Di dalam mobil Reyandra…
Reyandra masih terdiam serius menyetir mobilnya sambil berfikir.
Sementara Islandzandi sedang berfikir bagaimana hubungan dia dengan Aufar setelah kejadian kemarin malam.
Harus gimana gue ngehadepin Aufar ntar? Apa gue sms aja?
Islndzandi menarik napas panjang.
Gue harus ngejelasin sama Aufar kenapa gue ningalin dia tadi malem! Dan soal ciuman itu…
Islandzandi melihat kearah Reyandra.
Tapi gue juga nggak bisa nolak ajakan Reyandra… kapan lagi coba. gue jalan bareng sama dia, setelah 16 tahun gue nunggu dia, dan sekarang kesempatan buat deket lagi sama dia…
Islandzandi menarik napas panjang lagi. resah.
"Apa kamu ada janji sama Aufar?" tandasnya masih menyetir dengan tenang masih memfokuskan matanya ke arah jalanan.
Diiihh... kok dia bisa tau pikiran gue ya?!
"Hah?! Nggak kok!" jawab Islandzandi ragu.
"Soalnya dari tadi saya liat kamu gelisah… Kalau kamu ada rencana kamu bisa bilang dan kita bisa cancel rencana kita hari ini..."
"Mmhh... Sebenernya rencananya aku hari ini emang mau ke rumah Aufar sih…"
Reyandra terdiam. "Ya udah kalo gitu saya antar kerumahnya?" hendak memutarkan mobilnya.
"Ehhh... Nggak usah, besok juga kita ketemu kok di kampus!" sanggah Islandzandi melihat kearah Reyandra.
Bisa jalan lagi berdua sama lo, kayak mimpi... Tapi sebenernya harusnya gue masih marah sama dia… tapi sayang waktu juga kalo harus marah-marah terus.
Reyandra hanya tersenyum lalu terdiam. Beberapa saat kemudian didalam mobil hanya ada musik yang mengiringi mereka berdua.
Islandzandi melihat kearah Reyandra yang sepertinya sedang berfikir.
"Lagi mikir apa? Kok dari tadi diem aja!"
"kehidupanmu disini…"
"Aku? Emangnya aku kenapa?"
"Ciuman dengan sembarang pria, pelukan dengan pria lain?"
Islandzandi berfikir. "Ah iya… aku lupa kalo pikiranmu sama kayak papah! To old! Lagian aku nggak asal cium orang yang nggak kenal ya, yang pernah ciuman sama aku Cuma Aufar dan Pak Indra doang!"
Reyandra mengerem mobilnya dengan kasar karena lampu merah, lalu melihat kearah Islandzandi.
"To old? Cuma?" ucapnya sedikit kesal.
"Lagian kamu kan tinggal di LA harusnya kamu udah biasa dong sama hal-hal kayak gitu!"
Reyandra terdiam. "Saya nggak terbiasa melihat kamu seperti itu, trus dengan partner modelmu? Saya liat photo-photonya juga terlalu intim!"
Islandzandi kesal. "Ckk... Trus aku harus terbiasa liat kamu deket sama cewek lain ciuman sama cewek lain? Atau… Udah ngelakuin hal yang lebih mungkin…"
Reyandra terdiam melihat Islandzandi tidak percaya. "Apa?"
Islandzandi melihat Reyandra marah.
"Kenapa nggak bisa jawab? Kamu pikir dengan kamu balik lagi kesini setelah nggak ada kabar selama ebam belas tahun aku bisa maafin kamu gitu aja?!"
Reyandra hanya menghela napas dan tidak menjawab pertanyaan dari Islandzandi. Dan di sepanjang jalan mereka saling terdiam.
**
Di salah satu Mall terbesar di Indonesia… salah satu Mall terbesar di Jakarta… Mobil Reyandra masuk ke gedung tempat parkir Mall yang lumayan cukup besar. Setelah mereka memarkirkan mobil di lantai Enam, Islandzandi membuka sit belt lalu keluar meninggalkan Reyandra sambil membanting pintu mobilnya, Reyandra terdiam melihat sikap Islandzandi dengan sabar, lalu Reyandra pun berjalan masuk kedalam mengikuti Islandzandi dibelakangnya. Reyandra melihat kearah laki-laki yang berpapasan dengannya terpusat kearah Islandzandi yang berada di depannya.
Islandzandi melihat kearah cewek-cewek yang sedang memperhatikan Reyandra kagum.
Dan yupz, dia jadi pusat perhatian semua cewek-cewek yang ada disini! ck... nyebelin deh!
Tak lama Reyandra terdiam melihat kearah Islandzandi yang sedang berjalan didepannya yang masih cemberut.
Reyandra pun buru-buru mempercepat jalannya dan menyamakan jalannya dengan Islandzandi lalu menggenggam tangan Islandzandi.
Islandzandi pun terdiam kaget melihat kearah Reyandra, lalu berusaha melepaskan genggaman Reyandra yang sangat erat.
"Ck... iihh lepas nggak?!"
"Island... Maaf ya, selama perjalanan tadi bikin bad mood kamu! Saya cuma kaget aja dan saya juga nggak mau kamu merahasiakan apapun dari saya lagi… Meskipun saya tau kamu punya alasan sendiri untuk tidak memberitahu saya… So, udahan ya marahnya?!"
Islandzandi hanya menghela nafas masih cemberut.
"Hmmm…" Gumamnya lalu pasrah dengan genggamannya Reyandra yang semakin erat.
Hah… gue nggak bisa menang sama dia kalo sikap dia kayak gini!!! Sikap dia ke gue nggak berubah… Dia selalu mengalah dari gue… Apa yang harus gue lakuin sekarang?? Gue emang selalu nurut apa yang dia bilang… Dari dulu dan sekarang pun tetap sama!
"apa yang harus saya lakukan supaya mood kamu berubah lagi?"
Islandzandi merangkul lengan Reyandra.
"Kamu hanya harus terus ada disisi aku. Aku baru ngerasa kalo kamu jadi pusat perhatian cewek-cewek disini, dan aku nggak mau mereka muasin imajinasi mereka buat jadi pacar kamu!"
Reyandra tersenyum melihat kearah Islandzandi. "Terus gimana sama pria- pria yang merhatiin kamu? Apa saya juga boleh melarang mereka untuk tidak mengimajinasimu sebagai pacar mereka?"
Islandzandi melihat sekeliling yang sedang memperhatikan mereka lalu tersenyum kearah Reyandra. Lalu mereka pun berjalan lagi sambil berpegangan tangan dan melihat-lihat toko yang mereka lalui.
Hah… Bagaimana kalau dia tau suasana di kantor sekarang? Sepertinya saya juga harus menjelaskan tentang Eolia dengan detail pada Island…
Orang-orang yang melihat kearah mereka langsung iri dan ada juga yang kagum. Islandzandi pun berjalan dengan percaya diri dan bangga karena tangannya di genggam sama Reyandra.
Hmm… Pada iri kan lo, karena gue jalan sama cowok keren kayak Reyandra…
Islandzandi berjalan bangga sambil melihat cewek-cewek yang sedang memperhatikan Reyandra.
Bisakah seperti ini lebih lama lagi sebelum saya mengambil keputusan yang seperti Om Diandra inginkan?
Mereka berdua pun berjalan dengan tatapan orang sekitar yang iri dan juga kagum.
**
Tak lama Reyandra dan Islandzandi masuk ke toko yang menjual kemeja, celana, jas dan dasi untuk kerja. Reyandra masih melihat-lihat kemeja yang dipajang di meja maupun di gantung, begitu pun dengan Islandzandi karena tangan mereka masih berpegangan.
Tak lama seorang pelayan perempuan kira-kira umurnya tidak berbeda jauh dengan Islandzandi menghampiri mereka berdua sambil tersenyum pada Reyandra tanpa melihat kearah Islandzandi.
"Selamat siang tuan, ada yang bisa saya bantu?"
"Eu… saya sedang mencari setelan jas…"
"Oh, biar saya pilihkan… Untuk bekerja ya? Kerja dimana?" ucap pelayan itu dengan antusias karena tertarik dengan Reyandra.
Reyandra terdiam kaget melihat kearah Pelayan Toko itu.
Sementara Islandzandi yang dari tadi memperhatikan pelayan toko itu kesal.
"Hah! kayaknya nggak penting juga nanya kayak gitu ke customer, bukanya shopkeeper itu tugasnya hanya menawarkan barang dan mencarikan barang yang akan dijualnya aja ya?!"
Penjaga Toko itu kesal melihat kearah Islandzandi.
"Oh, keponakannya ya, Tuan?! Baiklah! Saya akan mengambilkan barang yang cocok untuk anda!" tegasnya kearah Islandzandi dan tersenyum kearah Reyandra.
"Apa?! Keponakan? Hah!" gerutunya kesal.
Reyandra masih bingung melihat kearah Pelayan toko itu lalu melihat kearah Islandzandi dan tersenyum.
"Island! Sudahlah… Nggak enak ini di toko!" melihat orang-orang yang sedang memperhatikan mereka.
"Ya, bukanya gitu Rey, dia itu kecentilan banget!"
Reyandra hanya tersenyum melihat Islandzandi.
"Kamu ngapain lagi senyum-senyum? seneng ya digoda sama cewek kayak dia?!" ucapnya cemberut kesal dengan sikap Reyandra.
"Nggak! Hanya saja emosi kamu yang meledak-ledak belum berubah dari dulu!"
"Keponakan dari hongkong! Lagian, nggak liat apa tangan kita pegangan?! Orang normal juga tau kalo pegangan gini berarti pasangan itu lagi pacaran! Heran deh…"
Reyandra terdiam mencerna omongan Islandzandi.
Islandzandi melihat Reyandra terdiam. "Kenapa? Kamu emang suka ya di goda kayak tadi! Ok kalo gitu ngapain ngajak aku jalan… Sendiri juga bisa kan!" gerutunya sambil cemberut sambil melepaskan tangan Reyandra.
"Iya-iya… Maaf (tersenyum lalu mengusap kepala Islandzandi) Udah ah jangan marah-marah lagi! Ya... tar cantiknya ilang..."
**
Di Sebuah Restoran… Pukul 12.50 siang…
Reyandra dan Islandzandi sedang duduk berhadapan dengan posisi dekat jendela sambil memakan pesanan mereka.
"Rey… aaku mau ngomong serius sama kamu… Tentang hubungan kita…"
Reyandra terdiam lalu melihat kearah Islandzandi serius. "Island… Kalau kita mempunyai hubungan yang kamu inginkan… kayaknya kita nggak akan berhasil!"
"Loh kenapa? (melihat Reyandra terdiam heran) Bukanya kemaren kamu bilang kalo kamu mau mulai dari awal dan mertahanin perasaan yang aku punya buat kamu? Lagian nggak akan berhasil itu menurut kamu kan? Kita belum coba Rey… aku udah nunggu kamu selama enam belas tahun buat---"
"Lalu bagaimana dengan Aufar? Apa kamu bisa memilih saya dan menjauh dari Aufar?"
"Kenapa harus ninggalin Aufar? Aku tinggal kasih pengertian Aufar kalau aku nggak bisa lepas dari kamu dan aku tetep mau deket sama dia!"
"Itu nggak akan gampang Island! Saya yakin Aufar nggak akan bisa terus ada disisi kamu selama kamu pacaran sama saya…"
"Aku tau Aufar, Rey… Kalo aku yang ngomong dia pasti ngerti!"
"Lalu, kalau misalnya kita pacaran, Bagaimana dengan Papahmu?"
Islandzandi terdiam melihat Reyandra serius. "Emangnya kenapa sama Papah?"
"Om Diandra hanya menganggap saya sebagai putranya tidak lebih! Dan Aufar…"
"Udah cukup! Kalo kamu emang niat dan tulus sama aku, kamu bakal jalanin rintangannya, apapun resikonya termasuk Papah…"
Islandzandi hanya menarik nafasnya dengan kesal. Sementara Reyandra terdiam melihat kearah Islandzandi yang masih terdiam marah.
**
Di Apartement Reyandra… pukul 17.30 sore…
Mobil Reyandra memasuki area Apartementnya dan masuk ke basement parkir mobilnya. Lalu mereka pun berjalan ke depan lobby Apartement Reyandra saat mereka memasuki lobby seorang keamanan sedikit menunduk kepada Reyandra dan tersenyum kearah Reyandra.
"Sore pak!" ucap petugas security yang sudah mengenal Reyandra.. Karena Reyandra memang ramah dan sering menyapanya jadi Security langsung mengenal sosok Reyandra.
"Ya…" Reyandra membalas sapaan Security itu sambil tersenyum.
Reyandra berjalan sambil membawa beberapa tas karena belanjaannya tadi sangat banyak! Islandzandi berjalan disamping Reyandra membawa dua tas kecil di kedua tangannya. Mereka pun masuk ke lift, Reyandra menekan angka dua puluh enam. Islandzandi hanya terdiam melihat tanpa bertanya apapun.
"Jadi ini Apartement kamu?"
"Hm... (sambil mengangguk kearahnya) kenapa?"
"Nggak! baru kali ini aja ke tempat kamu…"
Biasanya selalu ke rumah Aufar… rasanya beda banget… Lebih deg-degan…
H mym apa papah bilang sama Reyandra kalo dia nggak setuju kalo aku pacaran sama Reyandra? Masa? Padahal papah suka Reyandra kan… Kenapa juga Papah nggak setuju.
Reyandra melihat Islandzandi serius. "apa lagi yang kamu pikirkan?"
Islandzandi menghadap kearah Reyandra. "Yah… Mmh..."
Godain dikit ah...
Emang ya hormone anak muda beranjak dewasa emang nggak bisa dibohongin! Jujur aja di usia aku sekarang rata-rata semua orang pernah melakukannya."
Reyandra terdiam berfikir sejenak mengerutkan halisnya. "Melakukannya? Maksudnya?" melihat kearah Islandzandi serius.
Islandzandi melihat kearah Reyandra sambil tersenyum penuh arti.
Reyandra menghela nafas.
"Maaf kalau membuatmu kecewa, tapi saya tidak ada pikiran kesana! Dan jangan pernah berfikir kalau kita akan melakukan hal itu…" tandas Reyandra melihat Islandzandi.
"Yah!" cemberut kecewa sambil menunduk.
“Yah? (kaget sampai mengulang kata Islandzandi tadi) Hah, jadi kamu kecewa?"
"Iya, kalo Aufar yang ada diposisi kamu pasti dia bakal ngelakuin yang aku mau…"
"Tapi saya bukan Aufar Island, kamu harus tau itu…"
"Iya-iya..."
"Hah… (menggeleng tidak percaya) Unbelieveble, Islandzandi yang sekarang memang bukan Islandzandi yang saya kenal dulu!"
"Ya jelas aja beda, dulu aku masih kecil, masih belum tau dan belum ngerti apa-apa…"
"Terus sekarang kamu sudah merasa dewasa? Dan sudah bisa melakukan hal apapun semaumu?"
"Ya iyalah, aku kan udah Dua puluh tiga tahun!"
Reyandra menggeleng kepalanya tidak percaya. "Hah… Sudahlah jalan!"
Saat dilantai dua puluh enam pintu lift pun terbuka. Reyandra berjalan keluar diikuti oleh Islandzandi menyelusuri lorong.
Tak lama saat sampai diujung lorong Reyandra terdiam melihat Islandzandi yang masih cemberut.
Islandzandi melihat Reyandra dan melihat pintu bernomor kosong tujuh. "Apa?"
"Mau nebak password kunci pintu Apartement saya?"
"Ya mana aku tau!"
"Hmp! Padahal paswordnya sangat gampang" ucapnya sambil menekan tombol kunci otomatisnya.
Pintu Apartement Reyandra terbuka Islandzandi masih terdiam. Lalu Reyandra membungkukan badannya hingga sejajar dengan Islandzandi dan muka mereka sangat dekat.
"Paswordnya adalah tanggal ulang tahunmu!" ucapnya sambil masuk kedalam Apartemennya.
Shiit… hampir aja gue kena serangan jantung, muka dia kenapa deket banget sama gue sih… kan gue jadi kaget!
Islandzandi terdiam kaget lalu tersadar mengingat lantai dan melihat nomor pintu Apartemen Reyandra.
Jadi perasaan Reyandra sama kayak gue kan? Dia sayang dan cinta sama gue kan? Seriusannya Rey? Jadi kamu sengaja milih lantai dan nomer Apartementnya sama tanggal ulang tahun gue?
Islandzandi pun masuk kedalam Apartement Reyandra. Sementara Reyandra sedang membereskan belanjaannya menyimpan bahan makanan di lemari dan di kulkas. Islandzandi berjalan menghampiri Reyandra ke dapur setelah menyimpan tas dan belanjaaannya di sofa ruang tv.
"Rey… (terdiam menunduk dihadapan Reyandra) Aku minta maaf udah ngomong yang nggak-nggak tentang hal “Itu” tadi…"
Reyandra menghentikan aktifitasnya lalu berdiri di depan Islandzandi dan melihat kearahnya serius.
"Island dengarkan saya, saya udah janji sama kedua orang tua kamu untuk menjaga kamu seutuhnya! Kamu ngerti maksud saya kan? Jadi jangan terlalu berharap banyak pada saya untuk melakukan hal “Itu” dan jangan buat saya untuk melanggarnya!" ucapnya tegas.
Islandzandi hanya terdiam menunduk. Reyandra hendak memeluk Islandzandi tapi langsung terdiam dan hanya mengusap kepala Islandzandi.
Islandzandi menggenggam tangan Reyandra yang tadi mengelus kepalanya dan melihat kearah Reyandra serius. "Rey…"
Reyandra terdiam gugup melihat kearah Islandzandi. "Hhm?"
"Dulu kamu Cuma bilang “Tunggu saya” Dan---"
"Ya… Dan itu ucapan yang membuat saya menyesal sampai sekarang… Bisakah kamu melupakan ucapan saya waktu itu?"
"Jadi, kamu akan nurut sama kata-kata papah? Dan hubungan kita hanya kakak adik kayak dulu?"
"Ya…"
Islandzandi melihat tajam kearah Reyandra. "Raut wajah kamu nggak sama sama ucapan kamu! Ini bukan yang kamu inginkan kan? Kalo Cuma omongan papah, aku bisa ngerahasiain hubungan kita…"
"Saya ingin Tanya sama hati kamu, posisi saya di hati kamu masih tetap sama seperti dulu apa sudah tergantikan oleh Aufar? Lalu kalau status kita pacaran kamu mau ngasih jawaban apa sama Aufar?"
"Ya… Aku mau bilang kalo dia jangan tunggu aku lagi!"
"Segampang itukah? Apa Aufar akan menerimanya? Selama ini dia yang selalu dekat dengan kamu Island!" ucap Reyandra tersenyum kecut.
Saya nggak yakin kamu bisa tahan kalau Aufar nggak ada di samping kamu Island...
"Tapi kamu cinta dan sayang sama aku kan, Rey?"
Reyamdra hanya terdiam melihat Reyandra yang sedang tersenyum kecut kearahnya.
Islandzandi pun mendekatkan wajahnya kearah Reyandra lalu memegang pipi Reyandra dan mencium bibir Reyandra dengan lembut dan sedikit lama.
Reyandra yang terkejut hanya bisa terdiam dan menerima ciumannya karena tangan Islandzandi yang menahan kepalanya.
Beberapa menit kemudian Islandzandi melepaskan ciumannya dan melihat serius kearah Reyandra sambil tersenyum.
cuma adegan ya...
"Aku anggap ini jawaban kamu atas perasaan kamu yang sebenernya sama aku… Aku nggak akan maksa kamu buat pacaran sama aku… Ini aja udah cukup buat aku… Aku bakalan nunggu sampai kamu siap buat ngambil resiko itu…"
Reyandra masih terdiam berfikir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments