Bab 20

VALLERY POINT OF VIEW:

🌺🌺🌺

Hari sudah semakin gelap, bintang mulai bermunculan di langit. Kami berdua memutuskan untuk pulang. Rizal membawaku melewati jalan yang berbeda. Ini masih suasana pegunungan tapi aku cukup heran. Di tempat yang disebut nya desa, ada banyak hotel megah berdiri di sini. Bahkan ada beberapa hotel berbintang lima, keadaan nya juga cukup ramai.

Ada banyak mobil terparkir di pinggir jalan bahkan di depan hotel. Bukan hotel saja, di sini juga banyak berjejer villa. Memang ini hawa pegunungan dan aku suka. Aku masih memakai jaket Rizal, dia mengalah untukku. Aku tahu dia sedang kedinginan demi aku, membuatku memeluk nya lebih erat dari belakang dengan motor kami yang masih melaju pelan sekali.

Banyak caffe berjejer, aku jadi merasa ini bukan ada di desa. Kerlap kerlip lampu café menambah indah suasana sepanjang perjalanan kami. Tidak ada caffe yang tidak menarik, semua terlihat memiliki konsep dan tema yang sangat menarik bahkan nama nya saja tidak ada yang tidak keren.

Rizal menghentikan motor kami di pinggir jalan, memarkirkan motor nya dan menyuruhku turun. Sebuah hotel megah bernama hotel Surya berdiri kokoh di depan kami. Dia meraih tanganku untuk mengikuti nya duduk di sebuah kursi penjual jagung bakar. Dia memesan dua jagung bakar untuk kami tanpa menawariku terlebih dahulu. Yakin sekali dia itu, apa aku akan mau memakan nya?

“Kamu tidak menawariku dulu?” tanyaku pada nya.

“Tidak,”

“Kenapa begitu? Sedangkan kamu selalu menawari keluargamu jika keluar makan bersama mereka,” cebikku.

“Karena kamu istriku,”

“Memang nya kenapa dengan istrimu ini?”

“Yang ku tahu, aku punya istri yang selalu berusaha menyenangkanku. Berusaha menerima keadaanku meskipun dia tidak suka, berusaha menyukai apapun tentangku meskipun dia tidak suka,”

"Terimakasih," imbuh nya seraya menggenggam satu tanganku.

“Kamu membuatku besar kepala saja,” kataku tersenyum berusaha duduk lebih dekat dengan nya hingga tidak ada jarak di antara kami.

“Maafkan aku,” kata nya lirih.

“Seharusnya aku yang meminta maaf padamu karena terlalu banyak mengeluh,” kataku mulai menyandarkan kepalaku di bahu nya.

“Dari awal aku sudah tahu jika kamu wanita luar biasa,” kata nya tersenyum mengacak rambutku gemas.

“Apa kamu dingin?” tanyaku sedikit terkekeh seraya memeluk lengan nya.

“Dingin sekali,” bisik nya.

“Aku akan menghangatkanmu nanti,” kataku menahan senyumku.

Tidak lama kemudian pesanan datang, dua jagung bakar besar tersaji di depan kami lengkap dengan minuman STMJ. Rizal mengangkat satu jagung seraya meniup niup nya dan membiarkanku menggigit nya.

“Enak?” Tanya nya.

“Enak karena kamu yang nyuapin dan karena suasana hatiku sangat baik malam ini, aku ingin selalu seperti ini. Bisakah kita segera pulang ke kota?” tanyaku.

“Besok sore kita kembali ke kota,” sahut Rizal.

“Benarkah?” tanyaku bahagia.

“Ya, kita minta ijin ibu dulu,” kata Rizal mulai menggigit jagung yang dia pegang.

“Ini sebenarnya kota apa desa sih?” tanyaku tiba tiba seraya melihat sekeliling.

“Ini desa,”

“Kenapa kayak di kota, bangunan nya megah semua. Padahal ini di kawasan pegunungan, beda banget sama desa yang di tempati keluargamu,” kataku.

“Ya, desa ini berbeda,”

“Berbeda?” tanyaku bingung.

“Seperti yang kamu lihat, banyak hotel megah di sini. Semua barang yang dijual di desa ini harga nya juga relative mahal, harga nya dua kali lipat dari harga barang desa yang di tempati keluargaku,”

“Termasuk jagung bakar ini?”

“Hem,”

“Kenapa bisa begitu?” tanyaku seraya menyeruput minuman STMJ yang masih hangat.

“Ntar kalo aku jawab, kamu bakalan kaget,”

“Ya enggaklah,”

“Kamu lihat semua yang datang ke sini?” kata Rizal seraya menunjuk beberapa orang yang berlalu lalang menggunakan mobil membawa pasangan nya yang super sexy.

“Kenapa? Biasa saja,” kataku mencoba memperhatikan mereka.

“Kamu tahu gang Dolly di kota S?”

“Maksutmu kawasan prostitusi terbesar di Asia tenggara?” tanyaku nggak percaya.

“Itu kan dulu, Val. Semenjak Bu Risma jadi walikota kan uda dialih fungsikan,”

“Trus desa ini?”

“Sebelas dua belas dengan gang Dolly, hanya saja ini tempat nya di daerah pegunungan dan jauh dari keramaian,”

“Tapi lumayan rame loh ini,” kataku memperhatikan sekitar.

“Begitulah,”

"Jadi yang ada di sini belum tentu sedang menginap dengan istri nya? Itu yang pake baju sexy sexy belum tentu istrinya?” tanyaku pelan.

“Belum tentu, bisa saja itu kekasih nya yang melakukan sex pra nikah di hotel tersebut,”

“Seperti kita dulu?” kataku menahan tawa.

“Itu khilaf ya,” kata Rizal terkekeh dengan wajah memerah.

“Iya, aku saja yang khilaf,” kataku ikutan tertawa menutup wajahku yang ikutan memerah.

“Bisa jadi juga itu wanita yang mereka sewa semalam,” kata Rizal.

“Ya Tuhan, lihatlah bukan hanya om om bahkan banyak yang usianya terlihat masih remaja,”

“Begitulah remaja jaman sekarang,”

“Dapet uang darimana remaja seperti mereka buat sewa tempat? Bukan nya itu hotel berbintang lima?” tanyaku.

“Mereka hanya jalan jalan saja di depan hotel, Val,”

“Jadi nggak ngelakuin sex pra nikah kan?”

“Belum tentu juga,” kata rizal terkekeh.

“Hey, aku serius. Nggak mungkin kan mereka nyewa hotel semahal itu?”

“Bukan nyewa hotel tapi Villa,” sahut Rizal.

“Kok kayak nya kamu kenal banget tempat ini sih, kamu nggak pernah nyewa villa di sini kan?” cebikku.

“Kita sewa malam ini biar pernah, gimana?”

“Apaan sih?” kataku tersenyum malu.

“Anggap saja kita lagi bulan madu,”

“Hey, kamu belum jawab pertanyaanku,” sahutku cepat.

“Pertanyaan yang mana?” Tanya Rizal bingung.

“Mereka dapet uang darimana untuk nyewa villa?”

“Nyewa satu kamar aja mereka pasti mampu, val. Palingan juga 50 ribu sampai 100 ribuan juga ada,”

“Yang bener?”

“Mau nyoba nyewa?” kata Rizal seraya menaikkan kedua alis nya cepat dan tersenyum jahil.

“Ibumu bisa khawatir kalau kita tidak pulang,” cebikku terkekeh.

“Hubungi saja Sabrinna,”

“Ponselku saja dibawa Sabrinna,”

“Kenapa kamu berikan pada nya, nanti bisa di pohon mangga sampai pagi lagi dia,” kata Rizal.

“Biarkan saja, mana ponselmu?”

“Ini,” kata Rizal meletakkan ponsel nya di meja. Aku mulai menggeser layar nya dan ku lihat signal nya sangat baik di sini.

“Wow, desa ini benar benar ajaib, bahkan signal nya full,” kataku girang.

“Hubungi Sabrinna,” kata Rizal.

“Ini sudah malam, tidak mungkin dia masih ada di atas pohon mangga,”

“Setidaknya kirimkan pesan untuk nya, siapa tahu besok pagi dia membaca pesan whatsApp darimu,”

“Baiklah,” kataku seraya mengetikkan pesan untuk Sabrinna supaya tidak khawatir.

Tiba tiba saja hujan turun dengan deras nya membuatku reflek semakin merapatkan jarak di antara kami. Tetesan hujan yang terkena tanah memantul di celana jeans yang sedang ku pakai saat ini.

Ku lihat beberapa orang mulai berlarian mencari tempat untuk berteduh, sedangkan Rizal dengan santai nya meminum STMJ yang ada di hadapan nya perlahan.

“Tuhan menakdirkan kita untuk tidak pulang,” kata Rizal tersenyum.

“Menakdirkan untukku bahagia sebentar sebelum melakukan perjalanan jauh esok hari dengan Delisha,” gumamku tak jelas seraya menaruh kepalaku di bahu nya.

“Kita bisa berangkat berdua saja besok jika kamu mau,” sahut Rizal.

“Tidak, kita berangkat bertiga. Kasihan dia, kamu tidak punya nomor tunangan nya?”

“Buat apa?”

“Setidaknya untuk memberinya kabar supaya menjemputnya di kota dingin nanti,” kataku.

“Nanti aku akan coba menghubungi tunangan nya,”

“Villa, mas,” kata seseorang bersepeda motor dengan sarung nya berhenti di depan kami.

“Tidak, pak,” jawab Rizal sopan.

“Tenang saja mas, dijamin aman. Bebas dari obrakan, harga lebih murah dan tidak perlu menunjukkan KTP. Bisa pacaran sepuasnya di sana, aman tanpa gangguan,” kata bapak bapak itu.

“Maaf—“

“500 ribu, kamar lengkap,” potong bapak bapak itu.

“Tapi—“

“Itu sudah murah, mas. Fasilitas sudah mandi air hangat, saya potong jadi 400 ribu,”

“Saya—“

“300 ribu deh. Hujan mas, ini lama loh hujan nya. Kasihan pacar nya,” kata bapak itu maksa banget.

“Ini—“

“250 ribu bisa nego, tanpa KTP tetap aman kok,” kata bapak itu meyakinkan.

“Baiklah—“

“Nah gitu donk mas,” lagi lagi bapak bapak itu seenak jidat nya memotong perkataan Rizal.

Dia pikir kami ini pasangan yang belum menikah?

Jangan lupa like, comment and vote ya guys 🙏☺️

Maafkan daku yang sedang banyak kesibukan, semoga suka 🙏☺️

Terpopuler

Comments

Riska Wulandari

Riska Wulandari

#guyangan kah thor??🤭🤭🤭

2022-03-21

0

Riska Wulandari

Riska Wulandari

#guyangan kah thor??🤭🤭🤭

2022-03-21

0

Fitria Dafina

Fitria Dafina

Romantisnya yang lagi berduaan 😍😍😍😍😍

2021-09-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!