Setelah panjang kali lebar, materi yang di jelaskan Yunita dosen cantik itu pun selesai. Ia menurunkan sedikit kacamatanya dan melirik ke arah Remon sebentar dan bertatapan dengan Remon. Kemudian ia pun mengakhiri kelasnya siang itu. Setelah Yunita keluar dari kelas, Remon dengan cepat langsung berlari keluar.
"Kenapa dia??" Tanya Putri kepada Neneng
"Biasa, dia itu kan pacarnya Bu Yunita." Ucap Neneng sambil merapikan buku-bukunya.
"Oh waw, Jadi diaa.." Ucap Putri yang terpotong karena keterkejutannya.
"Gak usah terkejut seperti itu kali Put, walaupun Bu Yunita itu Dosen kita, tapi umurnya gak beda jauh kok sama kita. Hanya otaknya saja yang melampaui kita-kita ya enggak teman-teman." Ucap Herma kepada teman-temannya dan di jawab dengan anggukan para ladies and gentlemen hahaha.
"Masa sih??" Tanya Putri lagi masih tak percaya.
"Makanya kamu jangan deket-seket sama si Re." Ucap Tika sambil menepuk bahu Putri.
"Karena Re udah di stempel sama Bu Yunita.." Tawa Nara dan teman-temannya.
Putri merasa senang karena ia mengenal teman-teman yang langsung akrab dengannya. Ia pun tersenyum bahagia. Namun senyumnya seketika hilang saat melihat Keyzia yang terus menatapnya seakan tak suka kepadanya.
"Hai.." Sapa Putri dengan senyuman di wajahnya, teman-teman baru Putri pun langsung mengedarkan pandangan ke arah Keyzia dan langsung memasang wajah tak suka saat melihat Keyzia.
Bukannya menjawab Keyzia malah pergi dari tempat duduknya dengan wajah yang cemberut.
"Di kenapa?? Kayaknya gak suka banget sama aku." Ucap Putri kepada teman-temannya.
"Aaah sudah gak usah dipikirkan dia emang sudah terbiasa seperti itu." Ucap Erlin
"Iya, apalagi kalau teman baiknya gak masuk. Dia emang selalu sendiri kalau Yenny gak masuk." Ucap Maylea
"Oh iya kenapa Yenny gak masuk ya hari ini?" Tanya Anwar tiba-tiba yang sedari tadi ikut nyempil di antara para gadis.
"Ish ish ish, kenapa kamu masih di sini sih, ikut-ikutan aja." Ucap Nara cemberut. Kemudian semua pun tertawa melihat kekonyolan Nara.
"Udah-udah, kenapa kita jadi di sini terus. Emangnya kalian semua gak mau pada pulang apa?" Tanya Neneng yang sudah siap untuk berdiri.
"Ya pulang lah, masa mau nginep." Herma langsung menggandeng lengan neneng.
"Oh ya Put kamu tinggal dimana?" Tanya Tika
"Emm di daerah mana ya aku lupa soalnya aku baru pulang semalem dari negara xx. Jadi masih kurang tahu tentang daerah di sini." Kata Putri yang berhasil membuat teman-temannya terkejut. Karena Putri ternyata pindahan dari luar negeri.
"Emm yaudah dech, aku duluan ya! takut ayah aku udah jemput byee." Putri pun pergi meninggalakan teman-temannya yang masih terdiam teroalu dengan penuturan dari Putri.
Putri melangkah keluar dari kampus. Ia menunggu Anton sambil sesekali melihat jam di tangannya. Namun tanpa di duga sebuah mobil hampir menabraknya kalau saja ia tak melihat mobil yang hendak mengarah ke arahnya.
"Ya ampun.. Gila kali ya nyetir sembarangan!" Umpat Putri karena kesal dan terkejut. Si pemilik mobil pun menghentikkan mobilnya dan langsung keluar dari mobil untuk menghampiri Putri.
"Ma maaf saya gak sengaja." Ucap lelaki itu yang ternyata Ferdi.
"Makanya kalau nyetir hati-hati pak, kalau ngantuk mending istirahat dulu, kalau sampai ada yang terluka karena ulah bapak bagaimana?" Putri terus nyerocos tanpa henti. Sementara orang yang dia omelin hanya diam terpaku menatap Putri dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Eh.. malah bengong. Pak, bapak denger gak sih apa yang saya ucapkan." Teriak Putri hingga membuyarkan lamunan Ferdi.
"Eh iya maaf, sekali lagi saya minta maaf. Oh ya apa anda terluka?" Tanya Ferdi yang terlihat cemas.
"Gak." Jawab Putri singkat sambil menyilangkan kedua tangannya di atas dadanya.
"Saya Ferdi." Ucap Ferdi sambil menjulurkan tangannya ke depan.
"Emang saya ngomong panjang kali lebar buay kenalan sama bapak?? Ish." Putri meninggalkan Ferdi sambil bergidik ia mengira kalau Ferdi adalah om-om cabul yang hendak mendekatinya.
"Kenapa aku melihatnya seperti melihat Widia. Ahh kenapa aku jadi merasa dekat dengan gadis itu." Gumam Ferdi dalam hati sambil terus melihat punggung Putri yang terus menjauh dari pandangannya.
"Dasar tua-tua gila, emangnya aku bisa dengan mudah di tipu sama dia. Emang sih mukanya ganteng tapi sayangnya udah tua. Segala mau ngajakin kenalan lagi. Nanti pasti dia minta no hp bla bla bla.. Oh no no no." Putri mengoceh sendiri sambil berjalan. Kemudian ia pun merasa capek karena berjalan terus dari tadi. Ia bahkan langsung kaget saat mengetahui kalau ia sudah berjalan jauh dari kampus dan tak tahu ada dimana sekarang.
Ia pun dengan cemas langsung meraih ponselnya di dalam tasnya. Namun ia kesal saat tahu ponselnya mati karena kehabisan batre.
"Sial, kenapa malah mati sih, Bundaaaa Putri nyasar.. Semua ini gara-gara lelaki itu huahuahua." Rengek Putri sambil mengutuk kebodohannya sendiri.
Putri pun duduk di deket taman sambil melihat sekelilingnya yang terlihat sepi. Dia pun mulai ketakutan akan hal buruk yang bisa saja menghampirinya. Membayangkan semua itu membuat Putri menangis sekenceng-kencangnya. Kebetulan ada sebuah motor yang melintas dan langsung berhenti tepat di depannya.
"Hei, udah lama gila nya? nangis di jalanan." Kata lelaki itu yang masih menggunakan helm
"Kamu yang gila, ngapain nanya orang gila." Putri semakin menangis kencang.
"Eh malah kenceng lagi nangisnya." Gumam lelaki itu. Di saat ia hendak kabur tiba-tiba dari kejauhan terlihat ada sekumpulan pria yang terlihat sedang mabuk-mabukkan. Karena terlihat dari cara jalan mereka. Ia pun langsung menarik tangan Putri. Putri yang terkejut langsung melotot ke arahnya.
"Mau apa kamu?? Tolong... tolong.." Teriak Putri namun langsung di bekap oleh lelaki itu.
"Diam,, kalau gak kamu mau jadi santapan para pria yang sedang mabuk itu??" Tanya lelaki itu sambil membuat kepala Putri melihat ke arah segerombolan pria yang kini sudah semakin dekat. Putri pun melotot sambil menggeleng-gelengkan kepalanya kemudian langsung duduk di belakang lelaki itu dan memeluknya dengan erat karena ketakutan.
Mereka pun pergi meninggalkan tempat itu. Putri yang masih ketakutan terus memeluk lelaki itu dengan sangat erat.
"Rumah kamu dimana?" Tanya lelaki itu
"Di jalan bla bla bla." Ucap Putri yang masih ketakutan.
Setelah setengah jam, akhirnya Putri tiba di depan rumahnya. Lelaki itu pun menghentikkan laju motornya.
"Turun!" Perintah lelaki itu
"Katanya kamu mau anterin aku ke rumah." Kata Putri yang masih memejamkan kedua matanya karena takut.
"Makanya buka matanya. Apa mau aku anterin ke tempat tadi lagi?? Tanya Lelaki itu.
Putri pun membuka matanya dan langsung senang saat tahu sudah berada di depan rumahnya.
"Aahhh akhirnya aku bisa pulang juga." Putri kegirangan sambil menggoyangkan tubuhnya sehingga motor Lelaki itu ikut bergoyang.
"Hei cepetan turun!" Ucap lelaki itu lagi. Putri pun turun dan langsung tersenyum ke arah lelaki itu.
"Makasih ya." Kata Putri
"Kalau mau berterima kasih, kamu harus traktir aku makan."
"Apa?? oh ok." Kata Putri sambil tersenyum tipis.
"Ini kartu nama aku kalau kamu sudah bisa menentukkan kapan kamu bisa traktir aku, kamu bisa langsung hubungi aku." Lelaki itu pun langsung pergi meninggalkan Putri tanpa menunggu jawaban dari Putri. Putri pun hanya bisa menghela nafas panjang dan menatap kartu nama yang di berikan lelaki tadi.
"Firman??" Tanya Putri kepada dirinya sendiri. Ia pun kemudian masuk ke dalam rumahnya dengan perasaan yang bahagia. Karena ia bisa pulang ke rumah dengan selamat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Dian Anggraeni
Wah pemainnya nama athor di GC semua hahaha...mantappp 👍👍👍👍
2020-11-01
3
Dewi Ws
like.
2020-10-31
1
W⃠🦃𝖆𝖑𝖒𝖊𝖎𝖗𝖆 Rh's😎
jangan suka ngambek ya kayak Al-miera
2020-10-30
0