Bab 3

🐡Hubungi aku,

Delisha.🐡

Sebuah pesan masuk di ponsel Rizal. Dengan cepat dia membuka nya dan tersenyum melihat nama yang tertera di sana.

Delisha adalah teman nya sejak kecil dan sangat dekat dengan nya serta keluarga nya. Seorang gadis sederhana dengan aklhak yang baik dan sayang pada keluarga nya. Banyak waktu yang sudah mereka habiskan bersama sejak kecil. Delisha adalah cinta pertama Rizal yang tidak mungkin dimiliki karena gadis tersebut sudah memiliki kekasih yang lebih kaya dari Rizal.

Mereka berpisah ketika Delisha lebih memilih bertunangan dengan laki laki kaya tersebut, dan rizal lebih memilih pergi ke kota dan mengabdikan diri nya di dunia pendidikan.

Dengan cepat rizal menghubungi siapa pengirim pesan tersebut dan tidak lama pula si pengirim pesan menerima panggilan nya.

“Aku sekarang ada di kota dingin,” sahut delisha.

“Dimana kamu? Aku akan menjemputmu,”

“Jemputlah aku segera, akan ku kirim alamat nya,” kata delisha dengan senyuman mengembang di wajah nya.

🦋🦋🦋

Seorang dokter cantik bernama Vallery sedang menunggu tunangan nya di ujung café yang sudah berjanji akan mengantar nya memilih sebuah konsep dan thema pernikahan. Dengan sabar vallery menunggu tunangan nya sampai habis dua gelas orange juice.

“Kenapa dia lama sekali? Ini sudah lebih dari satu jam! Padahal ku sempat sempatkan melarikan diri dari rapat di runah sakit tadi,” gerutu nya seraya memainkan sedotan yang berada di gelas bening milik nya.

Sesuatu berwarna perak menggelinding cepat dan tepat berhenti di depan high heels berwarna gold yang dia pakai. Dia melihat kearah benda tersebut dan memungut nya. Sebuah cincin sederhana yang sangat indah.

“Itu cincinku,” kata seorang perempuan cantik dengan senyuman menawan yang ada di depan nya.

“Iya, aku hanya memungut nya karena berhenti tepat di depanku. Ini untukmu,” kata vallery seraya tersenyum mengembalikan cincin nya.

“Terimakasih banyak, namaku Delisha. Semoga lain waktu kita bisa bertemu lagi,” kata delisha tersenyum ramah.

“Ya, semoga saja. Maaf saya harus segera pergi,” kata Vallery tersenyum seraya beranjak pergi dari café tersebut karena pihak wedding organizer sudah menunggu nya cukup lama.

Dengan cepat dia menaiki taxi dan berlalu pergi menuju tempat pihak wedding organizer.

“Dasar Rizal menyebalkan! Tidak bisakah dia tepat waktu,” gerutu vallery sepanjang perjalanan nya menuju pihak wedding organizer.

Sedangkan lelaki tampan bernama Rizal itu sedang mengendarai motor nya untuk menjemput teman semasa kecil nya dengan cukup tergesa gesa dan sedikit mengebut.

Sampailah dia di sebuah café yang dikirimkan oleh delisha, dengan segera dia mengedarkan pandangan nya ke seluruh ujung café untuk mencari perempuan yang dia maksud.

“Delisha,” panggil rizal dengan wajah bahagia.

“Aku pikir kamu sudah tidak mengenalku lagi,” sahut delisha.

“Mana mungkin aku melupakanmu,” kata rizal tersenyum.

“Bagaimana kabarmu?"

“Kamu lihat sendiri jika aku baik baik saja,”

“Aku tahu, terlihat jika kamu baik baik saja. Ku pesankan sesuatu ya,”

“Sepertinya tidak sekarang,” kata rizal seraya melihat salah satu pesan dari vallery yang masuk di ponsel nya.

🐡Cepat datanglah ke cengkir ijo gallery, aku sudah ada di sini karena malas menunggumu di café selama satu jam. Aku benci menunggu!

Vallery🐡

Rizal tersenyum membaca pesan dari tunangan nya. Tanpa membalas pesan dari vallery, dia memasukkan lagi ponsel nya di saku celana.

“Pesan dari siapa? Kenapa tidak bisa makan denganku sekarang?” Tanya delisha.

“Aku sudah ada janji dengan seseorang,”

“Bolehkah aku ikut?”

“Tentu saja boleh, tapi tidak naik mobil mahal seperti milik tunanganmu,” sahut Rizal terkekeh.

“Apa naik kereta kuda seperti tuan putri,” celetuk delisha ikut terkekeh.

Rizal memakaikan helm pada delisha dan langsung melajukan motor nya ke alamat yang dikirimkan vallery lewat ponsel nya.

🦋🦋🦋

Sebuah bangunan klasik bertuliskan cengkir ijo gallery, sebuah usaha yang bergerak dalam segala hal tentang persiapan pernikahan.

Rizal memarkir motor nya di halaman bangunan tersebut, menggandeng tangan delisha supaya mengikuti nya masuk ke dalam. Dia mencari ke segala sudut dimana kekasih nya berada.

“Apa kamu akan mengajakku menikah?” Tanya delisha tersenyum bercanda.

Dari kejauhan Vallery melambaikan tangan pada kekasih nya yang sedang menggandeng tangan seorang perempuan.

Siapa perempuan itu? Kenapa wajah dan pakaian nya tidak asing lagi?

Dengan cepat Rizal dan delisha menghampiri vallery yang sedang duduk memegang sebuah majalah dengan salah satu pihak Wedding organizer yang ada di depan nya.

“Kenalkan dia tunanganku,” kata Rizal memperkenalkan vallery pada delisha.

Delisha dengan respon sedikit terkejut langsung mengulurkan tangan nya untuk menjabat tangan vallery.

“Aku sahabat Rizal sejak kecil,” kata delisha ramah.

“Senang bertemu denganmu, ternyata kita bertemu lagi. Namaku vallery,” kata vallery memperkenalkan diri nya.

“Jadi kalian sudah bertemu?” Tanya rizal sedikit terkejut.

“Ya, ketika aku menunggumu lama tadi,” kata vallery seraya memutar bola mata nya kesal.

“Maafkan aku,” kata rizal seraya menjatuhkan bokong nya di sofa sebelah vallery.

“Jadi kamu terlambat hanya untuk menjemput nya?” bisik vallery kesal.

“Dia tidak tahu jalan, dia jauh dari desaku,” kata rizal berbisik pula.

“Dia pernah bertemu orangtuamu?”

“Tentu saja,”

“Kamu bahkan tidak pernah mengajakku bertemu orangtuamu ke desamu!” cebik vallery.

“Nanti ada waktu nya, sayang,” kata rizal masih berbisik.

“Apa jadi memilih konsep dan thema nya?” kata seorang pria yang sedari tadi memandangi kedua pelanggan nya yang sedang berbisik bisik.

“Tentu saja jadi,” sahut vallery dengan senyum yang dipaksakan.

Setelah menentukan konsep pernikahan, mereka memutuskan untuk pulang.

“Ku pesankan taxi ya?” kata rizal pelan.

“Dan kamu akan berboncengan dengan nya?” bisik vallery kesal.

“Lihatlah rokmu seminim ini, tidak mungkin kan aku memboncengmu,” kata rizal.

“Bilang saja ingin berduaan dengan nya!” vallery semakin kesal.

“Ya sudah, biar ku pesankan taxi untuk nya,” kat rizal mengalah.

Delisha sedari tadi memperhatikan dua sejoli yang sedang berbisik bisik tanpa tahu apa yang mereka bicarakan.

Akhirnya mereka berpisah di jalan ketika taxi sudah datang menjemput delisha. Sekarang tinggal sepasang kekasih yang masih sibuk berdebat.

“Ini,” kata rizal seraya memberikan sarung yang baru saja dia keluarkan dari jok motor nya.

“Apa ini?” Tanya vallery membelalakkan mata nya.

“Sarung, apalagi?”

“Untuk apa? Kita mau ena ena disini?”

“Pikiranmu!” kata Rizal seraya menoyor kening vallery dengan jari telunjuk nya.

“Lalu buat apa?”

“Buat nutupin rokmu yang mini itu, kalo mau ku bonceng tutupi pake sarungku!”

“Ya Tuhan, demi apa coba? Aku bisa diketawain orang,”

“Mending diketawain orang daripada semua melihat kemulusanmu itu,” kata rizal kesal.

“Wah, kamu sedang perhatian padaku? Iya?”Tanya vallery dengan senyuman maut nya.

“Terserah, mau bonceng atau tidak? Kalau mau bonceng harap pake sarung nya!”

“Iya, mau!” kata vallery seraya menahan malu mulai memakai sarung yang diberikan oleh rizal.

Jangan lupa like, comment and vote ya 🙏👍😁

Terpopuler

Comments

Riska Wulandari

Riska Wulandari

dulu aku benci banget sana Vallery skr malah g bisa berenti ketawa...🤣🤣🤣

2022-03-21

0

Lina Susanto

Lina Susanto

🤣🤣🤣🤣

2021-12-20

0

Fitria Dafina

Fitria Dafina

Vallery mau aja disuruh pake sarung 🤣🤣🤣🤣

2021-09-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!