Di universitas Saimdang...
kantin Kampus… pukul 13.35 sore…
Islandzandi sedang duduk di salah satu meja sambil meminum minumannya.
Tak lama haura dan Karin datang menghampirinya.
"Heh… kenapa lo? Dari kemaren murung terus…"
"Tau deh… Akhir-akhir ini gue nggak bisa tidur… Kayaknya gue kudu ngedekor kamar ulang deh.. Biar lebih fresh gitu..."
"Malem ini lo nggak pemotretan kan? Kita dugem yuk?!" sementara Islandzandi hanya mengernyit.
"Hm… Gue nggak yakin ya… Setelah kemaren kita hangout sampe mabok trus gue sampe nyium Pak Indra..." Haura tertawa seketika.
"Lagian itu salah lo kali sampe mabok nggak sadar maen nyosor aja yang nggak lain adalah dosen kita."
"Iya makanya itu kalian tau sendiri kalo gue mabok suka rese kenapa nggak dicegah?!"
"Eh kita udah cegah lo ya.. Lo nya aja yang emang nggak bisa diatur dan nggak bisa dicegah."
"Jangan lupa ajak Aufar ya.... " timbal Karin.
"Kalo Aufar sih oke tapi kalo anak-anaknya jangan deh… Tiap kali hangout bareng mereka, mereka selalu bikin rusuh! Kemaren aja sampe mau berantem lagi kan?!"
"Ya udah gimana Island mau nggak?"
Islandzandi pun terdiam.
"Sebenernya gue lagi nggak mood buat dugem sih… Ck, Tapi okelah! Gue ikut, gue bakal ngajak Aufar!"
"Nah gitu dong!"
**
Di sebuah Club… pukul 01.00 pagi…
Islandzandi, Haura dan Karin sedang menari di lantai dansa diantara kerumunan orang-orang yang sedang menari diiringi music.
Sementara Aufar hanya duduk sendirian sambil minum memperhatikan para gadis yang sedang menari.
Tak lama Islandzandi menghampiri AUfar dan duduk disamping Aufar sambil minum.
"Capek?"
"Hm…" bersandar ke badan Aufar mulai mabuk.
Tak lama Haura dan Karin juga menghampiri Aufar dan Islandzandi…
"Uuuuhh… Kayaknya kalian berdua butuh privasi… (melempar kunci kearah Aufar) nih… Gue kayaknya nggak akan pulang ke kostan soalnya ada yang ngajak hangout… Jadi antar Island ke kostan gue ya Far…" tersenyum kearah Aufar.
Aufar tersenyum kearah Haura.
"Ok!"
"Gue juga kayaknya mu balik deh, nggak kuat pusing…"
"Mu bareng?"
"Nggak! Gokar gue udah nunggu diluar… Inget ya Far, jagain Island!"
"Iya.. bawel! Udah sana…"
Karin dan Haura pun berlalu dari hadapan Aufar dan Islandzandi.
Tak lama Aufar pun membawa Islandzandi pergi meninggalkan Club itu. Islandzandi pun mulai berbicara tidak karuan.
Sementara Aufar dengan sabar meladeni kebiasaan Islandzandi kalau sedang mabuk sambil tersenyum.
**
Di Kostan Haura pukul 07.00 pagi…
Islandzandi masih tertidur di pelukan Aufar yang juga masih tertidur disamping Islandzandi.
Tak lama Islandzandi pun terbangun dan memegang kepalanya merasa pusing. Islandzandi melihat Aufar yang masih tertidur.
"Aaaarrrgghh jam brapa nih? Far… Aufar bangun! Lo ngapain disini? Haura mana?"
"Justru dia nitipin lo sama gue, dia ada mangsa baru jadi nggak bisa pulang ke kosan."
Islandzandi pun masih terdiam menenangkan kepalanya karena minum-minum kemarin.
Aufar hanya tersenyum mengingat kelakuan Islandzandi kemarin malam.
Islandzandi melihat Aufar yang tiba-tiba ketawa bingung. "Kenapa lo ketawa? Masih mabok lo?"
"Gue Cuma inget kelakuan lo kalo lagi mabok! Harus ya ngoceh kemana-mana… Untung aja gue bawa mobil! Bener-bener nggak bisa ditinggal sendirian kalo lagi mabok…" seketika Islandzandi pun tersenyum kearah Aufar
"Thank you ya Far..."
Aufar pun memeluk Islandzandi penuh rasa sayang.
Islandzandi hanya terdiam.
Ya memang meskipun mereka tidur di satu tempat tidur tapi Aufar tidak pernah macam-macam terhadap Islandzandi, selain dia sudah berjanji pada kedua orang tua Islandzandi dia pun janji pada dirinya sendiri untuk menjaga Islandzandi.
**
Di Svetovska Company… pukul 11.00 siang…
Di ruang kosong…
Reyandra sedang melihat file-file bersama Ryu Sera.
Ryu Sera mencuri pandang kearah Reyandra.
"Eu, ini baru sebagian saya ambil, dan itu yang saya punya" Reyandra masih terdiam mengerutkan halisnya saat membaca laporan itu.
"Hmm… santai saja, saya tidak ingin buru-buru. Dan jangan sampai orang-orang tau kalau saya mencari laporan mereka."
"Eu… tapi ada apa dengan Pak Ronald sampai posisinya diturunkan?" Reyandra terdiam sejenak.
"Dia mengambil dana secara pribadi dari para Klien yang bekerjasama ke Svetovska Company. Laporannya sudah sampai ke kantor pusat. Makanya saya disuruh oleh Direktur Utama menyelidiki dan menurunkan jabatannya. Dan siapa-siapa saja yang terlibat didalamnya."
"Ah…" ucap Ryu Sera terdiam.
Sementara Reyandra melihat Ryu Sera tajam.
"Apa ada yang kamu ketahui?"
"Ya? Apa saya juga akan dipecat?"
"Apa kamu terlibat dengan mereka?"
"Saya tidak terlibat tapi, saya hanya mengetahui hal itu…"
"Kalau begitu bisa kau ceritakan? Saya tidak akan memecatmu atau menurunkan jabatanmu.. Kamu masih menjadi Sekretaris dari pak Ronald. Tapi… Kau harus bekerjasama dengan saya."
"Baik Pak… Dan saya juga akan melaporkan setiap gerak gerik mereka." ucap Ryu Sera tersenyum.
**
Malam Minggu tanggal 26 Juli…
Di ruang keluarga… pukul 20.35 malam…
Diandra dan Aufar sedang duduk sambil menunggu Islandzandi turun dari kamarnya.
"Om, nggak ikut? Bakalan seru loh Om…"
"Ah, nggak! itu kan acara kalian, kalian nikmati aja, kalau ada orang tua bukannya jadi nggak bisa nikmatin acaranya?! Lagian nggak pantes orang tua masuk ke Club malam!"
"Iiihh kata siapa?? Banyak kok orang tua yang mampir kesana cuma buat nyari hiburan sama ketenangan, lagian Om keliatan masih muda kok! Yang tua itu Pak Jeni!" candanya nyinyir ayahnya.
Pak Diandra hanya tertawa
"Kau ini… Kualat lo ngatain orang tua! Lagian Om cukup disini aja ditemani istri itu juga udah jadi obat penenang kok..."
"Tapi makasih ya Om udah ngijinin kita ngerayain di Club malam, biasanya kan kalo Club Om sangat menentang banget…"
"Sebenarnya sih berat ngasih ijinnya perlu pertimbangan banyak, tapi daripada kalian diam-diam merayakannya trus mabuk-mabukan, kan nggak lucu! Takut ada apa-apa juga sama Island! Jadi... tolong jaga Island ya Aufar!"
"Siap om...!" ucapnya dengan tegas.
Aufar hanya tertawa kearah Diandra.
Tak lama Islandzandi berjalan ke ruang keluarga menghampiri Diandra yang sedang duduk.
Aufar berdiri terdiam melihat Islandzandi.
Pak Diandra hanya tersenyum melihat reaksi Aufar saat melihat Islandzandi.
"Island, itu bajunya apa nggak terlalu kebuka?" protes Diandra.
"Nggak apa-apa pah, Cuma sekali ini… sayang juga bajunya kalo nggak kepakai." bela Audrey tersenyum kearah Islandzandi sambil memberi kode.
Sementara Islandzandi langsung berjalan kearah Diandra dan memeluk Diandra dari belakang.
"Makasih Pah..."
"Buat apa?"
"Buat semuanya... you’re the best Father i’ve ever had..." ucapnya sambil melepaskan pelukannya berjalan kedekat Aufar.
Aufar pun memberi Islandzandi Jacket untuk menutupi punggungnya yang terbuka.
"Tenang aja Om, aku selalu sedia Jacket disaat-saat darurat! Wuaw… you’re so beautiful…"
Islandzandi tersenyum kecut.
"Hm… Ye ye ye… Simpen rayuan lo buat cewek yang lo suka lo gombalin!"
"Hah… Om, susah banget ya dapetin Permata Hatinya Om Diandra nih… "
"Ya, sama seperti ibunya... Sangat susah didapatkan! Kamu harusnya lebih berusaha lagi buat dapet hatinya Island..."
"Iiidih.. Papah apaan sih..." ucapnya cemberut.
Audrey berjalan ke sisi Diandra.
"Udah sana pergi! Nanti keburu malem lagi!"
"Aufar ingat! Pulangnya jangan terlalu pagi trus antar Island pulang kerumah dengan selamat!"
"Siap bos! Berangkat sekarang?"
"Hm… ok!"
Islandzandi hanya tersenyum.
Aufar terdiam lalu terenyum sambil melingkarkan tangan di pinggangnya.
Islandzandi pun merangkul tangan Aufar yang sudah siap lalu berjalan keluar rumah…
Islandzandi dan Aufar berjalan ke halaman rumah sambil tertawa. Sesaat sebelum menaiki mobil Aufar Islandzandi melihat kearah mobil Pajero sport .
Aufar melihat Islandzandi lalu melihat mobil yang ada di belakang mobilnya.
"Hmm... Kenapa?"
"Hah, Oh nggak baru liat ada mobil kayak gitu di lingkungan sini…"
"Mungkin itu yang bertamu ke tetangga lo kali! Udah masuk yuk! Yang laennya udah nungguin lo!" ucap Aufar sambil membukakan pintu buat Islandzandi.
***
Sementara itu...
Di dalam mobil Pajero Sport...
Reyandra sedang duduk melihat kearah Islandzandi dan Aufar sambil menggenggam cingcin hadiah yang akan diberikan pada Islandzandi.
**
Di dalam mobil Aufar…
Aufar sesekali melihat Islandzandi yang sedang melamun melihat ke luar jendela.
"Kenapa lo? Inget Reyandra lagi?!"
"Hm... Nggak kok! Ngapain juga inget sama orang yang nggak pernah bisa di hubungin sama sekali!" ucanya sedikit kesal sementara Aufar tersenyum kecut.
"Cowok nggak bertanggung jawab kayak gitu nggak usah dipikirin, rugi tau! Kan masih ada gue yang selalu setia nungguin lo..." Islandzandi melihat Aufar serius.
"Hah, Aufar…"
"Nggak usah jawab sekarang juga nggak apa-apa, Gue tungguin kok sampe hati lo mau nerima cinta gue..." Islandzandi hanya tersenyum masam melihat kearah Aufar.
Sementara Aufar tersenyum.
Tak lama handphone Aufar berdering ada sms masuk.
"Sorry liatin dong… Gue lagi tanggung nyetir."
Islandzandi pun mengambil handphone Aufar di saku jacketnya dan melihat smsnya.
Islandzandi melihat kearah Aufar kesal.
"Hah, kenapa Tania ngehubungin lo? Tau nomor lo dari mana?" cerca Islandzandi mulai bete karena musuh bebuyutannya di agency modelnya menghubungi Aufar.
Sementara Aufar terdiam bingung mau menjawab apa.
"Selama gue nganterin lo pemotretan dia terus ngedeketin gue, gue nggak cinta sama dia kok… Gue kan cintanya sama lo…"
"Bisa nggak lo nggak berhubungan sama Tania?"
"Lo kan tau sendiri, gue nggak tega kalo nggak bales smsnya."
"Lo tau kan kalo Tania itu musuh gue?! Gue sama dia nggak pernah akur! Gue aja yang satu agensi nggak nyimpen nomornya dia!"
"Iya, sorry deh sorry…. Tar gue nggak akan bales smsnya… Gue juga bakalan delete nomornya!"
"Nggak usah! Udah telat!" sarkas Island mulai badmood.
Aufar pun hanya terdiam tidak bisa berbicara lagi karena takut buat badmood Islandzandi makin meningkat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments