Eps 16 Bisikan misterius

“Kamu pergi!!!”

“Hah?” Hani terkejut.

Tiba – tiba dia melihat ada bayangan hitam besar di belakang Della.

“Jangan ganggu aku! Pergi!!!”

Della berteriak sekencang – kencangnya.

Viola mengetaui itu langsung memeluk erat Della. Entah kenapa Della menutup telinganya erat – erat.

Saat ini semua mata tertuju ke Hani. Mereka menatap heran kecuali Jaelani. Melihat Hani yang kesakitan dan ketakutan karena di terjatuh dan di tatap tajam oleh teman temannya. Jaelani dengan sigap menutup kepala Hani dengan jaketnya yang belum sempat dia lepas tadi.

“Biasa aja dong matanya!” Bentak Jaelani ke orang yang mengerumuni Hani.

“Kenapa sih kamu Jae? kita biasa aja kali. Kamu aja yang...” Ucap salah satu siswi.

“Udah udah, bubar.” Ucap Galih.

Jaelani membantu Hani berdiri, masih dengan kepala di tutupi jaket Jaelani. Sedangkan Galih sibuk membubarkan teman – temannya.

“Bawa dia ke bangku mu!” Perintah Galih ke Jaelani.

“Vio, bawa Della ke UKS sekarang.” Perintah Galih ke Viola.

Viola hanya mengangguk dan memapah Della. Galih mengikuti Viola dan Della dari belakang mengekor.

Di bangku Jaelani....

Hani menangis tersedu, dia masih syok dengan apa yang dia alami barusan. Sedangkan Jaelani ingin sekali menepuk – nepuk Hani. Tapi dia masih takut, jika tiba – tiba Hani membantingnya lagi. Akhirnya dia hanya bisa duduk dan memandangnya.

Situasi kelas ini masih tidak kondusif. Semua mata masih tertuju ke arah Hani. Ada yang melihat terang – terangan dan ada juga yang melirik. Mereka juga berbisik dengan kelompoknya masing – masing.

Bahkan siswi yang duduk di depan Hani, hanya diam saja tidak menoleh sedikitpun ke belakang. Jaelani bingung dia tidak bisa berbuat apa – apa.

Kring... Kring... Kring...

Bel masuk berbunyi. Galih dan Viola masih belum kembali, Hani masih menangis.

Harusnya saat ini jam pelajaran matematika, tetapi yang datang malah pak Tony wali kelas mereka. Namun, pak Tony datang langsung berjalan menuju Hani.

“Hani... kamu gak apa – apa?” Tanya pak Tony.

Hani masih belum bisa menjawab.

Kemudian pak Tony menatap Jaelani. Tangannya memberi kode, agar Jaelani mendekat ke pak Tony.

“Jae, bapak pesan sama kamu. Tolong kamu dan teman – teman jangan ganggu Hani ya? Kalau dia tidur di kelas biarkan. Asalkan dia tidak menggangu, paham?” Jelas pak Tony.

“Iya pak.”

Pak Tony merasa kasihan musibah yang menimpa Hani. Apalagi keadaan sekolah ini tidak kondusif terutama keadaan Della.

Setelah itu pak Tony pergi ke depan kelas dan berdiri disana. Lagi – lagi tangan pak Tony memberikan isyarat untuk semuanya agar diam tidak membuat kericuhan. Bukan tanpa alasan, saat ini situasi sekolah sedang tidak bisa di kontrol terutama kelas Hani.

Rasanya setiap hari ada saja masalah yang terjadi menimpa kelas itu. Bahkan belum ada satu minggu dari hari kejadian. Kelas Hani sudah di cap kelas terkutuk. Tidak jarang siswa siswi kelas lain tidak mau berurusan dengan siswa siswi kelas Hani. Mereka takut terkena imbas dari kejadian beberapa hari yang lalu.

...***...

Di UKS.

Della masih menutup telinganya, dia juga menolak duduk Ranjang UKS. Dia masih berdiri tegap di tengah jalan. Viola juga tidak sanggup menenangkan dan membujuk Della. Tidak lama kemudian, ada psikolog sekolah datang lengkap dengan tas yang masih di cangklong.

“Ada apa ini? Saya baru datang langsung di suruh ke sini?” Tanya wanita itu.

Kemudian salah satu guru lainnya menjelaskan keadaan yang terjadi. Psikolog itu mengangguk paham. Perlahan dia mencoba mendekati Hani. Degan susah payah dia membujuk Della agar dia mau duduk.

Tiga puluh menit waktu yang di butuhkan. Della akhirnya mau duduk, dan masih di tempat sama. Kemudian wanita itu memerintahkan, agar semua orang menunggu di luar UKS. Setelah ruangan itu sepi. Dengan sabar dan halus wanita itu berkata.

“Della... Kamu bisa, cerita sama ibu sekarang. Lihat sudah tidak ada orang, kecuali kita berdua.”

Lalu, Dela memeriksa ruangan itu, memastikan benar – benar tidak ada orang di sana. Setelah yakin dia mulai bercerita.

“B-Begini bu, tadi waktu aku duduk itu. Entah kenapa tiba – tiba aku mendengar kayak ada orang berantem gitu loh bu. Tapi aku cek di kelas gak ada yang berantem. Terus pas aku lihat anak baru itu. Suaranya makin kencang bu. Aku sebel bu dengerinnya. Terus aku dorong anak baru itu.” Jelas Della.

“Jadi, kamu itu dorong anak baru itu karena kamu merasa risih gitu?” Tanya wanita itu.

“Gak tau. Pokoknya aku sebel aja sama dia. Kalau aku di dekat dia rasanya di telinga kayak ada orang yang lagi berantem tapi bisik bisik bu.” Jawab Della, kemudian dia meneteskan air mata.

Setelah memahami keadaan Della. Wanita itu membujuk Della untuk tidur di ranjang. Lagi – lagi, Della menolak. Kemudian wanita itu beranjak keluar, tetapi Della memegang tanggannya erat.

“Jangan tinggalin aku senidiri bu. Takut!”

Akhirnya wanita itu tidak jadi pergi dan mengeluarkan phonselnya.

Tidak lama kemudian Viola masuk. Wanita itu menyuruh Viola duduk di hadapan Della. Setelah merasa keadaan aman, dia pergi.

Di depan UKS

“Menurut diagnosa saya sepertinya Della mengalami Skizofernia yaitu gangguan jiwa yang membuat pegidapnya mengalami halusinasi. Karena dia bilang tadi seperti mendengar bisikan – bisikan padahal dia sedang berada di tempat keramaian. Ini perlu penangan lanjut. Lebih baik kita bicarakan dengan orang tuanya.” Jelas wanita itu.

“Baik.” Ucap pak Tony.

“Oh iya bagaimana keadaan anak yang di dorongnya tadi?”

“O... Dia tadi menangis tersedu. Dia seperti ketakutan.” Jawab pak Tony.

“Bisa bantu saya untuk membawa anak itu ke ruang BK pak?” Pinta wanita itu.

Pak tony mengangguk dan langsung bergegas ke kelas.

Di dalam kelas.

Hani masih sesenggukan, perasaannya saat ini tidak karuan antara malu, dan takut campur menjadi satu. Sedangkan Jaelani hanya bisa melirik Hani memastikan dia dalam keadaan tidak membahayakan dirinya sendiri.

Tok tok tok.

Pak Tony mengetuk pintu. Guru matematika itu memberi ijin masuk. Pak Tony langsung menuju bangku Hani. Membujuknya untuk ikut ke ruangan BK. Hani pun setuju, dia pergi ke ruang BK bersama pak Tony.

Sebenarnya Jaelani khawatir, dia ingin ikut. Tapi dia sadar kalau dia tidak mungkin bisa pergi.

Di ruang BK.

Hani duduk berhadapan dengan wanita psikolog tadi. Lagi – lagi dengan sabar dan lemah lembut wanita itu bertanya.

“Kamu kenapa?” Tanya wanita itu.

Hani masih terdiam.

“Kamu bisa cerita ke ibu. Mungkin ibu bisa batu masalah kamu.” Ucap wanita itu meyakinkan Hani.

Tidak lama kemudian Hani mulai berbicara sambil sesenggukan.

“Tadi aku tiba – tiba di dorong bu. Aku gak tau kesalahanku bu.” Jelas Hani.

“Hmmm... Iya iya ibu paham.”

“Terus kenapa kamu menangis?” Tanya wanita itu lagi.

“Takut bu.”

“Takut? Takut kenapa?.”

“Takut sama....”

“Hmmm? Gak apa – apa, jangan takut.”

“Ibu guru percaya gak ya kalau aku bilang ada bayangan di belakang Della?” Pikir Hani.

“Hani... Jangan takut nak, gak apa – apa kok. Hmm?.”

Hani menghembuskan napas berat.

“Aku takut....”

~ Terima kasih, sudah mampir baca~

Terpopuler

Comments

senja

senja

typo! mendekati Della bukan Hani!

2022-04-02

0

Euis Teuki

Euis Teuki

terkadang sulit berbicara tentang makhluk halus sama orang biasa
hani yang sabar ya

author "wedding dress" mampir nih
aku udah kasih like

2020-11-25

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Eps 1 Awal Yang Buruk
3 Eps 2 Teror Nana
4 Eps 3 Interograsi
5 Eps 4 Orang Misterius
6 Eps 5 Perkenalan
7 Eps 6 Della
8 Eps 7 Jaelani.
9 Eps 8 Kabut di siang Hari
10 Eps 9 Kesunyian yang mencekam
11 Eps 10 Kesunyian yang mencekam (2)
12 Eps 11 Mati atau bantu aku
13 Eps 12 Di rumah sakit
14 Eps 13 Pembunuh
15 Eps 14 Asalkan bukan mereka
16 Eps 15 Cincin pengikat
17 Eps 16 Bisikan misterius
18 Eps 17 Cincin itu melonggar
19 Eps 18 Della dan Viola
20 Eps 19 Teka teki rumit
21 Eps 20 Pak Wanto
22 Eps 21 Penjaga Hani
23 Eps 22 Masalah demi masalah
24 Eps 23 Siswi yang di kutuk
25 Eps 24 Siswi yang di kutuk (2)
26 Eps 25 Sehari bersama Jaelani
27 Eps 26 Sehari bersama Jaelani (2)
28 Eps 27 Jaelani kena sial
29 Eps 28 Tidak ada waktu luang
30 Eps 29 Di bengkel motor
31 Eps 30 Lanzo
32 Eps 31 Flashback
33 Eps 32 Flashback (2)
34 Eps 33 Calon pacar
35 Eps 34 Tetes demi tetes
36 Eps 35 Kuteks itu
37 Eps 36 Mengunjungi della
38 Eps 37 Kesurupan
39 Eps 38 Tenggelam dalam pikiran
40 Eps 39 Mimpi della
41 Eps 40 Ternyata itu ada
42 Eps 41 Ketika anak SMA merengek
43 Eps 42 Jaelani mulai ragu
44 Eps 43 Sebenci itukah?
45 Eps 44 Aku mohon
46 Eps 45 Saling menduga
47 Eps 46 Semacam Ilusi
48 Eps 47 Keluarga siapa?
49 Eps 48 Main petak umpet
50 Eps 49 Diary Hani
51 Maaf
52 Eps 50 Sosok hitam
53 Eps 51 Handoko
54 Eps 52 Kejutan untuk mama
55 Eps 53 Mimpi atau nyata?
56 Eps 54 Obat nyamuk
57 Eps 55 Cinta
58 Eps 56 Terjadi lagi
59 Eps 57 Bisikan misterius
60 Eps 58 Sisi lain
61 Eps 59 Anak pak Wanto
62 Eps 60 Di rumah sakit jiwa
63 Eps 61 Pengakuan Hani
64 Eps 62 Secepat mungkin
65 Eps 63 JANGAN
66 Eps 64 Belum berakhir
67 Eps 65 Masa berkabung
68 Eps 66 Lebih dekat
69 Eps 67 Percakapan rahasia
70 Eps 68 Hani dalam bahaya
71 Eps 69 Pengakuan pelaku
72 Eps 70 TIDAK
73 EPILOG
74 Tanya dong.
75 Terima kasih
76 Pengumuman
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Prolog
2
Eps 1 Awal Yang Buruk
3
Eps 2 Teror Nana
4
Eps 3 Interograsi
5
Eps 4 Orang Misterius
6
Eps 5 Perkenalan
7
Eps 6 Della
8
Eps 7 Jaelani.
9
Eps 8 Kabut di siang Hari
10
Eps 9 Kesunyian yang mencekam
11
Eps 10 Kesunyian yang mencekam (2)
12
Eps 11 Mati atau bantu aku
13
Eps 12 Di rumah sakit
14
Eps 13 Pembunuh
15
Eps 14 Asalkan bukan mereka
16
Eps 15 Cincin pengikat
17
Eps 16 Bisikan misterius
18
Eps 17 Cincin itu melonggar
19
Eps 18 Della dan Viola
20
Eps 19 Teka teki rumit
21
Eps 20 Pak Wanto
22
Eps 21 Penjaga Hani
23
Eps 22 Masalah demi masalah
24
Eps 23 Siswi yang di kutuk
25
Eps 24 Siswi yang di kutuk (2)
26
Eps 25 Sehari bersama Jaelani
27
Eps 26 Sehari bersama Jaelani (2)
28
Eps 27 Jaelani kena sial
29
Eps 28 Tidak ada waktu luang
30
Eps 29 Di bengkel motor
31
Eps 30 Lanzo
32
Eps 31 Flashback
33
Eps 32 Flashback (2)
34
Eps 33 Calon pacar
35
Eps 34 Tetes demi tetes
36
Eps 35 Kuteks itu
37
Eps 36 Mengunjungi della
38
Eps 37 Kesurupan
39
Eps 38 Tenggelam dalam pikiran
40
Eps 39 Mimpi della
41
Eps 40 Ternyata itu ada
42
Eps 41 Ketika anak SMA merengek
43
Eps 42 Jaelani mulai ragu
44
Eps 43 Sebenci itukah?
45
Eps 44 Aku mohon
46
Eps 45 Saling menduga
47
Eps 46 Semacam Ilusi
48
Eps 47 Keluarga siapa?
49
Eps 48 Main petak umpet
50
Eps 49 Diary Hani
51
Maaf
52
Eps 50 Sosok hitam
53
Eps 51 Handoko
54
Eps 52 Kejutan untuk mama
55
Eps 53 Mimpi atau nyata?
56
Eps 54 Obat nyamuk
57
Eps 55 Cinta
58
Eps 56 Terjadi lagi
59
Eps 57 Bisikan misterius
60
Eps 58 Sisi lain
61
Eps 59 Anak pak Wanto
62
Eps 60 Di rumah sakit jiwa
63
Eps 61 Pengakuan Hani
64
Eps 62 Secepat mungkin
65
Eps 63 JANGAN
66
Eps 64 Belum berakhir
67
Eps 65 Masa berkabung
68
Eps 66 Lebih dekat
69
Eps 67 Percakapan rahasia
70
Eps 68 Hani dalam bahaya
71
Eps 69 Pengakuan pelaku
72
Eps 70 TIDAK
73
EPILOG
74
Tanya dong.
75
Terima kasih
76
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!