Rain segera berlari menuju kearah batu-batu yang dikeluarkan oleh Gallantry sambil menggenggam pedang ditangannya.
Slashh
Bruuk
Satu demi satu batu yang ada berhasil ditebas oleh Rain hanya dengan 1 kali ayunan pedangnya. Sekarang hanya tersisa 3 batu saja yang masih berdiri dengan kokoh, Rain langsung berlari kearah batu-batu yang tersisa agar dapat menyelesaikan apa yang masternya perintah.
Slassh
Bruuk
Batu terakhir berhasil Rain tebas dan Rain terlihat masih berdiri dengan kokoh ditempat batu terakhir yang dia tebas.
“Cukup bagus, sekarang tebas yang ini.” ucap Gallantry dan kemudian kembali terdengar suara gemuruh dari tanah
Grrruuhh
Puluhan batu kembali keluar dari tanah namun kali ini batu yang keluar diselimuti oleh api berwarna oren sehingga disekitar batu tersebut terdapat hawa panas yang cukup untuk membuat seseorang mandi keringat karena hawa panas yang ada.
Rain yang mendengar ucapan masternya segera berlari ke salah satu batu yang ada didekatnya namun saat jarak Rain dan batu tersebut tinggal 50 cm Rain merasakan hawa panas yang membuatnya tidak jadi menebas batu tersebut dan memilih untuk menjaga jarak dari batu itu.
“Hey master bagaimana caranya aku menebas batu tersebut jika ada api yang menyelimuti batu tersebut.” ucap Rain kesal karena merasa dipermainkan oleh Gallantry
“Kau harus memikirkan dahulu bagaimana caranya mengatasi situasi tersebut sebelum bertanya kepadaku.”
“Cih, baiklah.” balas Rain yang kemudian berpikir bagaimana caranya agar dia bisa menebas batu yang diselimuti api tersebut.
.
.
.
10 menit berlalu dan Rain nampak frustasi karena masih belum menemukan cara agar bisa mengatasi situasi ini.
“Uhhh aku tidak menemukan caranya master.” ucap Rain frustasi
“Huft bukankah kau menggunakan Jubah Khimaira?”
“Memang ini Jubah Khimaira lalu bagaimana caraku menebas batu itu jika aku tidak bisa mendekatinya.”
“Jubah itu memang tidak dapat menghilangkan hawa panas yang ada pada batu itu namun jubah itu dapat mengurangi hawa panas dan mengurangi damage yang diterima dan juga kau seharusnya bisa menebas batu-batu itu jika kau bergerak dengan cepat.” jelas Gallantry
“Hmm jadi begitu ya, terima kasih master.” ucap Rain
Rain segera memasang kuda-kuda dan bersiap menebas batu yang ada dihadapannya dengan cepat seperti apa yang baru saja disampaikan oleh masternya.
Setelah Rain siap dia segera berlari dengan cepat dan menghiraukan hawa panas yang ada dan dengan pedang yang ada ditangannya Rain segera menebas batu tersebut.
Slassh
Bruk
Batu yang ditebas Rain terjatuh dan api yang ada batu tersebut padam. Rain kembali melakukan hal yang sama pada batu yang lain agar bisa menebas semua batu yang ada.
.
.
.
.
Satu jam berlalu dan Rain sudah menebas semua batu sesuai perintah Gallantry. Gallantry kemudian memutuskan untuk mengakhiri dahulu sesi latihan hari ini.
“Hari ini cukup sampai sini saja latihannya.” ucap Gallantry
“Baiklah master.”
Gallantry kemudian menyatukan kedua telapak tangannya dan burung phoenix yang terbang di atas kembali masuk kedalam punggung Gallantry yang mengakibatkan ruangan ini kembali gelap gulita.
“Aaahh aku tidak bisa melihat.” ucap Rain kemudian mengeluarkan api biru miliknya.
“Hmmm memangnya kau tidak bisa melihat tanpa penerangan ya?” tanya Gallantry
“Tentu saja aku tidak bisa melihat.” balas Rain kesal
“Hahahaha kasian sekali kau, jika kau menjadi arwah kau bisa melihat tanpa adanya penerangan.” ucap Gallantry dengan nada sombong
“Mati kok bangga.” ejek Rain yang berhasil membuat Gallantry kesal dan membalas ejekan Rain
“Biarpun aku sudah mati tapi aku tetap bisa membunuhmu yang masih hidup hahahaha.”
“Dasar, padahal kau juga dalam kondisi terkena racun bagaimana kau bisa mengalahkanku?”
“Hmm itu karena kau terlalu lemah bahkan karena racun Hydra yang sangat kuat racun itu mengurangi sekitar 90% kekuatanku dikondisi primaku.” jelas Gallantry
“Uhuuuk berarti aku dikalahkan dengan 1/10 dari kekuatanmu dan bahkan kau terlihat tidak kelelahan saat berduel denganku.” ucap Rain tidak percaya dengan apa yang barusan Gallantry ucapkan
“Itu artinya kau terlalu lemah ingatlah diluar sana masih banyak orang yang lebih kuat darimu atau bahkan lebih kuat dariku saat kondisi prima.”
“Tapi dengan kekuatan seperti itu kenapa kau bisa kalah dengan prajurit kerajaan?”
“Huft yang menyerangku dulu adalah prajurit kerajaan tingkat tinggi dan juga aku kalah jumlah sehingga menyebabkan kekalahan menghampiriku.”
“Kasian sekali nasibmu master.” ucap Rain sedikit prihatin dengan apa yang dialami Gallantry walaupun Gallantry hanyalah sebuah karakter di game
“Tidak usah mengasihaniku lagipula setengah tahun lagi aku akan bebas dari penjara ini.” balas Gallantry
“Memang setelah kau bebas kau akan pergi kemana?” tanya Rain sedikit penasaran
“Hmm aku akan memilih mati saja lagipula jika aku hidup lagi aku juga akan tersiksa oleh racun Hydra itu.”
“Maksudku kau ingin pergi kesurga atau neraka?”
“Hmm entahlah siapa yang tahu hal itu.”
“Oh iya, bukankah kau bilang racun Hydra racun yang sangat kuat?”
“Memang benar racun Hydra adalah racun yang sangat kuat.”
“Tapi kenapa katamu racun Hydra akan membunuhmu dalam waktu 1 hari penuh jika kau hidup lagi bukankah seharusnya jika racun itu sangat kuat maka racun itu dapat membunuhmu langsung?”
“Singkatnya begini, racun Hydra bersifat menyiksa sehingga dia akan menyiksa korban terlebih dahulu dengan rasa sakit yang luar biasa dan kemudian membunuhnya secara perlahan-lahan.”
“Oooh jadi begitu ya, oh iya ngomong-ngomong saat kau kembali hidup kenapa phoenix milikmu kembali keusia remaja?”
“Saat aku kembali hidup phoenix akan memberikan setengah nyawanya untuk ditukarkan agar aku bisa kembali hidup dan untuk menggunakannya lagi diperlukan waktu 3 bulan untuk menunggu phoenix kembali dewasa.”
“Oh jadi begitu ya.”
.
.
.
.
.
“Ah ngomong-ngomong aku akan pergi dulu ya.” ucap Rain memecah keheningan
“Hmm mau pergi kemana kau? disini kau tidak bisa keluar sebelum selesai menjadi muridku.”
‘Umm bagaimana caraku menjelaskan bahwa aku juga punya kehidupan didunia nyata,aku ingin segera logout dari sini.’ pikir Rain kebingungan
.
.
“Uhh jadi singkatnya aku bisa pindah kedimensi lain dimana keluargaku berada dan aku akan pergi kesana untuk beristirahat.” jelas Rain mencoba meyakinkan Gallantry
“Nak, asal kau tahu sihir dimensi merupakan sihir yang sangat sulit apalagi untuk pemula sepertimu.” ucap Gallantry dengan nada tidak percaya ucapan Rain barusan
“Pokoknya anggap saja aku punya kekuatan itu dan aku juga punya urusan didimensi keluargaku berada.” ucap Rain
“Hmm aku tidak percaya jika hanya dengan omonganmu saja buktikan jika kau memang punya kekuatan itu dan jika kau berkata jujur aku akan mengijinkanmu pulang pergi untuk berlatih dan berkumpul bersama keluargamu lagipula keluargamu harus menjadi prioritasmu terlebih dahulu.” jelas Gallantry
“Terimakasih master atas ijinnya kalau begitu aku pamit dulu ya.” ucap Rain
Rain kemudian membuka menu dan menekan tombol logout yang mengakibatkan tubuhnya menjadi partikel kecil dan kemudian menghilang. Gallantry yang melihat itu terkejut karena muridnya bisa melakukan sihir dimensi walaupun yang terjadi hanyalah Rain yang keluar dari game.
.
.
.
Jika ada saran dan kritikan untuk membangun cerita ini lebih baik jangan sungkan untuk menyampaikkan pendapatmu dikolom komentar ya.
Kalau ada typo tolong kasih tahu yang mana ya, biar aku bisa benerin sehingga ceritanya lebih enak dibaca.
Salam hangat dari author ^_^.
Daaah sampai jumpa di chapter selanjutnya ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
🌛Ade_Renny🌜
pertanyaan Rain dark banget...
2022-08-24
2
chen chen
wkwkwk masternya dikadalin :D
2022-02-19
2
John Singgih
akhirnya bisa keluar...
2021-01-23
5