Zahira selalu saja sederhana dalam banyak hal lihat saja bahkan meski sudah menjadi orang kaya tampilannya selalu sederhana, gamis hitam senada dengan jilbab panjang yang di kenakan nya sepatu kets dan tas berwarna putih. Wajahnya tidak memakai riasan sama sekali, wajahnya putih dan bersih, alisnya begitu rapi dan bulu matanya lentik dengan mata yang berwarna hitam pekat terkesan begitu tajam namun jernih ketika di lihat matanya memperlihatkan dirinya yang selalu apa adanya, hidungnya tidak terlalu mancung dan bibirnya berwarna merah meski tanpa menggunakan lipstik, Razi tersenyum melihat Zahira ada rasa ingin ia bisa mencium kening Zahira begitu dalam.
..."Aku selalu tertegun setiap kali aku melihatmu yang selalu sederhana dan apa adanya. "...
...Fachrul Razi Al Kaady...
***
Pagi ini Nadia tengah membersihkan rumah mereka di bantu oleh kedua adik Zahira sedangkan Zahira tengah memasak untuk sarapan pagi.
"Nad barang-barang mu sudah di kemas? " tanya Zahira sambil menyajikan makanan di meja makan.
"Iya udah, semalam udah aku kemas setelah datang dari mall"
Jawabnya lalu pergi untuk mencuci tangan nya ke wastafel di ikuti Ali dan adiknya.
"Kakak sama mbak Nadia ada pekerjaan di luar kota?" tanya Ali lalu ke dapur untuk mengambil minum.
"Iya bukan di luar kota, lebih tepatnya luar Negeri di Jepang" jawab Nadia dengan bangga di balas tatapan jengah Ali.
"Mbak Nadia ini sok banget mah mentang-mentang mauk ke Jepang" gerutunya.
Nadia tertawa kecil lalu mengacak-acak rambut Ali.
"Mbak sama mbak mu ada urusan penting Al masalah kerjaan, yah klo pekerjaan nuntut kita ke luar Negeri yah kita harus ke luar Negeri. mbak sering ikut mbak mu ke Singapura, tapi baru pertama kali ke Jepang karena pekerjaan, klo mbak mu sih sering banget, apalagi ke malaysia dan Singapura, kakakmu mah udah hafal" terangnya.
"Kak Radit Nggak ikut? " Tanyanya.
"Mas Radit nggak bisa ikut karena mas Radit harus ngurus kantor disini selama kakakmu pergi"
Ali menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
"Berapa lama di Jepang mbak? "
"Klo lancar yah seminggu, tapi tergantung proses syutingnya Al" jawabnya pendek.
"Pekerjaan apa kok ada syutingnya? " tanya Ali tidak mengerti.
Zahira langsung menatap tajam ke arah Nadia yang langsung gelagapan.
"Bukan syuting, tapi meeting" elaknya pada Ali.
"Ali kamu panggil ayah sama ibu yah untuk sarapan" suruh nya pada Ali.
Ali langsung pergi untuk memanggil kedua orang tuanya untuk sarapan.
"Nad semuanya udah siapkan? "
"Iya Ra, tiket sama hotelnya juga udah di cek in sama pihak yang di Jakarta kira-kira jam sepuluh kita berangkat"
"Baiklah habis ini kita sarapan dan persiapkan semuanya" ujarnya pada Nadia.
◈
Zahira dan Nadia sudah berada di bandara tepatnya di juanda Surabaya di antar oleh keluarganya dan Radit.
"Dit aku titip perusahaan sama mereka ya" kata Zahra pada Radit.
"Iya Ra, kalian baik-baik aja di sana dan masalah urusan kantor in syaa allah akan aku tangani"
"Makasih ya, tolong cariin supir yah untuk antar adik aku sekolah"
Radit mengangguk lalu menatap Nadia.
"Baik-baik di sana" ucapnya tersenyum pada calon istrinya itu.
Nadia mengangguk lalu berjalan untuk masuk ke dalam pesawat.
"Ibu sama ayah baik-baik yah disini, in syaa allah tiap hari Zahira telfon " kata Zahira mencium tangan ke dua orang tuanya.
"Iya, kamu juga baik-baik di sana"
"Baik-baik ya Al sama adik"
Zahira mengusap kepala kedua adiknya lalu mengikuti langkah Nadia untuk masuk ke dalam pesawat.
Beberapa menit kemudian pesawat yang di tumpangi Zahira sudah lepas landas dan Radit pun mengajak kedua orang tua Zahira dan kedua adiknya pulang.
◈
Radit kembali ke rumah Razi setelah mengantarkan kedua orang tua dan adiknya Zahira. Ia mengatur nafasnya yang merasa lelah.
Razi muncul dan duduk di dekat Radit ia menatap sahabatnya yang tampak sangat lelah.
"Darimana Dit? " tanyanya.
"Nganterin Nadia dan Zahira ke bandara " jawabnya.
"Lah jadi mereka berangkat hari ini? "
"Iya, seminggu paling mereka"
"Kok nggak bilang sih, tau gitu aku ikut nganter mereka" keluhnya.
Radit hanya menatap sinis ke arah Razi. Ia merindukan kebersamaan bersama mereka ketika bekerja.
Mamah Razi muncul dan duduk bersama mereka.
"Eh tante... "
Mamah Razi tersenyum menatap Radit.
"Gimana kabar Nadia dit? "
"Alhamdulillah baik tante, dia lagi ke Jepang sama Al Mahyra"
Mata Mamah Razi membulat sempurna.
"Al Mahyra? " tanyanya tidak percaya.
Radit mengangguk.
"Tante tuh pengen banget ketemu Al Mahyra, penasaran banget karena dia tertutup, misterius. tapi pas tante stalking instagramnya, maa syaa allah dia itu sepertinya gadis yang sangat cantik" jelasnya panjang lebar.
"Dia sudah menikah apa belum sih? "
"Belum Tan, dia belum nikah masih single dan umurnya masih cukup muda"
"Tapi sepertinya tante pernah melihat tatapannya itu, tante merasa nggak asing sama sorotan matanya" katanya mencoba mengingat-ingat.
Radit mulai pucat khawatir mamah Razi tahu bahwa Zahira adalah Al Mahyra.
"Sudahlah lupakan, oiya Zahira kemana? Tante kangen banget sama dia, tante udah minta tolong Razi buat nganterin tante ke rumahnya tapi Razi nggak mau, alasannya dia sibuk" keluhnya.
Radit menghela nafas lega karena mama Razi beralih menanyakan Zahira.
"Zahira lagi ke luar negeri tan, ada urusan pekerjaan "
"Kok bisa barengan gitu ya sama Nadia? " pikirnya.
"Kebetulan aja Tan" elaknya.
"Iya mungkin yah, tante tinggal dulu ya" ujarnya meninggalkan Razi dan Radit.
Razi menatap Radit yang memejamkan matanya.
"Sepertinya aku mauk berhenti mengajar Dit"
Radit membuka matanya dan menatap Razi.
"Kenapa? "
"Aku ingin bekerja meneruskan perusahaan papaku, aku ini harus meneruskan perusahaan papaku karena aku anak laki-laki satu-satunya " keluhnya.
"Lalu? "
"Orang tuaku ingin aku menikah, tapi aku belum menemukan calon pendamping? " Razi menghela nafas.
"Katanya kamu ingin menikahi Al Mahyra? " tanyanya.
"Huffft.... Aku mau istikharah, Aku mau coba ta'aruf sama Zahira, tapi belum tahu pasti "
Radit menatap Razi lekat-lekat berusaha melihat keseriusan di mata Razi.
"Kamu ingin ta'aruf dengan Zahira bukan karena merasa di desak oleh keluarga mu kan?"
"Ya nggaklah, aku ingin ta'aruf dengan Zahira karena aku melihat Zahira sebagai gadis yang baik, sopan. dan mengenal keluarganya terlebih kedua orang tuaku menyukainya"
"Tapi aku ingin mengingatkan mu, jangan ta'aruf dengan Zahira hanya karena kamu terdesak. Zahira adalah gadis yang baik, dan dia harus mendapatkan pria yang baik juga, sudah cukup dia merasa terluka, dia hanya boleh bahagia sekarang"
"iya aku mengerti maksudmu"
Radit menepuk bahu Razi.
"Kamu pikirkanlah dulu sebelum mengambil keputusan, aku mau ke kamar dulu" ujarnya lalu meninggalkan Razi yang masih terdiam.
..."menikahlah karena niatmu untuk menikah sudah benar, jangan menikah hanya karena ingin saja."......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Sri Wartuti
hadir*75like
2021-05-11
0
Anita Jenius
Hadir kak..
10 like buatmu.
Mari kita saling dukung.
Semangat up terus ya..
2021-03-27
0