Hari ini adalah hari pertama Riana masuk bekerja, Ia sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan telaten. Ia tidak perlu membeli baju baru untuk bekerja, karena sewaktu kuliah dulu ia memang sering menggunakan rok span, kemeja dan blazer untuk pergi kuliah.
" Bismillah semoga hari ini lancar. Hari memang sedang mendung di luar tapi bukan berarti hujan " Senyum Riana sambil menggunakan jaket untuk melindungi udara dingin di luar.
Sesampainya di depan gang rumah ia menunggu angkutan umum, namun sayangnya sudah 10 menit berlalu tidak ada satupun angkutan umum yang lewat.
'' Ya ampun kalo begini aku bisa terlambat lagi"
Dan tiba-tiba tik..tik..tik..
hujan pun turun perlahan semakin lama semakin deras. Memang saat ini sedang memasuki musim penghujan, jadi tidak ada salahnya untuk membawa payung kemana saja ketika pergi agar tidak menyesal.
Riana pun berlari kecil untuk mencari tempat berteduh, jaket yang digunakannya dipakai untuk melindungi kepala nya. Ingin kembali kerumah pun sudah tidak mungkin, justru akan memperlambat waktunya.
" Ya Allah gimana ini, pake acara hujan lagi "
Gerutu Riana. Wajahnya kusut masam memikirkan waktu jam kantor hanya sekitar 30 menit lagi. Padahal bisa saja bila ia ingin menaiki taksi tapi mengingat biaya nya yang cukup mahal Riana pun mengurungkan niatnya, kalo saja jarak kantor dari rumahnya dekat mungkin ia lebih memilih jalan kaki. Mau pakai ojek, mana mugkin saat hujan seperti ini. Dan entah kenapa tidak ada satu orangpun yang ikut berteduh bersama Riana, benar-benar apes hari ini.
Riana hanya memandangi butiran-butiran hujan yang turun dari langit, ia terus membatin dalam hatinya, kenapa tidak pernah ada rencana yang berjalan sesuai keinginannya selama ini. Kenapa harus selalu ada halangan yang merintang, ia terus bergumam sendiri. Hujan yang turun begitu lebat dan angin yang bertiup kencang menambah suasana betapa malangnya nasib seorang Riana. Ia tidak punya keluarga, tidak punya saudara bahkan teman untuk diajak bicara. Semenjak Ayahnya meninggal, hidup Riana kini benar-benar sendirian. Bukan ia tidak mempunyai teman, hanya saja ia menghindar dari teman-temannya. Ia tidak percaya diri untuk berteman akrab dengan orang lain sebab ia sadar ia tidak punya apa-apa untuk disajikan dan ditampilkan. Bahkan untuk sesekali nongkrong dengan teman-temannya pun ia benar-benar berpikir keras, untuk makan saja harus mengirit apalagi untuk nongkrong. Ia benar-benar menutup dirinya dari pergaulan bebas.
Tak terasa airmata nya pun menetes, ia selalu merasa gundah gulana apabila hujan menyapa seolah-olah hujan mengungkit semua kepedihan hidupnya selama ini, semua flashback ingatan-ingatan manis dan sedih semua teringat kembali. Oh hujan bisakah kau segera berhenti.
Waktu berlalu sudah sekitar 10 menit Riana berteduh namun hujan tak kunjung menyerah, hanya sisa waktu 20 menit lagi, bagaimana caranya Riana bisa sampai ke kantor dalam waktu sesingkat itu.
Tiitt.. tiit..
Suara klakson sebuah mobil sedan hitam dan lampu sorotnya berhenti tepat didepan halte. Memang jalanan agak gelap karena hujan, sehingga lampu mobil harus dinyalakan.
" Mbak butuh tumpangan, mari saya antar.. "
Ucap pria didalam mobil itu melalu jendela yang ia buka.
Riana pun terkejut bercampur takut kenapa mobil ini tiba tiba berhenti tepat didepannya dan menawarkan tumpangan. Otaknya pun berpikir keras apa jangan-jangan ia penjahat yang ingin menculiknya dan akan menjualnya. Ya Tuhan baru saja ia ingin memperbaiki kehidupan kenapa sekarang malah keterpurukan hadir tepat didepan mata. Sungguh Otak Riana berjalan kemana-mana sampai ia tidak menghiraukan ucapan lelaki tersebut
" Mbak dalam keadaan hujan seperti ini nggak akan ada angkutan umum yang lewat, mari ikut saya " Ucap lelaki itu sambil berteriak.
" Ya ampun ni cewek kenapa gk jawab ya, apa ia gk dengar" Dalam hati si pria itu
Riana masih asik dengan pikiran anehnya sampai ia tidak memperhatikan kalo lelaki itu sudah keluar dari mobilnya menggunakan payung dan menghampiri Riana.
Riana terkejut sambil mundur sedikit, ia memperhatikan lelaki tersebut mulai atas hingga ke bawah. Ternyata lelaki itu menggenakan pakaian kantor lengkap dengan dasi dan pentopelnya. Memiliki wajah yang oriental dan tampan, memiliki postur tubuh yang tinggi dan ideal serta berkulit putih. Sangat manis dan enak dipandang.
Tapi Riana tidak berhenti dengan pikiran anehnya, ia malah mengira lelaki tersebut adalah taksi online. Sudah jelas ia akan menolak mentah-mentah karena kalo ia punya uang yang cukup buat naik taksi tidak mungkin ia terjebak hujan saat ini.
" Mbak mau kemana, butuh tumpangan. mari saya antar .. "
" Maaf mas ini taksi online ya, saya gak pesan taksi online mas . Saya nunggu hujannya teduh aja dulu "
Lelaki itu pun tersenyum simpul, menambah manis wajahnya yang memang sudah tampan. Apa mungkin penampilannya terlihat seperti seorang supir taksi pikir lelaki itu.
" Nggak mbak, Saya seorang karyawan. Kebetulan saya mau berangkat kerja dan lewat sini. Tadi saya beli air mineral di warung itu dan gk sengaja liat mbak berteduh disini. Saya rasa mbak juga seorang karyawan bukan. Sesama karyawan pasti pernah merasakan waktu genting seperti ini, oleh sebab itu saya menawarkan bantuan untuk mengantar mbak karena saya rasa kemungkinan hujan akan lama redanya" Jelas lelaki itu sambil tersenyum. Wajahnya sangat menenangkan.
Tidak sadar Riana menatap wajah tampan itu, ia terasa dihipnotis yang tadinya merasa cemas kini berubah menjadi rasa aman setelah mendengar penjelasan lelaki tadi.
" Bagaimana mbak.. mau naik atau tidak " ucap lelaki itu sambil berlalu ingin memasuki mobilnya.
" Tunggu mas, saya ikut " Riana berlari mendatangi mobil dan masuk kedalam nya.
Mobil pun jalan dengan kecepatan sedang menerobos hujan yang masih deras.
Suasana hening didalam mobil, Riana ingin memulai pembicaraaan ingin mengatakan letak kantornya tapi ia merasa tidak pantas karena sama saja menyuruh orang lain mengantarnya. Riana sangat menjaga perilakunya, ia takut melukai hati orang lain dan tersinggung. Ia lebih memilih diam daripada harus berdebat dan membuat kegaduhan.
" Mbak kerja dimana ya, maaf bukannya saya mau tau cuma saya bingung ini mau antarnya kemana "
akhirnya pertanyaan ini yang ditunggu-tunggu dalam hati Riana..
" Saya bekerja di Perusahaan Ciputra development mas. Yang di jalan xxx itu "
Lelaki itu pun terkejut dan menoleh kepada Riana. " Mbak karyawan disana, kok aku gak pernah liat mbak. Udah lama kerja disana "
" Nggak mas, saya kemarin baru interview dan baru hari ini mulai masuk kerja. Tapi ternyata cuaca tidak mendukung dan mungkin saya akan terlambat dihari pertama kerja saya " Ucap Riana dengan wajah murungnya, kini ia sudah mulai berbicara panjang lebar karena yakin kalo lelaki dihadapannya ini lelaki baik.
" Maaf mas td bilang nggak pernah liat saya, emang mas kerja disana ya? "
" Iya mbak, saya karyawan disana. Oh jadi baru masuk hari ini ya pantes saya gak pernah liat "
" Iya mas, semoga saya nggak dimarahin sama HRD nya karena kemarin waktu interview saya juga datang terlambat "
" tenang mbak nanti aku bantu jelaskan sama HRD nya ya " ucap lelaki itu sambil tersenyum. Duh sungguh nyess banget liat senyumnya pikir Riana.
Tidak terasa sampailah ia dikantor, Riana keluar dari mobil. Dan kini ia sudah terlambat 35 menit. Ternyata waktu sampai mereka sama dengan kedatangan Haris. Haris memarkirkan mobil tepat di samping mobil yang di tumpangi Riana.
Haris kaget meliat Riana keluar dari mobil lelaki itu dan lebih parahnya ia terlambat 35 menit, seorang karyawan baru menyamai waktu kedatangan seorang direktur utama. Bukan main pikir Haris.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Windy Harun
kerja naik angkot telat krn ujan
2020-12-11
0
Windy Harun
sedih ..ksh u sama kyk aku
2020-12-11
0
Rara
mulai seru
2020-11-15
1