Cakra dan maminya sedang berada di taman belakang rumahnya dengan suasana malam hari yang yang begitu tenang dengan pancaran sinar bulan yang terang.
"Mami nggak akan maksa lagi kamu harus menikah bulan depan. Mami serahkan semua keputusan ditanganmu." Ucap maminya kepada Cakra.
"Cakra akan tetap menikah bulan depan Mi.."
"Bagaimana dengan Felysha?" Maminya mengerutkan keningnya melihat Cakra yang terlihat bimbang dengan keputusannya.
"Cakra ngak tahu Mi, nggak ada kabar darinya 3 bulan ini. Cakra sudah berusaha untuk bertahan dengan sifatnya yang egois itu tapi aku rasa inilah saatnya Cakra melepaskannya. Cakra sudah berbicara tentang pernikahan ini padanya tapi dia belum mau untuk menjalani hubungan yang lebih serius dari ini. Jadi untuk apa aku bertahan jika dia ragu." Suara Cakra terdengar sendu dan matanya mulai berkaca-kaca menahan tangis.
"Mami tahu ini memang berat bagimu dan semoga keputusanmu menikahi Clara merupakan keputusan yang tepat. Mami hanya tidak ingin ada yang tersakiti dengan putusan yang kamu ambil Nak, jangan karena kamu sakit hati dengan Felysha sampai-sampai Clara juga ikut menanggung derita." Maminya berbicara sambil memegang pundaknya anaknya.
"Iya Mi, aku sudah memikirkannya matang-matang tapi aku mohon jangan beritahu Clara tentang masalah ini."
"Iya Nak, Mami janji. sekarang tidurlah kamu akan bekerja besok."
"Iya Mi makasih, Mami yang terbaik untukku." Cakra memeluk maminya dengan erat.
Pagi hari Hana yang sudah bersiap dengan pakaiannya akan pergi ke kantor sedangkan Clara masih tertidur lelap.
Tok... tok.. tok... "Hana, ini mas Cakra bisa buka pintunya?"
"Iya mas tunggu."
Kreekkk Hana membukakan Cakra pintu.
"Clara, apa dia belum bangun?" Cakra mengintip dari balik pintu.
"Tuh, lihat aja sendiri." Hana memonyongkan mulutnya menunjuk Clara yang terbaring diatas tempat tidur.
"Mami dan Papi sudah menunggumu di meja makan, cepatlah...!" Cakra menggeser tubuh adiknya itu yang masih berdiri didepan pintu.
"Mas Cakra ngapain disini bukannya mami sudah menunggu untuk sarapan dimeja makan?"
"Aku akan menunggu Clara bangun, aku akan sarapan dengannya."
"Idih, idiih... romantisnya kakakku ini. Perasaan sama ka Felysha nggak pernah tuh seperti ini. Jangan-jangan mas Cakra jatuh cinta beneran sama Clara." Hana meledek kakaknya yang berdiri dihadapannya.
"Husss...tahu apa kamu, sana pergi..!" Cakra mendorong tubuh adiknya keluar dari dalam kamar dan mengunci pintu.
"Mas Cakra buka pintunya, itu kamar Hana tahu! bisa-bisanya dia mengusirku dari dalam kamar." Hana mengetuk pintu dengan keras tapi Cakra tidak membukakannya pintu. Hana yang terlihat sangat kesal akhirnya memutuskan berjalan ke meja makan.
Tiba dimeja makan Hana langsung duduk dan mengambil makanan tanpa bersuara.
"Kok anak Papi mukanya cemberut begitu."
"Itu loh Pi, mas Cakra....masa iya Hana diusir dari kamar. Padahal itukan kamar Hana. Sepertinya mas Cakra beneran suka sama Clara." Hana berbicara masih dengan wajah kesalnya.
"Emang iya...! Hahaha mami dan papinya berbicara dan tertawa secara bersamaan.
"Benarkan perkiraan Hana, nggak biasanya mas Cakra perhatian banget sama wanita. Sama ka Fely aja mas Cakra masih cuek-cuek dan kurang perhatian.
"Hemmm makanlah....kasian tuh makanan masih pagi udah di omelin." Ucap maminya.
"Iya Mi." Jawab Hana Singkat.
Orang tua Cakra dan Hana adalah pengusaha yang sukses. Papinya yang bernama Agung Wibowo adalah pengusaha sukses yang bergerak dalam beberapa bidang usaha. Sedangakan istrinya Anita Wibowo juga termaksud salah satu wanita yang sukses dan memiliki butik dengan barang yang berkualitas tinggi dan tersebar hampir disetiap kota.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Lisa Sasmiati
belum lega aku kalo Clara belum nikah thor
2021-07-12
0
Bee Lin NDa
apalah daya kita sebagai pembaca yang hanya bisa pasrah dengan kehendak sang Author mau di bawa kemana ceritanya kita mah ngikut ajah ya kan kan kan????🥰🥰🥰😎😎😎
2021-04-28
0
Lione Gracia
gimana gitu rasanya aku sendiri yg ada di situ dan mengalaminya sendiri
2020-11-24
7