Kenapa selalu kesal dengan Anton

Bundaa sudah selesai belum, hayuk kita makan. Nenek sudah menunggu." Putri mengetok-ngetok pintu kamar mandi. Widia pun akhirnya keluar dari kamar mandi sambil mengelap keringat yang membasahi dahinya.

"Sudah hayook." Ajak Widia sambil terus memegangi perutnya.

Widia pun duduk di meja makan. Ia bersikap biasa saja. Anton yang sudah selesai mandi pun langsung bergabung di meja makan. Anton terus menatap ke arah Widia dengan tatapan yang sulit di artikan. Sementara Widia malah seperti mengacuhkan Anton. Putri dan Teh Ani yang melihatnya jadi merasa tidak enak kepada Anton.

"Aku udah selesai, aku ke kamar duluan ya." Widia langsung pergi dari meja makan tanpa menunggu jawaban dari semua keluarga.

"Ma, Widia kenapa? Kok kayaknya benci banget sama Anton?" Tanya Anton yang merasakan kebencian Widia.

"Mama juga gak tahu Ton." Ucap Teh Ani sambil memandang Anton dengan senyuman yang di paksakan.

"Yaudah Anton nyusul Widia dulu ya Ma." Anton hendak bangun dari duduknya namun Putri mencegahnya.

"Ayah gak di habisin makan malamnya? Ayah kan baru makan beberapa suap." Putri terlihat cemberut

"Tapi Bundamu..." Anton menatap kamarnya dengan gusar.

"Ayah tenang saja, Bunda hanya perlu istirahat. Kalau Ayah menghampiri Bunda sekarang yang ada Bunda semakin menjauhi Ayah. Karena.." Putri hampir saja keceplosan dan pasti akan mendapatkan amarah widia. Iangsung menutup mulutnya dengan tangannya dan memandang Teh Ani yang sudah menatapnya dengan tajam.

"Karena apa?" Tanya Anton penasaran.

"Widia lagi sakit, jadi sebaiknya kamu ngertiin kondisi dia." Teh Ani membuat Anton sedikit mengerti. Namun ia masih penasaran dengan ucapan Putri. Apakah ada sesuatu yang tidak ia ketahui? Ahh semua itu membuat ia semakin mengkhawatirkan Widia.

Di kamar, Widia merasa tak enak karena telah menghindari Anton. Namun ia sendiri tak mengerti mengapa ia menjadi kesal saat melihat Anton. Namun sekarang ia malah ingin berada di pelukan Anton. Widia pun memegangi perutnya sambil cemberut.

Kenapa kamu seperti ini sama Ayah kamu Nak, bantu Bunda dong agar Bunda bisa membuat surprise untuk Ayah, kalau kamu terus membuat Bunda menghindari Ayah kamu. Lama kelamaan Ayah kamu akan curiga terhadap Bunda Nak. Gumam Widia dalam hati sambil terus memegangi perutnya.

"Kamu udah tidur Sayang??" Tanya Anton saat membuka pintu kamarnya.

"Belum." Jawab Widia singkat sambil tersenyum ke arah Anton. Anton pun merasa lega saat melihat senyuman Widia.

"Apa kamu masih gak enak badan?" Tanya Anton sambil duduk di samping tempat tidur dan menggenggam jemari Widia.

"Gak ko Ton, aku baik-baik saja. Hanya sedikit masuk angin kayaknya." Widia pun menepukkan tangannya di sampingnya mengisyaratkan agar Anton untuk berbaring di sampingnya. Anton pun tersenyum dan mengikuti kemauan Widia. Widia langsung memeluk Anton dan membenamkan kepalanya di dada bidang Anton. Anton pun membelai rambut Widia dan mengecup kening Widia dengan sangat lembut.

Untung dia gak pake parfum itu, kalau gak... Haduuuhh bisa mual lagi aku di buatnya. Makasih ya Nak, kamu sudah mau bekerja sama dengan Bunda. Gumam Widia dalam hati. Ia pun tertidur dalam pelukan Anton.

***

Amel sedang berdandan di meja riasnya. Ia merasa senang dengan perubahan sikap Ferdi ke Keyzia. Mungkin dia juga akan mulai mencintai Amel lagi seperti dulu. Pikir Amel dalam hati. Wajahnya nampak ceria. Namun sudah beberapa jam ia menunggu Ferdi tak kunjung masuk ke dalam kamarnya. Ia pun akhirnya keluar dari kamarnya dan mencari keberadaan Ferdi.

Amel membuka pintu kamar Keyzia. Namun ia tak menemukan Ferdi. Ia hanya melihat Keyzia yang tidur dengan lelapnya. Kemudian ia mencari Ferdi di ruang kerjanya. Benar saja Ferdi sedang tertidur disana. Amel pun merasa kesal ia berbalik dan membanting pintu ruangan kerja Ferdi dengan sangat kencang sehingga Ferdi tersentak dari tidurnya.

"Apa-apaan sih kamu. Tengah malam malah membanting pintu sekeras itu!" Teriak Ferdi dengan emosi.

"Kamu sendiri kenapa tidur di ruangan ini? Apa kamu selamanya akan tidur diruangan ini?" Amel tak kalah sewot

"Kamu kenapa sih. Apa kamu ngigau? Sudah sejak lama aku tidur disini! Apa kamu lupa ingatan dalam sekejap." Ferdi meneruskan tidurnya. Ia memejamkan matanya kembali. Sementara tangis Amel tak terbendung lagi. Ia pun berlari ke dalam kamarnya.

"Kenapa kamu selalu menperkakukan aku seperti ini kenapa? Kenapa kamu masih belum mau menerima kehadiran aku! Dahulu kamu sangat mencintai aku.. Sebelum kemunculan wanita sialan itu kamu hanya mencintai aku!! Aaaaarrrrggggh." Amel berteriak dan melemparkan segala isi di atas meja riasnya hingga berhamburan dimana-mana.

Keyzia yang terbangun karena teriakan Amel pun hanya bisa ikut bersedih saat melihat Mamanya yang menangis frustasi seperti itu. Ia mengutuk orang yang telah membuat keluarganya menjadi seperti ini. Tiba-tiba saja wajahnya jadi menegang dan tangannya mengepal keras.

***

Keesokan harinya Putri sudah bersiap untuk pergi ke kampus. Namun karena terburu-buru ia pun menjatuhkan kartu nama yang waktu itu di berikan oleh lelaki misterius yang telah menolongnya. Putri pun memungut kartu nama itu dan langsung teringat akan janjinya kepada Firman.

"Ya Allah aku lupa, aku harus mentraktir lelaki itu untuk membalas kebaikannya. Nanti siang aja dech aku hubungin dia." Gumam Putri yang langsung bergegas pergi ke meja untuk sarapan.

"Pagi semua.." Sapa Putri yang langsung duduk di meja makan.

"Loh kok Bunda gak ada Yah, Bunda kemana?" Tanya Putri yang tidak melihat Bundanya.

"Bunda mu masih kurang enak badan jadi dia belum mau sarapan. Bunda malah nyuruh Ayah sarapan terlebih dahulu." Ucap Anton sambil mengoles rotinya dengan selai stroberry.

"Kalau Nenek?"

"Nenek mu lagi menemani Bunda."

"Oh." Putri manggut-manggut tanda mengerti.

"Oh ya Yah bisa gak kalau Putri ke kampus duluan."

"Emangnya kenapa?" Tanya Anton heran

"Putri udah hampir terlambat." Rengek Putri

"Yaudah ayuk Ayah antar saja." Ucap Antin sambil berdiri dan menyudahi sarapannya.

"Loh kok gak diterusin sarapannya?" Tanya Putri lagi sambil menatap roti yang baru saja Anton makan dengan satu gigitan saja.

"Gak papa, Ayah sudah kenyang kok. Hayuk nanti kamu terlambat." Anton pun melangkah lebih dahulu.

"Putri pamit ke Bunda dulu ya Yah."

"Gak perlu, kalian berangkat saja. Widia lagi gak mau di ganggu." Ucap Teh Ani yang baru saja keluar dari kamar Widia.

"Hemm yaudah kalau gitu Putri pamit ya Nek, Assalamualaikum." Pamit Putri sambil mencium punggung tangan Teh Ani begitu juga Anton ikut mencium punggung tangan Mertuanya kemudian langsung pamit untuk bekerja.

"Waalaikumsalam." Balas Teh Ani sambil memandangi cucu dan menantunya yang pergi tanpa pamit kepada Widia. Setelah mendengar suara mobil suaminya menjauh Widia pun keluar dari kamarnya.

"Sudah pada pergi Ma?" Tanya Widia sambil menengok ke arah depan halaman rumahnya.

"Sudah, ayok sekarang kamu sarapan! kasihan janin kamu, dia butuh nutrisi yang banyak." Widia mengangguk pelan dan menuju ke meja makan. Ia sarapan bersama Teh Ani.

"Aneh ya Ma, Kalau aku mencium bau parfum Anton aku langsung mual, dan aku selalu kesal saat melihatnya." Ucap Widia sambil memakan rotinya yang sudah di berikan selai coklat.

"Namanya juga ibu hamil."

"Tapi saat hamil Putri, aku gak merasakan hal seperti itu." ucap Widia lagi.

"Hormon setiap ibu hamil itu berbeda-beda. Tapi itu semua normal kok. Yang penting kamu harus selalu menjaga asupan nutrisi untuk janin yang kamu kandung."

"Iya Ma, makasih." Widia pun meminun susu yang sudah di sediakan.

"Emm nanti aku mau beli susu ibu hamil ya Ma." Ucap Widia.

"Apa perlu Mama antar?"

"Ah gak perlu Ma, Widia bisa kok sendiri."

"Yasudah, tapi kamu harus hati-hati. Karena usia kandungan kamu itu masih rentan." Ucap Teh Ani sehingga membuat Widia tertawa.

"Kok malah tertawa?" Tanya Teh Ani kebingungan.

"Mama gak inget apa kalau aku juga sudah pernah mengandung dan melahirkan Putri." Ucap Widia yang seketika membuat Teh Ani merasa bersedih.

"Loh Mama kenapa jadi sedih?" Tanya Widia kebingungan saat melihat perubahan dari ekspresi Mama tirinya itu.

"Seandainya saja Mama juga bisa merasakan indahnya mengandung dan melahirkan." Tiba-tiba saja buliran air mata Teh Ani mengalir di kedua pipinya. Widia yang melihatnya jadi tak enak hati. Ia pun menghampiri Teh Ani dan langsung memeluknya.

"Aku disini mah, aku anak mama. Walaupun Mama bukan Mama kandung Widia. Tapi Widia sudah menganggap Mama seperti Mama kandung Widia." Teh Ani pun menggengam tangan Widia yang berada di depan lehernya.

Terpopuler

Comments

Misik Japar

Misik Japar

dulu sam ferdi manggilnya mas,skrng sm anton yg sdh bnyak brkorban manggilnya mala ton..ton mange si anton kertan karton

2020-11-09

3

Dian Anggraeni

Dian Anggraeni

Teh Ani wanita yang mulia ya Tor 😘😘😘💐🌹🌹

2020-11-08

3

Dewi Ws

Dewi Ws

like

2020-10-31

1

lihat semua
Episodes
1 Kembalinya Putri
2 Hari pertama ke kampus
3 Lelaki misterius
4 positif
5 Kebahagiaan Keyzia
6 Kenapa selalu kesal dengan Anton
7 Apes
8 Salah paham
9 Terpesona
10 David
11 Menjadi Teman
12 Mati aku..
13 Di antar pulang
14 Halalkan aku
15 Luka lama
16 Bagaimana pun juga aku lelaki normal
17 Keyzia
18 Keyziaa
19 Gugup
20 perkenalan resmi
21 PUTRI KEYZIA COMEBACK
22 Sakit hati
23 Hampir saja
24 Lain kali janji yah
25 kebahagiaan dan kesedihan
26 seandainya itu nyata adanya
27 bagai disambar petir
28 kecelakaan
29 menjenguk Amel
30 kepribadian ganda
31 Bel pengganggu
32 Dasar cowok
33 kalian saling kenal
34 Kakak Iparr
35 Jangan panggil kakak ipar
36 Nenennnnnggg !!!
37 Ada apa dengan David
38 Putri terjatuh dan tak sadarkan diri
39 Mencari keberadaan Putri
40 Akhirnya Putri kembali
41 Sam suami Neneng
42 Ke rumah David
43 Kenapa rasanya aneh
44 Diam-diam memperhatikan
45 Apa kamu menyukai ku?
46 Siapa Ayah kandungku
47 Putus???
48 Gosip kampus
49 Kedatangan Pak Irfan
50 Maafkan Opa
51 Akhirnya terbongkar
52 Bukan salah mereka
53 Perasaan Putri dan Keyzia
54 Terkejut
55 Bibir ku terkontaminasi
56 Wajah Amel
57 Luka Putri
58 Ke rumah Firman
59 Sama sama terkejut
60 Perasaan kurang nyaman
61 Kabar duka
62 Menginap di rumah Ferdi
63 Berusaha mendapatkan kembali
64 Sarapan bersama
65 Jangan lupa bahagia
66 Bertemu di Cafe
67 Makan bersama
68 Aku menyukaimu
69 Akhirnya berhasil
70 Telpon lagi telpon lagi
71 Sama sama terluka
72 Menikahlah dengan ku
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Kembalinya Putri
2
Hari pertama ke kampus
3
Lelaki misterius
4
positif
5
Kebahagiaan Keyzia
6
Kenapa selalu kesal dengan Anton
7
Apes
8
Salah paham
9
Terpesona
10
David
11
Menjadi Teman
12
Mati aku..
13
Di antar pulang
14
Halalkan aku
15
Luka lama
16
Bagaimana pun juga aku lelaki normal
17
Keyzia
18
Keyziaa
19
Gugup
20
perkenalan resmi
21
PUTRI KEYZIA COMEBACK
22
Sakit hati
23
Hampir saja
24
Lain kali janji yah
25
kebahagiaan dan kesedihan
26
seandainya itu nyata adanya
27
bagai disambar petir
28
kecelakaan
29
menjenguk Amel
30
kepribadian ganda
31
Bel pengganggu
32
Dasar cowok
33
kalian saling kenal
34
Kakak Iparr
35
Jangan panggil kakak ipar
36
Nenennnnnggg !!!
37
Ada apa dengan David
38
Putri terjatuh dan tak sadarkan diri
39
Mencari keberadaan Putri
40
Akhirnya Putri kembali
41
Sam suami Neneng
42
Ke rumah David
43
Kenapa rasanya aneh
44
Diam-diam memperhatikan
45
Apa kamu menyukai ku?
46
Siapa Ayah kandungku
47
Putus???
48
Gosip kampus
49
Kedatangan Pak Irfan
50
Maafkan Opa
51
Akhirnya terbongkar
52
Bukan salah mereka
53
Perasaan Putri dan Keyzia
54
Terkejut
55
Bibir ku terkontaminasi
56
Wajah Amel
57
Luka Putri
58
Ke rumah Firman
59
Sama sama terkejut
60
Perasaan kurang nyaman
61
Kabar duka
62
Menginap di rumah Ferdi
63
Berusaha mendapatkan kembali
64
Sarapan bersama
65
Jangan lupa bahagia
66
Bertemu di Cafe
67
Makan bersama
68
Aku menyukaimu
69
Akhirnya berhasil
70
Telpon lagi telpon lagi
71
Sama sama terluka
72
Menikahlah dengan ku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!