"Kenapa lo gak ikut ngisi acara aja, Den?" Tanya Nindya.
"Gak bakal mau Deny ma," sahut Ervan.
Begitu menyelesaikan makannya, Nindya segera berlalu pergi. Sementara Deny hanya melihat kepergian Nindya.
"Kenapa gak diikutin, Den. Jangan cuma diliatin doang, keburu disamber orang!" Ujar Ervan terang-terangan.
"Ye malah diem. Saingan lo bukan cuma Rifan, masih ada si Yovan yang tiap hari nyamperin ke kos atau ngajakin makan." Rita memberi informasi.
"Tauklah. Gue mau pergi dulu." Putus Deny frustasi---bangkit dari kursinya.
"Serius gak tuh si Deny? Jangan-jangan dia cuma penasaran doang!" Tanya Rita kesal
pada Ervan.
"Gue liat sih serius. Gue gak pernah liat dia uring-uringan gini soalnya," pasangan tersebut tak melanjutkan obrolan mereka lagi.
.
.
Setelah acara selesai, para panitia membereskan panggung dan peralatan lainya dibantu oleh kru yang menyewakan panggung.
Beberapa murid mulai menggosipkan Nindya yang dekat dengan Deny dan Rifan.
"Tuh liat anak kelas X-3 yang kecentilan," salah satu dari mereka yang memulai gosip.
"Gue tau namanya, Nindya." jawab yang lainnya.
"Biasa aja. Cantikan juga gue." Sahut Tere mengibaskan rambutnya.
"Iya belagu, mentang-mentang dideketin sama Deny."
"Apalagi tadi vokalis Galaxy ngajakin ngobrol. Jadi makin gede palanya." Demi apapun, suara tawa mereka bertiga benar-benar mirip nenek sihir.
Dan Nindya yang mendengar dirinya digosipkan terang-terangan tak bisa menahan kekesalannya lagi. "Sini ngomong depan gue. Jangan beraninya dibelakang." Sembur Nindya.
"Kok lo nyolot sih?" suara Tere mulai meninggi.
"Pantesan aja lo dicuekin Deny, tukang gosip taunya!" ejek Nindya tersenyum miris.
"Apa lo bilang?!"
"Kenapa? Kesel ya?!" Tantang Nindya tak kalah sewot.
Adu mulut mulai terjadi diantara mereka. Nindya hanya sendiri sedangkan Tere bersama dua orang temannya. Saat Tere hampir saja menampar Nindya, tangannya ditahan oleh seseorang.
"Gausah maen kasar bisa?" Deny menghempaskan tangan Tere dengan gerakan kasar.
"Bukan aku yang mulai. Dia duluan, Den." jawab Tere manja.
"Hoek! aku kamu." Olok Nindya.
"Kamu liat sendiri kan, Den!"
"Lihat apa? Lihat kebun ku penuh dengan bunga?" Nindya masih menyahuti sambil meledek gaya bicara Tere.
"Diem, gausah ikut campur!!!" Teriak Tere dengan suara melengking.
"Yah gimana ya, aku suka banget sama es campur." Sesal Nindya penuh kekecewaan.
"Dasar cabe-cabean!"
"Sini mulut lo gue cabein biar diem bentar," Nindya sudah tak kuasa menahan amarahnya.
"Hiks.. hiks. Kamu liat kan, Den? Aku dikasarin sama dia pas kamu gak ada!" Tere mulai mendramatisir.
"Udah. Yuk pergi aja." Deny menarik tangan Nindya menjauh.
Merasa diatas angin, Nindya menjulurkan lidahnya pada Tere lalu melambai cantik yang membuat Tere kesal setengah mati.
Deny membawa Nindya ke ruang kelas yang tidak diisi.
"Ngapain sih pake ribut?" Tanya Deny.
"Cewek lo ngajakin ribut sih. Bikin kesel orang aja," Nindya memilih duduk.
"Orang kayak dia ngapain diladenin," Deny menarik kursi kedepan Nindya yang membuatnya lumayan terkejut dengan sikap Deny.
"Apaan sih," Nindya berdiri kemudian meninggalkan Deny sendirian.
Setiap kakinya melangkah, ia mati-matian mengusir pemikiran konyol yang ada dikepalanya. Mungkin Deny hanya membantu dirinya dari kesulitan.
Ditengah pikirkannya yang berkecamuk, Nindya merasakan ponselnya bergetar.
Tertera nama my sister pada layar ponselnya.
"Halo, kak!" seketika mood Nindya berubah drastis.
"Kamu gimana kabarnya? kok udah tiga hari gak ngabarin?" Nindya bisa mendengar kelegaan dari suara kakanya tersebut.
"Maaf kak. Aku sibuk ngurusin acara disekolah."
"Sesibuk apa sih? Ngalahin pejabat aja!"
"Iya-iya maaf. Kak liburan nanti aku boleh nyusul gak?"
"Tahun depan aja ya? Kakak sibuk banget. Takutnya kamu gak ada yang ngurusin disini." Tutur Siska.
"Yaudah deh. Aku pulang kerumah tante Cindy aja."
"Iyaw lagian kan ada mbok inem. Udah dulu ya? kakak masih ada urusan. Kamu jaga diri, jangan sampe telat makan!"
"Ashiaappp. Kakak juga!"
Begitu sambungan telefon terputus. Nindya segera bergabung dengan yang lainnya untuk membereskan sisa pekerjaan. Rasanya seluruh badan Nindya seperti dihantam ke tembok berkali-kali. Capek dan sakit warbiyasah.
*Nindya
Udah balik kosan mak?
*Nana
Belom
*Nindya
Lagi dimana?
*Nana
Dibelakang lo
"Yaelah mak. Udah tau dibelakang gue masih aja dibalesin!"
"Kenapa lo?"
"Ikan teri ngajak ribut tadi!"
"Maksud lu Tere?"
"Iya! Yang mana lagi coba?"
"Kenapa?"
"Cembukur gara-gara gua deket sama Deny!"
"Jadi lo beneran lagi deket sama Deny?"
"Gak juga. Karena gue sering keliatan bareng sama dia aja."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Shoey Ahmad
Nindya lucu yaaaa...
2020-12-27
0
W.O.
mulai seru nih
2020-05-08
2
Ghaly
ikan teri di asinin,waduh cocok banget ma cabe cabean🤣🤣🤣
2020-04-16
3