Orang misterius itu seolah menatap Hani, Hani langsung melotot karena terkejut. Tapi, ternyata orang itu tidak dapat melihat Hani. Hani sempat melihat mata orang itu dari bawah. Orang misterius itu menggenakan pakaian serbah hitam, dari baju, celana topi dan masker. Semua serba hitam.
“Mimpi apa ini?.” Gumamnya.
Plak!!!
Hani berkali – kali menampar pipinya.
“Aw... sakit. Kok sakit sih?”
Dia mencoba mencubit pipinya keras – keras.
“Aw... sakit banget, kok sakit sih. Masak iya di sini nyata?"
Hani yang terkejut dan bingung dengan situasinya saat ini, dia perlahan mundur. Dia tidak terasa mundur terlalu jauh hingga turun ke jalan raya.
Tin... Tin... Tin....
Klakson mobil terdengar menggema.
“Waaaa!!!” Teriak Hani.
“Maaf, maaf, maaf pak, bu, maaf. Eh?!”
Hani meminta maaf, sambil menyatukan kedua tangannya. Saat dia menurunkan tangannya, dia tidak sengaja meyentuh kap mobil itu. Tetapi ternyata tangannya menembusnya. Dia mengamati tangannya itu. Terlihat normal, tapi kenapa bisa menembusnya? Dia membolak – balik kan kedua tangannya.
Brak!!!
Suara pintu mobil di tutup. Terlihat di sisi kanan dan kiri mobil keluar seorang wanita dan laki – laki berusia sekitar tiga puluhan. Lengkap membawa senter Hanphonenya.
“Sayang, tadi kamu lihatkan ada anak remaja berdiri disini? Jelas banget tadi yang.” Ucap seorang wanita.
“I-Iya, tapi kok gak ada orang.”Ucap laki – laki itu gemetar.
“Jangan – jangan....” Ucap mereka bersamaan.
“Hantu korban bunuh diri tadi pagi. Aaaaa!!!” Ucap wanita itu.
Mereka langsung berbalik badan, dan tergesa – gesa masuk ke mobil nya dan langsung menancap gas. Mobil itu berjalan menembus Hani.
“Enak aja hantu. Masih hidup tau.Huuu dasar lemah, payah.” Umpat Hani.
Beberapa detik kemudian dia tersadar.
“Tapi, kalau hidupkan gak mungkin bisa tembus pandang. Aaaaaaa.” Teriak Hani sambil menghentak kan kakinya.
“Hani... Hani... bangun nak,” suara papa Hani.
“Bangun Han. Jangan bikin mamah khawatir.” Suara mamah Hani.
“Papa, mamah? Pah, mah. Tolong Hani!” Hani berteriak ke sembarang arah. Berusaha menjawab panggilan papa dan mamahnya.
Sedang panik berteriak minta pertolongan. Tiba – tiba berdiri seorang laki – laki paruh baya di depanya.
“Pegang tanganku. Aku bantu ke dunia nyata.” Ucap pria itu.
Hani sempat ragu, tapi dia berpikir apa salahnya di coba. Kesempatan hanya datang sekali dan dia sedang tidak ada di posisi yang bisa memilih. Kemudian dia menjabat tangan pria itu. Seketika semuanya menjadi terang dan perlahan menjadi gelap.
Hani mulai membuka matanya perlahan, perlahan hingga matanya bisa terfokus. Terlihat papa dan mamahnya ada di sampingnya. Mereka terlihat sangat cemas. Badan Hani terasa sangat lemas saat ini. Dia hanya bisa menghembuskan napasnya perlahan.
“Syukurlah, kamu sudah kembali Han.” Ucap mamah Hani.
“Kembali? emang aku habis dari mana?.” Batinnya.
“Kamu pasti ketakutan kan tadi?” Tanya papa Hani.
“Kok papa tau.”
“Udah pa, nanti aja. Sekarang Hani harus makan. Dia sudah delapan jam perutnya gak diisi apa – apa.”
Hani penasaran, apa yang di maksud papanya tadi. Dia juga heran, jika dia tidak makan selama delapan jam. Itu berarti dia pingsan selama itu. Tapi kenapa tadi rasanya sangat singkat?
“Ah sudah lah, gak usah di pikirin.”Gumam Hani.
Mama Hani sedang menuntun Hani untuk duduk. Dia hendak menyuapi Hani bubur kacang hijau kesukaan Hani. Perlahan dia menyuapi anaknya sedikit demi sedikit sambil mengusap halus punggung Hani. Tiba – tiba dia menaruh mangkuk yang di bawanya dan memeluk Hani erat – erat.
“Andai saja, mama gak ngajak kamu ke sana. Mungkin kamu tidak akan mengalami ini Han. Maafin mama ya.” Ucap Mamah Hani.
“Kenapa sih ma? Hani bingung deh.” Sahut Hani.
Tetapi Mama Hani tidak menjawab, dia malah mengencangkan pelukannya ke anak semata wayangnya itu.
Seharian ini Hani di kejutkan dengan berbagai hal – hal aneh sejak dia datang di sekolah. Dia terus memikirkan semua kejadian hari ini dalam pelukkan mamahnya tak terkecuali kejadian barusan. Dimana dia bertemu dengan orang misterius. Dia penasaran siapa orang itu? Apa yang dia lakukan di sana? kenapa mengendap - endap? Berbagai pertanyaan muncul di benak Hani.
Hani merasa sangat lelah padahal dia seharian tidak melakukan apa – apa. Mamanya mulai melepas pelukannya dan kembali menyuapi Hani.
“Malam ini, mama tidur sini ya.” Pinta Hani.
“Iya.” Jawab mamah Hani sambil tersenyum.
...***...
Di ruang tamu rumah Hani.
Ada paranormal laki – laki paruh baya, yang membantu Hani tadi sedang duduk di sofa bersama papa Hani sambil meminum hidangan di meja.
“Jadi gimana pak?" Tanya papa Hani.
“Bapak gak usah khawatir. Saya sudah mengurungnya. Dia tidak akan mengganggu anak bapak lagi.” Jawabnya santai sambil menyeruput kopi hitam.
“Arwah itu dari mana pak?”
“Hmmm, bapak sudah paham jika anak bapak ketempelan?” Tanya paranormal itu dengan ekspresi serius.
“Iya, soalnya semenjak anak saja berusia enam belas tahun anak saya sering ketempelan.”
“Oh... arwah itu berasal dari SMA Dahlia.” Ucap paranormal itu dengan santai.
“Lebih baik, bapak sering bawa dia ke saya. Biar saya perkuat pagarnya. Biar gak di ganggu.” Lanjutnya.
Papa Hani hanya terdiam. Dia sedang berfikir apakah paranormal ini bisa di percaya? Atau hanya ingin mendapatkan uang lebih.
“Gak usah ragu pak. Tapi ya terserah sih....” Ucap paranormal itu tiba – tiba.
Papa Hani yang kaget hanya bisa diam beribu ribu kata.
Tidak lama kemudian paranormal itu berpamitan pulang. Papa Hani mengantarnya sampai ke depan gerbang rumahnya. Kemudian dia kembali masuk dan langsung menuju kamar Hani. Dia tidak sabar ingin segera mendiskusikan percakapan tadi bersama istrinya.Tidak butuh waktu lama, dia sudah sampai di depan pintu kamar Hana.
Tok tok tok.
“Masuk.” Ucap mama Hani.
Papa Hani membuka pintu perlahan dan mengisyaratkan ke mama Hani untuk keluar kamar. Mama Hani yang mengerti langsung meghampiri suaminya itu. Dia meninggalkan Hani yang masih sibuk menonton film dari ponselnya. Mereka berdiskusi di luar kamar Hani, tapi tetap membiarkan pintu kamar Hani terbuka.
Papa Hani menceritakan semuanya. Mama Hani mengangguk mengerti.
“Sebaiknya, sementara gitu aja pa.”Ucap mama Hani.
“Tapi... Ma.”
“Pokoknya Mama gak mau Hani di ganggu makhluk halus terus terusan pa.” Ucap Mamah Hani sedikit keras.
Hani yang mendengar kegaduhan itu langsung turun dari tempat tidurnya. Dia perlahan menuju pintu berniat untuk meguping pembicaraan kedua orang tuanya.
Dia sangat terkejut, ketika orang tuanya bilang jika Hani memiliki sixth sense. Itu yang menyebabkan dia selalu merasa di awasi. Setelah kegaduhan itu mereda, Hani langsung berlari sambil berjinjit. Agar tidak terdengar jika dia berlari menuju kasur empuknya.
“Jadi aku punya sixth sense? Kenapa baru sekarang aku tau?” Gumamnya.
~ Terima kasih, sudah mampir baca~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Niarti Wildaalam
ada typo dikit
2021-01-16
0
HIATUS
bagus thoor😍😍 kalo sempet mampir juga thor ke karya aku, sma2 suport rating &like❤
2020-12-14
1
ig @Levyatha Nosverash
like doong, ceritanya bagus kak. Oh ia aku mau kasi tau kalau Novel aku yang judulnya"Tetangga iblis Udah up lagi. Jan lupa mampir yaa
2020-12-06
2