Haris terbangun dari tidurnya, ternyata ia sudah tertidur selama dua jam. Kalo saja perutnya tidak terasa lapar mungkin ia tidak akan bangun karena cuaca hujan di luar benar-benar membuat ia malas beranjak dari tempat tidur.
Dilihatnya sudah pukul tiga sore, segera Haris mencuci muka dan turun ke bawah menuju dapur. Dilihatnya kiri kanan nampak sepi tidak ada tanda kehadiran satupun penghuni rumah kecuali para pelayan di dapur. Ia masuk ke dapur dan mencari-cari makanan apa yang tersedia.
"Nak Haris mau makan ya sini bibi buatkan" Ucap Bi sumi.
Bi sumi adalah pelayan terlama yang bekerja di rumahnya, ia bekerja sejak Haris berumur 7 tahun. Sehingga Haris sudah menganggap Bi sumi seperti keluarganya sendiri, bahkan ia lebih sering meminta bantuan Bi Sumi ketimbang Ibunya.
"Mamah kemana,bi?.." Tanya Haris
"Oh Ibu tadi keluar katanya ada acara sama rekan kerjanya" Jawab Bi sumi
Ibu dan Ayah Haris memang sangat jarang berada di rumah karena tuntutan pekerjaan yang masing-masing mereka geluti
"Mau makan apa nak?" Tanya Bi Sumi lagi , wajahnya memang sudah terlihat tua dengan garis-garis keriput di wajahnya. Namun fisiknya masih sangat kuat dan cekatan dalam melakukan hal apapun.
"Apa yang ada aja bi. Aku sudah sangat lapar" Ucap Haris, Ia benar-benar sudah tidak bisa menunggu Bi Sumi untuk memasak lagi karena keadaan perutnya yang sudah keroncong.
Bi Sumi segera mengambilkan makanan yang ia masak siang tadi. Ia segera menghangatkan sebentar makanan itu ke dalam oven dan dengan cepat pula Bi Sumi membuat Lemon tea sementara makananan sedang dihangatkan.
Kini tersajilah di meja makan udang krispi spesial serta sup ayam makaroni kesukaan Haris tidak lupa lemon tea hangat menemaninya. Makanan ini dibuat siang tadi atas permintaan Ibu Haris, ibunya memang tidak memasak langsung makanan-makanan tersebut dirumah namun resep dan tata cara pengolahannya Liany lah yang memberi dan menentukan. Pelayan hanya melaksanakan perintah majikannya.
Pas sekali dengan cuaca dingin seperti ini. Haris tidak menunggu lama lagi, ia segera memakan makanan dihadapannya dengan sangat lahap.
Terdengar dari luar suara pintu rumah terbuka, Haris menoleh ke arah suara itu karena memang jarak ruang makan dan pintu utama rumah tidak begitu jauh sehingga bisa dilihat hanya dengan menolehkan kepala sedikit.
"Darimana kamu?" Ucap Haris sambil mengunyah makanannya.
Ia heran meliat adiknya basah kuyup seperti habis berenang. Frengky memang lebih suka mengendarai motor sport nya untuk pergi kemana-mana bahkan ke kantor sekalipun padahal ia juga mempunyai mobil pribadi, baginya membawa mobil membuat repot dan memperlambat waktunya saja.
"Tidak usah tanya darimana.. yang jelas aku habis kehujanan" Jawab Frengky sambil menggambil handuk yang diberikan oleh Bi sumi
Frengky berjalan menuju kamarnya dan mengganti bajunya lalu menyusul kakanya ke ruang makan.
"Bi aku ingin makanan sepeti ini, apa masih ada?" Ucap Frengky
Tangannya mencomot makanan Haris dan memasukannya ke dalam mulut. Ia sangat tergoda dengan makanan yang disantap kakanya ini. Haris dan Frengky memang terbiasa makan dirumah, mungkin hanya sesekali mereka berbelanja diluar kalau tidak sempat untuk makan dirumah.
"Hentikan!" Ucap Haris memukul tangan adiknya ini, Ia tidak suka acara makannya diganggu.
"Aww.. pelit banget sih" Balas Frengky sambil mengunyah makanan yang berhasil ia dapat dari piring Haris.
"Maaf Nak makanan yang seperti kakamu ini sudah habis, Bibi buatkan yang baru aja lagi ya. Nak Frengky mau apa?" Jelas Bi Sumi
"Apa aja deh bi, yang enak dan cepat jadinya" Balas Frengky. Ia mengambil buah pisang diatas meja untuk menganjal perutnya
Tanpa pikir panjang Bi Sumi segera melakukan keahlian memasaknya, potong ini potong itu, ambil ini ambil itu, masukan ini masukan itu. Dengan sangat cepat ia lakukan
Frengky menghentak-hentakan jarinya di atas meja, ia mulai mencium aroma sedap masakan Bi Sumi membuat perutnya semakin berbunyi.
"Bagaimana pekerjaanmu?" Tanya Haris membuka percakapan
"Seperti yang kamu lihat aku jarang dirumah. Kalau aku jarang dirumah berarti aku sangat sibuk. Kalau aku sibuk berarti perusahaan ku sedang dalam keadaan sangat baik" Jawab Frengky
Tidak ada jawaban dari Haris, ia masih sibuk melahap makanannya. Haris dan Frengky sangat jarang berbicara berdua, karena memang jarang bertemu. Sekali bertemu mereka sudah lelah dan berakhir di kamar masing-masing untuk beristirahat.
Sewaktu kecil mereka seperti anak yang kembar, kemana-mana menggunakan pakaian yang sama. Mainan pun tidak boleh berbeda, jika Haris punya maka Frengky pun wajib punya juga. Setelah beranjak remaja semuanya pun berubah, Haris sebagai seorang kakak tinggal bersama nenek dan kakeknya di kota lain. Ia hidup dibawah didikan kakek dan neneknya untuk menjadi seorang pengusaha, sementara Frengky masih dalam asuhan orangtuanya. Cukup lama mereka berpisah, sampai pada waktunya Haris kembali ke rumah ia sudah bukan anak kecil yang manja lagi. Kepribadiannya berubah menjadi sangat dewasa, hal ini lah yang membuat hubungan Haris dan Frengky mulai merenggang. Mereka jarang berbicara dan bermain bersama lagi.
" Bagaimana denganmu.. " Tanya Frengky kembali
"Aku yah sama saja sepertimu. Aku juga sedang sibuk" Jawab Haris singkat
Lalu keadaan hening kembali, tidak ada percakapan apa-apa hanya suara Bi Sumi yang sedang asyik memasak.
"Bolehkah aku bertanya sesuatu?" Ucap Haris agak ragu
"Selama pertanyaaanmu tidak merugikanku tanyakanlah" Jawab Frengky sambil memainkan garpu ditangannya
"Apa kau mengenal gadis yang bernama Riana?" Tanya Haris, kini ia sudah selesai menyantap makanannya
Sejenak Frengky diam menghentikan kegiatan memainkan garpunya, ia terkejut kaka nya menanyakan hal tersebut.
"Riana.. Riana siapa maksudmu?" Jawab Frengky santai dan kembali memainkan garpunya.
Bi sumi mengantar makanan yang sudah selesai ia masak untuk Frengky ke meja makan. Kali ini ia menyajikan Chiken katsu dan sup jamur, karena makanan ini lah yang terlintas dipikirannya ketika Frengky meminta nya untuk memasak makanan yang cepat jadi. Tidak lupa segelas lemon tea hangat sama seperti punya Haris.
"Sudahlah lupakan, Habiskan saja makananmu" Ucap Haris, ia meninggalkan Frengky diruang makan sendirian dan berlalu menaiki tangga menuju kamarnya.
Frengky hanya mengernyitkan dahi nya, ia sama sekali tidak menganggap penting pertanyaan kaka nya tadi. Dengan lahapnya Frengky menghabiskan makanan yang tersaji di meja, makanan yang dibuat oleh Bi Sumi memang tidak pernah mengecewakan selalu pas di lidahnya.
Hujan masih turun tipis-tipis diluar, hari sudah mulai gelap menandakan satu hari akan terlewati lagi. Rasa syukur selalu dipanjatkan Riana atas berlalu nya satu hari yang melelahkan, ia berterimakasih kepada Tuhan karena masih memberinya kesempatan untuk menjalani kehidupannya hari ini dengan lancar. Doa-doa serta harapan-harapan indah selalu ia panjatkan, berharap esok hari dan esoknya lagi bahkan seterusnya bisa selalu kuat menghadapi ujian-ujian hidup yang semakin hari semakin sulit. Hanya satu keyakinannya kalau hasil tidak pernah menghianati proses.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments