Eps 4 Orang Misterius

Orang misterius itu seolah menatap Hani, Hani langsung melotot karena terkejut. Tapi, ternyata orang itu tidak dapat melihat Hani. Hani sempat melihat mata orang itu dari bawah. Orang misterius itu menggenakan pakaian serbah hitam, dari baju, celana topi dan masker. Semua serba hitam.

“Mimpi apa ini?.” Gumamnya.

Plak!!!

Hani berkali – kali menampar pipinya.

“Aw... sakit. Kok sakit sih?”

Dia mencoba mencubit pipinya keras – keras.

“Aw... sakit banget, kok sakit sih. Masak iya di sini nyata?"

Hani yang terkejut dan bingung dengan situasinya saat ini, dia perlahan mundur. Dia tidak terasa mundur terlalu jauh hingga turun ke jalan raya.

Tin... Tin... Tin....

Klakson mobil terdengar menggema.

“Waaaa!!!” Teriak Hani.

“Maaf, maaf, maaf pak, bu, maaf. Eh?!”

Hani meminta maaf, sambil menyatukan kedua tangannya. Saat dia menurunkan tangannya, dia tidak sengaja meyentuh kap mobil itu. Tetapi ternyata tangannya menembusnya. Dia mengamati tangannya itu. Terlihat normal, tapi kenapa bisa menembusnya? Dia membolak – balik kan kedua tangannya.

Brak!!!

Suara pintu mobil di tutup. Terlihat di sisi kanan dan kiri mobil keluar seorang wanita dan laki – laki berusia sekitar tiga puluhan. Lengkap membawa senter Hanphonenya.

“Sayang, tadi kamu lihatkan ada anak remaja berdiri disini? Jelas banget tadi yang.” Ucap seorang wanita.

“I-Iya, tapi kok gak ada orang.”Ucap laki – laki itu gemetar.

“Jangan – jangan....” Ucap mereka bersamaan.

“Hantu korban bunuh diri tadi pagi. Aaaaa!!!” Ucap wanita itu.

Mereka langsung berbalik badan, dan tergesa – gesa masuk ke mobil nya dan langsung menancap gas. Mobil itu berjalan menembus Hani.

“Enak aja hantu. Masih hidup tau.Huuu dasar lemah, payah.” Umpat Hani.

Beberapa detik kemudian dia tersadar.

“Tapi, kalau hidupkan gak mungkin bisa tembus pandang. Aaaaaaa.” Teriak Hani sambil menghentak kan kakinya.

“Hani... Hani... bangun nak,” suara papa Hani.

“Bangun Han. Jangan bikin mamah khawatir.” Suara mamah Hani.

“Papa, mamah? Pah, mah. Tolong Hani!” Hani berteriak ke sembarang arah. Berusaha menjawab panggilan papa dan mamahnya.

Sedang panik berteriak minta pertolongan. Tiba – tiba berdiri seorang laki – laki paruh baya di depanya.

“Pegang tanganku. Aku bantu ke dunia nyata.” Ucap pria itu.

Hani sempat ragu, tapi dia berpikir apa salahnya di coba. Kesempatan hanya datang sekali dan dia sedang tidak ada di posisi yang bisa memilih. Kemudian dia menjabat tangan pria itu. Seketika semuanya menjadi terang dan perlahan menjadi gelap.

Hani mulai membuka matanya perlahan, perlahan hingga matanya bisa terfokus. Terlihat papa dan mamahnya ada di sampingnya. Mereka terlihat sangat cemas. Badan Hani terasa sangat lemas saat ini. Dia hanya bisa menghembuskan napasnya perlahan.

“Syukurlah, kamu sudah kembali Han.” Ucap mamah Hani.

“Kembali? emang aku habis dari mana?.” Batinnya.

“Kamu pasti ketakutan kan tadi?” Tanya papa Hani.

“Kok papa tau.”

“Udah pa, nanti aja. Sekarang Hani harus makan. Dia sudah delapan jam perutnya gak diisi apa – apa.”

Hani penasaran, apa yang di maksud papanya tadi. Dia juga heran, jika dia tidak makan selama delapan jam. Itu berarti dia pingsan selama itu. Tapi kenapa tadi rasanya sangat singkat?

“Ah sudah lah, gak usah di pikirin.”Gumam Hani.

Mama Hani sedang menuntun Hani untuk duduk. Dia hendak menyuapi Hani bubur kacang hijau kesukaan Hani. Perlahan dia menyuapi anaknya sedikit demi sedikit sambil mengusap halus punggung Hani. Tiba – tiba dia menaruh mangkuk yang di bawanya dan memeluk Hani erat – erat.

“Andai saja, mama gak ngajak kamu ke sana. Mungkin kamu tidak akan mengalami ini Han. Maafin mama ya.” Ucap Mamah Hani.

“Kenapa sih ma? Hani bingung deh.” Sahut Hani.

Tetapi Mama Hani tidak menjawab, dia malah mengencangkan pelukannya ke anak semata wayangnya itu.

Seharian ini Hani di kejutkan dengan berbagai hal – hal aneh sejak dia datang di sekolah. Dia terus memikirkan semua kejadian hari ini dalam pelukkan mamahnya tak terkecuali kejadian barusan. Dimana dia bertemu dengan orang misterius. Dia penasaran siapa orang itu? Apa yang dia lakukan di sana? kenapa mengendap - endap? Berbagai pertanyaan muncul di benak Hani.

Hani merasa sangat lelah padahal dia seharian tidak melakukan apa – apa. Mamanya mulai melepas pelukannya dan kembali menyuapi Hani.

“Malam ini, mama tidur sini ya.” Pinta Hani.

“Iya.” Jawab mamah Hani sambil tersenyum.

...***...

Di ruang tamu rumah Hani.

Ada paranormal laki – laki paruh baya, yang membantu Hani tadi sedang duduk di sofa bersama papa Hani sambil meminum hidangan di meja.

“Jadi gimana pak?" Tanya papa Hani.

“Bapak gak usah khawatir. Saya sudah mengurungnya. Dia tidak akan mengganggu anak bapak lagi.” Jawabnya santai sambil menyeruput kopi hitam.

“Arwah itu dari mana pak?”

“Hmmm, bapak sudah paham jika anak bapak ketempelan?” Tanya paranormal itu dengan ekspresi serius.

“Iya, soalnya semenjak anak saja berusia enam belas tahun anak saya sering ketempelan.”

“Oh... arwah itu berasal dari SMA Dahlia.” Ucap paranormal itu dengan santai.

“Lebih baik, bapak sering bawa dia ke saya. Biar saya perkuat pagarnya. Biar gak di ganggu.” Lanjutnya.

Papa Hani hanya terdiam. Dia sedang berfikir apakah paranormal ini bisa di percaya? Atau hanya ingin mendapatkan uang lebih.

“Gak usah ragu pak. Tapi ya terserah sih....” Ucap paranormal itu tiba – tiba.

Papa Hani yang kaget hanya bisa diam beribu ribu kata.

Tidak lama kemudian paranormal itu berpamitan pulang. Papa Hani mengantarnya sampai ke depan gerbang rumahnya. Kemudian dia kembali masuk dan langsung menuju kamar Hani. Dia tidak sabar ingin segera mendiskusikan percakapan tadi bersama istrinya.Tidak butuh waktu lama, dia sudah sampai di depan pintu kamar Hana.

Tok tok tok.

“Masuk.” Ucap mama Hani.

Papa Hani membuka pintu perlahan dan mengisyaratkan ke mama Hani untuk keluar kamar. Mama Hani yang mengerti langsung meghampiri suaminya itu. Dia meninggalkan Hani yang masih sibuk menonton film dari ponselnya. Mereka berdiskusi di luar kamar Hani, tapi tetap membiarkan pintu kamar Hani terbuka.

Papa Hani menceritakan semuanya. Mama Hani mengangguk mengerti.

“Sebaiknya, sementara gitu aja pa.”Ucap mama Hani.

“Tapi... Ma.”

“Pokoknya Mama gak mau Hani di ganggu makhluk halus terus terusan pa.” Ucap Mamah Hani sedikit keras.

Hani yang mendengar kegaduhan itu langsung turun dari tempat tidurnya. Dia perlahan menuju pintu berniat untuk meguping pembicaraan kedua orang tuanya.

Dia sangat terkejut, ketika orang tuanya bilang jika Hani memiliki sixth sense. Itu yang menyebabkan dia selalu merasa di awasi. Setelah kegaduhan itu mereda, Hani langsung berlari sambil berjinjit. Agar tidak terdengar jika dia berlari menuju kasur empuknya.

“Jadi aku punya sixth sense? Kenapa baru sekarang aku tau?” Gumamnya.

~ Terima kasih, sudah mampir baca~

Terpopuler

Comments

Niarti Wildaalam

Niarti Wildaalam

ada typo dikit

2021-01-16

0

HIATUS

HIATUS

bagus thoor😍😍 kalo sempet mampir juga thor ke karya aku, sma2 suport rating &like❤

2020-12-14

1

ig @Levyatha Nosverash

ig @Levyatha Nosverash

like doong, ceritanya bagus kak. Oh ia aku mau kasi tau kalau Novel aku yang judulnya"Tetangga iblis Udah up lagi. Jan lupa mampir yaa

2020-12-06

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Eps 1 Awal Yang Buruk
3 Eps 2 Teror Nana
4 Eps 3 Interograsi
5 Eps 4 Orang Misterius
6 Eps 5 Perkenalan
7 Eps 6 Della
8 Eps 7 Jaelani.
9 Eps 8 Kabut di siang Hari
10 Eps 9 Kesunyian yang mencekam
11 Eps 10 Kesunyian yang mencekam (2)
12 Eps 11 Mati atau bantu aku
13 Eps 12 Di rumah sakit
14 Eps 13 Pembunuh
15 Eps 14 Asalkan bukan mereka
16 Eps 15 Cincin pengikat
17 Eps 16 Bisikan misterius
18 Eps 17 Cincin itu melonggar
19 Eps 18 Della dan Viola
20 Eps 19 Teka teki rumit
21 Eps 20 Pak Wanto
22 Eps 21 Penjaga Hani
23 Eps 22 Masalah demi masalah
24 Eps 23 Siswi yang di kutuk
25 Eps 24 Siswi yang di kutuk (2)
26 Eps 25 Sehari bersama Jaelani
27 Eps 26 Sehari bersama Jaelani (2)
28 Eps 27 Jaelani kena sial
29 Eps 28 Tidak ada waktu luang
30 Eps 29 Di bengkel motor
31 Eps 30 Lanzo
32 Eps 31 Flashback
33 Eps 32 Flashback (2)
34 Eps 33 Calon pacar
35 Eps 34 Tetes demi tetes
36 Eps 35 Kuteks itu
37 Eps 36 Mengunjungi della
38 Eps 37 Kesurupan
39 Eps 38 Tenggelam dalam pikiran
40 Eps 39 Mimpi della
41 Eps 40 Ternyata itu ada
42 Eps 41 Ketika anak SMA merengek
43 Eps 42 Jaelani mulai ragu
44 Eps 43 Sebenci itukah?
45 Eps 44 Aku mohon
46 Eps 45 Saling menduga
47 Eps 46 Semacam Ilusi
48 Eps 47 Keluarga siapa?
49 Eps 48 Main petak umpet
50 Eps 49 Diary Hani
51 Maaf
52 Eps 50 Sosok hitam
53 Eps 51 Handoko
54 Eps 52 Kejutan untuk mama
55 Eps 53 Mimpi atau nyata?
56 Eps 54 Obat nyamuk
57 Eps 55 Cinta
58 Eps 56 Terjadi lagi
59 Eps 57 Bisikan misterius
60 Eps 58 Sisi lain
61 Eps 59 Anak pak Wanto
62 Eps 60 Di rumah sakit jiwa
63 Eps 61 Pengakuan Hani
64 Eps 62 Secepat mungkin
65 Eps 63 JANGAN
66 Eps 64 Belum berakhir
67 Eps 65 Masa berkabung
68 Eps 66 Lebih dekat
69 Eps 67 Percakapan rahasia
70 Eps 68 Hani dalam bahaya
71 Eps 69 Pengakuan pelaku
72 Eps 70 TIDAK
73 EPILOG
74 Tanya dong.
75 Terima kasih
76 Pengumuman
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Prolog
2
Eps 1 Awal Yang Buruk
3
Eps 2 Teror Nana
4
Eps 3 Interograsi
5
Eps 4 Orang Misterius
6
Eps 5 Perkenalan
7
Eps 6 Della
8
Eps 7 Jaelani.
9
Eps 8 Kabut di siang Hari
10
Eps 9 Kesunyian yang mencekam
11
Eps 10 Kesunyian yang mencekam (2)
12
Eps 11 Mati atau bantu aku
13
Eps 12 Di rumah sakit
14
Eps 13 Pembunuh
15
Eps 14 Asalkan bukan mereka
16
Eps 15 Cincin pengikat
17
Eps 16 Bisikan misterius
18
Eps 17 Cincin itu melonggar
19
Eps 18 Della dan Viola
20
Eps 19 Teka teki rumit
21
Eps 20 Pak Wanto
22
Eps 21 Penjaga Hani
23
Eps 22 Masalah demi masalah
24
Eps 23 Siswi yang di kutuk
25
Eps 24 Siswi yang di kutuk (2)
26
Eps 25 Sehari bersama Jaelani
27
Eps 26 Sehari bersama Jaelani (2)
28
Eps 27 Jaelani kena sial
29
Eps 28 Tidak ada waktu luang
30
Eps 29 Di bengkel motor
31
Eps 30 Lanzo
32
Eps 31 Flashback
33
Eps 32 Flashback (2)
34
Eps 33 Calon pacar
35
Eps 34 Tetes demi tetes
36
Eps 35 Kuteks itu
37
Eps 36 Mengunjungi della
38
Eps 37 Kesurupan
39
Eps 38 Tenggelam dalam pikiran
40
Eps 39 Mimpi della
41
Eps 40 Ternyata itu ada
42
Eps 41 Ketika anak SMA merengek
43
Eps 42 Jaelani mulai ragu
44
Eps 43 Sebenci itukah?
45
Eps 44 Aku mohon
46
Eps 45 Saling menduga
47
Eps 46 Semacam Ilusi
48
Eps 47 Keluarga siapa?
49
Eps 48 Main petak umpet
50
Eps 49 Diary Hani
51
Maaf
52
Eps 50 Sosok hitam
53
Eps 51 Handoko
54
Eps 52 Kejutan untuk mama
55
Eps 53 Mimpi atau nyata?
56
Eps 54 Obat nyamuk
57
Eps 55 Cinta
58
Eps 56 Terjadi lagi
59
Eps 57 Bisikan misterius
60
Eps 58 Sisi lain
61
Eps 59 Anak pak Wanto
62
Eps 60 Di rumah sakit jiwa
63
Eps 61 Pengakuan Hani
64
Eps 62 Secepat mungkin
65
Eps 63 JANGAN
66
Eps 64 Belum berakhir
67
Eps 65 Masa berkabung
68
Eps 66 Lebih dekat
69
Eps 67 Percakapan rahasia
70
Eps 68 Hani dalam bahaya
71
Eps 69 Pengakuan pelaku
72
Eps 70 TIDAK
73
EPILOG
74
Tanya dong.
75
Terima kasih
76
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!