Bab 4

Vallery masih membatu memikirkan kata kata nya sendiri yang barusan mengiyakan jika diri nya akan memakai sarung yang di sodorkan oleh Rizal. Dia masih memegang sarung yang terlipat rapi itu tanpa membuka nya.

“Kenapa masih diem? Ayo cepet pake,” kata Rizal menatap kekasih nya yang terdiam.

“Aku mana bisa cara nya pake sarung,” celetuk vallery.

“Pernah pake jarik nggak sih?” keluh Rizal seraya menarik sarung dari tangan Vallery.

“Emang nya aku mbok rondo di film timun mas yang melulu pake jarik,” cebik nya.

“Kamu lihat ya, begini,” kata Rizal seraya membuka sarung tersebut dan menempelkan nya di pinggang vallery seperti sedang memakaikan jarik.

“Nggak bisa pake jarik tapi uda ngajak nikah aja,” kata Rizal.

“Apa hubungan nya menikah sama pake jarik,”

“Menikah tuh pake kebaya,”

“Kebaya modern tuh jarik nya kayak rok, nggak usah ribet kayak pake sarung. Emang nya ngapain sih pake ada sarung di motor kamu segala? Kamu mau ena ena pake sarung sama yang lain ya? Makanya selalu sedia sarung. Bilang aja kalo aku bukan yang pertama ngelakuin nya sama kamu,” kata vallery dengan nada kesal.

“Bisa nggak sih pikiranmu itu nggak Cuma ena ena aja, aku bawa sarung bukan buat itu. Sarung ya buat sholat di masjid,” kata Rizal.

“Buat sholat? Emang nya nggak boleh sholat pake celana?”

“Boleh, aku jaga jaga aja. Siapa tahu celana yang ku pakai najis,”

“Jadi begitu,” kata vallery yang mulai menggandeng tangan Rizal dengan senyuman mengembang nya.

Akhirnya mereka menaiki motor dengan Vallery yang mengeratkan pelukan nya di perut Rizal .

“Jangan kenceng kenceng pegangan nya,” kata Rizal.

“Aku takut jatuh kalo bonceng miring pake sarung gini, maka nya aku pegaangan nya kenceng biar nggak jatuh,” sahut Vallery dengan senyuman nya.

“Aku antar kamu pulang ya,”

“Nggak mau, aku mau ke kontrakan kamu,”

“Ngapain? Aku antar pulang aja,”

“Tapi beri aku kunci kontrakanmu,” kata Vallery.

“Buat apa?”

“Aku kan tunanganmu, wajar donk kalo mau keluar-masuk kontrakanmu. Emang nya Cuma ada satu kunci?”

“Iya, akan ku berikan kunci nya untukmu juga,” kata Rizal mengalah.

Akhirnya mereka sampai di halaman rumah Vallery yang rumput nya halus layak nya lapangan golf itu. Vallery turun dari motor Rizal seraya membuka sarung yang terikat di pinggang nya.

“Masuklah,” kata Rizal seraya menerima sarung yang di berikan oleh vallery.

“Gitu aja?” Tanya vallery melongo.

“Mau apa lagi?”

Vallery mendekat kearah Rizal dan mencium bibir Rizal dengan lembut seraya memejamkan mata nya. Dokter cantik itu mengalungkan tangan nya di leher Rizal dan tidak memberikan Rizal kesempatan untuk menghindari ciuman nya. Dia menekan tengkuk Rizal supaya memperdalam ciuman mereka hingga napas mereka tidak beraturan.

“Val, ini di rumahmu. Bagaimana jika orangtuamu melihat,” kata Rizal lirih.

“Kenapa memang nya? Kita kan sudah tunangan, kamu sudah melamarku dan kita akan menikah bulan depan,” kata vallery masih menggantungkan tangan nya di leher kekasih nya itu.

“Apa orangtuamu tidak salah menerimaku? Kenapa semudah itu?” Tanya Rizal heran.

Vallery terdiam seraya menikmati ketampanan kekasih nya dari dekat hingga dia masih bisa merasakan napas Rizal. Gadis itu tersenyum mengingat bagaimana mama dan papa nya mengijinkan nya menikah dengan Rizal dan berpindah agama demi mengurus surat nikah. ‘AKU HAMIL’ itulah kata yang keluar dari mulut nya ketika menjelaskan pada kedua orangtua nya jika ingin menikah. Padahal belum ada janin di dalam perut perempuan cantik itu.

“Tidak,” sahut vallery dengan senyuman nya.

“Tunggulah orangtua ku datang ke rumahmu, aku akan mengajak orangtuaku dan keluargaku untuk melamarmu dengan cara yang benar,” kata Rizal pelan.

“Lamaranmu waktu itu sudah cukup,”

“Orangtuaku akan menyiapkan segala nya juga meskipun tidak semewah lamaran yang kamu harapkan,”

“Kamu menikahiku saja sudah cukup, aku tidak butuh lamaran mewah jika akhirnya ditinggalkan,” kata vallery sedih mulai melepaskan pelukan nya perlahan dari leher Rizal.

“Siapa yang bilang akan meninggalkanmu,” kata Rizal seraya meraih tangan kekasih nya.

“Aku hanya trauma,”

“Aku tidak akan meninggalkanmu,” kata Rizal lembut.

“Masuklah dulu,” pinta Vallery.

“Rumahmu sepi sekali, aku tidak enak hati,”

“Ayo… aku ingin kamu yang memilihkan model cincin pernikahan untukku,” kata vallery seraya menarik lengan Rizal untuk masuk ke dalam ruang tamu nya. Mendorong tubuh Rizal pelan supaya duduk di sofa empuk ruang tamu nya.

“Mau dibuatkan minum apa?” Tanya perempuan itu saraya melenggangkan tubuh sexy nya menuju tempat makan.

“Tidak perlu, Val,”

“Buatkan kopi, Bik,” kata vallery pada pembantu nya.

“Aku nggak ngopi, Val,” sahut Rizal.

“Kalau begitu buatkan dia jus jeruk,” kata vallery pelan pada pembantu nya seraya menjatuhkan bokong nya di samping Rizal.

“Lihatlah ini, apa ini bagus?” Tanya perempuan itu menunjukkan salah satu model cincin pada kekasih nya.

“Bukankah model nya hampir sama dengan milik delisha?” Tanya Rizal seraya mengerutkan dahi nya.

“Kenapa kamu bisa tahu?”

“Karena dia menyukai cincin yang simple,”

“Kamu juga tahu type cincin kesukaan nya?” kata vallery sedikit cemburu karena kekasih nya memperhatikan hal kesukaan perempuan lain.

“Karena dia menyukai cincin ibuku,” sahut Rizal pelan.

“Berapa lama kalian berteman?” Tanya vallery penasaran.

“Sejak kecil sampai kami dewasa,”

“Sering menghabiskan waktu bersama?”

“Tentu saja,”

“Aku cemburu,” kata vallery manja melingkarkan tangan nya di lengan Rizal seraya menjatuhkan kepala nya di bahu lelaki itu.

“Dia sudah bertunangan dengan laki laki kaya,”

“Wow, beruntung sekali dia. Aku senang medengar nya,”

Rizal hanya tersenyum memandang kearah pembantu yang mengantarkan minuman nya dan menaruh nya di meja.

“Mungkinkah cincin nya tadi dari tunangan nya?” kata vallery pelan.

“Bisa jadi,” sahut Rizal lirih.

🦋🦋🦋

Keesokan hari nya delisha meminta dikirimkan alamat kontrakan yang ditempati Rizal saat ini.

Sore hari nya perempuan cantik itu meluncur menuju kontrakan laki laki tampan itu dengan menggunakan taxi. Dari kejauhan terlihat perempuan itu sedang membawa makanan masakan nya sendiri di beberapa kotak makanan.

"Kamu nggak perlu repot repot membuatkanku makanan sebanyak ini,” kata Rizal.

“Aku tidak merasa direpotkan,” sahut delisha seraya menata makanan buatan nya di meja ruang tamu.

“Kamu memasak terlalu banyak, aku tidak akan habis,”

“Aku akan membantumu menghabiskan nya,” sahut delisha.

Mereka terdiam saling menatap karena suasana tiba tiba menjadi canggung karena sudah cukup lama mereka tidak bertemu.

“Gadis itu cantik,” kata delisha menatap Rizal.

“Siapa?”

“Tunanganmu,”

“Kamu juga cantik,” sahut Rizal.

“Bolehkah aku bertanya sesuatu?”

“Tentu saja boleh,”

“Apa kamu bahagia?”

“Apa kamu juga bahagia?” Tanya Rizal balik Tanya.

Keduanya terdiam cukup lama dan suasana mulai canggung kembali.

“Sepertinya dalam seumur hidupku, aku hanya bisa jatuh cinta sekali,” kata Rizal seraya menghembuskan napas nya berat.

“Maaf, aku tidak bermaksud mengingatkanmu tentang hal ini,” sahut Delisha seraya berdiri hendak keluar tapi dia mematung menatap vallery yang sudah berdiri di pintu itu entah sejak kapan? Rizal bahkan mengusap wajah nya frustasi menatap kekasih nya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Jangan lupa like, comment and vote ya... 🙏😁

selamat hari selasa guys 👍

semoga suka dengan cerita receh saya 🍓🍓🍓

Terpopuler

Comments

Novianti Ratnasari

Novianti Ratnasari

harus nya Valery jngan serahkan mahkotamu am Rizal. kaya nya Rizal masih cinta am Delisha

2022-10-06

0

Riska Wulandari

Riska Wulandari

ojo macem2 Zal..

2022-03-21

0

Princess D

Princess D

rizal..... kamu itu plin plan... move on zal

2021-08-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!