Mikael telah tiba di dalam ruangannya, sedari tadi dia terus memegang map plastik putih bening yang kini di lihatnya lalu menyeruput kopi di atas mejanya.
Tok tok tok
"Masuk." Ujar Mikael.
Tidak menunggu lama terdengar seseorang membuka pintu ruangannya dan terlihat Gladys yang melangkah masuk sambil membawa sebuah buku.
"Permisi Pak, saya ingin memberitahukan jadwal Bapak hari ini." Ujar Gladys
"Jadwal saya hari ini kamu gak usah bacakan, taruh saja di atas meja. Saya akan membacanya nanti. Sekarang kamu baca ini." Ujar Mikael lalu memberikan map putih bening yang sedari tadi di pegangnya.
Gladys lalu mengambilnya dan mengelurkan selembar kertas dari map bening itu yang bertuliskan Kontrak Perjanjian.
"Kontrak perjanjian apa ini Pak Mika?" Tanya Gladys bingung.
"Kontrak perjanjian kalau kamu setuju menjadi pacar pura-pura saya." Jawab Mikael.
Gladys terkejut mendengar jawaban Mikael.
"Apa kontrak seperti ini di butuhkan?" Tanya Gladys lagi.
"Kamu baca aja dulu. Gak usah protes." Ujar Mikael yang mulai geram kepada Gladys.
Gladys menuruti perkataan Mikael.
Kontrak Perjanjian Pacaran antara Mikael Winjaya sebagai pihak pertama dan Gladys Santoso sebagai pihak kedua.
Poin (1)
Pihak kedua harus menjadi pacar pihak pertama selama 6 bulan dan Jika terjadi sesuatu yang mengharuskan memperpanjang masa kontrak maka pihak kedua harus menyetujui, masa waktu di tentukan oleh pihak pertama.
Poin (2)
Selama masa kontrak pihak kedua mendapat keuntungan berupa uang sebesar 100 kali lipat dari gaji menjadi asisten CEO plus bonus (Tergantung dari kinerja dan kerjasama selama menjalankan masa kontrak)
Poin (3)
Pihak kedua wajib dan selalu bersedia jika pihak pertama meminta bantuan sebagai pacar dengan kata lain pihak kedua harus menuruti keinginan pihak pertama kapanpun.
Poin (4)
Tidak mencampuri urusan pribadi tanpa izin.
Poin (5)
Pihak kedua tidak boleh dekat dengan laki-laki lain.
Poin (6)
Jika pihak kedua melanggar perjanjian kesepakatan maka pihak pertama berhak meminta ganti rugi.
Sekian kontrak perjanjian ini.
"Saya tidak boleh dekat dengan laki-laki lain? Saya gak setuju. Bagaimana dengan Teddy, Kak Gilang dan laki-laki lainnya?" Protes Gladys.
"Kalau Teddy dan Gilang gak papa, tapi kalau dengan laki-laki lain harus seizin saya." Jawab Mikael dingin.
"Terus bagaimana dengan Leon? Tapi saya juga melakukannya inikan untuk dia. Semoga saja nanti gak jadi masalah dan saya bisa menjelaskannya pada Leon ketika dia sadar nanti." Ujar Gladys dalam hati.
"Ok. Tapi saya juga ingin menambahkan di dalam perjanjian itu. Tanpa seizin dari pihak kedua, kontak fisik hanya sebatas pegang tangan."
"Bagaimana jika nanti situasinya mengharuskan saya merangkul kamu atau yang lainnya?"
"Maka pihak kedua berhak mendapatkan ganti rugi."
"Ganti rugi?"
"Iya. Pihak pertama harus membayar lima ratus ribu"
"Ok"
Gladys lalu menulis tangan persyaratannya kedalam kontrak perjanjian.
"Sekarang kamu tanda tangan di kedua lembar kertas ini." Ujar Mikael. Dia memang membuat 2 lembar kontrak perjanjian dengan isi yang sama.
Setelah mereka berdua tanda tangan. Mikael memberikan selembar kontrak perjanjian pada Gladys.
"Satu lagi. Perjanjian kita ini jangan sampai diketahui oleh orang lain. Saya tidak ingin nanti orang tua saya mengetahuinya atau perjanjian kita ini batal. Kamu mengerti?" jelas Mikael.
"Saya mengerti Pak Mika." Jawab Gladys lalu melangkah keluar dari ruangan CEO.
Dia kembali ke meja kerjanya lalu menyandarkan badannya di kursisambil melihat kontrak perjanjiannya dengan Mikael.
"Mudah-mudahan keputusan yang saya buat ini sudah benar." Ujar Gladys dalam hati.
"Kertas apa itu Dys?" Tanya Teddy yang sedari tadi memperhatikan Gladys.
Pertanyaan Teddy membuat Gladys langsung tersadar dari lamunannya, dia buru-buru melipat kertas itu dan menyimpannya dalam tas.
Teddy yang melihat tingkah teman kerjanya membuatnya semakin penasaran.
"Kamu nyembunyiin apaan? Tadi sempat kebaca tulisan kontrak perjanjian. Kontrak perjanjian dengan siapa?" Tanya Teddy curiga.
"Kamu salah baca, bukan.... Bukan kontrak perjanjian kok. Ini... ini... Adalah surat biasa aja antar perempuan. Iya benar surat biasa aja antar perempuan " Ujar Gladys gugup.
"Benarkah?" Tanya Teddy yang tidak yakin dengan jawaban Gladys.
"Iya benar." Jawab Gladys berusaha meyakinkan Teddy.
"Dys katanya ada warung soto ayam baru buka loh dekat kantor. Kamu mau gak makan siang di sana nanti?" Tanya Mira yang baru saja datang ke meja kerja Gladys.
"Boleh. Saya aja yang traktir." Jawab Gladys.
"Siip." Ujar Mira yang merasa senang karena akan di traktir Gladys.
"Saya juga ingin ikut. Boleh nggak?" Tanya Teddy.
"Gak. Bye" Jawab Mira lalu melangkah kembali kr meja kerjanya..
Gladys tersenyum melihat tingkah Mira yang langsung melarang Teddy ikut dengan mereka.
Teddy langsung memasang eskpresi cemberut.
"Tuh anak kenapa sih?" Tanya Teddy yang masih melihat ke arah Mira.
"Gak tau tuh anak kenapa. Lain kali saya traktir kamu makan soto ayam. Gimana?" Ujar Gladys yang menghibur Teddy.
"Ok" Ujar Teddy.
Mereka kembali fokus pada kerjaan mereka.
"Gladys kamu buat proposal ini." Ujar Teddy sambil memberikan Gladys dokumen.
"Yang bagian ini gimana?" Yanya Gladys.
***
Gladys melihat ke jam tangan yang di pakainya yng menunjukkan pukul 12.00. Segera Gladys merapikan dokumen-dokumen yang masih berantakan di atas meja kerjanya lalu masuk ke dalam ruang CEO.
Tok tok tok.
Setelah di persilahkan Gladys masu ke dalam ruangan.
"Permisi Pak Mika. Bapak ingin makan siang apa?" Tanya Gladys.
"Mie goreng jawa saja, minumnya es teh." Jawab Mikael yang masih fokus pada laptop di depannya.
"Baik Pak" Ujar Gladys.
Gladys lalu melangkah keluar ruangan.
"Teddy kamu gak makan siang?" Tanya Gladys yang masih melihat Teddy bekerja.
"Kamu udah mau pergi?" Tanya Gladys.
"Iya. Sekalian beliin mie goreng dan es teh buat pak Mika." Jawab Gladys sembari mengambil dompetnya.
"Biar saya saja yang beli. Saya juga lagi pengen makan mie goreng."
Mereka lalu ke ruang manajer memanggil Mira.
"Yuk." Ajak Gladys.
"Kamu ikut makan soto ayam?" Tanya Mira yang melihat Teddy berada di samping Gladys.
"Gak." Jawab Teddy ketus.
Gladys kembali tersenyum melihat Teddy yang membalas Mira.
Mereka lalu masuk ke dalam lift untuk menuju ke warung. Mereka berpisah di perempatan dekat kantor.
Gladys dan Mira ke warung soto ayam sedangkan Teddy ke warung yang menjual mie goreng.
Setibanya di warung soto ayam, mereka langsung memesan soto ayam dan duduk di sudut ruang.
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Anita Jenius
Hadir kak..
10 like buatmu.
Mari kita saling dukung.
Semangat up terus ya..
2021-03-11
1
Annisa Nada Julianti
semangat upnya
2021-01-10
1
Annisa Nada Julianti
semangat up nya
2021-01-10
1