Apartemen

Sesampainya di apartemen, Nova melangkah naik meninggalkan Diki yang kemudian melajukan mobilnya kembali pulang.

Nova melangkah naik ke lantai 21 dimana Steven tinggal. Dilantai tersebut hanya ada 2 kamar mewah, yang sepertinya kamar lain masih tidak berpenghuni.

tut.. tut.. tut... bunyi kode pintu masuk dan pintu terbuka

"Steven tidak pernah mengganti kode nya" gumam Nova dalam hati dan senang

Dan Nova mulai melangkahkan kakinya memasuki ruangan, meletakkan kan koper nya dan duduk di sofa

"Dia tidak pernah mengganti apa pun, foto kita masih ada. Dia masih cinta ternyata, meskipun aku pernah..." belum selesai Nova bicara tiba tiba pintu terbuka. Tampak Steven memasuki ruangan.

"Hei sayang, aku menunggu mu lama di sini. Kenapa bukan kamu yang jemput. Kenapa Diki asisten kamu yang jemput aku" ucap Nova seraya manja di dekat lengan Steven

"Nggak usah manja, masih baik ada yang jemput dari pada kamu naik taxi" jawab Steven datar

"Bagaimana penerbangannya" tanya Steven seraya membuka jas dan berjalan menuju kamar, Nova mengikuti dari belakang dan..

Brakk...! Steven menutup pintu kamar sebelum Nova berhasil masuk mengikutinya

"Sayang, kenapa ditutup. Aku mau masuk" teriak Nova dan mengetuk pintu beberapa kali.

Tanpa memperdulikan Nova, Steven melepas baju yang di kenakan nya dan masuk ke kamar mandi..

Tak lama suara Nova menghilang, tidak ada lagi ketuk an pintu dari luar kamar.

Di dalam bathub Steven mulai memejamkan mata, entah mengapa dia teringat wajah kesal gadis itu. Ya, siapa lagi kalau bukan Kirana. Dan Steven selalu tersenyum hingga tertawa kecil ketika mengingat dia menghukumnya berdiri tadi sore di ruangannya.

Tak lama terdengar lagi ketuk an pintu, kali ini semakin keras

Dor.. Dor.. Dor..

"Sayang, mau berapa jam kamu di dalam" teriak Nova yang semakin kesal

Steven membuka mata, teriak an Nova membuyarkan ingatan nya tentang Kirana.

Bergegas Steven keluar dari kamar mandi dan mengeringkan tubuhnya dengan handuk, dia memakai baju tipis sehingga terlihat dada bidang nya dan celana pendek memperlihatkan bulu pada kaki nya yang jenjang.

Steven memang sangat tampan, sangat baik, penyayang. CEO dengan usia yang tergolong matang untuk menikah. Tapi sayang, hubungannya dengan Nova tidak berjalan baik.

Ceklekk.. Steven membuka pintu

"Ada apa, tidak usah teriak. Aku belum tuli" ucap Steven sambil berjalan menuju meja makan

"Aku kemari untuk menemui mu, kenapa kamu tidak mengijinkan aku masuk kamar. Apa yang kamu sembunyikan" tanya Nova memaksa

"Sebelum kamu menuduh, berkaca dulu pada dirimu" jawab Steven. Nova terdiam

"Mana makan malam ku, apa kamu nggak bisa masak" tanya Steven

"Kamu kan tahu aku nggak bisa memasak, kita pesan online saja ya" kata Nova seraya melihat menu makanan yang bisa di order lewat aplikasi online

"Tidak perlu, aku sudah nggak lapar" jawab Steven

"Kalau kamu sudah selesai , kamu boleh pulang. Aku mau tidur, banyak kerjaan besok" ucap Steven seraya melangkahkan kaki nya menuju kamar

"Lho, sayang aku kan mau tidur di sini menemanimu" ucap Nova manja sambil mengikuti Steven

"Terserah.." jawab Steven sambil menuju tempat tidur dan mulai memejamkan mata

"Sayang, kenapa kamu tidak tanya apa aktifitas ku di Jerman" tanya Nova sambil berbaring di samping Steven

Tanpa mendengarkan Nova bertanya dan bercerita kehidupannya di Jerman, Steven memejamkan mata dan entah mengapa dia selalu teringat kejadian tadi sore saat dia menghukum Kirana.

Steven tidak perlu bertanya, karena dia sudah menyuruh seseorang untuk tinggal di Jerman memantau aktifitas Nova.

Ya, Nova tidak berubah. Setahun setelah mereka memutuskan untuk pacaran Nova mengkhianatinya, dia menjalin hubungan dengan laki laki teman sekolah Steven. Saat itu Steven sangat mencintai Nova, sehingga dia memaafkan Nova. Tetapi kembali Steven ragu setelah Nova memutuskan tinggal di Jerman, karena laki laki yang pernah berselingkuh dengan Nova juga pindah ke Jerman.

Nama nya Anton, dia teman SMA Steven. Tak kalah ganteng dan kaya, Nova selalu tidak puas dengan apa yang dimiliki Steven. Selalu ingin lebih dan lebih.