Di Universitas Saimdang…
Pukul 08.30 pagi…
Islandzandi berjalan masuk ke kampus melewati parkiran. Lalu melihat Aufar yang sedang keluar dari mobilnya. Islandzandi pun berjalan kearahnya.
"Far... Aufar... Ck, lo jangan pura-pura nggak denger deh..." ucapnya sambil menarik tangan Aufar.
Aufar melihat Islandzandi masih marah. "Cih... Apaan sih!"
"Lo masih marah ya sama gue..."
"Lo pikir aja sendiri ditinggalin di dalem pesta sampe gue ngasih kode jangan pergi pun lo tetep pergi sama dia!"
"Sory deh sory... Ya... Please lo jangan marah lagi sama gue... Ok!" ucap Islandzandi memelas sambil melihat Aufar yang masih terdiam kesal melihat kearahnya.
"Gue minta maaf. Gue tau gue salah… Lo tau sendiri kan gue udah nunggu dia lama banget, dan kemaren adalah hal yang paling gue tunggu-tunggu… Jadi… Gue harap lo ngerti!" lanjutnya menjelaskan.
"Trus apa sekarang keputusan lo?" tanya Aufar sambil memicingkan matanya melihat serius ke arah Islandzandi. Dan Islandzandi terdiam melihat Aufar serius. Aufar yang sudah tau jawabannya hanya melihat kecewa ke arah Islandzandi.
"Aufar gue…" terdiam ragu.
"Apa nggak cukup gue nemenin lo selama ini? Masih kurangkah sayang gue sama lo?! Gue harus gimana lagi supaya lo nerima cinta gue? Kenapa dengan mudahnya lo milih cowok itu yang jelas-jelas udah nyakitin lo, ninggalin lo selama enam belas tahun? Lo tau kan resikonya saat dia udah balik lagi kesini… Trus kemaren juga lo langsung jalan kan sama dia? Gue ke rumah lo dengan niat baik loh... Tapi, ternyata... Well selamat ya... Akhirnya lo pacaran sama orang yang selalu nyakitin lo..." ucapnya ketus.
"Gue nggak pacaran sama dia!"
"Apa? (terdiam kaget melihat Island) Trus, lo mau di gantungin perasaannya sama si brengsek itu?" Jujur saat ini pengen sekali Aufar mengahajar Reyandra. Tapi Aufar habya melihat Islandzandi dengan kecewa.
Kalo lo kayak gini terus waktu gue sama lo bakalan habis sama cowok itu… dan lo pasti milih dia!
Aufar pun menggelengkan kepalanya lalu berbalik berjalan meninggalkan Islandzandi kesal.
"Far… lo mau kemana?!" teriak Islandzandi.
Jadi ini magsud dari Reyandra? Jadi beneran harus ninggalin salah satu dari kalian? Gue nggak bisa! Gue cinta sama Reyandra tapi gue juga sayang sama Aufar!
Aufar meninggalkan Islandzandi kesal tanpa menoleh lagi kearahnya. Sementara Islandzandi masih terdiam bingung harus gimana.
**
Di kelas Desain... 09.00 pagi…
Suasana diruangan itu masih sepi baru ada beberapa siswa termasuk Islandzandi yang duduk di dekat jendela sambil melamun keluar jendela.
Beberapa siswa di kelas itu memperhatikan Islandzandi dan berbisik pada teman yang lain.
Tak lama kemudian Karin dan Haura berlari masuk kelas dan menghampiri Islandzandi.
"Woi… Ngelamun mulu lo!" Haura yang baru masuk dan duduk di sebelah Islandzandi.
"Aufar mana?" ucap Karin melihat sekitar.
Islandzandi hanya terdiam tanpa menjawab pertanyaaan kedua sahabatnya itu masih melihat keluar jendela.
"Hah... Jangan bilang kalian berantem lagi, gara-gara Ahjushi lo yang kemaren baru dateng kan?" Haura.
"Jadi lo milih pacaran sama Ahjushi lo? Padahal Aufar kemaren udah nyium lo… Gue pikir lo milih Aufar soalnya selama ini kan yang terus ada di samping lo Cuma Aufar…" sindir Karin. Islandzandi pun hanya menghela napas terdiam.
"Gue tau gue egois karena jujur aja gue nggak bisa jauh dari Aufar… Dan setelah gue ketemu Reyandra gue sadar kalo gue beneran cinta sama dia…"
"Trus lo ninggalin Aufar dan pacaran sama Ahjushi lo itu?!" ucap Karin mulai ketus.
"Gue nggak pacaran sama Reyandra!"
"Loh kok?!" Haura terheran.
"Ini ternyata sangat rumit! (menunduk) bokap gue udah ngomong sama Reyandra kalo dia nggak setuju gue sama Reyandra pacaran! Dan Reyandra blum bisa ngambil resiko buat pacaran sama gue… Dia sangat ngehormatin bokap sama nyokap gue… Makanya…"
"Hah… Yah, gue ngerti sih pacaran sama yang umurnya lebih dewasa emang kayak gitu… Butuh pertimbangan! Apalagi kalo dia deket sama bokap nyokap lo, dia pasti bakalan berfikir panjang buat pacaran sama lo…"
Islandzandi melihat Haura & Karin serius. "Menurut kalian liat dia kemaren, dia cinta sama gue nggak?"
Haura dan Karin terdiam berfikir.
"Eu… Dari yang gue liat kemaren sih tatapan matanya kayaknya dia cinta sama lo… Dan dia juga nantiin saat saat ini sama kayak lo… Mungkin dia nganggap disini terlalu tabu buat hubungan cowok dewasa sama anak kuliahan kayak kita…"
Islandzandi hanya terdiam berfikir sambil cemberut!
"Trus gimana sama Aufar? Kasian loh dia, selama ini dia ada terus disamping lo…" Karin.
"Bisa nggak sih gue milih dua-duanya?"
"Lo nggak akan bisa kayak gitu, lo tau Aufar kan? Mau nggak mau lo harus milih salah satu, Aufar atau Ahjushi lo… Dan lo tau kalo sampe lo ninggalin Aufar dia bakalan gimana???" Haura.
"Hmm… Bener banget! Dia pasti bakalan jadi cowok brengsek kayak temen-temen berandalnya lagi! Kayak waktu dulu… Lo inget kan saat lo diculik gara-gara gengnya musuhan sama geng lain…" Karin
Islandzandi hanya terdiam cemberut.
"Gue tebak ya, kalo lo pacaran sama Ahjushi lo, lo nggak akan bisa sahabatan lagi sama Aufar, tapi kalo lo pacaran sama Aufar mungkin Ahjushi lo bisa jadi kakak yang baik buat lo…" Haura.
"Hah, mana ada kakak ade ciuman!"
Haura dan Karin terdiam melihat kearah Islandzandi kaget.
"Lo ngomong apa barusan?" Haura.
"Island… Seriusannya lo ciuman sama Ahjushi lo? Baru ketemu loh sementara lo kenal sama Aufar selama tujuh belas tahun baru kemaren lo ciuman sama Aufar." ucap Karin melihat Islandzandi sedikit kesal.
Haura melihat karin kaget. "Loh kok lo tau sedetail itu?"
Karin terdiam canggung. "Aufar yang cerita sama gue…"
Islandzandi menyesal. "Gue tadinya Cuma mancing aja sih buat ngomong cinta sama gue… tapi dia nggak nolak di cium sama gue, berarti gue ada harepan kan buat jadian sama Reyandra?" ucap Islandzandi hanya terdiam.
Sementara karin dan Haura hanya terdiam.
Tak lama bel masuk pun berbunyi.
Pak Indra yang memang jam mata kuliahnya datang ke kelas dan melihat Islandzandi yang sedang bersedih.
Pak Indra pun menyapu pandangannya ke murid lain dan mengabsen siswa yang tidak hadir.
Tak lama Pak Indra pun memulai mata kuliahnya.
**
Esoknya... di depan ruang Dosen, Pukul 13.00 siang...
Islandzandi terdiam menunduk sambil cemberut.
Nggak apa-apa kan gue curhat sama Pak Indra? Selama ini Pak Indra tau masalah gue karena gue deket sama dia dan suka minta bantuannya.
Tak lama Pak Indra datang menghampirinya.
"Island?!" melihat kearah Islandzandi.
"Ah, bapak udah selesai ngajar? Ada kelas lagi nggak pak hari ini?"
Pak. Indra berfikir dan melihat jam tangannya. "Ada sih tapi nanti sore, kenapa memangnya?"
"Apa bapak ada waktu?" Pak Indra hanya terdiam kearah Islandzandi lalu melihat ke sekitar.
"Kamu tunggu di mobil saya, saya akan membereskan meja saya…" ucapnya sambil memberikan kunci mobilnya pada Islandzandi.
"Ok, makasih ya Pak…" Islandzandi tersenyum sambil mengambil kunci mobil Pak. Indra dan pergi.
Sementara Pak Indra masih terdiam melihat Islandzandi pergi.
Hah… Island, kau tidak sadar apa yang kau tanam…
**
Di sebuah Café…
Pak Indra sedang duduk melihat Islandzandi yang sedang makan.
Pak Indra tersenyum melihat Islandzandi. "Emang kamu belum makan siang ya?"
"Sengaja aku tahan, kan bapak yang mau traktir aku makan…"
"Kamu ini, gimana coba kalo saya nggak bisa nemenin kamu!"
"Ya, aku langsung pulang aja!"
"Apa kamu mau cerita masalah pria yang datang kemarin di ulang tahunmu itu?" ucapnya mulai seeius melihat Islandzandi yang langsung terdiam.
"Hmmm... Aku pikir aku udah bisa ngelupain dia… Tapi kemaren saat dia dateng, aku yakin kalo aku emang cinta sama Reyandra dan nggak bisa lupain dia Pak…"
"Hah, jujur saja, saya kaget ketika cinta pertamamu adalah dia… Saya pikir mungkin dibawah saya beberapa tahun, tapi dia mungkin seumuran dengan saya Island…"
"Trus kenapa kalo dia seumuran sama Bapak?"
"Kamu bener-bener serius tentang perasaan kamu sama dia?"
"Bapak kan tau kalo aku cerita Reyandra ke Bapak kayak gimana? Kenapa sih nggak percaya banget kalo aku serius cinta sama dia?!"
"Saya pikir malah kamu akan memilih Aufar…"
"Dia… (terdiam) aku emang sayang sama dia tapi beda sama rasa sayang aku sama Reyandra, kalo ke Aufar aku lebih… kayak ke seorang kakak, sahabat…"
"Tapi Aufar nggak berfikiran gitu loh Island, dia sangat serius tentang perasaannya sama kamu…"
"Iya, aku tau! Sekarang juga dia lagi ngambek sama aku!"
Pak Indra terdiam berfikir sejenak.
"Umur kamu masih sangat muda Island, hati kamu juga bisa berubah-ubah… Kadang kamu milih ini tapi besoknya kamu sama ini… Itu sudah terjadi pada saya…" Melihat Islandzandi serius.
Islandzandi melihat Pak Indra mengingat kalau mereka berdua juga hampir sempat berpacaran kalau Island ga plin plan.
"Uu… itu, maaf ya Pak… (menyesal) tapi aku masih suka sama bapak kok!"
"Ya, dan saya baru tau rasa sukamu seperti apa pada saya…"
Meskipun saya sudah terlanjur menyukaimu sebagai seorang wanita karena kecerobohanmu.
"Eu… Umur bapak dan Reyandra kan sama, aku cuma mau tau... Likiran Reyandra dari Bapak sebagai laki–laki dewasa kayak gimana menanggapi perasaan aku yang bener-bener menyukainya… Anggap aja aku bener-bener suka sama bapak!"
"Ya?"(kaget)
hah, Island.. kau sudah benar-benar kelewatan!
"Hah… Di umur kita itu yang terpenting bukan status pacaran, tapi hubungan yang akan kita jalani untuk menuju ke suatu pernikahan… Di umur kita yang nggak muda lagi, pikiran kita itu bukan mencari pacar tapi mencari pasangan hidup. Apa kamu siap untuk menikah dengan dia?"
"Ya? Me…nikah?" Islandzandi terdiam tersipu malu.
menikah? Sama Reyandra?!
Pak Indra terdiam melihat reaksi Islandzandi sambil berfikir. Mereka pun menghabiskan waktu berdua di cafe sambil berbincang masalah Islandzandi.
**
Di rumah Pak. Diandra…
pukul 17.00 sore...
Saat Pak Diandra pulang dari kantor, Pak Diandra berjalan ke ruang tengah dan melihat Islandzandi sedang duduk di kursi tengah sedang menonton TV.
"Island?! Tumben jam segini udah dirumah? Biasanya pulang malem terus…" ucap Diandra keheranan. Sementara Islandzandi terdiam melamun melihat kearah Diandra.
Bilang sama papah nggak ya, kalo gue udah tau papah nggak setuju gue pacaran sama Reyandra… Tapi tar dia marah lagi sama Reyandra… iiihhh gimana dong biar bisa nyinggung masalah itu…
"Papah ih, Island pulang cepet dikomen, Island pulang telat diomelin…" komplen Audrey sambil menghampiri suaminya.
"Hah?! Tau nih… Papah nggak jelas deh…"
"Emang kamu nggak ketemuan sama Reyandra…" tanya Audrey lembut. Sementara Islandzandi langsung terdiam cemberut.
"Dia lagi sibuk sama kerjaannya mungkin, sampe hari ini juga belum ngasih kabar!"
Pak. Diandra terdiam melihat serius kearah Islandzandi.
"Ya, dia kan kerjaannya banyak makanya belum ngasih kabar… mending kamu mandi dulu sana aku udah siapin makan." sambil membawakan jas dan tas kerjanya.
Islandzandi hanya tertawa melihat kelakuan Bu Audrey juga Pak Diandra lalu terdiam memikirkan kata-kata Pak Indra.
Nikah ya? Apa iya Reyandra ada pikiran langsung mau ngawinin gue?
Sementara Pak Diandra terdiam memperhatikan Islandzandi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Jenni Manullang
mendingan ga usah ditulis suara hati.klo kita ngikutin pasti bakalan ngerti
2021-07-23
1