Bab 2

Sesampainya di rumah. Jo langsung di interogasi oleh papanya.

"Jo, bagaimana bisa kamu nglakuin hal memalukan seperti itu? Di toilet umum lagi."

"Mana Jo tahu kalau di toilet ada orangnya."

"Kamu gak usah pura-pura. Kamu kenal kan dengan anaknya pak Bambang??" selidik pak Wahyu penasaran.

"Kenal dari mana sih Pa. Baru aja tadi kenal. Eh, malah dinikahin. Sudah maksa, mendadak lagi," jawab Jo kesal.

"Yang bener Jo? Terus kenapa kamu bisa berduaan di dalam toilet?" Pak Wahyu makin penasaran dengan ucapan Jo yang hanya setengah-setengah itu.

"Jo hanya ngehindari kejaran satpam Pa___ Terus Jo masuk ke toilet. Eh, gak tahunya ada mbaknya. Gak jelas lagi, mau pake baju apa mau lepas baju itu orangnya."

Mendengar jawaban Jo yang seperti itu membuat pak Wahyu menganga. "Jadi?" Pak Wahyu tak melanjutkan ucapannya.

"Jadi kenapa Pa??" sahut Jo jengah.

Pak Wahyu seperti sedang menimang-nimang jawaban Jo yang tadi. "Jadi kamu bolos lagi? Iya?" Pak Wahyu mulai sedikit emosi. Karena bukan hari ini saja Jo bolos sekolah. Tapi sudah berkali-kali tak bisa dihitung dengan jari. Pak Wahyu sudah bosan jika harus datang ke sekolah menghadap kepsek (kepala sekolah) dan minta maaf atas perlakuan anak semata wayangnya itu.

"Yah begitulah Pa," jawab Jo dengan enteng yang membuat pak Wahyu makin emosi.

"Ingat Johan Fahrurozi! Sekarang ini statusmu sudah menikah. Jaga sikap dan kelakuan kamu itu. Dan satu lagi, kamu harus segera belajar bekerja di kantor papa."

"Kenapa Pa?"

"Apa kamu gak ingat?? Kamu itu harus nafkahi istrimu. Mblonjo istrimu. Ngerti!" tekan pak Wahyu sedikit meninggikan volume suaranya.

Jo tak menanggapi. Dia sendiri juga masih bingung dengan kejadian yang di luar nalar ini. Mendadak. Tak terduga. Sekarang dia sudah menikah. Mana dengan wanita yang lebih tua lagi. Sebenarnya untuk umur si wanita lebih tua atau tidak. Jo tidak mempermasalahkannya. Yang penting wanita itu sudah mencuri perhatiannya saat ini. Karena mau tidak mau, Jo harus memikirkannya.

"Ingat itu Jo. Kerja. Karena papa sudah gak sabar bawa mantu papa kesini," lanjut pak Wahyu meninggalkan Jo sambil berangan-angan jikalau ada anak perempuan. Pasti urusan dapur akan lebih mudah.

Di tempat lain. Nesa juga mendapat banyak pertanyaan dari ayahnya.

"Nesa, apa yang sebenarnya terjadi??" tanya pak Bambang yang sudah penasaran dengan kejadian yang harus menikahkan anaknya secara mendadak tadi.

"Nesa tadinya mencari Mila Yah," jawab Nesa lirih.

'Huh, kemana lagi si Mila? Gara-gara nyari si Mila, gue jadi kena dampaknya. Bener-bener sial untuk hari ini,' gerutu Nesa dalam hati.

"Kenapa dengan Mila?"

"Mila tadi tu pamit ke Nesa, bilang pergi ke toilet. Eh ... pas Nesa cari-cari. Ternyata di toilet kagak ada siapa-siapa. Nesa gerah, jadi mau ganti baju. Eh pas mau ganti baju. Tiba-tiba tu bocah masuk. Bekap Nesa segala lagi. Nesa teriak minta tolong. Eh gak taunya para ibuk-ibuk dan bapak-bapak rempong buka pintu toilet dan nuduh kami mesum," jelasnya.

Pak Bambang mendengarkan penjelasan Nesa yang panjang lebar dengan seksama.

"Terus kenapa anaknya pak Wahyu bisa masuk? Gak kamu kunci apa toiletnya? Dasar Nesa ceroboh," cibir pak Bambang.

"Orang kunci toiletnya rusak Yah, lagian sepi juga. Jadi ya Nesa ganti baju sekalian," ucap Nesa seperti tanpa dosa.

"Untung si Jo yang masuk. Coba kalau laki-laki lain. Bisa habis beneran kamu."

"Ayah ih.... kenapa malah bela si Jo?" sewot Nesa gara-gara ucapan pak Bambang yang katanya untung si Jo yang masuk. Huft.

"Siapa yang bela? Itu berarti tandanya kamu memang berjodoh dengan si Jo," ujar pak Bambang sekenanya.

"Udah ah Yah, Nesa ke kamar dulu. Males bahas tu bocah," ucap Nesa sambil berjalan selangkah demi selangkah menjauhi ayahnya yang berada di ruang tamu.

"Nesa!!" panggil pak Bambang sedikit teriak.

"Apalagi sih Yah??"

"Ayah cuma mau ingetin kamu. Mulai hari ini kamu sudah jadi istri orang. Kamu bukan single lagi. Jadi kamu harus jaga sikap kamu bila ada cowok yang deketin kamu." Ucapan pak Bambang itu hanya dibalas anggukan malas oleh Nesa.

***

Nesa tengkurap di atas springbed. Dia tidak bisa mikir lagi tentang pernikahannya. Dan harus dibawa kemana hubungannya kelak.

"Hmmmm ini semua gara-gara tu bocah. Ngapain sih pake masuk ke toilet segala. Masalahnya kan jadi semakin runyamkan?"

"Terus si Mila... kemana tu anak? Pake ngilang segala lagi," ucap Nesa sedikit kesal.

Drrrttt Drrttt

Tiba-tiba HP nya bergetar. Nesa menatap nama yang tertera di layar Handphone nya. "Mila."

Tanpa menunggu lama, Nesa langsung mengangkat telpon dari si Mila.

"Assalamu'ailaikum."

"Wa'alaikumussalam. Sa loe di mana sekarang?? Maaf ya Sa, tadi gue ninggalin loe."

"Gila loe Mil, bisa-bisanya ninggalin gue. Tadi Gue nyari loe kemana-kemana tau gak?" Nesa mulai sedikit emosi kepada sahabatnya itu. Di antara keduanya tidak ada celah. Seperti kain dan benang.

"Maaf ya Sa, tadi pas gue keluar dari toilet. Gue gak sengaja ketemu sama si Daffa. Tiba-tiba saja si Daffa ngajakin gue jalan. Dan gue lupa kalau tadi gue jalan bareng loe. Sumpah Sa gue lupa," balas Mila dari seberang sana dengan suara menyesal.

Nesa mendengus sebal dan langsung mematikan sambungan telponnya.

Drrrtt Drrrttt

Lagi-lagi Mila menelponnya -lagi-.

"Ada apa sih Mil?"

"Jangan lupa Sa... besok PPL (Program Pengalaman Lapangan)."

"Hmmmm... gue inget kok. Di SMA Negri Bangsa kan?? Tunggu sampe ketemu besok bye... Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

****

Ke-esokan harinya Nesa dkk (dan kawan-kawan) telah berada di SMA Negri Bangsa. Nesa yang mengambil jurusan matematika ditugaskan untuk mengajar kelas X dan XI. Karena beberapa bulan lagi kurang lebih 3 bulanan kelas XII mau Ujian Nasional alias UN. Jadi untuk para mahasiswa PPL tidak dikenankan mengajar kelas XII. Kecuali terdesak.

Di hari pertamanya ini, tenaga Nesa sedikit terkuras gara-gara para siswa-siswi nya sedikit sulit diajak interaksi. Karena yang ditanyakan para murid di kelas XI tadi hanya seputaran tentang pribadinya. Bukan tentang pelajarannya.

Tak terasa bel istirahat berbunyi. Dengan gembira Nesa menyambut bel istirahat ini. Karena dia ingin bersantai di kantin.

"Sa, gimana untuk hari ini?" tanya seorang pemuda. Dia Aris. Orang yang disukai Nesa. Akhir-akhir ini, Nesa memang mulai PDKT dengan Aris. Bahkan dia janjian kencan di akhir pekan. Harapan Nesa sih tidak ingin gagal di acara nge date nya untuk yang pertama kalinya.

"Ya Alhamdulillah, lumayan lancar sih," jawab Nesa dengan sebuah senyuman. Dekat dengan Aris membuatnya agak sedikit gugup. Aris balas tersenyum.

"Ngantin yuk Sa," ajak Aris yang diangguki semangat oleh Nesa.

Nesa berjalan beriringan dengan Aris. Tak lama kemudian disusul Mila, Daffa dan Nita.

Mereka berlima sedang asyik bercanda dan menikmati hidangan yang mereka pesan masing-masing.

Saat Nesa tertawa terbahak-bahak gara-gara ulah jail si Daffa. Tiba-tiba sepasang mata menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Uhuk uhuk." Seketika Nesa tersedak dengan liurnya sendiri saat mendapati dirinya ditatap oleh bocah yang kini duduk di depannya.

'Tu bocah kenapa ada di sini? Jangan bilang dia sekolah di sini. Oh no!!' teriak Nesa dalam hati.

"Kamu kenapa Nes?" tanya Nita yang melihat Nesa terbatuk-batuk dan kemudian seperti menatap sesuatu.

"Gak papa, gue cabut dulu. Mau ke kantor lihat jadwal," pamit Nesa bohong kepada teman-temannya. Karena dia lagi malas berurusan dengan tu bocah yang tak lain adalah Jo suami brondongnya. Oh tidak. Apa-apaan dengan semua ini?

Di sisi lain.

'Jadi mbaknya ditugasin PPL di sini,' batin Jo yang melihat Nesa berada di kantin saat itu. Sebenarnya Jo merasa bahagia saat melihat Nesa ada di sekolahnya. Tapi dengan segera Jo menepis perasaan itu.

Setelah ke kantin. Bel tanda masuk pun berbunyi. Dengan malas Jo meninggalkan kantin. Dia baru ingat. Kalau jadwal setelah ini adalah MTK. Jo paling malas dengan pelajaran itu. Tak ayal, Jo akhirnya lari ke belakang toilet perempuan. Di sana ada pagar tembok yang biasa Jo gunakan untuk bolos.

Saat Jo telah sampai di belakang toilet perempuan. Jo langsung mengancang-ngancang ototnya untuk melompat naik ke atas.

satu...

dua...

ti...

"Hei bocah, ngapain loe?"

Suara seorang wanita menggagalkan atraksi yang sudah Jo ancang-ancang. Dengan malas Jo menoleh ke sumber suara.

"Menurut loe?" jawab Jo ketus.

"Jadi loe mau bolos? Gue laporin kepsek biar tahu rasa," ancam wanita itu yang tak lain adalah Nesa. Nesa yang baru saja keluar dari toilet dan tak sengaja melihat siswa yang mau keluar dari gedung sekolahan itu. Dan dengan sigap Nesa menatap dan ternyata Nesa mengenalinya.

"Ganteng-ganteng bolosan." Entah bisikan darimana. Ucapan itu spontanitas keluar dari mulut Nesa.

Jo terdiam. Jantungnya tiba-tiba berdetak kencang.

Mendengar ancaman Nesa tadi. Mau tidak mau, Jo harus mengikuti mapelnya sekarang juga.

Nesa yang melihat Jo tidak berkutik. Akhirnya Nesa membalikkan badannya berusaha menjauhi si mata dingin Jo.

"Mbak." Panggilan Jo reflek menghentikan langkah kakinya.

"Gue bukan mbak mu," teriak Nesa yang kini berbalik badan dan menatap Jo yang sudah berjalan mendekatinya.

"Siapa juga yang bilang kalo loe itu mbak ku," ejek Jo yang melewati Nesa begitu saja.

Nesa mendengus sebal saat Jo berlalu begitu saja di depannya.

"Loe bukan mbakku, tapi istriku," bisik Jo yang kini posisinya hanya selangkah dari Nesa. Badannya yang sengaja ia condongkan ke arah Nesa kini hanya berjarak beberapa senti yang membuat darah Nesa berdesir aneh.

Reflek Nesa mendorong Jo. "Dasar bocah!" maki Nesa sambil berlari menjauhi Jo.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

SUKA BANGET NI KLO CERITANYA TTG BRONDONG..

2023-01-17

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

SETELAH DINIKAHKAN, KYKNYA JO MULAI SUKA TU DGN ISTRINYA..
TAPI NESSA LUPA PESAN PAPANYA SI BAMBANG JGN DEKAT2 LAKI2 KRN SDH JDI ISTRI.

2023-01-17

0

💞⍣⃝𝒊𝒄𝒓

💞⍣⃝𝒊𝒄𝒓

jo be like

2022-08-29

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 PENGUMUMAN
106 Bab 105
107 Bab 106
108 Bab 107
109 Bab 108
110 Bab 109
111 Bab 110
112 Bab 111
113 Bab 112
114 Bab 113
115 Bab 114
116 Bab 115
117 Bab 116
118 Bab 117
119 Bab 118
120 Bab 119
121 Bab 120
122 Bab 121
123 Bab 122
124 Bab 123
125 Pengumuman Season
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
PENGUMUMAN
106
Bab 105
107
Bab 106
108
Bab 107
109
Bab 108
110
Bab 109
111
Bab 110
112
Bab 111
113
Bab 112
114
Bab 113
115
Bab 114
116
Bab 115
117
Bab 116
118
Bab 117
119
Bab 118
120
Bab 119
121
Bab 120
122
Bab 121
123
Bab 122
124
Bab 123
125
Pengumuman Season

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!