.
.
.
Setelah menunaikan sholat 'isya. Nesa bersiap-siap hendak pergi ke taman kota. Ya, Nesa janjian ketemuan dengan Aris di sana. Setidaknya di taman kota Ayahnya, adiknya dan papanya Jo tidak akan memergokinya di sana.
Nesa memakai blouse kunyit dipadukan baggy pant bewarna hitam. Membuat kesan santai tapi enak dipandang. Untuk berpenampilan, Nesa memang jagonya. Selain berisik dan juga suka jeplak, setidaknya Nesa adalah perempuan cantik dan pintar. Buktinya dia lebih suka jurusan pendidikan Matematika yang notabene pelajaran yang sangat sulit bagi sebagian siswa dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas itu. Tapi Nesa enjoy aja dengan itu semua.
Nesa keluar kamar hati-hati. Memang sih, pergaulan Nesa tidak dibatasi oleh pak Bambang. Tapi pacaran??? Nesa bahkan belum pernah. Kalau suka dan mencintai sih Nesa sering banget. Meskipun cintanya tak pernah terbalaskan. Dan sampai sekarang, Nesa sulit untuk suka sama lawan jenis. Hingga akhirnya dia mengenal Aris yang juga satu jurusan. Nesa mulai cocok dengan Aris. Tapi masalah baru muncul begitu saja di hidupnya tanpa kemauannya. Menyebalkan. Begitulah menurut Nesa.
"Yah.... Nesa mau jalan...."ucap Nesa saat melihat pak Bambang duduk santai menikmati acara TV para ABG jatuh cinta. Pak Bambang memang sudah berumur kepala 40an. Tapi jiwa mudanya masih membara. Nesa bisa begidik sendiri jika pak Bambang berada di mana saat menjadi ABG kedua. Hiii... benar-benar tak bisa diceritakan.
Pak Bambang menatap Nesa sekilas. Raut mukanya mengatakan 'ganggu aja'.
"Mau kemana???"akhirnya pertanyaan itu muncul juga dari bibir pak Bambang.
"Bosen di rumah mulu... mau cari angin..."balas Nesa sekenanya. Jelas dia berbohong. Karena kalau jujur, bisa-bisa Nesa kena semprot.
"Sama siapa???"tanya pak Bambang lagi. Kali ini matanya terfokus pada acara TV itu.
Nesa mengerucutkan bibir sebal. "Mila..."
"Sekali-kali mbok sama si Jo to Sa.... ojo sama Mila terus...."
Nesa makin sebal. Kenapa sih ayahnya suka nyebutin nama Jo. Memangnya ayahnya kenal apa???
Nesa tak menggubris lagi ucapan pak Bambang itu. Nesa menghampiri pak Bambang dan mencium punggung tangannya.
"Assalamu'alaikum..."salam Nesa yang langsung pergi.
"Wa'alaikumussalam..."balas pak Bambang.
"Mbak Nesa mau kemana yah??"itu Dinda, adik Nesa yang kini duduk di bangku SMP kelas IX. Dinda yang baru saja dari dapur melihat Nesa yang berpamitan sama pak Bambang jadi penasaran.
"Oh itu... mbakmu mau jalan katanya..."jawaban pak Bambang diangguki Dinda tanda paham.
###
Di tempat lain.
Jo sedang duduk santai di atas motornya. Sesekali pandangannya mengarah ke orang-orang yang berjalan di sampingnya, bahkan di depannya.
Saat ini Jo berada di tengah keramaian taman kota. Padahal biasanya Jo sering ke warkop-warkop khusus anak muda. Tapi tidak hari ini. Karena suasana hatinya sedang tidak bersahabat. Jo memang masih ABG. Tapi setidaknya dia punya pemikiran yang mulai mendewasa.
Kenakalannya saat ini memang karena kurangnya perhatian. Ibunya meninggalkannya saat dia berusia 3 tahun. Yang jelas Jo tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu. Usia 3 tahun tak bisa mengingatkannya akan kebersamaan bersama sosok ibu. Dan pak Wahyu... mulai Jo SMP. Jo mau tidak mau harus berusaha mandiri. Hidup di perumahan seorang diri. Sering ditinggal pak Wahyu kesana-kemari mengurusi bisnis masa depan itulah yang sering pak Wahyu ucapkan. Pak Wahyu sering pulang malam, dan dengan terpaksa Jo harus tinggal bersama neneknya. Baru saat Jo sudah kelas XII SMA. Jo harus ikut pak wahyu hingga diharuskan pindah sekolah. Dengan alasan biar dekat dengan kantor. Ya walaupun begitu, Jo teteplah Jo yang dikenal dengan aksi bolosnya. Entah sampai kapan dia akan berhenti. Padahal ancaman guru tentang dia tidak akan lulus tetap tidak mempan bagi seorang Jo.
Jo melihat muda-mudi asyik berpacaran dengan pasangannya masing-masing. Jo menatap malas. Jo sendiri belum pernah pacaran. Padahal tampangnya lumayan tampan. Tapi kenapa setiap menyatakan cinta, Jo selalu ditolak. Dengan alasan karena Suka Bolos. Jo mikirnya itu bukan alasan yang tepat. Karena bukan Jo aja yang suka bolos. Tapi teman-temannya yang lain juga suka bolos, meskipun bolosnya tak sesering Jo. Jo akui itu. Hingga Jo akhirnya minder untuk jatuh cinta lagi. Apakah Nesa bakal membuatnya merasakan yang namanya jatuh cinta lagi?? Jawabannya lihatlah nanti.
Saat sedang asyik-asyiknya menikmati kesibukan orang-orang yang ada di sekitarnya. Jo dikejutkan akan kehadiran Nesa istrinya. Nesa tidak sendirian. Melainkan berjalan beriringan bersama Aris. Setiap berbicara dengan Aris, wajah Nesa selalu tersipu malu. Kini pandangan Jo terfokus pada kedua manusia itu. Iris matanya menatap tajam mengikuti pergerakan dua anak manusia yang terlihat sedang kasmaran.
***
Nesa sedang berjalan beriringan bersama Aris. Aris bukanlah laki-laki yang tampan. Aris identik dengan kata manis tapi tegas. Semua orang tahu, kalau setiap Aris mengajar para muridnya, dia selalu tegas tidak main-main. Tapi untuk urusan cinta??? entahlah, Nesa sendiri baru akan memasukinya. Entah bisa masuk atau langsung berhenti gara-gara pernikahan dadakannya itu.
"Sa... kamu tahu gak??" Aris menatap dalam-dalam kedua bola mata Nesa. Tatapan itu seolah ingin memberi tahukan sesuatu hal yang sangat penting.
"Ta-tahu apa??" Entahlah, setiap ditanya oleh Aris. Nesa selalu menjawabnya dengan kondisi gugup yang tidak bisa digambarkan.
"Aku mencintaimu Sa.... maukah kamu jadi pacarku???"
Nesa terpaku. Aris menembaknya. Ya Aris menyatakan cinta untuknya. Jantung Nesa berdebar-debar tak beraturan. Nesa menundukkan wajahnya. Mungkin wajahnya saat ini sudah merah merona.
Nesa menunduk sambil memikirkan jawaban yang tepat. Diterima apa ditolak. Hanya ada dua pilihan saat ini.
"A...ris a.. aku..." Nesa begitu gugup. Kata-kata dari mulutnya serasa tersendat-sendat tak sesuai dengan apa yang ada di otaknya saat ini.
"Ya... Nesa..."dengan sabarnya Aris mendengar setiap patah kata yang akan Nesa ucapkan.
"Mbak...."
Seketika Nesa dan Aris menoleh ke sumber suara yang memanggilnya mbak. Entah datang dari mana. Nesa merasa sebal sendiri dengan kehadiran Jo yang tak tahu dari mana itu. Ya kenapa Nesa melupakan Jo tadi?? Mungkin lain kali Nesa harus memikirkan tempat kencannya dengan Aris dimana. Biar tidak ada yang memergokinya termasuk Jo.
'Dasar bocaaaah... sudah mirip Jaelangkung saja. Datang tak diundang, pergi tak diantar..."geram Nesa dalam hati.
"Jo.... ngapain loe di sini???" Aris terkejut melihat kedatangan Jo yang secara tiba-tiba itu.
"Gue ada urusan..."jawab Jo dingin sambil menahan emosi.
Nesa masih diam seribu bahasa. Ingin sekali memaki Jo. Tapi suaranya tercekat di tenggorokan.
Kini tatapan Aris tertuju kepada Nesa. Meminta penjelasan atas sikap Jo.
Nesa yang ditatap akhirnya mengerti. Sesegara mungkin dia mengatur nafasnya.
"Dia murid SMA Negeri Bangsa..." hingga kata seperti itu muncul dengan lancar dari mulutnya.
Aris baru paham. Kenapa dia lupa dengan sekolah Jo yang baru?? Ck, Aris melupakan momen itu.
"Mbak gue mau ngomong sesuatu..." Jo menarik pergelangan Nesa meski sang empunya tidak setuju. Tapi Jo tak perduli itu. Yang penting saat ini membawa Nesa menjauh dari hadapan laki-laki yang bernama Aris.
Aris tak tinggal diam. Tangan kanan Nesa yang bergelantung diraihnya. Hingga terjadilah aksi tarik-menarik. Bahkan ucapan Nesa yang menyuruhnya berhentipun tak digubris oleh keduanya. Nesa makin emosi. Dia bukanlah tali tambang yang harus ditarik sana-sini demi kemenangan.
"Berhenti..."teriak Nesa yang kini sudah tersulut emosi.
Dan teriakan itu berhasil menghentikan aksi keduanya.
"Heh bocah... ngapain sih loe ada di sini??"kini Nesa benar-benar tak tahan dengan kedatangan Jo yang mengganggu acara kencannya ini.
"Ada hal penting. Tentang pelajaran..."jawab Jo asal.
Nesa menatap Jo malas. Dan kembali menatap Aris. "Ris... maaf ya... mungkin lain waktu akan gue jawab..."ucap Nesa hati-hati agar tidak melukai Aris. Aris menjawabnya dengan anggukan dan dibalas senyuman kecil oleh Nesa.
Kini dua bola mata Aris menatap tajam ke arah Jo. Jo yang ditatapnya membalas dengan tatapan dingin sedingin es dikutub utara.
"Urusan gue dan loe belum kelar..."ucap Aris kepada Jo sambil berlalu pergi. Aris tak terima dengan ini semua. Harusnya suasana ini berakhir bahagia. Bukan menjengkelkan seperti ini.
Jo hanya tersenyum dingin. Tanpa sadar ternyata sedari tadi tangan Nesa tetap digenggam oleh Jo.
Nesa yang baru menyadari itu, langsung menghempaskan tangan Jo secara kasar.
"Ish bocah... bisa gak sih jangan ganggu hidup gue..."
"Mbak..."
"Gue bukan mbak mu!" secepat kilat Nesa memotong ucapan Jo. Dia anti banget dipanggil mbak oleh si Jo. Entah alasannya apa. Nesa sendiri belum tahu pasti.
Jo menarik nafasnya dan membuangnya kasar.
"Oke baiklah...NESA..."balas Jo dengan menekankan kata Nesa.
Deggggg....
Tiba-tiba saja nafas Nesa serasa berhenti mendadak. Bukankah semua orang memanggilnya Nesa. Tapi kenapa panggilan yang keluar dari mulut Jo ini membuat aliran darahnya berdesir.
"Nesa... gue harap mulai sekarang loe jauhin cowok itu..."
Ucapan Jo itu membuat emosinya kembali lagi. "Apa urusannya sama loe??"
"Jelas itu urusan gue. Gue gak mau tahu. Pokoknya loe jauhin dia mulai detik ini!!!"
"Jangan mentang-mentang kalau kita sudah menikah lalu seenaknya loe nyuruh-nyuruh gue...
Inget ya... gue lebih dulu mengenal Aris dari pada loe..."jawab Nesa yang masih berada dipuncak emosinya.
"Gue gak peduli... siniin HP loe..." dengan paksa Jo meraih HP Nesa, menyimpan nomornya di sana. Dan menulis sesuatu untuk dikirim kan ke whatshap pribadinya. Lalu mengembalikan benda itu ke pemiliknya.
Nesa semakin geram. "Dasar loe ya..."
"Dasar apa hemmmm..."goda Jo menaik turunkan alisnya.
Nesa jadi salting sendiri. Tapi tak memudarkan emosinya.
"Bocah tengil..."jawab Nesa sambil berlari menjauh dari hadapan Jo.
jangan lupa Vote nya ya... makasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
🦋⃟ℛ★Quen Elsa★ᴬ∙ᴴ࿐
Kok gemes ya jdi bacanya🤭🤭
2022-07-11
0
🤩😘wiexelsvan😘🤩
yeee mb nessa g boleh gtu 😄😄😄biar tengil masih bocah bang johan tetep suami kamu 🤩😄😄😄awas nanti jatuh cinta hlo 😅😅😅
2021-12-09
1
Rina Juwita
mantap
2021-07-02
0