Dibuka nya surat penawaran itu, disitu tertulis bahwa PT. Alisya Sejati mengajak perusahaannya bekerja sama dalam sebuah proyek pembangunan Hotel bintang lima.
Dibukanya lembar selanjutnya, terdapat kontak dan alamat email PT. Alisya. Segera Haris mencatat dan menyimpan di buku catatan, kemudian membereskan meja kerja dan keluar dari ruangan.
"Tolong hubungi alamat email ini, katakan kalau perusahaan kita setuju bekerja sama dengan mereka" Ucap Haris kepada Clarissa sambil memberikan sebuah buku catatan dan berkas yang diberikan Indra tadi
"Baik pak" Balas Clarissa
Jam sudah menunjukan waktunya pulang, Haris memandang kaca jendela ruang kerjanya. Dilihatnya cuaca mendung berangin seperti akan turun hujan.
"Sa, minggu depan gue mau ngajuin cuti kira-kira diterima gak ya?" Ujar Aldo
"Mau cuti kemana lo?" Jawab Lisa
"Cuti ngelahirin ya cie-cie haha" Sahut Reza
"Gue ada urusan keluarga" Balas Aldo
"Ya coba aja dulu ajuin, kalau keterima ya sukur kalau ditolak ya harus bersabar dan coba ajuin lagi minggu depannya hehe" Jawab Lisa
"Emang urusan apa? tumben lo pengen cuti. Cuti tahun kemaren aja gak lo ambil ampe hangus" Timpal Reza
"Ya ada deh, kali ini benar-benar urusan yang penting" Jawab Aldo
"Jadi penasaran gue" Balas Reza
Riana segera merapikan meja kerjanya setelah memandang cuaca diluar mulai tidak bersahabat, ia takut akan kehujanan pulang nanti.
" Mas Aldo, Mas Reza dan Mbak Lisa aku duluan ya. Aku takut kehujanan nanti dijalan" Ucap Riana
"Kamu mau bareng aku gak, rumah kita kan satu arah" Jawab Reza
"Nggak mas, makasih ya atas tawarannya. Sampai jumpa besok" Riana memasang jeketnya
"Ok, hati-hati ya dijalan" Ucap Lisa
Riana berjalan tergesa-gesa menuju lift ingin turun ke bawah, ia tidak sempat lagi melihat tombol lift mana yang ia tekan. Lift terbuka betapa terkejutnya Riana ternyata ada Haris di dalamnya.
Dilihatnya lagi lift tersebut, ternyata ia salah pencet tombol. Malah lift khusus Direktur yang ia tekan.
"Astagfirullah.. Maaf saya salah pencet tombol pak" Ucap Riana sambil memukul dahi nya
"Tidak apa-apa. masuklah" Ucap Haris
"Saya pakai lift sebelah aja pak" Riana membalikan badannya, ia benar-benar merasa ceroboh dan malu kali ini
"Masuklah tidak apa-apa. Kalau kamu memakai lift disebelah sendirian justru akan membuat listrik boros" Jawab Haris
Benar juga pikir Riana. Ia segera memasuki lift tersebut dengan segan, entah kenapa pertemuannya dengan Haris selalu saja dari hal yang tidak disangka.
Riana melirik Haris disampingnya, nampak Haris sedang menatap lurus pintu lift dengan tangan kedua belah memasuki saku celana. Ia nampak sempurna dengan bentuk dan tinggi badan yang ideal serta ditambah wajah yang memang sudah tampan, aroma khas parfum nya manyerbak memenuhi lift tersebut.
"Sebentar lagi akan turun hujan, apa akan ada angkutan umum yang lewat" Haris membuka percakapan
Riana sejenak berpikir apa orang disamping nya ini sedang berbicara dengannya, tapi tidak mungkin dengan yang lain karena hanya ia berdua di dalam lift dan yang dibahas pun tentang angkutan umum. Siapa lagi kalau bukan dia
"Mungkin ada pak, asal sabar untuk menunggu" Jawab Riana ragu
Baru saja Haris ingin menawarkan tumpangan, lift pintu terbuka dan Indra sudah didepan lift berdiri.
"Riana ternyata kau disini, aku mencarimu diruangan tapi kata teman-temanmu sudah turun aku takut kamu pulang duluan" Ucap Indra dengan wajah berbinar
"Astaga aku lupa kalau sudah berjanji akan pulang dengan Mas Indra" lirih Riana
"Jadi kau akan pulang bersama Indra?" Ucap Haris
"Iya pak, pak Indra akan mengantarku pulang" Jawab Riana dengan segan.
Kemudian Haris diam dan menunndukan kepalanya, hari ini ia dibuat kecewa untuk kedua kalinya. Ia merasa kalah start dari Indra
"Ayo Riana, sebentar lagi akan turun hujan dan jalanan akan gelap. Aku takut tidak maksimal mengendarai jika hujan turun" Ajak Indra menatap Riana
Riana hanya meanggukan kepalanya dan melirik sedikit kepada Haris, entah kenapa perasaannya menjadi tidak enak kepada atasannya itu melihat ekspresi wajahnya tiba-tiba berubah.
"Saya duluan pak, selamat sore" Ucap Riana
"Aku duluan ya Ris, kamu hati-hati dijalan" Tambah Indra
Tidak ada jawaban dari Haris ia hanya memandang kepergian mereka sampai meghilang dari pandangan lalu pintu lift tertutup dan Haris memutuskan untuk kembali keruangannya.
"Apa arti dari perasaan ini, kenapa hatiku merasa sedih dan kecewa meliat ia bersama yang lain. Padahal ia bukan siapa-siapa, pertemuan kami pun terbilang singkat. Tapi aku merasa sudah begitu lama mengenalnya. Sadar Haris kau tidak boleh menjadi lelaki lemah yang menyukai seseorang tanpa alasan" Gumam Haris
Ia duduk di kursi kerjanya sambil bersandar, tangannya membuka laci kerja dan nampak didalamnya ada sebuah kotak kecil berwarna biru. Dibukanya kotak itu, terlihat isinya sebuah gelang berwarna coklat. Dipegang dan ditatapnya ***** gelang tersebut.
"Ada seorang dalam hidupmu yang ketika ia pergi, maka ia juga membawa sepotong hatimu"
Teringat Haris akan kata-kata seorang penulis terkenal dan ia tersenyum. Memang benar ada nya, rasa rindu yang menyakitkan itu adalah rindu dengan orang yang sudah tidak ada di dunia ini lagi.
Hujan mulai turun rintik-rintik diluar, waktu sudah mulai memasuki senja.
"Mas kenapa berhenti disini, rumahku kan masih jauh" Ucap Riana
"Sebentar ya kamu tunggu disini" Jawab Indra
Terlihat Indra turun menggunakan payung menuju sebuah supermarket dan keluar membawa banyak bungkusan ditangannya.
"Ini buat cemilan kita dirumah" Jelas indra tersenyum
"Dirumah? kita? jangan-jangan mas Indra pengen mampir kerumah. duh mudah-mudahan dalam keadaan gak banjir" Ujar Riana dalam hati
Kontrakan Riana berada di kawasan rawan banjir karena terletak di dataran rendah. Bila musim penghujan seperti ini dapur nya sering tergenang, walaupun air yang menggenangi tidak terlalu dalam namun cukup membuat kontrakannya berantakan.
" Mas mau ikut ke dalam?" Tanya Riana, kini mereka sudah sampai di depan gang.
" Iya dong, masa kamu tega suruh aku pulang. Aku udah capek-capek anterin kamu, apa tamu gak dipersilahkan masuk?" Jawab indra dengan nada mengejek
Riana juga berpikir sangat tidak sopan jika tidak mengajak Indra masuk kerumahnya, apalagi dalam keadaan hujan seperti ini.
"Yaudah kamu parkirin mobil kamu disitu aja mas. Kita jalan kaki masuk ke dalam"
"Ok"
Mereka pun berjalan melewati gang, Indra memegang payung dan Riana membawa bungkusan makanan yang dibeli di supermarket tadi.
"Ini kontrakan aku mas, mungkin tidak sebesar rumahmu. Tapi aku nyaman tinggal disini" Ucap Riana sambil membuka kunci pintu rumah
Indra menatap sekeliling, meskipun hujan turun dan cuaca gelap namun masih dapat dilihat lingkungannya lumayan asri karena banyak tanaman-tanaman hijau serta pohon-pohon rindang disekitarnya.
Masuk ke dalam rumah juga nampak rapi dan bersih, walaupun perabotannya sudah usang namun masih sangat bagus dan bernilai jual. Riana merawat perabotan rumahnya dengan sangat telaten, hampir setiap hari ia membersihkannya dari debu nakal sampai ke sela-sela yang sempit. Hanya ini harta peninggalan orang tuanya, oleh sebab itulah ia harus menjaga nya dengan baik.
"Silahkan mas duduk dulu aku akan ganti baju dan membuatkan minum untukmu" Ucap Riana
Indra hanya menganggukan kepalanya. Ia kembali berdiri dan menjelajahi isi ruang tamu. Dilihatnya di samping lemari ada sebuah poto anak kecil bersama dua orang disampingnya sedang tersenyum, Indra yakin ini adalah Riana dan kedua orang tuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
@Deviya90
aku masih kangen thor..
2020-11-02
1