Gladys menendang kaleng kosong yang tepat di depan kakinya dengan perasaan murung. Dia sedang berjalan kaki menuju ke apertemennya, setelah menyuruh ojol untuk menurunkannya di minimarket dekat apertemen
"Baru 1 hari kerja, sudah terancam di pecat." Keluh Gladys dalam hati.
Gladys mengambil sebungkus roti isi yang tadi dia beli di minimarket lalu memakannya.
Gladys telah sampai di apertemennya, dia menyimpan tas di sofa dan menaruh belanjaanya di lemari penyimpanan.
Kira-kira kapan saya bisa bertemu lagi dengan Leon? Pikir Gladys.
Dia lalu mengambil hp nya yang masih berada di dalam tasnya dan menelpon seseorang.
"Halo Kak Lea, saya gak ganggu kak Lea kan?" Tanya Gladys.
"Gak kok. Ada apa?"
"Saya rindu Leon, apa besok saya bisa bertemu dengannya?"
"Sepertinya untuk minggu-minggu ini gak bisa. Saya akan pergi keluar kota besok jadi otomatis mama akan selalu berada di rumah sakit." Jelas Lea
"Apa boleh buat, saya akan tunggu Kak Lea balik baru bertemu dengan Leon. Oh iya Kak Lea saya sudah dapat kerjaan, hari ini hari pertama saya kerja."
"Baguslah kalau begitu. Gladys sudah dulu yah, soalnya saya lagi beres-beres pakaian untuk berangkat besok. Bye."
"Bye kak Lea. Hati-hati yah."
Panggilan telepon terputus.
***
Gladys telah selesai bersiap untuk berangkat ke kantor, dia juga telah memesan ojol untuk megantarnya ke kantor.
Setibanya di kantor, Gladys langsung menuju ke lift. Setelah pintu lift terbuka Gladys melangkah masuk bersama dengan beberapa karyawan lainnya. Namun tiba-tiba saja Mikael telah berdiri di depan lift membuat semua karyawan yang telah berada di dalam lift keluar dan mereka mempersilahkan Mikael untuk masuk lift.
"Apa saya harus keluar juga? tapi kan saya satu lantai dengan dia. Sudahlah dari pada di pecat." Ujar Gladys dalam hati.
"Kamu mau kemana?" Tanya Mikael yang melihat Gladys hendak keluar dari lift.
"Saya akan memakai lift..."
Belum selesai Gladys menyelesaikan kalimatnya ucapannya sudah di potong Mikael.
"Kita berada di lantai yang sama kan. Untuk apa kamu keluar?" Tanya Mikael dingin.
"Saya tidak jadi keluar Pak." Ujar Gladys sambil menundukkan kepalanya.
Gladys lalu memecet tombol di samping pintu lift yang bertuliskan angka 25.
"Saya mau kamu ke devisi keuangan minta ke mereka laporan pemasukan dan pengeluaran perusahaan lengkap dengan bukti-bukti transaksinya selama 1 tahun terakhir." Perintah Mikael.
"Baik Pak."
Mereka telah sampai di lantai 25.
Mikael telah keluar dari lift begitupun dengan Gladys yang mengikuti Mikael dari belakang. Karyawan yang melihat kedatangan Mikael memberi hormat.
"Oh iya sebelum kamu ke devisi keuangan, saya ingin tau jadwal saya hari ini."
"Baik Pak."
Mikael telah masuk ke dalam ruangannya sementara Gladys menuju ke mejanya untuk mengambil jadwal Mikael hari ini lalu masuk ke dalam ruang CEO.
"Permisi Pak, saya ingin memberitahukan jadwal bapak hari ini." Ujar Gladys sambil membawa buku yang berisikan jadwal Mikael.
"Tunggu, saya ingin kamu besok dan seterusnya selama kamu bekerja di perusahaan ini datang lebih awal dari saya dan tanya kepada Teddy apa yang harus kamu lakukan sebelum saya datang."
"Baik Pak. Jadwal bapak hari ini jam 09.00 nanti bapak ada rapat dengan pihak asuaransi Bu Vio, jam 11.00 kunjungam ke proyek pembangunan rumah sakit, jam 02.00 pengecekan material bersama Pak Aaron setelah itu rapat dengan Pak Aaron." Ujar Gladys
"Batalkan semua jadwal saya hari ini dan jadwalkan ulang di hari-hari berikutnya."
"Baik Pak. Apa masih ada lagi yang bapak perlu?" Tanya Gladys.
"Rapat dengan Bu Vio kamu jadwalkan ulang di hari senin. Kamu bisa kembali bekerja."
"Baik pak. Saya pamit."
Gladys melangkah keluar dari ruang CEO dan dia masih belum melihat Teddy.
"Teddy kemana? Apa dia gak masuk kerja hari ini." Gumam Gladys.
Dia lalu menyimpan buku jadwal Mikael lalu pergi ke devisi keuangan sesuai perintah Mikael.
Sesampainya di ruang keuangan, Gladys langsung menuju ke ruangan kepala devisi keuangan.
"Permisi Bu Yuni, saya di perintahkan pak Mika untuk mengambil laporan pengeluaran dan pemasukan perusahaan lengkap dengan bukti-bukti transaksi selama 1 tahun terakhir" ujar Gladys.
"Tunggu sebentar saya akan menyuruh sekretaris saya untuk membawanya" ujar Bu Yuni.
Bu Yuni menelpon sekretarisnya untuk membawa dokumen-dokumen yang di minta Gladys. Tidak menunggu lama dokumen-dokumen itu telah berada di tangan Gladys dan pamit kepada Bu Yuni.
Saat Gladys keluar dari ruangan Bu Yuni, dia melihat seseorang yang sedari tadi terus memperhatikannya dengan ekspresi ketakutan dan panik sejak dia masuk ke ruang keuangan.
"Apa wajah saya ada sesuatu yah yang membuatnya ketakutan, tapi tadi pagi saya make up seperti biasa kok, gak over. Natural-natural aja." Ujar Gladys dalam hati sambil membawa setumpuk dokumen.
Gladys telah kembali ke mejanya.
Mira yang melihat Gladys membawa setumpuk dokumen berniat membantunya. Tapi di tolak oleh Gladys.
"Mira di wajah saya memangnya ada sesuatu yang menakutkan atau aneh gitu?"
"Gak ada yang aneh."
"*Tuh kan gak ada yang aneh*." Ujar Gladys dalam hati
Dia lalu melangkah ke ruangan CEO sambil memikirkan orang yang tadi melihatnya dengan ekspresi ketakutan.
"Permisi Pak, ini dokumen-dokumen yang bapak minta." Ujar Gladys.
"Letakkan saja di meja itu." Ujar Mikael sambil menunjuk ke meja di ruang tamu dalam ruangannya.
Gladys menuruti perintah Mikael lalu pamit kembali ke mejanya. Dia melihat Teddy yang baru saja datang.
"Ted, Pak Mika ingin membatalkan semua jadwalnya hari ini. Kamu ada nomor telepon Bu Vio dan kepala proyek?" Tanya Gladys
"Ada di laci meja pertama." Ujar Teddy sambil berlalu, dia masuk ke dalam ruang CEO.
"Hai Gladys." Sapa Gilang yang baru saja datang.
"Hai Kak Gilang." Valas Gladys.
"Saya masuk dulu yah."
"Iya kak."
"Hari ini kok Teddy keknya sibuk banget, kak Gilang juga." Ujar Gladys dalam hati. Dia lalu melanjutkan tugasnya membatalkan jadwal Mikael dan membuat janji ulang.
***
"Dys makan siang bersama yuk?" Tanya Mira.
"Ok. Tunggu bentar. Yang lain mana?" Ujar Gladys yang merapikan mejanya.
"Mereka udah duluan." Jawab Mira.
Mereka berdua berjalan bersama menuju ke kantin perusahaan.
Setibanya, Mira mencari keberadaan Anton, Kirana dan Vicky.
Vicky yang lebih dulu melihat mereka mengangkat tangannya.
"Itu mereka Ra." Ujar Gladys
Mira dan Gladys menghampiri mereka.
"Kalian udah pesen makanan?" Tanya Mira
"sudah, kamu pesan gih." Jawab Kirana.
Mira dan Gladys pergi memesan makanan.
"Ra kamu mau saya traktir di kantin perusahaan atau di luar aja nanti?" Tanya Gladys yang tidak lupa dengan janjinya.
"Di luar aja deh. Kalau di kanton perusahaan mah kemuarahan."
"Idih mau morotin nih anak." Canda Gladys
Mira tertawa mendengar perkataan Gladys.
Tidak menunggu lama pesanan merek telah tersaji.
"Kalian tau gak di devisi keuangan ada orang yang melakukan korupsi?" Tanya Anton.
"Siapa?" Tanya Vicky yang terkejut mendengarnya begitupun dengan yang lainnya.
"Kalau soal itu saya gak tau." Jawab Anton.
"Jangan-jangan hanya gosip kali." Ujar Kirana.
Gladys memikirkan orang yang tadi di lihatnya di devisi keuangan dengan ekspresi ketakutan. Apa orang yang melihat saya tadi itu yang melakukan ..... Ah tidak tidak. Jangan pikirkan macam-macam. Pikir Gladys
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
gladys polos euy🤭
2021-05-19
1
Dea Relita
aku datang membawa dukungan semangat selalu akak
2021-04-01
1