part 8

"Kenapa sih kok ngadain pertemuan nya mendadak bener? " tanya Zahira pada Radit.

"Aku nggak tahu, hanya saja manager cafe dan restoran ngirim pesan" jawab Radit yang hanya di angguki oleh Zahira.

  Setelah makan Radit mengajak Kedua adik Zahira untuk pergi tunjungan plaza Surabaya di temani oleh Razi.

..."Jika aku punya waktu luang aku hanya ingin menghabiskan waktuku bersama orang-orang yang aku sayangi, karena seringkali luka di hatiku, membuatku memilih berada dalam kesibukan. "...

...Fachrul Razi Al Kaady...

                           ***

  Sudah sore tapi Nadia dan kedua adiknya masih bermain game di kamar Nadia. Zahira merutuki dirinya karena membeli playstation di rumahnya.

"Al sama Fatah mau disini apa mau ikut mbak jalan-jalan sore? " tanya Zahira pada kedua adiknya yang masih fokus bermain.

"Alah..... Kamu itu bukan jalan-jalan Zahira, yang ada lihatin senja iya" Nadia mencibir.

"Terserahlah.... "

Zahira menyusuri jalan dengan wajah masam karena kesal. Ia berhenti di lapangan luas tempat yang biasanya ia datangi bila sore hari di waktu libur.

Zahira duduk di atas rerumputan yang hijau, angin menerpa wajahnya yang membuat ia merasa tenang melupakan segala beban dan pikiran yang ada.

Ia tersenyum kecil ketika melihat sepasang anak kembar berlari dengan riangnya.

...Nyatanya ketika aku dewasa, masa kecil itu lebih menyenangkan, tidak perlu memikirkan pekerjaan, masa depan ataupun pernikahan. tapi lihatlah dewasa ini begitu rumit, banyak hal yang harus di lakukan, keadaan selalu membuat kita harus selalu menjadi seseorang yang kuat....

Zahira memandang senja dengan ekspresi yang sulit di artikan, ada banyak hal yang mengganggu pikirannya, namun selalu ia tepis karena rentetan pekerjaan yang begitu banyak hingga membuat nya kadang-kadang merasa pusing.

"Kenapa Ra? " tanya pria yang tiba-tiba muncul hingga membuat Zahira kaget dan kesal.

"Kenapa, kenapa, kamu tuh yang kenapa?? Bikin kaget orang saja!" katanya ketus yang membuat pria itu terkekeh pelan.

"Maaf aku nggak sengaja"

Zahira memutar bola matanya dengan malas, Razi ini selalu sok kenal padanya, padahal akrab saja tidak. Zahira menatap Razi yang masih berdiri.

"Ngapain kamu masih disini? sana pulang!" usir nya lalu ia berpindah tempat menjauhi Razi.

Razi hanya menggelengkan kepalanya dan mengikuti Zahira.

Zahira menghela nafas berat karena Razi terus mengikutinya.

"Hei berhenti mengikuti ku!" katanya geram.

"Kamu ini kenapa sih, aku hanya ingin berteman baik, nggak ada niat buruk" sahur Razi disertai gerutuan.

Zahira berdecak lalu melengos pergi.

"Zahira... " Teriak Razi namun tak ia hiraukan.

                             ◈

  Zahira menghentak-hentakan kakinya ketika sudah sampai di rumah, ia langsung bergegas ke dapurnya, Zahira mencuci tangan nya lalu membuka kulkas. Zahira melihat apa saja bahan yang bisa ia masak.

  Nadia dan kedua adiknya muncul dan terlihat bingung karena wajah Zahira tampak terlihat tidak baik.

"Kamu kenapa Ra? Kok kayaknya bete banget kelihatannya? " tanya Nadia lalu duduk di kursi di meja makan yang memang dekat dengan dapur, di ikuti oleh Ali dan Fatah.

"Itu tuh si Razi nyebelin bener ngikutin aku terus, jadinya yah nggak jadi lihat senja" jawabnya begitu cuek.

  Nadia dan Ali hanya tertawa mendengarkan Zahira.

"Yaelah Ra, dia kan hanya pengen kenalan sama kamu,  apa salahnya coba? " tanya Nadia heran.

  Zahira menatap jengkel ke arah Nadia, dan tak menjawab pertanyaan Nadia. Ia sibuk mencuci sayur, dan menyiapkan bumbu untuk memasak ayam.

   Nadia memperhatikan Zahira yang sedang masak.

"Ali sama Fatah mandi dulu sana, biar nanti habis sholat magrib kita bisa langsung makan"

  Ali dan Fatah langsung pergi ketika Zahira meminta keduanya Mandi.

"Kamu belajar dari mana sih memasak dan membuat kue, sepertinya mahir betul.

aku lihat kamu nggak pernah les memasak sepertinya? " tanya Nadia lalu beranjak melihat masakan Zahira.

"Aku lihat di hp, sekarang kan udah canggih, apa-apa tinggal buka google, atau YouTube "

  Nadia mengangguk lalu membantu Zahira menggoreng ayam.

  Satu jam kemudian masakan Zahira sudah siap, ia dan Nadia segera mandi karena sudah mulai petang, setengah jam lagi akan segera Magrib.

..."Mereka yang acuh tak acuh kepada seorang pria nyatanya karena mereka hanya merasa perlu hati-hati karena merasa trauma akan masa lalu. "...

...Nadia Safira...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!