BAB 17

Siang hari, Dira bangun terlebih dulu, ia melihat ke arah Arif yang masih tertidur di samping nya, Dira teringat apa yang telah terjadi diantara mereka, "Arif bangun" ucap Dira, "hmm" dehem Arif memeluk tubuh polos Dira

"ayo bangun" kata Dira, "aku masih ngantuk Dira, tidur lah" balas Arif, "aku mau mandi, lepas dulu" Arif melepas pelukan nya. Dira membalut tubuh nya dengan selimut lalu beranjak dari atas kasur, saat hendak melangkah Dira merasakan nyeri di area sensitif nya

"awssh" rintih Dira, "biar aku bantu" kata Arif, "pakai baju mu" Dira merasa malu melihat tubuh Arif yang masih polos, "kenapa harus malu? kamu sudah lihat semua nya" goda Arif

"Arif!!" pekik Dira, "mau di bantu nggak" Dira mengangguk, Arif menggendong bridal Dira menuju ke kamar mandi, setelah itu Arif keluar dan membiarkan sang istri membersihkan diri

Dira keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang lengkap, ia duduk di depan cermin dan mengeringkan rambut nya, "Arif, kamu bikin tanda banyak banget" ucap Dira saat melihat banyak karya yang di buat Arif di leher nya

Arif mendekat ke arah Dira lalu memeluk nya dari belakang, "mau di tambah" goda Arif mencium singkat leher jenjang Dira, "dasar mesum!" kesal Dira

"terimakasih" ucap Arif, Dira membalikkan badan nya, "untuk" tanya Dira, "untuk semua nya, kamu menyerahkan sesuatu yang sangat sangat berharga untuk mu kepada ku" jawab Arif

"itu hak mu, jadi aku memberikan nya" balas Dira, "hari ini kita akan ke rumah bunda, kita sudah lama tidak ke sana" sambung Dira, Arif hanya mengangguk.

~

Arif dan Dira baru saja sampai di kediaman Saputra, "Hendra kamu bisa kembali ke kantor, besok kamu jemput seperti biasa" ucap Dira, "baik nona, kalau begitu saya permisi" pamit Hendra di angguki Dira

Arif dan Dira masuk ke dalam rumah, "bunda!!" panggil Dira dengan nada berteriak, "nggak perlu teriak-teriak Dira, bunda ada di sini" sahut Gauri yang berada di ruang tengah bersama Ray

Dira menghampiri Gauri dan Ray lalu memeluk kedua nya dari belakang, "aku sangat merindukan kalian" ucap Dira mencium pipi kedua orang tua secara bergantian, "bunda juga sangat merindukan mu sayang" balas Gauri mengusap kepala Dira

"kenapa kamu berubah seperti ini? mana sikap dingin mu itu" ledek Ray, "baiklah, aku akan bersikap dingin hanya kepada ayah" ketus Dira, Ray hanya terkekeh

"nak Arif silahkan duduk" ucap Gauri, "iya bun" kata Arif, "ada keperluan apa kalian kemari" tanya Ray, "hanya berkunjung, karna kami sudah lama tidak kemari" jawab Arif

"apa si es ini menyusahkan mu selama ini" tanya Gauri, "tidak bun" jawab Arif, "apa sudah ada tanda-tanda" tanya Gauri kepada Dira, "tanda-tanda? tanda-tanda apa bun" tanya Dira tak mengerti

"apa kamu sudah isi" tanya Gauri memegang perut rata Dira, Dira sedikit terkejut dengan perkataan Gauri

baru tadi pagi kita ngelakuin, masa udah ada aja. batin Dira

Dira menggelengkan kepala nya pelan, ada sedikit rasa bersalah di hati nya karna ia tau kedua orang tua nya sangat menginginkan seorang cucu, "tidak masalah, kalian masih punya banyak waktu" kata Gauri yang tidak ingin melihat anak nya sedih

"bi bibi" panggil Gauri, "iya Nyonya" balas bi Ika, "tolong bersihkan kamar Dira" perintah Gauri, walaupun setiap hari nya kamar Dira selalu di bersihkan tapi Gauri ingin anak dan menatu nya nyaman di sana, "baik Nyonya" kata bi Ika lalu pergi ke atas untuk membersihkan kamar Dira.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!