Selamat membaca readers tersayang, jangan lupa dukungan nya Like, komentar dan Vote nya agar Aru semakin semangat dalam berkarya. Untuk yang selalu mendukung karya Aru. Aru ucapkan terima kasih banyak.. Lopelope sekebon toge pokoknya hehehe.. Lanjut ke cerita.
Mencari aku?? Siapa Ma?" Tanya Putri bingung. Karena setahu dirinya, ia tak pernah memberitahukan alamat rumahnya kepada teman-teman kampusnya.
"Emm namanya Firman kalau gak salah." Ucap widia sambil melangkah kan kakinya masuk kedalam rumah.
"Firman.." Gumam Putri mencoba mengingat nama itu yang seolah tak asing mendengarnya.
"Sepertinya Putrinya Bunda terkena amnesia dadakan." Goda Widia sambil menyenggol bahu Putri.
"No no no,, Bunda garing tahu!"
"Emangnya Bunda kerupuk di bilang garing!"
"Ish ish ish sejak kapan Bunda jadi pintar memutar balikkan kata!"
"Sejak kamu berada di rahim Bunda dan tumbuh besar bersama Bunda."
"Aaahhh Bundaaa." Putri memeluk Widia dengan erat sambil menciumi pipi Widia berkali-kali.
"Eh sudah sudah.. Jangan di ciumin terus Bundanya nanti bisa babak belur bundanya." Ucap Anton yang baru keluar dari kamarnya.
"No no no, Bunda akan Putri buat babak belur dengan cinta dan kasih sayang Putri, muach muach muach." Putri melanjutkan aksinya menciumi Widia.
"Udah sana mandi, bau tahu.. Nanti Bunda kamu bisa enek nyium bau keringat kamu." Anton melepaskan pelukan Putri sehingga membuat Putri memajukan bibirnya.
"Bilang aja kalau Ayah iri weeee." Putri menjulurkan lidahnya dan berlari ke kamarnya.
"Tahu aja kalau Ayahnya iri hehehehe." Anton cengengesan dan hendak memeluk Widia. Namun Widia langsung menutup hidungnya dan menghindari Anton.
"Kenapa yank?" Tanya Anton bingung. Kemudian Widia lari ke kamar mandi untuk melepaskan mualnya. Anton menciumi tubuhnya. Di angkatnya kedua tangan dan di ciumi stu persatu.
"Gak bau kok." Gumam Anton. Namun ia langsung menepuk jidatnya saat mengingat Widia mual apabila mencium bau parfumnya. Ia pun langsung pergi ke kamarnya dan langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya lagi.
Putri yang sedari tadi mengintip dari balik pintu kamarnya tertawa melihat tingkah Ayahnya.
"Hahahaha syukurin! Emang enak mandi lagi hahhaaha." Putri tertawa kegirangan. Ia menari-nari kesana kemari. Namun ia malah tersandung meja riasnya dan akhirnya terjatuh.
"Aduuuhh." Rengek Putri sambil meringis memegangi kakinya yang sakit akibat tersandung kaki meja.
"Kualat nih aku ah,, maafin Putri ya Ayah udah ngetawain Ayah tadi.." Putri mengatupkan kedua tangannya dan menunduk seakan di hadapannya ada seseorang. Ia pun langsung berdiri dan mengambil handuk kemudian pergi ke kamar mandi.
Setelah Widia menuntaskan isi perutnya yang mual tadi. Ia pun berbaring di tempat tidur dengan lemas. Sementara Anton masih membersihkan dirinya agar tak ada lagi aroma parfum yang di benci Widia saat ini.
"Maafkan aku ya sayang." Ucap Anton setelah selesai membersihkan diri dan menghampiri Widia sambil berjongkok di bawah tempat tidur.
Anton mengusap kening Widia dengan lembut. Widia pun tersenyum ke arah Anton.
"Aku yang seharusnya minta maaf, kamu sampai mandi berkali-kali."
"Gak papa sayang, yang penting kamu dan anak kita bisa senang." Anton mengelus perut Widia dengan lembut. Kemudian mengecup lembut kening Widia.
Anton merebahkan tubuhnya di samping Widia dan memeluk Widia. Senyum bahagia nampak di wajah keduanya.
***
Keesokan harinya Putri sudah bersiap pergi ke kampus. Kali ini ia pergi bersama David. Pagi-pagi sekali David sudah datang ke rumah Putri. Ia pun sudah bergabung di meja makan untuk sarapan bersama. David sudah terbiasa makan bersama keluarga Putri. Bahkan keakraban mereka sangat membuat iri orang yang ingin mencoba dekat dengan Putri. David merasa senang bisa berkenalan dan menjadi seorang yang spesial di hati Putri. Karena kebaikan keluarga Putri yang sangat membuatnya nyaman.
"Putri berangkat dulu ya Bun." Putri menyelesaikan sarapannya dan langsung menyalami semuanya sambil mencium pipi Widia, Anton dan Teh Ani. David pun bersikap sama. Ia menyalami keluarga Putri sambil tersenyum.
"Dah Bunda, Ayah, Nenek. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam jawab mereka serempak.
David pun mengendarai mobil nya dengan kecepatan sedang. Ia terus tersenyum dan menggenggam tangan Putri.
"Kamu udah gila ya honey?" Tanya Putri yang membuat David langsung cemberut
"Ya aku sudah gila! Terus kenapa kamu mau sama orang gila!" David terlihat sedikit kesal.
"Karena kegilaanmu membuat aku semakin cintaaa." Putri mulai menggombali David dan membuat David menghentikkan laju mobilnya dan langsung mencium bibir tipis Putri. Putru pun membalas ciuman David dengan senang.
Cukup lama mereka saling berpagutan. Kemudian Putri pun melepaskan ciuman David dan langsung melingkarkan kedua tangannya di leher David.
"Jangan sering-sering! Nanti ada syaiton dan akhirnya akan kebablasan!" Putri mencolek huding mancung David.
"Kalau gitu aku akan segera menghalalkan kamu."
"Aku gak mau kamu menghalalkan aku karena sudah kebablasan!" Putri langsung melepaskan tangannya yang tadi melingkar di leher David. Ia menyilangkan kedua tangannya di atas dadanya sambil cemberut.
"No no no beb, Aku gak akan merebut mahkota kamu sebelum kamu resmi menjadi milikku, karena aku sangat menyanyangi dan mencintaimu." David mencium kening Putri dan memeluknya. Putri membalas pelukan David dan tersenyum senang mendengarkan penuturan David. David pun kembali melajukan kemudi mobilnya dan melanjutkan perjalanannya ke kampus.
***
"Kenapa sampai sekarang gadis ngeselin itu belum ngehubungin aku lagi ya, apa Mamanya belum ngasih tahu dia tentang aku yang kemarin ke rumahnya. Hemm apa mungkin dia sengaja menghindariku? Heh, Aku sungguh tertarik dengan gadis ini. Aku harus bisa mendapatkan hatinya." Firman terus berspekulasi tentang Putri. Ia begitu penasaran karean Putri tak bereaksi sedikitpun terhadapnya. Ia pun berniat menemui Putri lagi di rumahnya setelah pulang dari kantornya.
***
Keyzia pergi ke kampus di antarkan Ferdi. Akhir-akhir ini Ferdi selalu pergi kekantor setelah mengantarkan Keyzia. Sementara Amel hanya bisa terus-terusan menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang. Ia selalu pergi bersama teman-temannya untuk sekedar mengisi kekosongan dalam hidupnya.
"Mel, kita kemana sekarang? Emm gimana kalau kita pergi main ke taman margasatwa untuk nengokin uwa kamu." Ucap Dian teman Amel.
"Hemm yaudah ayokk.. Tapi mampir ke supermarket dulu ya, aku haus nih mau beli beberapa minuman dan cemilan untuk disana biar gak boring." Amel menatap jalanan sambil menyetir mobilnya. Ada dua orang temannya yang ikut bersama nya. Dian dan Hana.
Amel memarkirkan mobilnya di halaman parkir setelah melihat sebuah supermarket. Ia dan teman-temannya turun dari dalam mobil sambil tertawa riang. Amel mulai memilih-milih makanan ringan fan mengambil minuman kemudian memasukkannya di dalam trolly yang ia bawa. Setelah selesai ia pun membayar dengan kartu kredit yang di berikan Ferdi.
Walaupun Ferdi mengacuhkan Amel. Namun ia tetap memberikan tunjangan untuk kelangsungan hidup keluarganya. Walaupun Amel tidak pernah mengurus benar keperluan Ferdi. Karena Ferdi sendiri yang tak mau di urusi Amel.
Amel pun berjalan keluar dari supermarket, namun ia tak sengaja bertabarakan dengan seorang wanita.
"Maaf maaf." Ucap Mereka berbarengan. Namun nampak wajah tegang terlihat di wajah Amel saat melihat seseorang yang berdiri di depannya.
"Kamuu..!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Momy
pasti yg bertabrakan ma amel widia karena mana mungkin amel bertabrakan sama aku thor
2020-12-29
1
❤️YennyAzzahra🍒
Semangattt
2020-11-13
0
𝗩⃝🌟Sitirah🍓🍒🐉❤🕊️𝕯🐒💳🏁
hmmm
2020-11-10
1