Eps 1 Awal Yang Buruk

Saat Hani merasakan angin dingin berhembus ke arahnya membuat bulu kuduknya berdiri, serta pundaknya yang terasa lebih berat. Membuatnya semakin tidak nyaman. Tiba – tiba ada yang menepuk pundaknya. Reflek Hani langsung membanting orang yang menepuk pundaknya dengan gerakan bela diri.

“Argh!!!”Rintih anak laki – laki yang terjungkal itu.

Tindakan Hani itu cukup mengundang banyak perhatian. Tak terkecuali polisi di sana. Semua orang memandang ke arah Hani.

“Ada apa itu?” Teriak salah satu polisi yang sedang berjaga di depan garis polisi.

“Jae, kamu gak papa kan?” Ucap seorang sekaligus membantu anak laki – laki itu berdiri.

“Eh, maaf ya. Reflek tadi.” Ucap Hani dengan sedikit gemetar.

Mama Hani yang mendengar suara Hani langsung berlari kecil menuju Hani. Dia dengan sedikit kesusahan karena berdesakan dengan orang lain yang mengerumuni Hani.

“Ada apa Han?” Tanya Ratih, Mama Hani cemas.

“Anu... Ma tadi aku gak sengaja banting dia ma. Aku reflek ma,” Jelasnya.

“Kamu kenapa sih han?” Bisik mama Hani.

“Maaf semua, ini hanya kesalahan kecil. Maaf sekali lagi. Sini nak, menepi dulu. Saya belikan minum ayo nak.”

Mama Hani mengandeng tangan seorang siswa yang tidak sengaja di banting oleh Hani tadi. Menariknya pelan keluar dari kerumunan. Hani hanya bisa berjalan mengekor mamanya sambil menundukkan kepalanya, karena malu.

“Sini nak duduk dulu ya. Saya belikan minuman dulu. Hani kamu di sini temani dia di sini ya.” Perintah Ratih, mama Hani.

“Iya ma.”

Mama Hani pergi berlalu meninggalkan mereka. Dia menyabrang menuju toko kelontong di sebrang jalan sekolah.

Hani hanya berdiam diri di depan anak laki – laki yang dia banting tadi. Suasana sangat canggung saat itu. Hanya terdengar suara motor, mobil lalu lalang dan juga suara sirine yang menggelegar.

“Maaf ya, beneran tadi aku reflek.” Ucap Hani tiba – tiba.

“Iya gak papa kok.” Jawab siswa itu santai.

“Anak baru ya?” Lanjutnya.

“Iya.”

“Jaelani, Biasa di panggil Jae.”

“Hmm?” Hani terlihat bingung dan mengerutkan keningnya.

Siswa itu hanya tersenyum melihat Hani yang kebingungan.

Tidak lama kemudian, mama Hani datang lengkap dengan dua botol minuman mineral di tangannya. Dia memberikan salah satu botol itu ke Hani. Satunya dia buka penutup botolnya dan memberikannya kepada Siswa itu.

“Ini nak, di minum dulu.”

“Terima kasih tante.”

Mama Hani tersenyum. Siswa itu meminumnya seteguk, kemudian menutup kembali.

“Saya permisi dulu tante.” Ucapnya.

“Loh, istirahat dulu disini ya. Kenapa sih kok buru – buru. Beneran udah gak apa - apa?” Tanya Ratih, Mama Hani khawatir.

“Iya gak papa tante, saya permisi.” Siswa itu langsung beranjak pergi setelah berpamitan dengan Mama Hani.

Sekarang di sana hanya ada Hani dan Mamanya. Mama Hani menatap anaknya heran.

“Kamu kenapa Han?”

“Hmmm. Tadi mah, aku merinding gitu, terus pundak aku rasanya berat ma. Tiba – tiba anak tadi menepuk pundakku. Aku reflek ma, aku banting dia.” Jelas Hani.

Mama Hani menghembuskan nafas berat. Dia tersenyum tipis mendengar penjelasan anak semata wayangnya itu. Mama Hani hanya bisa pasrah saat itu, dia paham situasi Hani, karena Hani memiliki sixth sense, dia sering merasa terancam tiba – tiba. Kemampuan itu baru saja dia dapatkan. Dia masih belum bisa membedakan mana situasi yang berbahaya karena ulah manusia, atau berbahaya karena ulah makhluk halus.

"Hani sayang, anak mama. Lain kali, kamu harus bisa baca situasi. Pokoknya kamu hati – hati ya pakai ilmu beladiri itu.” Ucap Mama Hani sambil mengelus rambut Hani.

Hani hanya bisa mengangguk pasrah. Hani merasa tidak salah melakukan hal itu. Karena pada saat itu, dia merasa kalau dirinya sedang terancam. Perasaanya tidak enak, seakan akan ada orang yang terus memperhatikan dia. Bahkan, sampai siswa itu pergi, dia merasa tetap di awasi entah oleh siapa.

“Oh ya Han. Kata wakil kepala sekolah tadi. Sekolah di liburkan tiga hari. Sekolah di tutup sementara untuk penyelidikan.”

“Tuh kan bener mah. Libur.” Ucap Hani semangat.

Mama Hani hanya tersenyum tipis melihat anaknya itu. Kemudian, dia mengeluarkan ponselnya untuk memanggil taksi online melalui aplikasi.

Lima menit kemudian, mobil berwarna putih datang dan berhenti tepat di depan Hani dan mamahnya. Kaca mobilnya perlahan turun.

“Dengan ibu Ratih?”Tanya sopir taksi.

“Iya, benar. Tolong antar anak saya ya pak. Sesuai aplikasi alamatnya.”

“Baik ibu.”

“Kamu pulang sendiri ya Han. Mama sama papa langsung berangkat kerja.”

“Siap ma.” Ucap hani sambil mengulurkan tangannya.

Mama Hani menyambut uluran tangan Hani. Hani langsung mencium punggung tangan mamanya. Kemudian, dia masuk ke dalam mobil.

Tidak butuh waktu lama, mobil langsung melaju meninggalkan area sekolah. Namun berjalannya lambat, karena arus lalu lintas yang macet karena kejadian di sekolah itu.

Hani menatap keluar jendela, melihat banyak siswa siswi serta orang yang berkumpul di sekitar sekolah. Orang – orang sedang sibuk dengan ponselnya. Sibuk untuk merekam video keadaan sekolah saat ini. Hani hanya menggeleng melihat kejadian itu.

Pundak Hani kembali terasa berat. Dia memijit pelan pundaknya, sambil memutar ringan kepalanya ke kanan dan kekiri.

Pak supir yang memperhatikan Hani dari sepion pun berkata.

“Penggel dek badannya?”

“Iya nih pak.”

“Kayaknya pegelnya bakal lama deh, dek. Soalnya....” Lanjutnya.

“Hah?”

Pak sopir terdiam sejenak, kemudian dia melanjutkan kalimatnya.

“Macet dek, jadi sampainya lama.”

“Oh.... Iya pak. Macet banget kayaknya.” Jawab Hani.

“Iya, soalnya ini lingkungan sekolah. Wajar kalau macet. Orang hari biasa aja macet dek, apalagi ada kejadian ini. Tambah macet.”

“Hmmm.”

Hani masih merasakan tidak nyaman di pundaknya. Punggungnya pun juga lama – lama terasa semakin hangat. Padahal saat ini dia berada di sebuah mobil ber AC.

Dua puluh menit kemudian.

Hani sudah sampai di depan rumahnya. Di turun dari mobil.

“Terima kasih pak.” Ucapnya.

“Hati – hati ya dek.” Sahut pak sopir.

“I- iya.”

Hani menutup pintu mobil taksi itu, dan berjalan menuju gerbang rumahnya. Gerbang rumahnya sanggat tinggi. Rumahnya sangat mewah, berlantai dua dengan tipe modern.

Hani menekan bel di tembok yang menjorok ke dalam di tembok pinggir pagar. Tidak lama kemudian pagar terbuka.

“Sudah pulang, mbak?” Tanya satpam rumah Hani, Pak Herdi namanya.

“Iya nih pak. Oh iya, aku libur tiga hari lo pak.” Jawab Hani sambil berjalan dan melompat kecil masuk ke halaman rumahnya.

“Kenapa mbak?” tanya pak satpam lagi, sambil menutup pagar.

“Sekolah libur pak, karena masih di gunakan penyelidikan pak. Bapak tau berita gak pak? Ada siswi meninggal di sekolah.”

“Oh berita tadi pagi mbak?”.

“Yap, itu sekolahku.”

Pak satpam diam terpaku mendengar itu.

“Aku masuk ya pak.” Lanjut Hani.

“Oh iya mbak, Silahkan.”

Hani berjalan sambil melompat kecil menuju rumahnya. Sambil bersiul dia, membentangkan kedua tanggannya,

“AAAAA LIBUR!!!” Teriaknya, kemudian dia berlari menuju pintu.

Sampai di depan pintu, dia mendorong pintunya kuat – kuat. Pintunya terbuka lebar hingga batas maksimalnya. Kemudian dia melangkahkan kaki perlahan, sambil sedikit berjinjit.

“Welcome back to my sweet home.” Teriaknya.

Brak!!!

Tiba – tiba pintu tertutup dengan sendirinya. Hani terkejut bukan main, tangannya langsung menyentuh dadanya. Dia merasakan jantungnya berdegup sangat kencang. Matanya mengedarkan pandang ke segala arah. Kemudian, terdengar suara pintu terbuka.

Perlahan dia menuju sumber suara, dia mencari mana pintu yang terbuka itu. Ternyata itu adalah pintu kamarnya, terlihat ada jari di pintu yang terbuka itu. Hani melotot, dia memastikan bahwa yang di lihatnya itu benar.

Pintu semakin terbuka lebar perlahan, dan....

~ Terima kasih, sudah mampir baca~

Terpopuler

Comments

Toni Hartono

Toni Hartono

hb

2022-11-23

0

Toni Hartono

Toni Hartono

har.......inikah.......meranya baju

2022-11-23

0

Kak Ya

Kak Ya

nyimak

2022-03-30

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Eps 1 Awal Yang Buruk
3 Eps 2 Teror Nana
4 Eps 3 Interograsi
5 Eps 4 Orang Misterius
6 Eps 5 Perkenalan
7 Eps 6 Della
8 Eps 7 Jaelani.
9 Eps 8 Kabut di siang Hari
10 Eps 9 Kesunyian yang mencekam
11 Eps 10 Kesunyian yang mencekam (2)
12 Eps 11 Mati atau bantu aku
13 Eps 12 Di rumah sakit
14 Eps 13 Pembunuh
15 Eps 14 Asalkan bukan mereka
16 Eps 15 Cincin pengikat
17 Eps 16 Bisikan misterius
18 Eps 17 Cincin itu melonggar
19 Eps 18 Della dan Viola
20 Eps 19 Teka teki rumit
21 Eps 20 Pak Wanto
22 Eps 21 Penjaga Hani
23 Eps 22 Masalah demi masalah
24 Eps 23 Siswi yang di kutuk
25 Eps 24 Siswi yang di kutuk (2)
26 Eps 25 Sehari bersama Jaelani
27 Eps 26 Sehari bersama Jaelani (2)
28 Eps 27 Jaelani kena sial
29 Eps 28 Tidak ada waktu luang
30 Eps 29 Di bengkel motor
31 Eps 30 Lanzo
32 Eps 31 Flashback
33 Eps 32 Flashback (2)
34 Eps 33 Calon pacar
35 Eps 34 Tetes demi tetes
36 Eps 35 Kuteks itu
37 Eps 36 Mengunjungi della
38 Eps 37 Kesurupan
39 Eps 38 Tenggelam dalam pikiran
40 Eps 39 Mimpi della
41 Eps 40 Ternyata itu ada
42 Eps 41 Ketika anak SMA merengek
43 Eps 42 Jaelani mulai ragu
44 Eps 43 Sebenci itukah?
45 Eps 44 Aku mohon
46 Eps 45 Saling menduga
47 Eps 46 Semacam Ilusi
48 Eps 47 Keluarga siapa?
49 Eps 48 Main petak umpet
50 Eps 49 Diary Hani
51 Maaf
52 Eps 50 Sosok hitam
53 Eps 51 Handoko
54 Eps 52 Kejutan untuk mama
55 Eps 53 Mimpi atau nyata?
56 Eps 54 Obat nyamuk
57 Eps 55 Cinta
58 Eps 56 Terjadi lagi
59 Eps 57 Bisikan misterius
60 Eps 58 Sisi lain
61 Eps 59 Anak pak Wanto
62 Eps 60 Di rumah sakit jiwa
63 Eps 61 Pengakuan Hani
64 Eps 62 Secepat mungkin
65 Eps 63 JANGAN
66 Eps 64 Belum berakhir
67 Eps 65 Masa berkabung
68 Eps 66 Lebih dekat
69 Eps 67 Percakapan rahasia
70 Eps 68 Hani dalam bahaya
71 Eps 69 Pengakuan pelaku
72 Eps 70 TIDAK
73 EPILOG
74 Tanya dong.
75 Terima kasih
76 Pengumuman
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Prolog
2
Eps 1 Awal Yang Buruk
3
Eps 2 Teror Nana
4
Eps 3 Interograsi
5
Eps 4 Orang Misterius
6
Eps 5 Perkenalan
7
Eps 6 Della
8
Eps 7 Jaelani.
9
Eps 8 Kabut di siang Hari
10
Eps 9 Kesunyian yang mencekam
11
Eps 10 Kesunyian yang mencekam (2)
12
Eps 11 Mati atau bantu aku
13
Eps 12 Di rumah sakit
14
Eps 13 Pembunuh
15
Eps 14 Asalkan bukan mereka
16
Eps 15 Cincin pengikat
17
Eps 16 Bisikan misterius
18
Eps 17 Cincin itu melonggar
19
Eps 18 Della dan Viola
20
Eps 19 Teka teki rumit
21
Eps 20 Pak Wanto
22
Eps 21 Penjaga Hani
23
Eps 22 Masalah demi masalah
24
Eps 23 Siswi yang di kutuk
25
Eps 24 Siswi yang di kutuk (2)
26
Eps 25 Sehari bersama Jaelani
27
Eps 26 Sehari bersama Jaelani (2)
28
Eps 27 Jaelani kena sial
29
Eps 28 Tidak ada waktu luang
30
Eps 29 Di bengkel motor
31
Eps 30 Lanzo
32
Eps 31 Flashback
33
Eps 32 Flashback (2)
34
Eps 33 Calon pacar
35
Eps 34 Tetes demi tetes
36
Eps 35 Kuteks itu
37
Eps 36 Mengunjungi della
38
Eps 37 Kesurupan
39
Eps 38 Tenggelam dalam pikiran
40
Eps 39 Mimpi della
41
Eps 40 Ternyata itu ada
42
Eps 41 Ketika anak SMA merengek
43
Eps 42 Jaelani mulai ragu
44
Eps 43 Sebenci itukah?
45
Eps 44 Aku mohon
46
Eps 45 Saling menduga
47
Eps 46 Semacam Ilusi
48
Eps 47 Keluarga siapa?
49
Eps 48 Main petak umpet
50
Eps 49 Diary Hani
51
Maaf
52
Eps 50 Sosok hitam
53
Eps 51 Handoko
54
Eps 52 Kejutan untuk mama
55
Eps 53 Mimpi atau nyata?
56
Eps 54 Obat nyamuk
57
Eps 55 Cinta
58
Eps 56 Terjadi lagi
59
Eps 57 Bisikan misterius
60
Eps 58 Sisi lain
61
Eps 59 Anak pak Wanto
62
Eps 60 Di rumah sakit jiwa
63
Eps 61 Pengakuan Hani
64
Eps 62 Secepat mungkin
65
Eps 63 JANGAN
66
Eps 64 Belum berakhir
67
Eps 65 Masa berkabung
68
Eps 66 Lebih dekat
69
Eps 67 Percakapan rahasia
70
Eps 68 Hani dalam bahaya
71
Eps 69 Pengakuan pelaku
72
Eps 70 TIDAK
73
EPILOG
74
Tanya dong.
75
Terima kasih
76
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!