BAB 18

Malam hari, semua nya sudah berada di meja makan kecuali Disa, "Disa dimana bun" tanya Dira seraya memasukkan makanan ke dalam mulut nya, "mungkin masih ada di kamar nya" jawab Gauri, "nggak makan" tanya Dira

"dia sedikit berubah setelah kejadian waktu itu" ujar Gauri, Dira mengambil handphone nya lalu mengirim pesan ke pada Hendra, "1 kali tamparan tidak akan merubah apapun" ucap Dira

Dira beranjak dari duduk nya, "kamu mau kemana" tanya Arif, "habiskan makanan mu dulu" sambung Arif, "aku mau ke kamar Disa" jawab Dira lalu pergi ke lantai atas

"biarkan saja, Dira tau apa yang harus dia lakukan" timpal Gauri, Arif mengangguk dan melanjutkan kegiatan nya.

Dira masuk ke kamar Disa setelah mendapat ijin, "Disa" panggil Dira, "hmm" dehem Disa menatap kakak nya sekilas, "makan malam dulu, nanti kamu sakit" ucap Dira, "aku nggak laper kak" kata Disa

"apa karna laki-laki itu, kamu jadi seperti ini" tanya Dira dengan nada dingin, "kakak nggak mau kamu jadi wanita lemah seperti ini hanya karna CINTA" sambung Dira

"kamu sudah lihat sendiri bagaimana kelakuan dia di belakang mu, jadi lupakan dia dan lanjutkan hidup mu" ucap Dira, "keluar dan makan malam" lanjut Dira lalu keluar dari kamar Disa

Dira melangkah kan kaki nya menuju ke kamar nya, ia masuk ke kamar dan melihat Arif baru saja keluar dari kamar mandi, "sudah" tanya Arif, "hmm" dehem Dira lalu melangkahkan kaki nya masuk ke kamar mandi. Dira keluar dari kamar mandi dengan mengunakan piyama tidur nya

Dira merebahkan diri nya di atas kasur lalu memejamkan mata nya, ia tersentak saat tiba-tiba ada sebuah tangan melingkar di perut nya, "biarkan seperti ini" ucap Arif menyembunyikan wajah nya di cekuk leher Dira

"Arif nafas mu membuat ku geli" kata Dira, "seperti ini" Arif mengecup leher jenjang Dira, "Arif, apa yang kau lakukan, hentikan" pinta Dira, bukan nya berhenti Arif langsung menindih tubuh Dira

"m…mau apa kau" tanya Dira, "melanjutkan yang tadi pagi" balas Arif, "yang tadi pagi masih sakit Arif, masa mau di mulai lagi" ucap Dira, "aku akan bermain dengan pelan" balas Arif dan langsung menyambar bibir Dira dengan lembut.

Mereka melakukan nya sampai jam 3 pagi, "Arif, bisa-bisa aku nggak bisa jalan karna ulah mu" ucap Dira yang masih mengatur nafas nya, "biarkan saja" kata Arif, "lebih baik sekarang kita tidur" sambung Arif, Dira mengangguk lalu memejamkan mata nya.

Pagi hari, semua nya sudah berada di meja makan kecuali Dira, ia masih tertidur pulas di bawah selimut dengan tubuh yang masih polos

"Arif, apa Dira tidak ikut sarapan" tanya Ray, "Dira masih tidur ya, aku tidak tega membangunkan nya" jawab Arif, "biar bunda yang bangunin dia" Arif yang mendengar itu langsung tersedak karna ia ingat kalau Dira belum memakai apapun

uhukk uhukk

"hati-hati Arif" ucap Gauri memberikan segelas air kepada Arif, "makasih bun" ucap Arif lalu meminum air itu sampai tandas

"biar aku saja bun, bunda nggak perlu repot-repot" sambung Arif, "baiklah" kata Gauri. Arif segera menyelesaikan sarapan pagi nya lalu kembali ke kamar dengan membawa sarapan untuk Dira.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!