang yang menyadari sikap Nindya menyenggol lengan Deny sambil menujuk keluar kelas.Deny hanya menengok dengan ekspresi datar lalu melanjutkan obrolannya dengan Danang.

"Lu berantem sama Deny" Tari sudah tidak tahan untuk tidak bertanya pada Nindya

"Kaga,Tar.Justru gua bingung kenapa dia ngediemin gua.Perasaan kemaren masih baik-baik aja"

"Lu inget lagi coba kemaren ada kejadian apa aja?"

"Perasaan gada,gua cuma nolak pas dia ngajakin pulang bareng doang.Terus abis itu gua sama Nana nonton konser kan sama Rifan"

"Kelar idup lu,Nin.Gua yakin pasti Rita cerita sama Ervan terus nyampe ke kuping Deny"

"Ya kali cuma masalah gua nonton konser dia marah" Nindya sedikit bingung

"Pointnya bukan karna lu nonton konser.Tapi karena lu perginya sama Rifak peak" Tari mulai kesal

"Gak mungkin lah.Lagian kita jalan bertiga" Nindya ikut kesal

"Dia cemburu ogeb"

"Kok lu ngatain gua mulu sih dari tadi" Nindya pun menjitak kepala Tari beberapa kali.

Nindya dibuat pusing dengan sikap Deny yang mendiamkannya tanpa alasan.Ia memutuskan kerumah Deny sore nanti.Nindya yang sudah rapi bertemu dengan Rifan didepan gerbang.Rifan sepertinya ingin mengajaknya pergi namun Nindya merasa ia harus menyelesaikan masalahnya dengan Deny terlebih dulu.Mobil Rifan melaju meninggalkan kos Nindya.Tak lama mereka berdua sampai dirumah Deny,kedatangannya dirumah Deny disambut oleh langsung oleh mama Deny.