Mikael lalu melangkah menuju ke arah lift, dia berharap Gladys mengikutinya dari belakang setelah apa yang di katakannya. Namun saat Mikael berbalik orang yang diharapkan tidak ada.
"Nih anak benar-benar kepala batu yah. Dia minta sakit apa?" Batin Mikael, geram. Dia kembali ke loby hotel dan mendapati Gladys duduk di kursi panjang terbuat dari anyaman rotan sambil menyenderkan kepalanya menggunakan tangan kanannya di atas sandaran tangan kursi.
"Kamu serius ingin tidur di sini?" Tanya Mikael geram.
Bukannya mendapat jawaban, Gladys hanya diam saja pada posisinya.
"Gladys." Panggil Mikael, tetap tidak ada jawaban dari Gladys.
Mikael memutuskan ke reseptionis
"Permisi Mbak, toko yang menjual pakaian di sekitar sini dimana yah?" Tanya Mikael.
"Kebetulan hotel kami menjual pakaian tapi pakaian couple, karena pelanggan kami banyak dari pasangan yang berbulan madu."
Dengan terpaksa Mikael membeli pakaian couple yang di jual pihak hotel, karena tidak mungkin juga dia keluar untuk membeli pakaian di cuaca hujan begini. Dia lalu menghampiri Gladys.
"Gladys." Panggil Mikael.
"Iya Pak Mika." Jawab Gladys lesu.
"Wajah kamu kok pucat gitu." Ujar Mikael lalu menempelkan telapak tangannya di dahi Gladys yang terasa hangat.
Mikael lalu menggendong Gladys dan menuju ke kamar hotel yang telah di pesannya.
"Pak Mika saya masih bisa jalan sendiri kok." Ujar Gladys dengan suara pelan.
"Kamu ini udah demam gini, masih kepala batu juga"
Gladys sebenarnya tidak ingin di gendong Mikael tapi dia sudah tidak memiliki tenaga lagi untuk membantah Mikael dan menolaknya.
Sesampainya di kamar Mikael mendudukkan Gladys di salah satu sofa empuk.
"Pakaian kamu basah semua, kamu masih sanggup gak ganti pakaian sendiri? atau mau saya panggilkan pelayan perempuan hotel untuk membantu kamu ganti pakaian?" tanya Mikael.
"Gak Pak, gak usah. Saya masih sanggup kok buat berdiri." Ujar Gladys.
Gladys berusaha untuk berdiri dari sofa tapi seketika itu juga seluruh tubuhnya serasa tidak memiliki tenaga sama sekali dan pandangannya menjadi gelap.
***
"Gladys bangun, kamu harus minum obat dulu." Ujar Mikael.
Gladys yang mendengar namanya di panggil setengah tersadar membuka mata yang terasa berat. Samar-samar dia melihat seorang laki-laki yang menghampirinya sambil membawa segelas air. Dia lalu tersenyum pada laki-laki yang dilihatnya.
"Akhirnya saya bisa melihat kamu lagi, saya benar-benar rindu sama kamu." Ujar Gladys yang mengira Mikael adalah Leon.
"Saya gak tau siapa orang yang kamu maksud tapi yang jelas saya bukan orang itu. Sekarang kamu minum obat dulu." Ujar Mikael lalu membantu Gladys untuk duduk. Dia menyandarkan Gladys ke dadanya dan membantunya untuk minum obat.
Dengan sangat hati-hati Mikael kembali membantu Gladys berbaring lalu menyelimuti seluruh tubuhnya hingga menyisahkan kepala Gladys.
Mikael lalu menatap Gladys yang tertidur lelap dan membuat segaris senyum di bibirnya.
***
Keesokannya
Gladys terbangun dari tidurnya, dia melihat sekeliling ruangan yang terasa asing.
"Dimana ini?" Tanya Gladys dalam hati.
Dari kejadian semalam yang terakhir Gladys ingat, dia akan berganti pakaian lalu semua pandangannya menjadi gelap dan dia sudah mengingat apa yang terjadi selanjutnya.
Buru-buru Gladys melihat ke dalam selimut dan pakaiannya sudah berbeda dari yang dikenakannya kemarin.
"Tunggu, siapa yang mengganti pakaian saya? Tidak mungkin pak Mika kan? Gak gak gak mungkin." Gumam Gladys panik.
Tok tok tok.
Gladys yang mendengar suara pintu yang di ketuk, buru-buru bangun dari tempat tidur dan membuka pintu kamar hotel.
"Selamat pagi Mbak, saya ingin mengantarkan sarapan pagi." Ujar pelayan wanita sambil membawa sepiring nasi kuning berserta lauknya dan segelas teh.
"Terimakasih." Ujar Gladys lalu mengambil menu makanan yang di bawa pelayan wanita hotel. Gladys sebenarnya ingin menanyakan siapa yang mengganti pakaiannya semalam tapi dia juga merasa malu.
Bagaimana jika pak Mika tidak menyuruh pelayan wanita hotel yang menggantinya atau pak Mika sendiri yang menggantinya. pikir Gladys.
Gladys membawa menu makanannya ke meja yang terletak dekat jendela. Dia benar-benar tidak nafsu makan sekarang dan terus memikirkan siapa yang mengganti pakaiannya semalam.
"Tunggu dulu, Pak Mika sekarang dimana? Apa dia ninggalin saya?" Gumam Gladys,
Tanpa sengaja Gladys melihat sebuah memo yang terletak di meja Tv, dia lalu mengambil memo itu.
Saya ada urusan mendadak dan harus kembali ke kota secepatnya. Kamu jangan kemana-mana, sebentar lagi akan ada orang yang menjemput kamu.
^^^Mikael^^^
Gladys yang membaca memo yang ditinggalkan Mikael untuknya langsung menyobek memo itu dan membuangnya ke tempat sampah.
"Apa-apaan si Boss sok perfect itu main ninggalin gitu aja. Lihat aja kalau ketemu nanti, saya akan bikin perhitungan sama dia." Gumam Gladys, dia merasa sangat kesal pada Mikael.
Tok tok tok
Gladys lalu melangkah ke pintu kamar hotel dan membukanya.
"Teddy." Ujar Gladys yang kaget dengan keberadaan Teddy.
"Saya di suruh Boss untuk menjemput kamu." Ujar Teddy sambil melangkah masuk ke kamar hotel.
"Memangnya Boss ada urusan apa sih, sampai dia main ninggalin begitu aja?" Tanya Gladys
"Entahlah, saya hanya diperintahkan untuk menjemput kamu. Oh iya dompet kamu saya simpan di laci meja kerja kamu." Ujar Teddy lalu melihat sepiring nasi kuning diatas meja yang tidak tersentuh sama sekali. " Makanan enak kok di anggurin sih Dys? Boleh buat saya gak? Kebetulan belum sarapan." Tanya Teddy
"Thank you. makan aja." Jawab Gladys.
Setelah Teddy selesai makan. Mereka turun ke loby, seorang pelayan hotel menghampiri mereka dan memberikan paper bag berisikan pakaian yang dipakai Gladys dan Mikael kemarin yang telah di laundry.
Mereka masuk ke dalam mobil merah milik Teddy. Kini mobil Teddy telah melaju ke jalan raya.
"Ted hari ini kan hari sabtu tapi kok kamu masih mau di perintah sama Pak Mika?" Tanya Galdys penasaran.
"Ini bukan perintah kok. Pak Mika minta tolong ke saya untuk menjemput kamu dan kebetulan saya lagi gak ada kerjaan dirumah, so why don't i help him?" Jelas Teddy. "Bay the way, kamu dan Pak Mika ada hubungan apa sih?" Tanyanya.
"Gak ada. Hanya sebatas Boss dan bawahan. kemarin itu..." Jawab Gladys. Dia lalu menceritakan pada Teddy apa yang terjadi padanya dan Mikael kemarin.
.
.
.
Bersambung...
Mohon dukung author yah, biar aurthor juga semangat nulisnya. Klik like, beri komentar. Kalau suka klik favorite dan jangan lupa vote, hehehe....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Priyani
masih menikmati, belum bisa banyak komen ya, Thor🙏🙏🙏🙏
2021-03-10
1