.
.
.
***
Hari ini adalah hari perpisahan para mahasiswa-mahasiswi yang melaksanakan tugas PPL nya di SMA Negeri Bangsa. Semua para siswa-siswi dari kelas X-XII dikumpulkan di lapangan.
Nesa mencari-cari keberadaan suaminya. Siapa tahu dia melihatnya. Bukan maksud apa-apa juga sih si Nesa nyariin Jo. Hanya saja Jo suaminya sekarang, jadi setidaknya dia tidak akan cemas jika Jo baik-baik saja. Di tambah lagi, kemarin Nesa melihat nilai Jo sangat buruk saat try out. Jadi Nesa berusaha menuturi Jo biar Jo lebih giat belajar.
Jo sengaja berdiri di barisan paling belakang, kondisi tubuhnya akhir-akhir ini sangatlah tidak baik. Badannya sangat capek, terkadang kantuk yang tak menentu. Soal makan, untung pak Wahyu peka jadi Jo tidak terlalu kerepotan menyiapkan makanan. Karena pak Wahyu sudah memesan makanan lewat ojol langganannya.
"Bocah itu kemana ya??? Apa dia gak mau nemuin aku gitu???" gumam Nesa ngarep banget Jo menemuinya. Karena saat ini Nesa sudah diparkiran. Mau meninggalkan SMA Negeri Bangsa.
"Loe kenapa Nes???" itu Nita, dia selalu memanggil Nesa dengan sebutan Nes. Berbeda dengan kawan-kawannya yang lain dengan sebutan Sa.
"Eh, gak papa kok Nit..." Nesa cengengesan sendiri.
"Mila sama Daffa mana??"tanya Nesa seraya celingukan mencari keberadaan dua orang yang disebutkan tadi.
"Oh,, Mila sama Daffa sudah balik duluan. Pengen mojok katanya..."
"Gila tu mereka, baru juga jadian sudah mau mojok aja..." desis Nesa merasa tak suka dengan ulah Mila-Daffa.
"Santai aja Nes... orang pacaran memang gitu.... makanya gue males pacaran..."balass Nita yang membuat Nesa mengangguk setuju.
"Heh, iya juga sih.. pantesan gue liat loe gak pernah deketin cowok. Trus klo cowok yang deketin loe ada nggak???"tanya Nesa asal jeplak tanpa menghiraukan perasaan Nita. Kalo Nita sih fine-fine aja. Dia sudah tau sifat dan seluk-beluk sahabatnya.
"Gak tau sih, ada gak ya hehehe???" Nita cengengesan sambil menggaruk rambutnya yang tak gatal.
"Aneh loe Nit..."sembur Nesa sambil ikutan ketawa.
"Biarin,, gue balik dulu ya Nes???"
"Ok, ati-ati..."
Melihat Nesa yang ada diparkiran, Jo berinisiatif menghampiri Nesa. Lagi-lagi Nesa dideketin cowok. Kali ini bukan Aris, melainkan guru muda yang magang di sekolahnya Jo.
Jo ingin menghampirinya, tapi niat itu diurungkan. Di dalam keadaannya yang seperti ini, Jo males kalau harus berdebat dengan Nesa.
***
Tak terasa, sudah sebulan Jo bekerja. Inilah saat yang ditunggu-tunggu. Jo menerima gaji pertamanya. Meskipun tak banyak sih, tapi lumayan juga buat jajan mereka berdua (Jo-Nesa). Karena untuk rumah kan masih numpang ortu sampai nanti Jo benar-benar lulus sekolah.
"Pa... Jo pulang duluan ya... Mungkin malam ini Jo gak pulang ke apartement..." pamit Jo yang kini berada diruangan pak Wahyu.
"Ehmm... anak papa sudah dewasa. Semoga Nesa menerimamu nak..."balas pak Wahyu sambil mengelus pundak Jo. Matanya sedikit berkaca-kaca melihat kerja keras Jo selama sebulan ini. Pak Wahyu tak bermaksud jahat pada anaknya itu. Hanya saja ini demi masa depannya kelak. Jika Jo tidak bekerja dari nol, gimana nantinya saat pak Wahyu meninggalkannya? Bisa saja perusahaannya akan bangkrut. Jadi untuk itulah pak Wahyu ingin melatih Jo dari nol. Dan berkat nikah yang dadakan itu, akhirnya Jo mau bekerja juga. Jujur pak Wahyu tidak tega melihatnya, apalagi Jo masih sekolah. Pak Wahyu bisa saja memberinya uang seberapapun yang Jo mau. Tapi kalau semua itu dilakukannya, bisa-bisa Jo hanya berpangku tangan saja. Mengharapkan hanya diberi tanpa tahu bagaimana cara memperolehnya.
"Iya pa,,, doain Jo ya..."
"Tentu nak,,, tentu papa akan doain kamu..."
"Assalamu'alaikum..."
"Wa'alaikumussalam..."
***
Dalam perjalanan pulang ke rumah Nesa, Jo tak henti-hentinya menyunggingkan senyum. Jo membayangkan bagaimana reaksi Nesa saat menerima uangnya. Kalau marah, pasti wajahnya lucu. Kalau kaget gimana ya??? Jo tersenyum geli saat membayangkan itu semua. Untuk pak Bambang, Jo pernah sekali menemuinya dan minta ke pak Bambang agar merahasiakan ini semua dari Nesa. Biar kejutan fikir Jo.
25 menit perjalanan, akhirnya Jo sampai juga di rumah istrinya. Jo ingin cepet-cepet ke rumah Nesa karena dia juga ingin meminta Nesa agar mengajarinya tentang rumus matematika. Siapa tahu dengan begitu, mereka berdua bisa dekat dan saling mengenal satu sama lain tentunya.
"Assalamu'alaikum..." Jo mengucapkan salam sambil mengetuk pintu.
"Ish,, siapa sih malam-malam gini bertamu..."gerutu Nesa sambil melirik ruang makan dan ruang keluarga tapi tak dilihatnya pak Bambang dan Dinda. Dengan terpaksa Nesa membukakan pintu.
"Wa'alaikumus---- salam..." jawab salam Nesa berhenti sejenak saat mendapati tamunya.
Dan apa-apaan ini?? kenapa Jo pakai kemeja? terus bawa tas kantor lagi. Apa Jo sudah bekerja?? Tiba-tiba saja jantung Nesa berdegup tak karuan.
"Ehmmm.. suaminya gak dipersilahkan masuk nih???"goda Jo yang membuat lamunan Nesa buyar seketika.
"Ah... eh... masuk gih..."jawab Nesa kikuk.
"Ayah mana???"tanya Jo setelah dipersilahkan duduk oleh Nesa.
"Gak tau, mungkin dah bobok??? Kenapa??? Tumbenan kamu kemari???"tanya Nesa penasaran.
Jo meletakkan tas kerjanya di atas meja. Meraih sebuah kartu ATM di sana. Karena gaji di kantor papanya via transfer sekarang. Tidak ada uang cash.
"Emmm, Nesa...------ ini gaji pertamaku..."ucap Jo sedikit ragu, takut kalau Nesa menolaknya.
Mata Nesa membulat seketika tak percaya dengan yang barusan Jo katakan.
"Benarkah???"tanya Nesa kemudian.
"Iya, ambillah. Aku hanya mencoba memenuhi syarat yang kamu ajukan..."balas Jo dengan mimik yang serius.
"Ck, aku gak percaya. Palingan ini akal-akalanmu aja kan?? Pasti kamu minta uang dari bokapmu..." desis Nesa tajam membuat Jo menelan ludahnya kesusahan. Perkataan Nesa tadi sukses menampar hatinya.
"Aku bekerja Nesa..."jawab Jo dengan wajah yang mulai memanas akibat perkataan Nesa tadi. Sudah capek-capek pulang kerja dibela-belain untuk datang kesini biar disambut sang istri, tapi Jo malah diperlakukan sebaliknya oleh Nesa.
"Kamu bohong.. aku gak percaya!! Mana buktinya kalau kamu bekerja??? Aku lho liat kamu masih sekolah. Terus tiba-tiba kamu datang dan nyerahin gaji pertamamu. Emangnya aku akan percaya begitu aja apa??"
Pak Bambang yang sudah membaringkan tubuhnya di kasur merasa terusik dengan suara gaduh yang bersumber dari ruang tamu itu. Apalagi suara Nesa penuh dengan intonasi tinggi di dalamnya. Membuat pak Bambang tak tenang beristirahat. Dengan terpaksa pak Bambang beranjak dari tidurnya dan menghampiri suara dari ruang tamunya.
"Aku akan buktikan Nesa... aku akan ngajak kamu ke tempat kerjaku!!!"tegas Jo tapi tak bermaksud melawan, hanya ingin Nesa percaya dengan semua uacapannya.
"Emang di mana kamu bekerja???"wajah Nesa seakan mengejek.
"Di kantor papaku------"
Belum juga Jo menyelesaikan kalimatnya, namun Nesa dengan cepat memotongnya.
"Tuhkan??? di kantor bokapmu kan??? Itu tandanya kamu mau ngelabuhin aku aja. Aku gak akan percaya. Bisa saja kamu cuma ungkang-ungkang belulang duduk manis di sana, terus minta duit sama papamu terus di kasih duit deh???" hina Nesa pada suaminya.
"Tutup mulutmu Nesa!!!!"itu suara pak Bambang, dia kecewa anaknya punya sikap yang begitu buruk. Bahkan tidak menghormati suaminya.
Seketika Nesa membungkam mulutnya. Sedang Jo menghampiri ayah mertuanya itu dan mencium punggung tangannya. Pak Bambang hanya tersenyum sumir menerima perlakuan Jo padanya. Matanya kini terfokus pada anak sulungnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
GAK ADA AHKLAK NI SI NESA, KLO DGN ARIS AJA YG BUKAN MAHRAM, BETAPA MANISNYA..
2023-01-18
0
🦋⃟ℛ★Quen Elsa★ᴬ∙ᴴ࿐
Bagus bgt thor karymu☺️😍 jdi semngat ni bcanya😊😊😍😚😚🤭
2022-07-11
0
Indah Winarni
mbrebes mili ilohku jo...sabar yo le..
2021-06-30
0