Hani memperhatikan teman sebangkunya.
Dia sangat heran. Kenapa siswi di sebelahnya itu tidak tertawa seperti yang lainnya? Sedangkan menurut Hani itu lucu.
“Apa dia sakit?” Batinnya.
Hani tiba – tiba kaget saat Della menatapnya.Tatapnya terlihat kosong. Ekspresinya juga datar. Kemudian mereka saling menatap dengan waktu yang cukup lama.
“Hai Della. Hai Hani. Kalian lagi lomba menatap ya?” Tanya Viola dengan nada becanda.
“Huh? Enggak kok.” Jawab Hani.
Della tidak menjawab pertanyaan Viola. Della juga melirik ke arah Viola. Kemudian dia beranjak pergi meninggalkan mereka.
Hani dan Viola kebingungan dengan tingkah Della.
“Kenapa ya dia?” Gumam Viola.
“Apa?” Tanya Hani.
“Eh?! Enggak. Kenalin aku Viola. Biasa di panggil Vio. Salam kenal.” Ucap Vio sambil menjabat tanggan.
“Hai Vio. Aku Hani.” Jawab Hani sambil membalas jabat tanggan Viola.
“Ya udah ya, aku susul Della dulu. Daah.”
Viola pergi meninggalkan Hani sendirian.
Dia berlari keluar mencari kemana Della pergi. Sedangkan Hani masih penasaran. Kenapa Della bersikap seperti itu? Apakah itu sifat bawaannya atau bagaimana? Entah kenapa dia juga merasa bahwa ada yang salah dengan teman sebangkunya itu. Teman yang belum dia ketaui namanya. Dia tidak begitu mendengar jelas siapa nama siswi itu, saat Viola menyapa mereka tadi.
...****...
Viola mengejar Della. Lagi – lagi, dia duduk di tempat biasanya. Di bangku belakang kelasnya. Viola langsung menghampirinya. Saat duduk di samping Della. Dia menawarkan minuman ke Della. Ini minuman soda rasa strobery kesukaan Della. Namun Della menolaknya.
“Nih Dell. Pasti gak bisa nolak kan. Yakan? Iya aja deh.” Ucap Viola dengan sedikit becanda.
“Gak Vi. Terima kasih.” Dia menggeleng dan mendorong minuman itu dengan pelan.
“Inikan minuman favoritmu? Ayolah Della. Jangan sungkan deh. Orang biasanya langsung sruput tanpa pemberitauan.” Ucap Viola sambil menawarkannya lagi.
“Gak ya gak! Denger gak sih orang ngomong.” Bentak Della.
Viola kaget dengan reaksi Della. Dia melongo sesaat. Viola masih berusaha untuk berbicara dengan Della.
“Della.” Panggilnya.
“Iya?”
“Kamu merasakan hal yang sama gak kayak aku?” Tanyanya.
Della mengerutkan keningnya karena pertanyaan Viola. Kemudian dia memposisikan dirinya duduk menghadap Viola.
“Merasakan apa?” Tanya Della.
“Yah, merasa ada yang ganjil aja gitu Del.”
“Ganjil apanya?”
“Ya, kematian Nana. Kayak ganjil aja gitu.”
“Apaan sih Vi. Kamu jangan bahas orang yang sudah meninggal deh. Kenapa sih kamu ini?” Bentak Della.
“Kalau kamu masih gak terima sana kamu selidiki sana.” Lanjutnya.
Tidak lama kemudian. Della langsung pergi meningglakan Viola tanpa berpamitan. Dia pergi, berlari seakan akan dia sedang di kejar.
“Kenapa sih Della? Dia kok berubah ya. Lebih dingin dari biasanya?” Gumamnya.
Viola merasa jika Della sangat berubah. Di matanya, dia melihat jika Della merasa sedang di pojokkan. Ekspresi Della juga terlihat sangat marah.
“Masak iya sih gosip itu benar?” Gumamnya.
“Kalu benar masak Della pembunuhnya?” Ucapnya kemudian dia menutup mulutnya.
Matanya melirik ke kanan dan kiri. Memastikan tidak ada siapa siapa di sana. Kemudian dia juga berjalan ke kanan dan ke kiri untuk memastikan lagi. Bahwa benar – benar tidak ada orang di sana.
Setelah yakin tidak ada orang di sana. Viola terburu – buru pergi dari situ kembali ke kelasnya. Dia berlari cukup cepat.
...****...
Della pergi ke perpustakaan. Sampai di perpustakaan dia langsung menuju rak buku tentang IPA. Dia mencari buku biologi. Dia sangat tertarik tentang biologi. Saat sedang mencari buku yang menarik. Tiba – tiba buku di rak sebelahnya terjatuh.
Reflek Dela menoleh. Namun di sana tidak ada siapa – siapa. Dia menghampiri buku itu. Sampai di ujung rak biologi dia menoleh ke kanan dan ke kiri. Dia tidak melihat siapa – siapa di sana.
Kemudian kembali melanjutkan jalannya. Sampai di sana dia mengecek rak buku mana yang longgar, dan dia menemukannya. Kemudian dia membukuk untuk mengambil buku. Dia pikir buku itu terjatuh karena seseorang menaruhnya tidak tepat pada tempatnya. Saat dia membalik buku itu, dia terkejut dengan judulnya. Kemudian dia melempar buku itu.
“Hah?” Napasnya terenggah – enggah.
Judul buku itu adalah “Cara Jitu Belajar Microsott Exel Secepat Kilat”. Buku itu adalah buku yang pernah di pinjam Nana. Namun Nana lupa mengembalikannya sehingga dia di denda oleh petugas perpustakaan. Tetapi seharusnya buku itu tidak di sini tempatnya. Karena sepanjang rak ini bukunya bertema IPA dari biologi, fisika dan kimia.
Della mulai merasa kedinginan. Di susul rasa merinding ke sekujur tubuhnya. Tak lama setelah itu dia mencium bau kuteks bercampur anyir yang menyengat. Tetapi Della lebih mencium bau kuteksnya.
“Bau kuteks?” Gumam Della.
Kemudian matanya bergerak. Ke kanan, kiri atas dan bawah. Entah apa yang sedang dia cari. Tanggannya semakin dingin. Matanya masih belum berhenti mencari cari sesuatu. Bahkan dia sampai membalikkan badannya. Dia juga berputar sampai 360 derajat.
Bruk!!!
Della pingsan di tempat. Dia pingsan dan menjatuhkan beberapa buku dari rak. Suara itu di dengar oleh petugas perpustakaan. Dengan sigap petugas perpustakaan datang ke sumber suara. Petugas itu terkejut melihat Della sudah tergeletak di lantai.
“Tolong!!! Ada yang pingsan.” Teriak petugas itu.
Beberapa staf, siswa dan siswi datang menghampiri. Mereka datang dan membantu petugas itu membotong Della ke UKS.
...***...
Di kelas.
“Woy... Della pingsan woy. Sekarang dia di UKS.” Ucap salah satu siswa di kelas.
Seketika kelas gaduh. Viola langsung pergi berlari menuju UKS. Beberapa orang mengikuti Viola. Tetapi beberapa orang tetap tinggal di kelas. Mereka terdengar sedang berbisik. Beberapa bisikan dapat di dengar Hani.
“Eh, katanya Nana itu gak bunuh diri. Tapi di bunuh.”
“Hah?”
“Masak?”
“Iya, gosipnya gitu. Tapi sekolah gak mau ada yang tau. Biar gak memicu keonaran.”
“Sekolah juga gak mau citra sekolah ini jadi anjlok.”
Hani mendengar itu langsung berfikir, dan dia teringat tiga hari yang lalu. Dimana dia di terror oleh tulisan “Nana” yang di tulis dengan cairan kuteks.
Lalu lamunanya buyar ketika seorang siswa secara tiba tiba berdiri di hadapannya.
“Han... Kok kamu gak duduk di sebelahku sih?” Tanya Jaelani.
“Hmm?”
“Ham hem ham hem. Kenapa kamu gak duduk di sebelahku?”
“Aku mau duduk di sini aja. Duduk sama cewek.”
“Oh udah lupa ya sama aku?” Tanya Jaelani lagi.
“Kamu siapa?” Tanya Hani balik.
Jaelani melongo karena jawabannya. Lalu dia tersenyum tipis dan berusaha untuk bersabar. Dia kembali lagi berbicara dengan lebih lembut.
“Coba di ingat – ingat.”
Hani pun mencoba mengingat dengan sedikit susah payah. Karena saat ini dia sedang bayak pikiran dan kacau.
~ Terima kasih, sudah mampir baca~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Clara Safitri
jangan2 pembunuh anna wali kelas thor...yang dimimpiih hani atau kedunia lain..tatapan matanya persis sama wali kelas cewek
2021-03-03
0
Euis Teuki
kenapa hani jadi ga inget?
author "wedding dress" mampir nih
aku udah like
2020-11-23
3