Di Svetovska Compani…
Pukul 08.00 pagi…
Di lobby Svetovska Company, perwakilan kepala bagian dari semua bidang sudah berada di pintu masuk sambil berbaris dengan rapih dan berpakaian rapih menunggu kedatangan CEO yaitu Reyandra.
Beberapa wartawan bisnis pun berada disana untuk melihat kedatangan Reyandra yang akan mulai bekerja pada hari itu.
Tak lama mobil Land Cruiser hitam yang dikendarai Reyandra dan Tama pun masuk Ke halaman Gedung Svetovska Company dan berhenti di depan pintu masuk lobby, Reyandra terkejut melihat karyawan dan para wartawan yang sudah menunggu diluar untuk menyambutnya.
"Hah… Kenapa mereka disini? Kan sudah saya bilang jangan berlebihan! Dan kenapa ada wartawan juga disini?"
"Kalau disini, ini sudah menjadi tradisi di setiap perusahaan apabila ada Direktur baru yang masuk ke sebuah perusahaan apalagi ini perusahaan besar. Dan kalau wartawan pasti tau kalau anda akan bekerja mulai hari ini, karena di dunia bisnis anda sangat terkenal sekali apalagi di Indonesia, banyak yang sedang mengincar anda sekarang." Jelas Tama.
Reyandra tersenyum masam. "Saya tidak terlalu suka adat seperti ini! Dan untuk para pengincar, saya akan lihat seberapa hebat mereka dimata saya…"
Tama hanya tersenyum melihat Reyandra lewat kaca depannya.
Reyandra lalu menarik nafasnya lalu menghembuskannya perlahan.
Reyandra membuka pintu mobilnya dibantu valet yang sudah menunggunya lalu keluar.
Reyandra berjalan gagah menuju pintu masuk lobby.
Pak Ronald, Ryu Sera dan Bu khanza berjalan menghampiri Reyandra.
" Mr. Reyandra, bagaimana perasaan anda sekarang setelah datang ke indonesia dan bekerja disini?" ucap wartawan satu.
"Apa ini keinginan anda sendiri? bagaimana bisa anda pindah kesini dengan keinginan anda sendiri sementara disana peluang kesuksesan anda sangat nyata." ucap wartawan lainnya.
Para wartawan yang sudah menunggunya berjalan menghampirinya tapi langsung dihadang oleh satpam yang ada disana.
"Selamat pagi Pak!" ucap Pak Ronald sedikit membungkuk.
"Selamat datang Pak Reyandra!" sapanya Ryu Sera dengan semangat.
Sementara Bu Khanza dan karyawan yang lain juga membungkuk pada Reyandra.
Seharusnya kalian tidak usah seperti ini! Saya kurang nyaman kalau kalian seperti ini! Dan untuk para wartawan tolong kalian urus, saya tidak terlalu suka jika ada warawan yang mengikuti saya!"
"Eu… Tapi Pak, ini memang sudah kebiasaan kami untuk menyambut Direktur baru… Mari Pak!"
Tak lama Reyandra berjalan kedalam menyelusuri lobby diikuti oleh Pak Ronald, Ryu Sera dan Bu Khanza… Tak lama mereka pun masuk ke lift saat lift itu terbuka.
**
Di Ruang Direktur…
Reyandra melihat suasana Ruangan itu dan memang itu yang diinginkan Reyandra.
Reyandra duduk di kursi barunya.
"Bagaimana? Apakah anda menyukainya?" ucap Pak Ronald.
"Hm… Ya, terima kasih Pak Ronald!"
"Tapi maaf, untuk sekretaris kami belum bisa menyeleksinya lagi, untuk sementara anda akan dibantu Ryu sera, dia adalah Sekretaris saya selama saya menjabat sebagai Direktur." lanjutnya menjelaskan.
Ryu sera tersenyum sambil menunduk. "saya akan mengurus semua jadwal bapak dan kerjaan yang akan bapak kerjakan nanti saya akan membantunya!"
"Terima kasih sebelumnya, tapi saya sudah punya Tama, dia yang akan membantu saya mengurus semuanya disini, hanya saja (melihat Ryu Sera) untuk sekarang ini saya masih membutuhkan bantuanmu untuk mengumpulkan data semua pegawai disini juga laporan keuangan dari semua divisi karena belum semua masuk ke meja saya… Dan kamu akan tetap jadi sekretarisnya Pak Ronald!"
Ryu sera terdiam sedikit kecewa. "Baik saya mengerti pak!"
"Kalau begitu kami berdua undur diri… permisi pak…" pamit Pak Ronald.
"Dan kalau anda butuh sesuatu saya ada dimeja saya Pak..." ucap Ryu Sera sambil tersenyum.
Mereka pun keluar dari Ruangan Reyandra.
Reyandra berjalan kedekat jendela dan terdiam memandang keluar.
Tak lama handphonenya berdering, Reyandra mengambil handphonenya di dalam saku jasnya dan melihat siapa yang menelpon, Reyandra tersenyum dan mengangkatnya.
"Hello Eolia!
“Hm ... hello Rey, how have you been after serving as CEO of Indonesia branch? You did not tell me when you got back there”
(Hm...halo Rey, bagaimana kabarnya setelah menjabat sebagai CEO cabang Indonesia? kamu tidak kasih tahu saya ketika kamu sudah sampai di sana)
"I'm good, I just got in the office, yesterday I renovated the room. And while waiting for me to clean up the files your dad gave me ... and you know I think this should be overhauled because I think this is far below the standard Svetovska…"
(Saya baik-baik saja, saya baru saja sampai di kantor, kemarin saya merenovasi ruangan. Dan sambil menunggu, saya membereskan file yang ayahmu berikan kepada saya ... Dan kamu tahu ini harus dirombak, karena saya pikir ini jauh di bawah standar Svetovska ...)
“Hence father gave it to you, so that Svetovska the father run first can grow back like here, though not entirely the same, yes ... at least above the company's standards”
(Makanya ayah memberikannya padamu, agar Svetovska yang bapak jalankan dulu bisa tumbuh kembali seperti di sini, meski tidak sepenuhnya sama. Ya…setidaknya di atas standar perusahaan)
"How is it there?" tanya Reyandra sambil tersenyum mendengar gurauan Eolia.
“Who did you ask?"
"Of course you Eolia... and your father"
“Ck...Father is fine, he is being knocked out by his job because his only men run away from him. And I'm lonely because there's no you. Ah… You know, yesterday I met with Erik and of course we fight again. He came to ask about your whereabouts! Hah ... it seems he will find you again to look for trouble with you...”
(Ck...Ayah baik-baik saja, dia sibuk oleh pekerjaannya karena satu-satunya anak buahnya lari darinya. Dan tentu saja aku kesepian karena tidak ada kamu. Ah… Kau tahu, kemarin aku bertemu dengan Erik dan tentu saja kami bertengkar lagi. Dia datang untuk menanyakan keberadaanmu! Hah… Sepertinya dia akan mencarimu lagi untuk mencari masalah denganmu…)
Reyandra tersenyum.
"He will only look for trouble with you not with me ... he is nice to me ..."
(Dia hanya akan mencari masalah denganmu bukan denganku... dia sangat baik sama saya...)
"hahaha... so funny! eu Rey, I have a meeting, so next time we talk again”
(hahaha... lucu banget! eu Rey, aku ada rapat, jadi lain kali kita bicara lagi)
"Oh, okay, see you later..."
“Okay, bye...”
Reyandra menutup handphonenya dan terdiam.
Waktu pun berjalan dengan cepat, sejak saat itu Reyandra tidak menemui Islandzandi karena tau selama masa pemulihan Islandzandi akan selalu berada di sisi Aufar menemaninya.
Sampai Aufar keluar dari rumah sakit dan Aufar bisa masuk kuliah lagi.
**
Di ruang Bimbingan Wali…
Pukul 11.00 siang…
Islandzandi sedang duduk didepan Pak Indra menceritakan perasaan yang sebenarnya.
"Jadi… kamu memutuskan untuk berada disamping Aufar meskipun kamu belum memilih antara Reyandra juga Aufar…"
"Aku takut kalo Aufar berbuat hal bodoh lagi kayak kemaren! Soalnya aku yakin kalo kecelakaan kemaren pasti gara-gara aku sama Reyandra…"
"Hah… Island… Saya pikir kamu mengajak saya kesini untuk berbicara tentang kuliahmu…"
Islandzandi menunduk. "Aku bener-bener nggak tau lagi harus cerita ini sama siapa, Pak… Aku nggak bisa fokus kalo perasaan ini terus ganggu fikiran aku… Dan, yang kepikiran sama aku sekarang adalah Bapak…"
"Hah… Aku nggak tau harus gimana untuk menasehatimu lagi…"
"Bapak hanya harus dengerin cerita aku aja udah cukup… Karena selain Haura hanya Bapak yang saya percayai sekarang…"
Islandzandi pun meneteskan air matanya, pak indra hanya terdiam bingung. Sementara di luar ruangan Aufar sedang berdiri di balik pintu sambil terdiam mendengarkan obrolan Islandzandi dan pak Indra.
***
Di tempat latihan Fitnes…
Pukul 20.00 malam…
Aufar yang baru keluar dari kamar ganti dengan pakaian yang sudah lengkap melihat Reyandra yang baru akan berolahraga.
"Waaww… siapa nih yang baru dateng?!" ucapnya sambil berjalan kearah Reyandra.
Reyandra yang sedang menulis terdiam melihat kearah Aufar serius.
"Kenapa kaget ya? Hah… Dunia emang sempit ya!"
"Kecelakaan itu, disengaja kan? Supaya Island tetap berada disisimu…" tebak Reyandra tanpa ba bi bu lagi.
Aufar hanya terdiam. Saat Aufar hendak pergi ada beberapa orang berbadan kekar masuk ke tempat itu dan mencari Aufar.
Aufar yang melihat orang-orang itu langsung merangkul badan Reyandra dan menarik Reyandra pergi dari dalam ruangan keluar.
Setelah menghilang dari orang-orang itu Reyandra yang tidak mengerti melepaskan tangan Aufar yang masih memegang lengannya.
"Apa yang kamu lakukan?" ucap Reyandra heran.
"Hah? (memperhatikan orang-orang itu) nggak papa, lo masuk aja lagi…" ucap Aufar buru-buru pergi dari hadapan Reyandra.
Reyandra masih terdiam memperhatikan Aufar yang pergi.
Saat Reyandra hendak masuk lagi orang-orang bertubuh kekar itu keluar dan menabrak bandannya dengan sengaja.
"Woy, brengsek! liat-liat kalo jalan! dasar Anj***!" ucap orang berbadan gede tanpa melihat kearah Reyandra.
Apa-apaan mereka? mereka yang nabrak duluan kenapa saya harus disalahkan? hah… orang-orang aneh! sebaiknya saya tidak berurusan dengan mereka!
"Kayaknya dia nggak jauh dari sini! diliat dari lokasi handphonenya dia baru dari sini… Kita kejar dia terus kasih pelajaran kayak apa yang diperintahkan oleh bos!" ucao temannya yang juga berbadan gede.
Reyandra terdiam kaget mendengar pembicaraan mereka.
"Brengsek Aufar… liat aja tar! ketemu mampus dia! kita kearah sana!" lanjut orang kekar pertama.
"Oke bos!"
Mereka pun berlari kearah Aufar pergi tadi.
Reyandra hanya terdiam melihat mereka tajam.
Sepertinya saya tidak bisa untuk tidak ikut campur dengan masalahnya…
***
Di sebuah Jalan kecil…
Saat Aufar sedang berjalan tiba-tiba kedua orang tadi menghadang dari depan.
Aufar yang melihat kearahnya terdiam.
"Anj***! Padahal gue lagi males berantem dan gue udah janji sama Island nggak akan berantem lagi!" gerutu Aufar saat trkepung oleh preman-preman berbadan kekar dan besar itu."
"Hahaha akhirnya ketemu juga! Mau lari kemana lagi lo?"
"Hah, gue nggak lari! (melihat serius kearah 2 orang itu) Cuma 2 orang? Apa nggak salah? Aaaaaaaahhh padahal gue mau seru-seruan…"
"Berani juga nyali lo buat nantang kita…" ucap salah seorang teman premannya yang bertambah lagi datang dari arah belakang Aufar.
Aufar terdiam melihat kearah asal suara itu yang ternyata ada 5 sampai 9 orang berjalan kearahnya.
"Aaaahh shiit!!!"
Aufar langsung berlari kearah 2 orang yang mencegatnya lalu menabrak mereka.
Mereka pun berlari mengejarnya dan setelah menangkapnya mereka memukuli Aufar.
Aufar yang berusaha membela dirinya kewalahan karena kalah jumlah. Tubuh Aufar pun tersungkur ketanah dan terbaring lemah.
Kepalanya mengeluarkan darah dan badannya pun babak belur karena dihajar oleh orang-orang itu.
Reyandra berlari menghampiri mereka dan membantu Aufar memukuli orang-orang itu.
Orang-orang itu sempat terdiam kaget melihat kearah Reyandra.
"Siapa lo?" ucap salah satu preman yang kaget meligat Reyandra membantu Aufar.
Begitu pun dengan Aufar yang kaget juga melihat Reyandra.
"Lo… Ngapain kesini?"Reyandra melihat Aufar kesal.
"Apa kamu akan membahas masalah ini sekarang?" Aufar tersenyum kecut sambil beranjak duduk meludah darahnya yang ada di mulutnya.
Reyandra berjalan kearah Aufar mengulurkan tangannya membantu Aufar berdiri.
Aufar pun menerima tangan Reyandra dan berdiri.
"Ooohh.. Lo punya orang yang berada dipihak lo sekarang? Mana temen-temen lo yang banyakan itu?
"Untuk orang-orang seperti kalian, saya saja sudah cukup!"
"Anj***, blagu banget lo! habisi mereka berdua!" ucap preman itu kesal menyuruh anak buahnya menyerang Reyandra dan Aufar.
Semua orang yang ada disana menyerang Reyandra dan Aufar sekaligus.
Beberapa menit Reyandra maupun Aufar sedikit kewalahan tapi Reyandra langsung mengerahkan kekuatannya dan menghabisi orang-orang itu sehingga orang-orang itu pun terkapar di tanah karena kalah oleh tehnik bertarungnya. Aufar pun menjauhkan lututnya ketanah karena lemas dan kecapean.
Reyandra melihat kearah Aufar cemas dan menghampirinya.
"Hei, kamu nggak apa-apa?"
Aufar tertawa keras. "Lo… hebat juga dalam bertarung!"
"Saya hanya ingin melindungi Island!"
Aufar berfikir, karena pengen ngelindungi Island jadi lo belajar bertarung?
Reyandra melihat kearah Aufar yang sedang terdiam berfikir. "Sebaiknya kamu ke rumah sakit!"
**
Di sebuah IGD Rumah Sakit T…
Pukul 22.00 malam…
Aufar sedang duduk di tempat tidur rawat dan diberi obat untuk luka dan lecet di tubuhnya karena pertarungan tadi.
Sementara Reyandra hanya mendapat luka lebam pada wajah dan tangannya. Reyandra terdiam melihat kearah Aufar.
Aufar masih terdiam berfikir.
"Hei… bisa nggak kejadian ini Island nggak sampe tau…. (melihat Reyandra yang masih terdiam kearahnya) gue udah janji sama Island nggak akan nyari masalah lagi sama mereka. Tapi… ya lo liat sendiri kan tanpa gue nyari masalah pun mereka tetep nyari gue…"
"Itu karena kamu yang pertama kali berurusan sama mereka kan?! Dan dengan luka diwajahmu itu sepertinya Island bakalan sadar tanpa saya beritahu juga…"
Aufar hanya tersenyum kecut melihat kesal kearah Reyandra.
"Btw… Thanks lo udah nolongin gue 2 kali… Kita mulai dari awal lagi untuk ngedapetin hatinya Island…"
"Kau yakin? Jangan salahkan saya kalau Island lebih memilih saya daripada kamu…"
"Hah… Jangan terlalu sombong lo… Lo nggak tau kalau Island juga udah mulai sayang sama gue selama lo ada disana…"
Reyandra terdiam. "Ya… saya tau! Baiklah, saya terima dan saya juga nggak akan menyerah…"
Aufar hanya tersenyum kecut melihat Reyandra begitu juga dengan Reyandra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments