Di Kantin di Universitas Saimdang...
Islandzandi dan Haura sedang duduk sambil menunggu karin yang mengambilkan Form dari Ruang Pak Indra.
"Island, trus gimana sama Aufar?" Haura yang lagi ngaduk minumannya melihat kearah Island.
"Gue nggak tau Ra, yang jelas gue kecewa sama dia... Sebisa mungkin gue nggak mau ketemu dulu sama dia sampe hati gue tenang." Ucap Islandzandi meminum minumannya.
Tak lama Karin pun datang dengan muka cemberut.
"Nih!" Tandas Karin sambil memberikan kertas pada Haura dan Islandzandi.
"Kenapa lagi lo?!" Haura melihat Karin aneh.
"Pak Indra tadi nanya lo Island... Kan gue juga bilang apa, harusnya yang ngambil itu lo... Pak Indra tuh kesengsemnya sama lo..." Ucapnya sambil Bad Mood.
"Lo tau kan Island lagi nggak mood buat hal yang beginian..." Haura.
Karin hanya terdiam lalu meminum minumannya yang tadi sudah dia pesan. Tak lama Aufar datang ke kantin dan langsung menghampiri Islandzandi dan berdiri dihadapannya.
"Island!" Tandas Aufar meliht serius kearah Islandzandi.
"Ngapain lo disini? Kan gue udah bilang gue nggak mau ketemu sama lo!" Ucap Island jutek.
"Gue pengen ngomong berdua sama lo Island... Bisa kita pergi?!" Aufar melihat kearah Islandzandi yang masih terdiam melihat Aufar curiga. "Gue nggak akan ngelakuin hal kayak kemaren lagi! Gue janji..." Lanjut Aufar meyakinkan Islandzandi.
"Awas ya, kalo lo nyakitin Island lagi!" Ucap Haura memperingatkan Aufar.
Tak lama Islandzandi pun beranjak sambil membawa Form itu dan pergi mengikuti Aufar ke taman Universitas Saimdang.
"Kenapa? Kalo lo mau minta maaf ga usah, dari kemaren lo minta maaf terus gue udah cape maafin lo..." Islandzandi.
"Gue bener-bener minta maaf soal… ciuman kemaren…" Aufar terdiam sejenak. "Gue emang udah keterlaluan dan bersikap bodoh… I’m sorry..." Lanjutnya.
"Lo nggak bisa maksa perasaan lo ke gue kayak gitu Far…" Island melihat Aufar kecewa.
"Gue tau, gue kayak gitu karena gue takut, gue kehilangan waktu buat terus ada disisi lo…" Aufar melihat Islandzandi memohon. "Lo bisa ngertiin posisi gue sekarang kan?" Melihat Islandzandi yang masih terdiam menunduk. "Lo mau maafin gue kan Island?! Gue janji gue nggak akan maksa lo lagi..."
Islandzandi pun menunduk sedikit mengangguk! Lalu Aufar pun memeluk Islandzandi erat.
"Lo bisa kasih kesempatan buat gue ngerebut hati lo lagi dengan adil kan? Gue nggak minta ijin lo, tapi gue mau lo hormatin keputusan gue ini..."
**
Di parkiran kampus… pukul 16.30 sore...
Reyandra berada di dalam mobil sambil melihat cingcin yang disimpan di box sambil tersenyum.
Tak lama Aufar dan Islandzandi keluar dari kampus sambil ngobrol dan bercanda.
Reyandra melihat kearah mereka terdiam lalu Reyandra pun menutup box cingcin itu dan menyimpan di saku jas yang digantung di kursi belakang mobilnya...
Islandzandi terdiam melihat kearah Reyandra yang berada di dalam mobilnya dari kejauhan.
"Kenapa?" Aufar melihat kearah mobil Reyandra terdiam.
Aufar pun menarik tangan Islandzandi dan berjalan menghampiri mobil Reyandra Sementara Islandzandi melihat kearah Aufar dengan cemas.
Saat di depan mobil Reyandra Aufar dan Islandzandi terdiam saling pandang. Sementara Reyandra melihat kearah Aufar dan Islandzandi heran.
"Udah sana! Masuk mobil…" Ucap Aufar sambil tersenyum kearah Islandzandi. "tenang aja, gue kan udah janji bakalan bersaing secara adil buat dapetin lo... udah sana..." Tandas Aufar sambil mendorong Islandzandi.
Islandzandi melihat kearah Aufar ragu lalu membuka pintu dan masuk ke mobil Reyandra. Reyandra melihat kearah Aufar yang memberi kode untuk keluar.
"Tunggu sebentar ya!" Ucap Reyandra membuka pintu mobilnya hendak keluar.
Islandzandi menahan lengan Reyandra. "Rey…" Menggeleng kearahnya.
"Hanya sebentar, saya hanya ingin berbicara dengannya!"
Tak lama Islandzandi pun melepaskan lengan Reyandra ragu, Reyandra pun keluar dan berjalan menjauh dari mobilnya mengikuti Aufar...
**
Di pinggir Gedung Atletik…
Reyandra terdiam berdiri menyandarkan badannya ke dinding itu sambil menyilangkan kedua tangannya di dadanya dengan santai melihat kearah Aufar.
"Gue terima tantangan lo buat ngerebut hati Island… Sedikit aja lo nyakitin hati Island atau pun ngelepasin tangan Island… Gue bakalan rebut dia dari lo!"
Reyandra melihat Aufar tersenyum. "Silahkan saja kalau kamu bisa! Karena mulai sekarang saya nggak akan ragu lagi untuk mendapatkan Island..."
"Hm... Kita liat aja nanti!" Tandas Aufar melihat Reyandra tersenyum sinis.
"Kalau kamu memang sayang sama Island, jangan sampai melakukan hal yang diluar kemauannya Island… Kecuali dia yang meminta!"
"Ok! Gue ngerti! Dan gue yakin dia pasti bakalan memintanya!"
Reyandra terdiam lalu tak lama dia berjalan kearah mobilnya meninggalkan Aufar dan menjalankan mobilnya.
**
Selama di perjalanan Islandzandi maupun Reyandra hanya diam.
"Rey, aku sama Aufar…"
"I know!" Melihat kearah Islandzandi tersenyum.
Islandzandi melihat Reyandra tersenyum bangga. "Thank you…" Lalu memeluk tangan Reyandra lalu Reyandra menghela nafas tersenyum kearah Islandzandi.
"O iya… Minggu besok aku ujian semester… Trus tadi aku dikasih Form buat magang disalah satu perusahaan yang bakalan dimasukin... Tapi yang nentuin Perusahaan tetep aja dari kampus..."
Reyandra melihat Islandzandi.
"Kamu harus belajar yang rajin! Dan cepat lulus!" Reyandra mengusap kepala Islandzandi. "Dan jangan ada pemotretan dulu!"
"Iya, aku tau!" Islandzandi cemberut masih memeluk lengan Reyandra manja. "Eh kamu tau Haura kan? Dia kemaren kan ngedate tuh sama cowok barunya trus dia ketemu sama cowok ganteng langsung konek gitu kayaknya tapi aku nggak tau juga sih... Tau kan Haura kayak gimana..."
Reyandra pun hanya mengangguk mendengarkan Islandzandi yang sedang bercerita tentang sahabatnya itu sambil menyetir!
**
Dirumah Islandzandi…
Pukul 20.00 malam…
Reyandra berjalan kedalam rumah Islandzandi sambil melihat sekeliling.
"Cape ya… Maaf ya…" Ucap Islandzandi sambil tertawa. "Tadinya aku emang nggak ada jadwal pemotretan tapi tiba-tiba klien Aslan pengen cepet beres jadi aja..."
Reyandra hanya tersenyum sambil berjalan ke ruang keluarga lalu duduk di sofa. Islandzandi pun ikut duduk di samping Reyandra.
Reyandra hanya tersenyum.
"Lagipula kemarin saya nggak ada waktu buat kamu... Jadi sekalinya ada waktu luang saya pasti nemenin kamu..." Ucap Reyandra merasa canggung. "Om sama tante kemana?" Lanjutnya sambil agak menjaga jarak dari Islandzandi.
"Papah kan ada tugas ke Thailand Mam ikut nemenin jadi aku sendirian disini…"
"Trus bibi?"
"Eu.. Bibi aku suruh pulang kampung dulu selama tiga hari… Kasian dia belum ketemu sama keluarganya."
"Memangnya kamu berani tinggal dirumah sendirian?!"
"Kan ada kamu yang nemenin aku disini…" Candanya sambil tersenyum kearahnya Reyandra.
"Hah…?" Reyandra pun kaget melihat Islandzandi. "Saya…" Bingung.
Islandzandi pun langsung tertawa melihat ekspresi Reyandra yang salah tingkah.
"Becanda-becanda… Kamu nggak berubah ya, nggak bisa diajak becanda sedikit! Ekspresinya itu loh…" Tertawa.
Reyandra terdiam sambil tersenyum. Tak lama handphone Islandzandi berdering nada message line dua kali. Islandzandi pun melihat kearah handphonenya.
"Hah… Serius?" Islandzandi kaget.
"Kenapa?" Ucapnya khawatir.
"Malam ini Karin sama Haura nggak bisa dateng…" Islandzandi mulai Bingung. "Karin mamahnya sakit dan Haura katanya pacarnya mau dateng kekosannya…"
Reyandra kaget tidak percaya.
"Terus memang pacarnya nggak akan pulang?"
Islandzandi melihat Reyandra tidak percaya.
"Rey… Kalo pacarnya dateng itu artinya mereka pasti nginep dikosanya…" melihat Reyandra. "Apa kamu mau nemenin?" Lanjutnya.
"Apa?!" kaget. "Saya… Jangan bercanda lagi Island!"
"Aku nggak becanda kok! Oh, apa aku suruh Aufar aja? Dia pasti mau nemenin…" Ucap Islandzandi sambil mengutak ngatik Handphonenya.
Reyandra melihat Islandzandi serius lalu membawa Handphone Islandzandi. "Saya saja…" Ucap Reyandra terdiam serius.
Islandzandi terdiam melihat reaksi Reyandra tersenyum. "Kenapa? Bukannya nggak mau ya kalo dirumah cuma ada kita berdua?"
"Paling tidak saya tidak akan berbuat yang aneh-aneh! Saya takut kalau Aufar berbuat seperti kemarin lagi… Kamu juga harus ekstra hati-hati sama dia!"
Islandzandi hanya tersenyum melihat kearah Reyandra. Lalu memeluk Reyandra erat. Reyandra masih terdiam lalu membalas pelukannya Islandzandi.
"Makasih ya…" Ucapnya masih memeluk Reyandra. "Tapi, Aufar nggak akan membuat kesalahan untuk kedua kalinya! Aku tau Aufar kayak gimana Rey…"
Reyandra terdiam melihat Islandzandi, saat Islandzandi mencium Reyandra tapi Reyandra Langsung melepaskan ciumannya dan melihat-lihat rumah Islandzandi. Sementara Islandzandi masih terdiam berfikir.
"Rumah ini masih tetep sama seperti dulu…"
Islandzandi terdiam melihat sinis kearah Reyandra.
Hah… mesti kayak gimana gue naklukin Reyandra… supaya gue bisa lebih deket lagi sama dia… kayak kemaren waktu di apartementnya."
Tak lama Islandzandi berjalan mengikutinya dan menggenggam tangan Reyandra.
"Mau lihat kamar kamu yang dulu?"
Islandzandi menarik tangan Reyandra pergi ke Reyandra yang dulu. Reyandra pun melihat kamarnya yang dulu kaget.
"Masih seperti dulu ketika saya pergi."
"Aku bilang sama bibi kalau kamar ini jangan diapa - apain selain dibersiin. Mam sama papah juga setuju. Siapa tau pas kamu pulang balik lagi kerumah ini… tapi… Ternyata orangnya nggak pulang-pulang!" sindirnya.
"Kamu tau nggak, kalo aku lagi kangen sama kamu, aku pasti bakalan tidur disini dan ngebayangin kamu ada disini… Tapi kalo aku lagi kesel sama kamu aku nggak pernah datang ke kamar ini!"
Reyandra hanya tersenyum melihat kearah Islandzandi. Lalu terdiam menatap seluruh isi kamarnya dan berjalan ke atas lemari yang diatasnya tersimpan toples yang didalamnya ada burung bangau buatannya.
"Kata mamam, kamu bikin ini pas aku lagi sakit dan terus memohon supaya aku cepet sembuh…"
Reyandra tersenyum kearahnya sambil mengusap kepala Islandzandi.
"Mandi sana!" Perintah Reyandra sedikit malu.
Islandzandi manyun. "Iya - iya… Janji ya temenin aku malam ini?!" Ucap Islandzandi sambil berlalu dari kamar Reyandra.
Reyandra hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Islandzandi. Lalu memeriksa laci mejanya yang masih tersimpan barang-barang miliknya yang sengaja ditinggalkannya.
Setelah beberapa menit dia diam di kamar lamanya, Reyandra pun keluar kamarnya dengan masih memperhatikan isi rumahnya menaiki tangga dan berhenti di pintu kamar Islandzandi terdiam berfikir.
Dengan ragu Reyandra membuka pintu kamarnya dan masuk ke kamar Islandzandi.
Reyandra mengambil photo Islandzandi yang sedang bersama Aufar tersenyum, Reyandra lalu membuka laci meja dan melihat banyak photo-photo Islandzandi dengan Aufar, salah satunya ada Aufar yang sedang menciu. pipinya Islandzandi.
Reyandra terdiam lalu menutupnya lagi dan Reyandra pun duduk di ujung tempat tidur Islandzandi masih memperhatikan photo Islandzandi dan Aufar sedang tersenyum.
Reyandra membuka kacamatanya dan mengusap keningnya.
Tak lama Islandzandi keluar dengan memakai kimono. Reyandra yang melihat kearah Islandzandi pun kaget.
"Loh… kamu disini? Aku pikir masih dibawah..."
Reyandra kaget melihat Islandzandi. "Eu… saya keluar…" berdiri sambil berjalan ke pintu.
Islandzandi menarik tangan Reyandra. "Rey... Aku udah pake baju kok…" Ucap Islandzandi sambil membuka handuk kimononya.
Ternyata Islandzandi memakai celana pendek dan kaos.
Reyandra menghela nafas lega lalu dia pun duduk lagi ditempat asalnya. Islandzandi melihat photo yang dipegang Reyandra lalu duduk di pangkuannya Reyandra.
Islandzandi tersenyum mengambil photo dari tangan Reyandra lalu melihatnya. "Seperti yang kamu liat tadi, aku dan Aufar udah baikan lagi… Cuma… Kali ini aku nggak bisa menganggap Aufar seperti yang dulu lagi…" Ucapnya terhenti sambil membayangkan kejadian saat Aufar menciumnya. "Dia…"
"Saya tau... Tidak usah diteruskan Island!"
Cause you love him Island… kau harus cepat menetapkan hatimu…
Islandzandi menggelengkan kepalanya pelan sambil memegang pipi Reyandra dengan kedua tangannya…
"Aku nggak perlu menetapkan hati Rey, aku sudah pasti sayang sama kamu… Aku udah nunggu kesempatan ini dari dulu, dan aku nggak mau ngelepasin kamu lagi… Aku cinta sama kamu Rey…"
"Kalau begitu kau harus bilang sama Aufar kalau kamu memilih saya… Bagaimana pun juga Aufar harus tau karena nggak akan mudah baginya untuk bisa melupakan kamu!"
Islandzandi terdiam. "Iya, tunggu waktu yang tepat deh ya… Sementara ini kita rahasiain dulu hubungan kita dari Aufar juga Mamam dan papah…"
Bisakah seperti ini?
Islandzandi melihat kearah Reyandra sangat dekat tak lama mereka pun berciuman, saat ciuman mereka semakin bergairah, tanpa sadar Islandzandi membuka kancing kemeja Reyandra satu persatu, Reyandra yang sadar akan tindakan Islandzandi yang sudah sedikit jauh langsung melepaskan ciumannya dan mendorong Islandzandi pelan. Mereka masih terengah-engah.
Islandzandi bingung. "Kenapa?"
Reyandra melihat kearah Islandzandi serius. "Ini nggak boleh terjadi, saya nggak bisa lebih jauh lagi Island!"
Islandzandi terdiam dan ingat perkataan Bu Audrey lalu tersenyum kecut sambil menggeleng kepala tidak percaya. Reyandra masih tidak mengerti melihat kearah Islandzandi.
Islandzandi pun berjalan ke sisi tempat tidurnya dan tidur di tempat tidurnya dengan menyisakan tempat untuk Reyandra.
Reyandra masih duduk di ujung tempat tidur sambil melihat Islandzandi bingung.
Islandzandi menepuk tempat tidurnya. "Sini!"
"Saya tidur dikamar saya saja!"
"Cuma nemenin doang kan?! Nggak apa-apa dong tidur disini? Aku juga nggak akan minta apa-apa lagi… Sebatas ciuman aja kan?!"
Reyandra masih terdiam ragu.
"Baiklah…" Ucapnya Reyandra menyerah.
Reyandra pun membuka jasnya dan tidur disisi Islandzandi, Islandzandi pun menggeser badannya jadi tidur di lengan kanan Reyandra.
Reyandra hanya terdiam lalu tersenyum melihat Islandzandi yang sedang tidur di pelukannya.
Sementara Reyandra hanya bisa memandang wajah Islandzandi sambil mengusap wajahnya berfikir.
Ya, benar, saya sudah tidak ingin melepaskan Island lagi. Dan... Saya akan mengambil resiko itu... Meskipun tidak sekarang tapi lambat laun Om Diandra pasti akan menyadarinya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments