Waktu terus berlalu, kini usia pernikahan Dira dan Arif sudah berjalan 7 bulan. selain itu hubungan Disa dengan kekasih nya juga sudah berakhir karna bukti yang Dira dapat membuktikan bahwa laki-laki itu tidak cocok untuk Disa, bahkan Disa sudah menyaksikan bagaimana kelakuan kekasih nya di belakang nya
Dira dan Arif juga sudah pindah ke rumah hasil kerja keras Arif sendirinya. sikap Dira yang biasa nya sangat dingin sekarang sudah mulai sedikit hangat dan hubungan Dira dengan Arif juga semakin dekat.
"kamu nggak ke bengkel" tanya Dira memoles tipis wajah nya dengan make up, "hari ini aku kurang enak badan, jadi aku nggak kesana" jawab Arif
Dira menghentikan langkah nya saat hendak keluar dari kamar, "ada apa" tanya Arif heran saat melihat Dira tidak jadi keluar dari kamar, bukan nya menjawab Dira meletakkan tas yang ia bawa lalu keluar dari kamar
Cukup lama Dira pergi, akhir nya Dira kembali ke kamar dengan membawa semangkuk bubur tak lupa obat untuk Arif, "makan dulu terus minum obat" ucap Dira
"aku baik-baik saja, jadi tidak perlu minum obat" tolak Arif, ia sangat tidak suka dengan yang nama nya obat, "nggak udah bohong, ayo di makan terus di minum obat nya" ucap Dira
"aku suapin" sambung Dira, "nggak perlu, aku bisa sendiri" tolak Arif, "baiklah, ini di makan sampai habis terus obat nya di minum" jelas Dira, Arif mengangguk pelan
"kamu nggak jadi ke kantor" tanya Arif, "nggak, kamu disini sakit masa aku pergi" jawab Dira, "aku nggak papa, kamu bisa berangkat" kata Arif, "nggak ada yang bisa memecat ku, sudah sekarang di makan" ujar Dira
Arif memakan sedikit demi sedikit bubur yang di buat Dira, bukan Dira yang membuat tapi bi Jani (Asisten rumah tangga yang di sewa Dira, karna kesibukan nya di perusahaan jadi Dira menyewa 2 asisten, bi Jani dan bi Lia).
Dira melirik sekilas ke arah Arif yang terlihat ragu meminum obat, "kalau sudah di minum obat nya" kata Dira, "tapi ini pahit Dira, aku nggak suka obat" ucap Arif memelas, "kamu nggak suka obat aku nggak suka penolakan jadi kamu harus minum" balas Dira
Dira mendekat ke arah Arif lalu ikut duduk di sambung Arif di sofa, "bawa sini" pinta Dira, "buat apa" tanya Arif tetapi tetap memberikan obat yang ada di tangan nya ke pada Arif
"aku tidak pernah melakukan ini sebelum nya, tapi aku harus melakukan nya karna kalau tidak kau tidak akan minum obat" ucap Dira lalu meminum obat yang seharus nya buat Arif
Dira langsung mencium Arif dan memasukkan obat tadi ke dalam mulut Arif, setelah masuk Dira memencet hidung Arif agar obat nya bisa tertelan, "apa yang kau lakukan" tanya Arif yang masih terkejut dengan serangan mendadak dari Dira, "sudah di minum kan" ucap Dira
"iya, tapi apa yang kau lakukan tadi, kau ingin menggoda ku" tanya Arif, "ti…tidak, aku hanya membantumu" balas Dira beranjak dari duduk nya, belum sempat melangkah Arif menarik lengan Dira sampai Dira duduk di pangkuan nya
"turunkan aku, aku mau keluar sebentar" pinta Dira, "setelah kau membangunkan singa yang tertidur" kata Arif, Dira mengerutkan kening nya, "apa maksud mu" tanya Dira
"akan ku beritahu, tapi apa kau sudah siap" tanya Arif, "katakan dengan jelas" ketus Dira, Arif mengangkat tubuh nya lalu membawa nya ke atas kasur dan langsung menindih nya
"ap…apa yang ingin kau lakukan" tanya Dira gugup saat melihat jarak wajah nya dengan Arif sangat dekat, "jawab dulu pertanyaan ku, apa kau sudah siap? kalau kau sudah, aku akan melanjutkan nya" kata Arif
Dira yang sudah mulai paham dengan arah pembicaraan Arif pun langsung mengalihkan pandangan nya, Arif hanya tersenyum, ia paham kalau Dira belum siap, "kalau kamu belum siap juga nggak papa" ucap Arif turun dari atas tubuh Dira lalu duduk di tepi ranjang
Dira mengubah posisi nya dan bersandar di kepala ranjang dan menatap ke arah Arif dengan perasaan bersalah
hufft ini sudah kewajiban ku, dia sudah menunggu lama dan ini juga hak nya. batin Dira
"kemarilah" ucap Dira, "nggak papa Dira, aku paham kok" kata Arif, "kemarilah" Arif mendekat ke arah Dira. Dira langsung memeluk erat tubuh Arif, "aku siap, ini hak mu dan kamu sudah menunggu lama" bisik Dira di telinga Arif
"Dira, aku ingin kamu menyerahkan nya dengan senang hati bukan dengan keadaan terpaksa, kalau kamu belum siap jangan di paksa" kata Arif, "selama hidup ku, aku tidak pernah mengambil keputusan dengan keadaan terpaksa ataupun di paksa. dan ini sudah keputusan ku, ini hak mu dan juga kewajiban ku" jelas Dira seraya melepas pelukan nya
"baiklah"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Nanang Aja
pura pura😁😁
2025-01-05
0