Bab 13 Shock!

Vara melambaikan tangannya ketika melihat motor yang dikendarai Daria berhenti di ujung jalan, yang artinya Daria melewati rumahnya.

"Rumah lo susah dicari," sungut Daria.

"Harusnya kita datang sore aja, kan belum gelap jadinya masih enak dicari," sahut Rakhma yang sama-sama kesal.

"Jadi, salah siapa nih?" tanya Vara yang dengan sengaja memancing emosi kedua temannya.

"Salah gue sama Rakhma, puas?!" sahut Daria.

Vara sontak tertawa. "Udah ah, ayok masuk. Sampai kapan mau di gerbang?"

"Buat teh ya? Gue pengen yang anget manis gitu," pinta Rakhma.

Vara berdecak kesal, dengan sengaja dia berkata, "Tamu banyak maunya ya kayak gini nih. Bawaan aja kagak dibawa, pengen disuguhin."

"Tamu adalah Raja."

"Pret ah. Itu mah kalau tamu yang tau diri. Nah, kalau kayak kalian berdua gini gue gak yakin."

"Asem lo."

"Hayuklah, masuk. Capek berdiri mulu,"  sahut Daria.

Vara membuka lebar gerbang rumahnya, kemudian berjalan mengikuti Daria dan Rakhma yang masuk dengan membawa motor.

Setelah melepas helm masing-masing, Rakhma menunjuk sebuah mobil hitam yang juga terparkir di bagasi.

"Mobil siapa?" tanya Rakhma, "setau gue lo belum punya mobil. Mobil orang tua lo juga bukan kayak begini. Kelihatannya mahal ini mah."

"Kayaknya gak asing deh nih mobil," ucap Daria.

Rakhma mengangguk setuju. "Soalnya mobil yang begini kan gak sembarangan orang punya."

"Makanya gue langsung mikir, mobil siapa ini? Gak asing, kayak pernah liat tapi entah di mana."

"Mobil yang mahal begini mah nyantol banget di otak gue."

"Makanya gua penasaran, gue apal banget yang kayak gini."

"Mobil siapa, Var?"

Vara memandang kedua temannya bergantian, kemudian menjawab pelan, "Mobil suami gue."

Selama beberapa detik tak satu pun dari mereka yang bersuara. Vara pun sudah yakin akan mendapat respon semacam ini.

"Ngehalu," gumam Vara, "kalian pasti mau bilang itu kan?"

Rakhma dan Daria tertawa garing. Keduanya lantas menepuk-nepuk bahu Vara lantaran gemas sudah dibodohi.

"Udahlah, percuma gue jelasin. Ayo masuk aja."

Dalam perjalanan menuju pintu rumah yang sebenarnya tidak jauh, hanya saja ketiganya masih sempat mengobrol dan mengomentari apa pun yang mereka lihat di depan mata. Contohnya saat ini, mereka berhenti karena melihat salah satu bunga yang mekar di malam hari.

"Mamih gue nih ngoleksi bunga yang kayak gini. Tapi gue lupa namanya apa," ucap Daria.

"Bunda gue gak suka bunga yang begini, bunda gue sukanya bunga semacam daun-daun gitu lah. Jadi daunnya gede, panjang, lebar. Ada coraknya juga," sahut Rakhma.

"Di rumah gue gak ada satu pun bunga. Ada beberapa sih, tapi itu pun bukan bunga yang menarik mata, menurut gue. Soalnya mama gue gak suka bunga, lebih tepatnya alergi serbuk bunganya itu," ucap Vara.

"Nah, tapi kok di sini banyak bunga?"

Daria juga sependapat dengan menanyakan, "Ini rumah lo atau bukan sih? Kok banyak bunganya?"

"Gue jelasin kalian tetep gak akan percaya. Percuma aja, mending kalian tau sendiri," jawab Vara, "yang jelas gue udah nikah."

"Huss, jangan asal ngomong. Lo emangnya siap nikah muda?"

"Siap gak siap sih."

"Emang lo nikah sama siapa?"

"Laki-laki paling ganteng yang sering banget kita gosipin di kampus."

"Eh, berhubung lo ngomongin kampus, gue jadi keinget kalo mobil itu mirip banget sama punyanya Pak Agam. Nah, kebetulan banget ya?  Kita kan juga lagi ngebahas suami jadi-jadian lo itu," sahut Rakhma dengan semangat.

"Iya juga ya. Eh, Var, jangan-jangan lo nikah sama Pak Agam ya?"

Daria tertawa sendiri begitu pendapatnya disuarakan. Dia merasa aneh sendiri dengan kalimatnya, rasanya mustahil Vara mau menikah dengan dosen mereka yang sering mereka gosipkan.

"Pak Agam gimana kabarnya ya? Gue jadi keinget foto yang dia upload itu," ucap Rakhma, "dia beneran laki kan?"

"Laki-laki lah, buktinya dia punya pacar."

"Kalian gak penasaran siapa pacarnya?" sahut Vara.

"Emangnya lo tau?"

"Nih ya, gue jelasin. Dia itu bukan cuma punya pacar. Tapi juga punya istri."

"Maksudnya dia selingkuh?"

Vara menggaruk kepalanya dengan ekspresi bingung. "Bukan sih. Emang gue jelasinnya belibet ya?"

"Gak sih, cuma gue nangkapnya gitu."

"Gini deh. Jadi, dia itu pernah punya pacar tapi cuma sebentar karena gak lama dari itu dia lamar pacarnya. Dan sekarang dia udah beristri."

"Oh, gitu. Eh apa?!"

"Serius? Lo tau dari mana?" serobot Daria.

"Gue bahkan ada diacara pernikahan dia," jawab Vara dengan bangga.

"Lo tau istrinya juga?" tanya Rakhma.

"Kok lo bisa datang?" tanya Daria.

Vara mengibaskan kedua tangannya. "Aduh, pelan-pelan deh. Gue bingung harus jawab yang mana dulu."

"Jawab gue dulu."

Rakhma menggeleng. "Gak. Jawab pertanyaan gue dulu."

"Apa sih? Gantian kan bisa."

"Ngalah dong, Daria."

"Harusnya lo yang ngalah."

"Kok gue sih?"

"Ya terus siapa?"

"Biar gue aja yang jawab. Tapi kita masuk dulu yuk," sahut Vara.

Tidak mungkin juga Vara membiarkan kedua temannya ribut bahkan sebelum Vara sempat memberi kejutan. Vara yakin teman-temannya akan lebih ribut setelah mendapatkan kejutan luar biasa.

"Jawab dulu. Suami lo siapa dan istrinya Pak Agam siapa?"

"Pak Agam, dan gue," sahut Vara dengan santainya. Benarkan?

"Maksudnya?"

"Mau masuk gak sih?"

"Ya udah, ayok masuk."

Ketiganya masuk ke dalam rumah, meskipun begitu Daria dan Rakhma masih membahas tentang suami Vara dan istri dosen mereka.

"Duduk dulu. Gue mau buat teh buat tamu tercinta."

"Terima kasih, Mbak," balas Rakhma dengan senyumannya.

"Eh, menurut lo apa alasan Vara pindah rumah?"

"Menurut gue orang tuanya dia udah bosen di rumah yang lama, makanya mereka pindah ke sini."

"Banyak duit kali ya?"

"Rumahnya gede banget. Ini mah kayak rumah nenek gue yang di Yogyakarta. Isinya kan keluarga besar semua."

"Keren banget ini mah. Modern tau."

"Iya. Keren abis."

Masih sibuk mengagumi rumah Vara, mereka tersentak saat bel rumah berbunyi. Dengan malas-malasan Daria menuju pintu dan membukanya.

Hitungan detik teriakan membahana menggemparkan seisi rumah itu. Mata Daria melotot dan mulutnya terbuka lebar.

"Itu, mulut kamu ditutup dulu," ucap Agam.

Daria menggigit keras bibirnya, matanya berkaca-kaca hampir menangis.

"Ah!"

Teriakan lain berasal dari Rakhma yang baru saja muncul.

"Kalian kenapa teriak?"

Rakhma dan Daria bergeming. Mereka sempat memikirkan apa yang mereka lihat hanyalah halusinasi saja. Namun, bagaimana bisa mereka berhalusinasi secara bersamaan?

"Mas, udah datang?" tanya Vara tiba-tiba.

"Mas?" kaget Daria dan Rakhma bersamaan.

"Suami gue."

"Suami?" Dari dan Rakhma kembali mendapat kejutan.

Vara mengangguk. Kemudian dia mengambil alih kantong kresek dari tangan suaminya.

"Mas kenapa gak bawa mobil?"

"Cuma sebentar, repot kalau naik mobil, lagian jalan kaki juga bisa, " balas Agam.

"Aku pikir warung satenya udah tutup."

"Belum."

Vara tersenyum lebar. Dia memang meminta tolong Agam untuk membeli sate. Tiba-tiba saja malam ini dia ingin makan sate.

Fokus Vara beralih kepada Rakhma dan Daria. Kedua temannya itu sudah pucat pasi entah karena apa.

Terpopuler

Comments

Sri Mawardi

Sri Mawardi

critanya tu lucu

2021-02-10

4

kang komen:(:

kang komen:(:

berbadan dua kah?

2021-02-01

2

🖤리카𝘌𝘓𝘍98🖤

🖤리카𝘌𝘓𝘍98🖤

Jangan" vara udah hamil ya, kalo iya selamat buat vara dan agam🤗🤗


Buat sahabatnya vara selamat shock berjamaah🤣🤣🤣🤣

2021-01-31

7

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kejelekan Agam
2 Bab 2 Syarat
3 Bab 3 Makan Bersama
4 Bab 4 Dipingit
5 Bab 5 Mama Nangis
6 Bab 6 Kado Sasa
7 Bab 7 Foto Sakura
8 Bab 8 Kerja dan Bulan Madu
9 Bab 9 Geger
10 Bab 10 Canggung
11 Bab 11 Suami Gue
12 Bab 12 Publikasi
13 Bab 13 Shock!
14 Bab 14 Ngeri
15 Bab 15 Berat Ini Mah
16 Bab 16 Undangan
17 Bab 17 Shoping
18 Bab 18 Jumpa Mama
19 Bab 19 Ribut
20 Bab 20 Pasar Malam Dulu
21 Bab 21 Mas Agam...
22 Bab 22 Pacar Pak Agam
23 Bab 23 Rencana Pak Gandhi
24 Bab 24 Sabar, Vara
25 Bab 25 Kebaikan Kita Berdua
26 Bab 26 Istri Kedua Agam
27 Bab 27 Menurut Agam
28 Bab 28 Jujur, Mas
29 Bab 29 Gak Pernah
30 Bab 30 Akibat Kesiangan
31 Bab 31 Alasan Ngawur
32 Bab 32 Tercyduk
33 Bab 33 Menantu Papa
34 Bab 34 Belanja Dulu
35 Bab 35 Badai
36 Bab 36 Siapa Gue
37 Bab 37 Masalah dan Bobot Tubuh
38 Bab 38 Perceraian
39 Bab 39 Istri Agam
40 Bab 40 Genderuwo
41 Bab 41 Gugup
42 Bab 42 Modusnya Agam
43 Bab 43 Aku Pulang Sekarang
44 Bab 44 Sakit
45 Bab 45 Halim ya?
46 Bab 46 Telat Datang Bulan
47 Bab 47 Dear, Para Suami
48 Bab 48 Ultah Papa
49 Bab 49 Maunya Vara
50 Bab 50 On The Way
51 Bab 51 Vara Cucu Nenek
52 Bab 52 Pernikahan Vara
53 Bab 53 Reza Emosi!
54 Bab 54 Suami Ganteng
55 Bab 55 Suami Unik Suami Istimewa
56 Bab 56 Status
57 Bab 57 Insiden
58 Bab 58 Berdarah-darah
59 Bab 59 Kabar buruk
60 Bab 60 Tasyila
61 Bab 61 Tamu
62 Bab 62 Gangguan Jiwa
63 Bab 63 Perpustakaan Ajang Tinju
64 Bab 64 Insiden Lagi
65 Bab 65 Kesedihan Mendalam
66 Bab 66 Sesak di Dada
67 Bab 67 Mak Comblang
68 Bab 68 Si Kerdil
69 Bab 69 Cantik Siapa?!
70 Bab 70 Cemburu Boleh?
71 Bab 71 Agam Hilang
72 Bab 72 Cerita di Toko Pakaian
73 Bab 73 Dikuasai Emosi
74 Bab 74 Aksi Diam-diaman
75 Bab 75 Bukan Kamu!
76 Bab 76 Telepon
77 Bab 77 Agam Masak Dulu Ya
78 Bab 78 Taman Kuy
79 Bab 79 Dipanggil
80 Bab 80 Diadili
81 Bab 81 Bertubi-tubi
82 Bab 82 Gak Boleh Tau
83 Bab 83 Hasilnya
84 Bab 84 Tolong Saya
85 Bab Tak Sabar Rapat
86 Bab 86 Abiyan Klarifikasi
87 Bab 87 Drama Kampus
88 Bab 88 Menyayangi
89 Bab 89 Kelulusan
90 Bab 90 Happy
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1 Kejelekan Agam
2
Bab 2 Syarat
3
Bab 3 Makan Bersama
4
Bab 4 Dipingit
5
Bab 5 Mama Nangis
6
Bab 6 Kado Sasa
7
Bab 7 Foto Sakura
8
Bab 8 Kerja dan Bulan Madu
9
Bab 9 Geger
10
Bab 10 Canggung
11
Bab 11 Suami Gue
12
Bab 12 Publikasi
13
Bab 13 Shock!
14
Bab 14 Ngeri
15
Bab 15 Berat Ini Mah
16
Bab 16 Undangan
17
Bab 17 Shoping
18
Bab 18 Jumpa Mama
19
Bab 19 Ribut
20
Bab 20 Pasar Malam Dulu
21
Bab 21 Mas Agam...
22
Bab 22 Pacar Pak Agam
23
Bab 23 Rencana Pak Gandhi
24
Bab 24 Sabar, Vara
25
Bab 25 Kebaikan Kita Berdua
26
Bab 26 Istri Kedua Agam
27
Bab 27 Menurut Agam
28
Bab 28 Jujur, Mas
29
Bab 29 Gak Pernah
30
Bab 30 Akibat Kesiangan
31
Bab 31 Alasan Ngawur
32
Bab 32 Tercyduk
33
Bab 33 Menantu Papa
34
Bab 34 Belanja Dulu
35
Bab 35 Badai
36
Bab 36 Siapa Gue
37
Bab 37 Masalah dan Bobot Tubuh
38
Bab 38 Perceraian
39
Bab 39 Istri Agam
40
Bab 40 Genderuwo
41
Bab 41 Gugup
42
Bab 42 Modusnya Agam
43
Bab 43 Aku Pulang Sekarang
44
Bab 44 Sakit
45
Bab 45 Halim ya?
46
Bab 46 Telat Datang Bulan
47
Bab 47 Dear, Para Suami
48
Bab 48 Ultah Papa
49
Bab 49 Maunya Vara
50
Bab 50 On The Way
51
Bab 51 Vara Cucu Nenek
52
Bab 52 Pernikahan Vara
53
Bab 53 Reza Emosi!
54
Bab 54 Suami Ganteng
55
Bab 55 Suami Unik Suami Istimewa
56
Bab 56 Status
57
Bab 57 Insiden
58
Bab 58 Berdarah-darah
59
Bab 59 Kabar buruk
60
Bab 60 Tasyila
61
Bab 61 Tamu
62
Bab 62 Gangguan Jiwa
63
Bab 63 Perpustakaan Ajang Tinju
64
Bab 64 Insiden Lagi
65
Bab 65 Kesedihan Mendalam
66
Bab 66 Sesak di Dada
67
Bab 67 Mak Comblang
68
Bab 68 Si Kerdil
69
Bab 69 Cantik Siapa?!
70
Bab 70 Cemburu Boleh?
71
Bab 71 Agam Hilang
72
Bab 72 Cerita di Toko Pakaian
73
Bab 73 Dikuasai Emosi
74
Bab 74 Aksi Diam-diaman
75
Bab 75 Bukan Kamu!
76
Bab 76 Telepon
77
Bab 77 Agam Masak Dulu Ya
78
Bab 78 Taman Kuy
79
Bab 79 Dipanggil
80
Bab 80 Diadili
81
Bab 81 Bertubi-tubi
82
Bab 82 Gak Boleh Tau
83
Bab 83 Hasilnya
84
Bab 84 Tolong Saya
85
Bab Tak Sabar Rapat
86
Bab 86 Abiyan Klarifikasi
87
Bab 87 Drama Kampus
88
Bab 88 Menyayangi
89
Bab 89 Kelulusan
90
Bab 90 Happy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!