Bab 7 Foto Sakura

Vara memandangi bunga sakura yang tumbuh dengan begitu cantik dan menawan di depan matanya. Sudah lebih dari satu jam dia menatap takjub keindahan bunga Negeri Jepang itu. Bahkan, tadi pagi Vara melupakan sarapannya karena rasa tak sabar ingin segera melihat bunga cantik tersebut.

Sudah banyak foto bunga sakura yang dia abadikan di ponselnya. Rasanya Vara ingin mengunggah foto tersebut di akun media sosialnya. Kali ini foto yang dimilikinya bukan sekadar foto yang dia peroleh dari internet atau pun dari temannya. Kini foto tersebut asli, yang diambilnya di Jepang.

"Vara."

Agam memanggilnya dari arah belakang. Vara cukup mengerti maksud panggilan suaminya itu. Agam pasti memaksanya untuk segera sarapan.

"Nanti dulu, Mas. Aku masih betah di sini."

"Lihat sini dulu."

Vara mengalah, kemudian menengok. Sepertinya Agam sengaja membuatnya menoleh sehingga laki-laki itu bisa memotretnya.

Agam tersenyum, bergumam pelan, "Cantik."

"Bunganya atau aku yang Mas puji cantik?"

"Bunganya," jawab Agam sekenanya, "karena di samping kamu bunganya ikut terlihat cantik."

Vara mengulum senyum manisnya, saat ini dia merasa salah tingkah.

"Sini, tanganmu."

Meskipun awalnya bingung, Vara tetap menuruti permintaan Agam. Suaminya itu menggenggam tangannya yang tersemat cincin pernikahan, cincin yang dikenakan Agam pun terlihat jelas di jarinya.

Agam memotret genggaman tangan mereka yang berlatarkan bunga sakura. Terlihat cantik dan elegan disaat yang bersamaan.

"Duduk di sini."

Agam membawa Vara duduk di salah satu bangku taman. Selagi Agam memainkan kameranya, Vara meraih ponsel laki-laki itu. Gerakan kecil itu membuat Agam menoleh. "Boleh aku pinjam hpnya, Mas? Aku belum pernah lihat hp Mas Agam."

Agam mengangguk pelan. Laki-laki itu bergerak mendekati istrinya. Tangannya merangkul, dan bibirnya mencium bibir istrinya. Hal itu sontak saja membuat Vara terkejut.

Seakan tak bersalah, Agam menampakkan ekspresi datar. Kemudian, dia kembali fokus dengan kameranya dalam posisi tangan satunya yang memeluk Vara.

"Mau romantis, tapi tanggung," cibir Vara.

Perempuan itu membuka ponsel Agam. Dilihatnya riwayat pesan suaminya. Vara penasaran dengan kontak namanya. Dengan nama apa suaminya itu menyimpan nomornya.

Senyuman Vara tak bisa ditahan lagi ketika membaca nomor teleponnya berada di urutan paling atas. Dengan tulisan A. Wife 💞.

"Mas Agam."

"Hm?"

"Kenapa kontak namaku ada huruf A besar?"

Agam menoleh lantaran tak paham. Kemudian, Vara menunjukkan layar ponsel suaminya.

"Oh, itu. Supaya nama kamu ada di urutan atas. Pengaturannya berurutan sesuai abjad. Jadi aku tambahkan huruf A besar."

"Ohh, gitu."

"Hm."

"Dulu sebelum aku jadi istri Mas, kontak nomorku namanya apa?"

"Calon istri."

Vara terkikik geli mendengar jawaban Agam. Ia sampai membayangkan setiap kali dia menghubungi Agam nama yang tertera di layar bertuliskan Calon Istri. Rupanya Agam bisa juga bersikap kekanakan seperti itu.

"Mas gak mau tau kontak nama Mas di hp aku?"

Agam menoleh sebelum menjawab, "My Hubby."

Vara tercengang. "Kok tau, Mas?"

"Aku pernah lihat sebelumnya."

"Kapan? Padahal aku belum lama lho ganti namanya."

"Tadi, waktu kamu mandi."

Vara menyipitkan kedua matanya. "Mas buka-buka hpku ya?"

"Enggak sengaja, waktu kamu tadi minta tolong telepon mama pakai hp kamu."

Vara menganggukan kepalanya. "Oh, itu. Terus Mas penasaran gak kontak nama Mas sebelum kita nikah?"

"Gak tuh."

"Ih, kok gak penasaran?"

"Sudah tau."

Vara kembali tercengang untuk yang kedua kalinya. "Tau dari mana?"

"Lihat langsung."

"Memang siapa namanya?"

"Pacar."

Vara kembali tercengang, dan sekarang untuk yang ketiga kalinya. "Kok bisa? Ngintip ya, Mas?"

"Waktu kita makan siang bareng, kamu minta tolong aku untuk telepon kamu karena sinyal di hp kamu hilang muncul."

"Oh iya deng."

"Ayo foto berdua."

Vara menggeleng, kemudian cemberut. "Nanti dulu. Aku belum puas main hp kamu."

Agam menghela napas dalam-dalam. Namun, dia tetap membiarkan istrinya untuk mengotak-atik ponselnya.

"Dasar, maniak."

Agam menoleh lantaran terganggu dengan suara cekikikan Vara. Ternyata istrinya itu sedang membuka satu persatu gambar di galeri ponselnya.

Vara menoleh, kemudian mengedipkan sebelah matanya. "Segitu sukanya kamu sama aku, sampai galeri hp kamu isinya aku semua, Mas."

Agam melengos.

"Ih, mau ke mana sih."

"Pulang. Aku lapar."

"Sebentar. Sini duduk."

Dengan setengah hati Agam mengikuti perintah Vara. Bisa-bisa Vara mengamuk kalau dia meninggalkan Vara sendirian.

"Mas, fotoku semuanya ini kamu yang ambil?"

Agam memicingkan matanya. "Memangnya siapa lagi?"

"Kok kamu bertingkah kayak begini sih, Mas. Aku gak nyangka sama sekali lho."

"Enggak salah, malah dapat pahala. Lagipula kamu kan istri aku."

"Iya sih, tapi bukan gaya kamu banget."

"Ayo pulang."

"Ih, nanti dulu. Kenapa sih dari tadi ngajak pulang? Emang gak bosen di kamar mulu?"

"Pengantin baru gak akan bosan di dalam kamar."

"Kata siapa? Buktinya aku bosen."

"Kalau gitu aku pulang duluan."

"Mas Agam! Ih, kesel ah."

"Lagian aku ajak pulang kamu tolak. Ingat lho, kamu belum sarapan."

"Katanya mau foto berdua, ayok."

Akhirnya Agam berhasil diluluhkan dengan ajakan foto bersama.

"Bergaya ya?" pinta Vara.

Vara memeluk lengan Agam, sedangkan tangan yang lainnya dia gunakan untuk menekan tombol di ponsel. Belum sempat Vara mengambil gambar, Agam lebih dulu mengubah posisinya.

"Ini ngapa sih? Kan mau difoto, malah gerak mulu dari tadi."

"Biar aku yang peluk kamu."

Lengan Agam merangkul tubuh Vara, dia juga lebih mendekatkan diri kepada Vara. Di saat Vara menghitung pada hitungan ketiga, Agam kembali bergerak dengan posisi kepalanya yang condong ke arah Vara.

Cekrek!

Vara menoleh dengan mata yang membulat sempurna.

"Apaan sih? Kok malah cium aku?"

Agam tertawa, dan dia merasa puas. Tangannya meraih ponselnya yang masih dikuasai Vara. Di layar ponselnya tercetak fotonya dengan Vara yang baru sama diambil.

"Tuhkan," sungut Vara kala melihat hasil potretnya.

Di gambar tersebut Agam sengaja mencium pipi Vara, meskipun hasilnya apik Vara tetap merasa tidak senang. Pasalnya ekspresi wajahnya benar-benar tidak cocok dengan ekspresi wajah suaminya.

"Jelek, Mas!"

"Keren kok."

"Lihat nih, mataku melotot dan mulutku sedikit terbuka, sedangkan Mas malah senyum. Kan gak cocok."

"Cocok. Kamu lucu."

"Ah tau lah. Kesel aku rasanya."

"Kenapa? Padahal foto bareng suami, kok kesel?"

"Awas kalau sampai di upload. Aku beneran marah nih."

Agam tidak takut sama sekali. Dia sudah cukup tahu, istrinya itu hanya pintar mengancam tanpa benar-benar serius akan melakukannya. Bisa dibilang Vara terlalu banyak bicara omong kosong.

"Ayo pulang," ajak Agam untuk kesekian kalinya.

"Tapi janji ya jangan di upload?"

"Hm. Gak janji."

"Mas Agam, suamiku yang paling tampan, jangan di upload itu fotonya. Janji ya?"

"Hm."

"Janji dulu."

"Hm, tergantung nanti malam."

Vara menghembuskan napas panjang. "Oke, nanti malam sepuasnya."

Detik berikutnya Vara melihat suaminya yang tersenyum lebar.

Terpopuler

Comments

Alanna Th

Alanna Th

apakh ada cowo yg minta djdhkn dgq, pd pa"q y? wkt aq smp - sma d kmpng hlmnq ada bbrp cowo yg suka prhatikn aq pulang sklh. ada anak yg punya pabrik kecap, ada yg ayahnya punya armada truk, yg punya tk sepatu lnggnnq, yg punya poultry shop, guru wkt aq sd. d mn mrk skrg y? aq sdh pindah k ibukota ikut swami 🤫😢👋👋👋

2021-10-01

0

Rini

Rini

😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍

2021-03-15

0

Tarisya Achmad

Tarisya Achmad

Mantap

2021-02-12

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kejelekan Agam
2 Bab 2 Syarat
3 Bab 3 Makan Bersama
4 Bab 4 Dipingit
5 Bab 5 Mama Nangis
6 Bab 6 Kado Sasa
7 Bab 7 Foto Sakura
8 Bab 8 Kerja dan Bulan Madu
9 Bab 9 Geger
10 Bab 10 Canggung
11 Bab 11 Suami Gue
12 Bab 12 Publikasi
13 Bab 13 Shock!
14 Bab 14 Ngeri
15 Bab 15 Berat Ini Mah
16 Bab 16 Undangan
17 Bab 17 Shoping
18 Bab 18 Jumpa Mama
19 Bab 19 Ribut
20 Bab 20 Pasar Malam Dulu
21 Bab 21 Mas Agam...
22 Bab 22 Pacar Pak Agam
23 Bab 23 Rencana Pak Gandhi
24 Bab 24 Sabar, Vara
25 Bab 25 Kebaikan Kita Berdua
26 Bab 26 Istri Kedua Agam
27 Bab 27 Menurut Agam
28 Bab 28 Jujur, Mas
29 Bab 29 Gak Pernah
30 Bab 30 Akibat Kesiangan
31 Bab 31 Alasan Ngawur
32 Bab 32 Tercyduk
33 Bab 33 Menantu Papa
34 Bab 34 Belanja Dulu
35 Bab 35 Badai
36 Bab 36 Siapa Gue
37 Bab 37 Masalah dan Bobot Tubuh
38 Bab 38 Perceraian
39 Bab 39 Istri Agam
40 Bab 40 Genderuwo
41 Bab 41 Gugup
42 Bab 42 Modusnya Agam
43 Bab 43 Aku Pulang Sekarang
44 Bab 44 Sakit
45 Bab 45 Halim ya?
46 Bab 46 Telat Datang Bulan
47 Bab 47 Dear, Para Suami
48 Bab 48 Ultah Papa
49 Bab 49 Maunya Vara
50 Bab 50 On The Way
51 Bab 51 Vara Cucu Nenek
52 Bab 52 Pernikahan Vara
53 Bab 53 Reza Emosi!
54 Bab 54 Suami Ganteng
55 Bab 55 Suami Unik Suami Istimewa
56 Bab 56 Status
57 Bab 57 Insiden
58 Bab 58 Berdarah-darah
59 Bab 59 Kabar buruk
60 Bab 60 Tasyila
61 Bab 61 Tamu
62 Bab 62 Gangguan Jiwa
63 Bab 63 Perpustakaan Ajang Tinju
64 Bab 64 Insiden Lagi
65 Bab 65 Kesedihan Mendalam
66 Bab 66 Sesak di Dada
67 Bab 67 Mak Comblang
68 Bab 68 Si Kerdil
69 Bab 69 Cantik Siapa?!
70 Bab 70 Cemburu Boleh?
71 Bab 71 Agam Hilang
72 Bab 72 Cerita di Toko Pakaian
73 Bab 73 Dikuasai Emosi
74 Bab 74 Aksi Diam-diaman
75 Bab 75 Bukan Kamu!
76 Bab 76 Telepon
77 Bab 77 Agam Masak Dulu Ya
78 Bab 78 Taman Kuy
79 Bab 79 Dipanggil
80 Bab 80 Diadili
81 Bab 81 Bertubi-tubi
82 Bab 82 Gak Boleh Tau
83 Bab 83 Hasilnya
84 Bab 84 Tolong Saya
85 Bab Tak Sabar Rapat
86 Bab 86 Abiyan Klarifikasi
87 Bab 87 Drama Kampus
88 Bab 88 Menyayangi
89 Bab 89 Kelulusan
90 Bab 90 Happy
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1 Kejelekan Agam
2
Bab 2 Syarat
3
Bab 3 Makan Bersama
4
Bab 4 Dipingit
5
Bab 5 Mama Nangis
6
Bab 6 Kado Sasa
7
Bab 7 Foto Sakura
8
Bab 8 Kerja dan Bulan Madu
9
Bab 9 Geger
10
Bab 10 Canggung
11
Bab 11 Suami Gue
12
Bab 12 Publikasi
13
Bab 13 Shock!
14
Bab 14 Ngeri
15
Bab 15 Berat Ini Mah
16
Bab 16 Undangan
17
Bab 17 Shoping
18
Bab 18 Jumpa Mama
19
Bab 19 Ribut
20
Bab 20 Pasar Malam Dulu
21
Bab 21 Mas Agam...
22
Bab 22 Pacar Pak Agam
23
Bab 23 Rencana Pak Gandhi
24
Bab 24 Sabar, Vara
25
Bab 25 Kebaikan Kita Berdua
26
Bab 26 Istri Kedua Agam
27
Bab 27 Menurut Agam
28
Bab 28 Jujur, Mas
29
Bab 29 Gak Pernah
30
Bab 30 Akibat Kesiangan
31
Bab 31 Alasan Ngawur
32
Bab 32 Tercyduk
33
Bab 33 Menantu Papa
34
Bab 34 Belanja Dulu
35
Bab 35 Badai
36
Bab 36 Siapa Gue
37
Bab 37 Masalah dan Bobot Tubuh
38
Bab 38 Perceraian
39
Bab 39 Istri Agam
40
Bab 40 Genderuwo
41
Bab 41 Gugup
42
Bab 42 Modusnya Agam
43
Bab 43 Aku Pulang Sekarang
44
Bab 44 Sakit
45
Bab 45 Halim ya?
46
Bab 46 Telat Datang Bulan
47
Bab 47 Dear, Para Suami
48
Bab 48 Ultah Papa
49
Bab 49 Maunya Vara
50
Bab 50 On The Way
51
Bab 51 Vara Cucu Nenek
52
Bab 52 Pernikahan Vara
53
Bab 53 Reza Emosi!
54
Bab 54 Suami Ganteng
55
Bab 55 Suami Unik Suami Istimewa
56
Bab 56 Status
57
Bab 57 Insiden
58
Bab 58 Berdarah-darah
59
Bab 59 Kabar buruk
60
Bab 60 Tasyila
61
Bab 61 Tamu
62
Bab 62 Gangguan Jiwa
63
Bab 63 Perpustakaan Ajang Tinju
64
Bab 64 Insiden Lagi
65
Bab 65 Kesedihan Mendalam
66
Bab 66 Sesak di Dada
67
Bab 67 Mak Comblang
68
Bab 68 Si Kerdil
69
Bab 69 Cantik Siapa?!
70
Bab 70 Cemburu Boleh?
71
Bab 71 Agam Hilang
72
Bab 72 Cerita di Toko Pakaian
73
Bab 73 Dikuasai Emosi
74
Bab 74 Aksi Diam-diaman
75
Bab 75 Bukan Kamu!
76
Bab 76 Telepon
77
Bab 77 Agam Masak Dulu Ya
78
Bab 78 Taman Kuy
79
Bab 79 Dipanggil
80
Bab 80 Diadili
81
Bab 81 Bertubi-tubi
82
Bab 82 Gak Boleh Tau
83
Bab 83 Hasilnya
84
Bab 84 Tolong Saya
85
Bab Tak Sabar Rapat
86
Bab 86 Abiyan Klarifikasi
87
Bab 87 Drama Kampus
88
Bab 88 Menyayangi
89
Bab 89 Kelulusan
90
Bab 90 Happy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!