.
.
.
Hampir 30 menit perjalanan, akhirnya Jo dan Nesa telah sampai di apartement.
Jo mengambil kotak P3K dan air es yang ia letakkan di baskom, sedang Nesa langsung menuju kamar. Nesa melihat jam dinding kamarnya. Ternyata sudah jam tujuh malam. Pantas saja badannya lengket.
"Mau kemana??"tanya Jo yang melihat Nesa mau pergi gitu aja. Padahal Jo juga tahu kalau Nesa pasti mau ke kamar mandi.
"Mau ganti baju, cuci muka, cuci kaki..."
"Buruan, ku tunggu di sini..." Jo duduk di atas karpet bulu itu. Jari telunjuknya mengetuk-ngetuk meja, sesekali menyentuh ujung bibirnya yang terasa sedikit perih.
Tak lama kemudian Nesa duduk menghampiri Jo. Jo mengambil kompres air es yang ada di baskom.
"Sini-in pipinya..."titah Jo yang mendapat tatapan melotot dari Nesa.
"Aku yang akan ngompres kamu duluan..."protes Nesa.
"Nggak, kamu duluan yang dikompres Nesa..."
"Kamu duluan, lukamu lebih parah..."
"Lukamu lebih sedikit, jadi kamu duluan..."
"Kamu duluan..."
"Kamu,,,"
"Kamu..."
"Lebih baik bersamaan..."ucap Jo yang menghentikan aksi debat yang gak jelas di antara mereka.
Nesa nampak berfikir kemudian mengangguk. Keduanya saling mengompres satu sama lain, jantung Jo seraya mau loncat saat tak sengaja menatap wajah Nesa yang begitu dekat dengan wajahnya. Begitu pula dengan Nesa, jantungnya terasa berdegup begitu kencang. Apa lagi tatapan Jo yang begitu lembut membuat Nesa berusaha mengatur nafasnya dengan baik. Dia gak mau terserang penyakit jantung mendadak gara-gara tatapan Jo itu.
"Ehm Nes...." suara serak Jo membuat bulu kuduk Nesa berdiri. Ada gelenyar aneh yang mengalir di setiap aliran darahnya.
"Hemmmm..." Nesa hanya mengeluarkan deheman agar fikirannya tetap normal.
"Aku mau cium kamu..."ucap Jo pelan sambil menahan gerakan tangannya yang berada di pipi Nesa. Nesa gugup bukan main dan langsung menarik tangannya dari bibir Jo.
Sekali mesum tetaplah mesum, Nesa gak habis fikir dengan ucapan Jo barusan. Bisa-bisanya dia ngomong seperti itu disaat wajahnya babak belur gak karuan.
"Jangan..."tolak Nesa sambil menggelengkan kepalanya.
"Kenapa??"tanya Jo yang semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Nesa.
"Emmm, bibirmu masih sakit..." jawab Nesa pelan dan terus mendorong kepalanya mundur perlahan.
"Gak sakit kok kalo hanya buat nyium..." Jo menampakkan wajah tanpa dosanya, kemudian matanya menatap mata Nesa dengan lekat.
"Jo...." Nesa berusaha mendorong dada Jo, tapi kalah kuat.
Cup!!!!
Mata Nesa membulat sempurna. Tubuhnya menegang seketika. Meskipun hanya kecupan, tapi berhasil membuat bulu kuduk Nesa meremang.
Jo memundurkan kepalanya sedikit. Menatap wajah Nesa dengan intens. "Kamu belum pernah ciuman???"tanya Jo tanpa malu.
Nesa menelan salivanya. 'Jelas lah, itu first kiss gue...'
Nesa membalas tatapan Jo dengan rasa gugup yang mendewa. Nesa berusaha mengumpulkan jawabannya.
"Emm, itu tadi ciuman pertamaku..."ucap Nesa yang kemudian menunduk malu. Pipinya merah merona. Nesa sudah tidak tahan ditatap Jo seperti itu.
"Yaaaach,,, sama dong..." raut wajah kecewa terpancar di wajah Jo, pasalnya dia ingin diajari ciuman oleh Nesa. Tapi kayaknya Jo harus cari sendiri tutorialnya dan yang pasti akan dipraktekkan dengan istrinya nanti.
Nesa kembali mendongakkan wajahnya, menatap Jo dengan rasa yang tak percaya.
"Masak???"
"Gak percaya ya???"tanya Jo kecut.
"Emang situ belum pernah pacaran??"tanya Nesa asal tapi jawaban Jo begitu mengejutkan.
"Bagaimana mau pacaran, baru nyatain cinta aja udah di tolak..."jawab Jo dingin. Jarak keduanya kini berada di posisi yang aman, tak seintim seperti tadi.
"Wuahahaha.... kasian banget...."jawab Nesa yang terang-terangan ngetawain Jo.
Jo langsung menatap Nesa dengan tajam.
"Emang kamu pernah???"
Nesa langsung menghentikan tawa lepasnya itu. Dia juga tak mungkin menutupi kebenarannya.
"Belum...."
"Buahahahaha....."kali ini Jo yang tertawa terpingkal-pingkal.
Ting Tong.... Ting Tong...
Suara bel pintu menghentikan tawa Jo. "Papa pulang,,," ucap Jo yang langsung beranjak dari duduknya. Nesa-pun mengikuti Jo dari belakang.
"Assalamu'alaikum anak-anak???" pak Wahyu menampakkan wajah sumringahnya.
"Wa'alaikumussalam bapak-bapak..." jawab Jo sambil mencibir. Nesa hanya menjawab salam itu dengan tersenyum. Nesa baru menyadari kalau Papa mertuanya mempunyai sifat yang hampir sama dengan Ayahnya.
Pak Wahyu menatap wajah Jo.
"Astaghfirullah... Jo kamu tawuran???"pak Wahyu kaget saat mendapati wajah anaknya yang membiru bahkan ada luka robek di bibir anak semata wayangnya itu.
"Siapa juga yang tawuran..."elak Jo santai.
"Muka bengep gini, gak tawuran gimana maksudnya???"ucap pak Wahyu sambil memegang wajah Jo pelan.
"Jo gak tawuran Pa, Jo hanya main beladiri di ra-njang sama Nesa.."ungkap Jo dusta menekankan kata ranjang sambil memanfaatkan kesempatan, yaitu memeluk pundak Nesa.
'Dasar bocah gilaaaa...' rutuk Nesa dalam hati.
Nesa makin grogi bukan main gara-gara ucapan bohong Jo barusan. Baru juga beberapa menit bersama Jo membuatnya terkena serangan jantung mendadak. Tapi untungnya masih bisa bernafas.
"Hah???? Jangan bercanda..."ucap pak Wahyu serius. Tapi Jo diam saja tak menanggapinya. Kemudian pak Wahyu menatap wajah Nesa. Dan hah, pak Wahyu juga mendapati pipi Nesa yang lebam.
"Jo,,, kamu apa-apain mantu Papa?? Sampe lebam gini pipinya???"pak Wahyu terkejut bukan kepalang. Mereka berdua sama-sama terluka, apa iya dia harus percaya dengan perkataan Jo.
"Kan Jo udah jawab tadi Pa..."
"Ni anak ya..."geram pak Wahyu emosi sambil menoyor kepala Jo.
"Sakit Pa..." Jo langsung melepaskan tubuh Nesa. Tangannya memegangi kepalanya yang terasa nyeri akibat ulah pak Wahyu. Nesa tersadar, ada bekas darah di punggung tangan kanan Jo. Ingin sekali Nesa menanyakannya langsung. Tapi diurungkan karena takut kalau masalahnya akan menjadi rumit.
"Kamu akan dicincang mertuamu kalo bersikap kayak gini. Kekerasan dalam rumah tangga itu gak boleh, kamu bisa dijeblosin ke penjara tau gak???"pak Wahyu mulai tersulut emosi gara-gara kelakuan anaknya ini. Sudah menikah aja, tapi kelakuannya gak berubah. Tetep brandalan.
"Oh ya mantu Papa??? Bisa jelasin gak apa yang sebenarnya terjadi?? Karena Papa gak percaya sama ni anak..." tanya pak Wahyu lembut pada Nesa kemudian kembali menoyor kepala Jo dan Jo kembali mengaduh kesakitan.
"Emmm, yang dibilang Jo emang bener kok Pa... kami lagi bergelut bela diri tadi...." jawab Nesa ikutan berbohong, menutupi kebohongan Jo yang tadi.
"HAH????"pak Wahyu menganga tak percaya. Sebenarnya dia sedang berada dalam dunia apa sih ini??? Sampai-sampai ada suami-istri bergelut dan babak belur. Pak Wahyu bergidik ngeri tak bisa membayangkan semua itu.
"Apa kalian berantem??"tanya pak Wahyu dengan nada yang masih normal.
Nesa menggeleng dan membuat pak Wahyu percaya.
"Lalu siapa yang menang??"selidik pak Wahyu dengan pasti.
"Ya jelas Nesa lah Pa,, Papa gak liat apa?? Kalo Jo yang lebih parah sakitnya dari pada Nesa..."balas Jo sambil mengerucutkan bibirnya.
"Ahhh, Papa pusing... pokoknya kamu Jo, mulai sekarang jangan berbuat kayak gini lagi. Gak boleh melakukan kekerasan sama istri.. Dan buat kamu anak mantu, jaga Jo ya... jangan dibikin babak belur lagi, nanti Papa gak ada temen buat berantem..." ucap pak Wahyu seraya berekspresi memelas di akhir kalimatnya
Kali ini Nesa yang menganga. Jadi Papa mertuanya ini percaya??? Kok bisa??? Aneh bin ajaib dunia mereka.
"Iya iya Pa..."timpal Jo yang masih terlihat santai.
"Iya Pa..."balas Nesa sambil menundukkan kepala.
"Huuuuhhhh... dasar kids jaman now..." desis pak Wahyu sambil mencibir.
Nesa berusaha mengalihkan sesuatu. "Papa mau minum kopi??"tanya Nesa berusaha lembut.
"Emmm kayaknya Papa gak nafsu gara-gara muka kalian berdua ini. Besok pagi aja ya anak mantu,, maafin kelakuan anak Papa... dan Papa mau segera ke kamar..." pak Wahyu segera melenggang pergi dari kedua anak itu. Sesekali kepalanya begidik ngeri. Bagaimana bisa mereka beladiri di atas ranjang. Hiii, pak Wahyu benar-benar gak bisa membayangkannya.
Setelah kepergian pak Wahyu ke kamarnya. Nesa langsung menarik tangan Jo.
"Kamu gila hah???"desis Nesa emosi.
"Gila??? maksudmu???"timpal Jo, wajahnya menegang.
"Kenapa bohongin Papa???"
"Apa iya aku harus jujur, apa kamu gak malu kalo aku nyeritain yang sebenarnya. Kan secara gak langsung kamu nyelingkuhin aku Nes...."
Nesa tertunduk, jawaban Jo memang ada benarnya. Oke baiklah, sepertinya Nesa harus bisa menerima kenyataan aneh ini.
"Tenang gak usah difikirin, Papa orangnya slow kok. Santai aja kamu..." Jo tersenyum tanpa beban. Nesa hanya nyengir dan mengangguk. Kok Jo bisa gitu ya??
"Emmm, tanganmu kenapa??"tanya Nesa yang penasaran akan luka yang ada di tangan Jo.
"Gak apa-apa kok, ini luka kecil aja. Yoook, bobok..."ajak Jo santai sambil menuntun Nesa menuju kasurnya.
Makasih vote nya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
JO YG BRONDONG AZA RELA BRBOHONG UNTUK TUTUPI AIB ISTRINYA YG MSH JLN MA LAKI2 LAIN...
KLO GK DI JELASIN JO, GK NGEH TU SI NESA..
DLM KASUS LKI2 BRONDONG, TRKADANG MRK LBH DEWASA DRI WANITA MRK YG LBH TUA... BHKN LAKI2 BRONDONG LBH MNCINTAI, LBH POSESIF..
2023-01-18
0
🤩😘wiexelsvan😘🤩
tawuran d atas ranjang biasanya juga olah raga ranjang bikin ngakak thorrr😅🤣😅🤣😅🤣
2021-12-09
1
Rina Juwita
😆😆😆😆😆😆
2021-07-02
0