Eps 6 Della

Hani memperhatikan teman sebangkunya.

Dia sangat heran. Kenapa siswi di sebelahnya itu tidak tertawa seperti yang lainnya? Sedangkan menurut Hani itu lucu.

“Apa dia sakit?” Batinnya.

Hani tiba – tiba kaget saat Della menatapnya.Tatapnya terlihat kosong. Ekspresinya juga datar. Kemudian mereka saling menatap dengan waktu yang cukup lama.

“Hai Della. Hai Hani. Kalian lagi lomba menatap ya?” Tanya Viola dengan nada becanda.

“Huh? Enggak kok.” Jawab Hani.

Della tidak menjawab pertanyaan Viola. Della juga melirik ke arah Viola. Kemudian dia beranjak pergi meninggalkan mereka.

Hani dan Viola kebingungan dengan tingkah Della.

“Kenapa ya dia?” Gumam Viola.

“Apa?” Tanya Hani.

“Eh?! Enggak. Kenalin aku Viola. Biasa di panggil Vio. Salam kenal.” Ucap Vio sambil menjabat tanggan.

“Hai Vio. Aku Hani.” Jawab Hani sambil membalas jabat tanggan Viola.

“Ya udah ya, aku susul Della dulu. Daah.”

Viola pergi meninggalkan Hani sendirian.

Dia berlari keluar mencari kemana Della pergi. Sedangkan Hani masih penasaran. Kenapa Della bersikap seperti itu? Apakah itu sifat bawaannya atau bagaimana? Entah kenapa dia juga merasa bahwa ada yang salah dengan teman sebangkunya itu. Teman yang belum dia ketaui namanya. Dia tidak begitu mendengar jelas siapa nama siswi itu, saat Viola menyapa mereka tadi.

...****...

Viola mengejar Della. Lagi – lagi, dia duduk di tempat biasanya. Di bangku belakang kelasnya. Viola langsung menghampirinya. Saat duduk di samping Della. Dia menawarkan minuman ke Della. Ini minuman soda rasa strobery kesukaan Della. Namun Della menolaknya.

“Nih Dell. Pasti gak bisa nolak kan. Yakan? Iya aja deh.” Ucap Viola dengan sedikit becanda.

“Gak Vi. Terima kasih.” Dia menggeleng dan mendorong minuman itu dengan pelan.

“Inikan minuman favoritmu? Ayolah Della. Jangan sungkan deh. Orang biasanya langsung sruput tanpa pemberitauan.” Ucap Viola sambil menawarkannya lagi.

“Gak ya gak! Denger gak sih orang ngomong.” Bentak Della.

Viola kaget dengan reaksi Della. Dia melongo sesaat. Viola masih berusaha untuk berbicara dengan Della.

“Della.” Panggilnya.

“Iya?”

“Kamu merasakan hal yang sama gak kayak aku?” Tanyanya.

Della mengerutkan keningnya karena pertanyaan Viola. Kemudian dia memposisikan dirinya duduk menghadap Viola.

“Merasakan apa?” Tanya Della.

“Yah, merasa ada yang ganjil aja gitu Del.”

“Ganjil apanya?”

“Ya, kematian Nana. Kayak ganjil aja gitu.”

“Apaan sih Vi. Kamu jangan bahas orang yang sudah meninggal deh. Kenapa sih kamu ini?” Bentak Della.

“Kalau kamu masih gak terima sana kamu selidiki sana.” Lanjutnya.

Tidak lama kemudian. Della langsung pergi meningglakan Viola tanpa berpamitan. Dia pergi, berlari seakan akan dia sedang di kejar.

“Kenapa sih Della? Dia kok berubah ya. Lebih dingin dari biasanya?” Gumamnya.

Viola merasa jika Della sangat berubah. Di matanya, dia melihat jika Della merasa sedang di pojokkan. Ekspresi Della juga terlihat sangat marah.

“Masak iya sih gosip itu benar?” Gumamnya.

“Kalu benar masak Della pembunuhnya?” Ucapnya kemudian dia menutup mulutnya.

Matanya melirik ke kanan dan kiri. Memastikan tidak ada siapa siapa di sana. Kemudian dia juga berjalan ke kanan dan ke kiri untuk memastikan lagi. Bahwa benar – benar tidak ada orang di sana.

Setelah yakin tidak ada orang di sana. Viola terburu – buru pergi dari situ kembali ke kelasnya. Dia berlari cukup cepat.

...****...

Della pergi ke perpustakaan. Sampai di perpustakaan dia langsung menuju rak buku tentang IPA. Dia mencari buku biologi. Dia sangat tertarik tentang biologi. Saat sedang mencari buku yang menarik. Tiba – tiba buku di rak sebelahnya terjatuh.

Reflek Dela menoleh. Namun di sana tidak ada siapa – siapa. Dia menghampiri buku itu. Sampai di ujung rak biologi dia menoleh ke kanan dan ke kiri. Dia tidak melihat siapa – siapa di sana.

Kemudian kembali melanjutkan jalannya. Sampai di sana dia mengecek rak buku mana yang longgar, dan dia menemukannya. Kemudian dia membukuk untuk mengambil buku. Dia pikir buku itu terjatuh karena seseorang menaruhnya tidak tepat pada tempatnya. Saat dia membalik buku itu, dia terkejut dengan judulnya. Kemudian dia melempar buku itu.

“Hah?” Napasnya terenggah – enggah.

Judul buku itu adalah “Cara Jitu Belajar Microsott Exel Secepat Kilat”. Buku itu adalah buku yang pernah di pinjam Nana. Namun Nana lupa mengembalikannya sehingga dia di denda oleh petugas perpustakaan. Tetapi seharusnya buku itu tidak di sini tempatnya. Karena sepanjang rak ini bukunya bertema IPA dari biologi, fisika dan kimia.

Della mulai merasa kedinginan. Di susul rasa merinding ke sekujur tubuhnya. Tak lama setelah itu dia mencium bau kuteks bercampur anyir yang menyengat. Tetapi Della lebih mencium bau kuteksnya.

“Bau kuteks?” Gumam Della.

Kemudian matanya bergerak. Ke kanan, kiri atas dan bawah. Entah apa yang sedang dia cari. Tanggannya semakin dingin. Matanya masih belum berhenti mencari cari sesuatu. Bahkan dia sampai membalikkan badannya. Dia juga berputar sampai 360 derajat.

Bruk!!!

Della pingsan di tempat. Dia pingsan dan menjatuhkan beberapa buku dari rak. Suara itu di dengar oleh petugas perpustakaan. Dengan sigap petugas perpustakaan datang ke sumber suara. Petugas itu terkejut melihat Della sudah tergeletak di lantai.

“Tolong!!! Ada yang pingsan.” Teriak petugas itu.

Beberapa staf, siswa dan siswi datang menghampiri. Mereka datang dan membantu petugas itu membotong Della ke UKS.

...***...

Di kelas.

“Woy... Della pingsan woy. Sekarang dia di UKS.” Ucap salah satu siswa di kelas.

Seketika kelas gaduh. Viola langsung pergi berlari menuju UKS. Beberapa orang mengikuti Viola. Tetapi beberapa orang tetap tinggal di kelas. Mereka terdengar sedang berbisik. Beberapa bisikan dapat di dengar Hani.

“Eh, katanya Nana itu gak bunuh diri. Tapi di bunuh.”

“Hah?”

“Masak?”

“Iya, gosipnya gitu. Tapi sekolah gak mau ada yang tau. Biar gak memicu keonaran.”

“Sekolah juga gak mau citra sekolah ini jadi anjlok.”

Hani mendengar itu langsung berfikir, dan dia teringat tiga hari yang lalu. Dimana dia di terror oleh tulisan “Nana” yang di tulis dengan cairan kuteks.

Lalu lamunanya buyar ketika seorang siswa secara tiba tiba berdiri di hadapannya.

“Han... Kok kamu gak duduk di sebelahku sih?” Tanya Jaelani.

“Hmm?”

“Ham hem ham hem. Kenapa kamu gak duduk di sebelahku?”

“Aku mau duduk di sini aja. Duduk sama cewek.”

“Oh udah lupa ya sama aku?” Tanya Jaelani lagi.

“Kamu siapa?” Tanya Hani balik.

Jaelani melongo karena jawabannya. Lalu dia tersenyum tipis dan berusaha untuk bersabar. Dia kembali lagi berbicara dengan lebih lembut.

“Coba di ingat – ingat.”

Hani pun mencoba mengingat dengan sedikit susah payah. Karena saat ini dia sedang bayak pikiran dan kacau.

~ Terima kasih, sudah mampir baca~

Terpopuler

Comments

Clara Safitri

Clara Safitri

jangan2 pembunuh anna wali kelas thor...yang dimimpiih hani atau kedunia lain..tatapan matanya persis sama wali kelas cewek

2021-03-03

0

Euis Teuki

Euis Teuki

kenapa hani jadi ga inget?

author "wedding dress" mampir nih
aku udah like

2020-11-23

3

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Eps 1 Awal Yang Buruk
3 Eps 2 Teror Nana
4 Eps 3 Interograsi
5 Eps 4 Orang Misterius
6 Eps 5 Perkenalan
7 Eps 6 Della
8 Eps 7 Jaelani.
9 Eps 8 Kabut di siang Hari
10 Eps 9 Kesunyian yang mencekam
11 Eps 10 Kesunyian yang mencekam (2)
12 Eps 11 Mati atau bantu aku
13 Eps 12 Di rumah sakit
14 Eps 13 Pembunuh
15 Eps 14 Asalkan bukan mereka
16 Eps 15 Cincin pengikat
17 Eps 16 Bisikan misterius
18 Eps 17 Cincin itu melonggar
19 Eps 18 Della dan Viola
20 Eps 19 Teka teki rumit
21 Eps 20 Pak Wanto
22 Eps 21 Penjaga Hani
23 Eps 22 Masalah demi masalah
24 Eps 23 Siswi yang di kutuk
25 Eps 24 Siswi yang di kutuk (2)
26 Eps 25 Sehari bersama Jaelani
27 Eps 26 Sehari bersama Jaelani (2)
28 Eps 27 Jaelani kena sial
29 Eps 28 Tidak ada waktu luang
30 Eps 29 Di bengkel motor
31 Eps 30 Lanzo
32 Eps 31 Flashback
33 Eps 32 Flashback (2)
34 Eps 33 Calon pacar
35 Eps 34 Tetes demi tetes
36 Eps 35 Kuteks itu
37 Eps 36 Mengunjungi della
38 Eps 37 Kesurupan
39 Eps 38 Tenggelam dalam pikiran
40 Eps 39 Mimpi della
41 Eps 40 Ternyata itu ada
42 Eps 41 Ketika anak SMA merengek
43 Eps 42 Jaelani mulai ragu
44 Eps 43 Sebenci itukah?
45 Eps 44 Aku mohon
46 Eps 45 Saling menduga
47 Eps 46 Semacam Ilusi
48 Eps 47 Keluarga siapa?
49 Eps 48 Main petak umpet
50 Eps 49 Diary Hani
51 Maaf
52 Eps 50 Sosok hitam
53 Eps 51 Handoko
54 Eps 52 Kejutan untuk mama
55 Eps 53 Mimpi atau nyata?
56 Eps 54 Obat nyamuk
57 Eps 55 Cinta
58 Eps 56 Terjadi lagi
59 Eps 57 Bisikan misterius
60 Eps 58 Sisi lain
61 Eps 59 Anak pak Wanto
62 Eps 60 Di rumah sakit jiwa
63 Eps 61 Pengakuan Hani
64 Eps 62 Secepat mungkin
65 Eps 63 JANGAN
66 Eps 64 Belum berakhir
67 Eps 65 Masa berkabung
68 Eps 66 Lebih dekat
69 Eps 67 Percakapan rahasia
70 Eps 68 Hani dalam bahaya
71 Eps 69 Pengakuan pelaku
72 Eps 70 TIDAK
73 EPILOG
74 Tanya dong.
75 Terima kasih
76 Pengumuman
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Prolog
2
Eps 1 Awal Yang Buruk
3
Eps 2 Teror Nana
4
Eps 3 Interograsi
5
Eps 4 Orang Misterius
6
Eps 5 Perkenalan
7
Eps 6 Della
8
Eps 7 Jaelani.
9
Eps 8 Kabut di siang Hari
10
Eps 9 Kesunyian yang mencekam
11
Eps 10 Kesunyian yang mencekam (2)
12
Eps 11 Mati atau bantu aku
13
Eps 12 Di rumah sakit
14
Eps 13 Pembunuh
15
Eps 14 Asalkan bukan mereka
16
Eps 15 Cincin pengikat
17
Eps 16 Bisikan misterius
18
Eps 17 Cincin itu melonggar
19
Eps 18 Della dan Viola
20
Eps 19 Teka teki rumit
21
Eps 20 Pak Wanto
22
Eps 21 Penjaga Hani
23
Eps 22 Masalah demi masalah
24
Eps 23 Siswi yang di kutuk
25
Eps 24 Siswi yang di kutuk (2)
26
Eps 25 Sehari bersama Jaelani
27
Eps 26 Sehari bersama Jaelani (2)
28
Eps 27 Jaelani kena sial
29
Eps 28 Tidak ada waktu luang
30
Eps 29 Di bengkel motor
31
Eps 30 Lanzo
32
Eps 31 Flashback
33
Eps 32 Flashback (2)
34
Eps 33 Calon pacar
35
Eps 34 Tetes demi tetes
36
Eps 35 Kuteks itu
37
Eps 36 Mengunjungi della
38
Eps 37 Kesurupan
39
Eps 38 Tenggelam dalam pikiran
40
Eps 39 Mimpi della
41
Eps 40 Ternyata itu ada
42
Eps 41 Ketika anak SMA merengek
43
Eps 42 Jaelani mulai ragu
44
Eps 43 Sebenci itukah?
45
Eps 44 Aku mohon
46
Eps 45 Saling menduga
47
Eps 46 Semacam Ilusi
48
Eps 47 Keluarga siapa?
49
Eps 48 Main petak umpet
50
Eps 49 Diary Hani
51
Maaf
52
Eps 50 Sosok hitam
53
Eps 51 Handoko
54
Eps 52 Kejutan untuk mama
55
Eps 53 Mimpi atau nyata?
56
Eps 54 Obat nyamuk
57
Eps 55 Cinta
58
Eps 56 Terjadi lagi
59
Eps 57 Bisikan misterius
60
Eps 58 Sisi lain
61
Eps 59 Anak pak Wanto
62
Eps 60 Di rumah sakit jiwa
63
Eps 61 Pengakuan Hani
64
Eps 62 Secepat mungkin
65
Eps 63 JANGAN
66
Eps 64 Belum berakhir
67
Eps 65 Masa berkabung
68
Eps 66 Lebih dekat
69
Eps 67 Percakapan rahasia
70
Eps 68 Hani dalam bahaya
71
Eps 69 Pengakuan pelaku
72
Eps 70 TIDAK
73
EPILOG
74
Tanya dong.
75
Terima kasih
76
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!