Sesampainya di kos, Kirana merebahkan badan di kasur yang lumayan empuk.
"Malas mau mandi" katanya dalam hati
Dia mengingat kejadian tadi sore saat CEO menghukumnya hanya karena masalah sepele, membuat suasana hatinya menjadi buruk.
Dan ponselnya berdering
Kring... Kring... Kring...
"Hai Kirana, bagaimana lu hari ini. Masih semangat kerja kan" tanya Tita
"Hah, sial gue hari ini" jawab Kirana seraya menceritakan kejadian tadi sore
"Hah ? serius lu di hukum. Tumben sekali CEO angkuh mau berhubungan langsung dengan bawahan, biasanya Pak Steven kalau tidak suka dengan bawahan bilang nya lewat Pak Diki asisten nya. Wah hebat lu Kirana bisa buat Pak Steven ngajakin bicara lu. Gue saja yang sudah dua tahun bekerja di Putra Cemerlang Grup belum pernah berbicara langsung dengan beliau" jawab Tita kaget sekaligus kagum
"Iya, tapi nggak begitu juga kali situasinya. Dia nge hukum aku seperti anak sekolah. Untung tidak ada staff lain. Kan malu" jawab Kirana kesal
Stelah mengobrol mereka menutup telepon dan Kirana berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, lalu tidur.
Apartemen
Nova masih saja menceritakan ke seharian nya di Jerman, tapi nampak Steven tersenyum kecil dan masih memejamkan mata
"Sayang, kenapa kamu senyum senyum. Kan aku nggak cerita lucu" tanya Nova
Steven tak menjawab , dan tanpa terasa dia tidur terlelap.
Nova hanya menatapnya, tidak berani menyentuh nya. Karena dulu pernah dia mencoba menggoda nya tetapi Steven menolak nya dengan kasar. Entah mengapa setelah kejadian perselingkuhan Nova dengan Anton , Steven lebih banyak diam. Hari nya hanya sibuk dengan pekerjaan.
Ke esok an hari nya, waktu menunjukan pukul tujuh pagi. Kirana bersiap berangkat kerja, sampai di halte bus dia sedikit panik karena jam sudah menunjukan 07.15 menit.
Akhirnya bus sampai di halte dekat kantor tepat pukul 07:45 , Kirana berlari kecil menuju pintu utama gedung. Dia berharap tidak bertemu lagi dengan Steven. Tapi doa nya tidak di dengar.
Dia melihat mobil yang biasa di pakai Steven ke kantor, baru saja melintas di samping nya dan berhenti di depan pintu utama gedung. Dan tidak bisa menolak tatapan Kirana tertuju pada mobil itu, dan ketika pintu dibuka oleh Diki lalu keluar lah Steven. Seketika Kirana berjalan lebih cepat dan menunduk kan kepala dengan perasaan takut.
Tetapi tidak dengan Steven, dia semakin menikmati ketakutan Kirana. Menatapnya dan tersenyum. Diki yang melihat ekspresinya sudah paham apa yang di pikirkan Steven.
Kirana menuju ruangan OB dan mempercepat mengerjakan bagian nya seperti biasa.
"Diki, pesankan aku teh hangat" ucap Steven
"Baik Pak, segera" jawab Diki
sepuluh menit kemudian teh yang dipesan datang, tapi kali ini bukan Kirana yang mengantar melainkan OB lain.
Dengan cepat Steven melihat cctv seluruh ruangan, ternyata Kirana sedang mempersiapkan minuman di ruang meeting.
Tiba tiba
"Diki, bawa semua berkas yang di perlukan ke ruang meeting sekarang" ucap Steven seraya berjalan dengan cepat menuju ruang meeting. Padahal meeting masih satu jam lagi, sekarang baru jam sembilan.
Tanpa mengetuk pintu Steven langsung masuk di ikuti Diki, dan...
Brakk... ! pintu tertutup keras. Membuat Kirana kaget, dan Steven langsung melangkah menuju kursi utama di ikuti Diki
"Dasar tidak tahu sopan santun, kan bisa ketuk pintu dulu. Buat aku jantungan saja" gerutu Kirana dalam hati
Kirana melihat wajah Steven dengan kesal , tetapi Steven tampak senang dan menyukainya.
"Sekarang aku balas kamu membuatku kaget kemarin, kita satu sama" gumam Steven dalam hati
Diki yang terus memperhatikan tingkah konyol Steven, ikut tersenyum dan mengerti.
Tak lama pekerjaan Kirana selesai
"Permisi, Pak" ucap Kirana
"Hmmm.." jawab Steven
Diki yang melihat adegan itu ikut senang, pasal nya Steven tidak pernah menjawab staff yang tidak penting apalagi itu seorang OB
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Sweet Girl
sama jahilnya
2021-07-21
1
Beci Luna
gemes....Kirana ttp sopan...bawalah dirimu sebagai perempuan yg baik.
2021-04-22
1
Heny Ekawati
yey udah mulai ada ada rasa tuh ceo
2021-02-16
2