Bertemu Lagi

" Pah, kamu kepikiran tidak sama anak laki-laki tertua kita itu? Semakin hari ia semakin tertutup, semakin susah diajak ngomong apalagi masalah pasangan" Ucap Liany Ibu Haris sambil memasukan buah ke dalam mulutnya.

" Ya wajarlah, dia sudah jadi direktur utama, jabatan yang diemban nya sekarang sangat berat. Banyak pekerjaan yang harus ditanganinya, jadi tidak banyak waktu untuk ngobrol ini itu " Sahut Pak Bambang Ayah Haris dengan santai sambil membaca koran ditangannya.

" Mamah takut dia trauma aja pah sama kejadian 4 tahun lalu, mamah takut dia tidak berani memulai hubungan lagi. Apa perlu kita carikan psangan untuknya, mengingat usianya juga sudah matang untuk menikah" Sahut Liany lagi.

" Sudahlah mah, biarkan dia menentukan pasangannya sendiri, dia berhak memilih. Kalo sudah siap pasti dia datang sendiri bawa calonnya kerumah, tidak usah rempong untuk dijodohkan. Tanpa dijodohin banyak kok yang ngejar-ngejar anak kita itu!" Sahut Pak Bambang lagi sambil berdiri dan meninggalkan Istrinya.

Ayah Haris adalah tipe orang yang santai dan tidak banyak omong, dia lebih suka berbicara tentang hal yang bermanfaat dan berguna. Seorang Ayah yg berwibawa dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan dan keluarga.

Berbeda dengan Ibu Haris, Ia mempunyai Jiwa yang menuntut. Ia selalu ingin kesempurnaan, baginya segala sesuatu harus sesuai dengan keinginannya. Ia selalu memasang standar tinggi untuk apa saja yang dikehendakinya. Meskipun sifatnya terlihat egois, namun berkat sifatnya ini lah suami dan anak-anaknya bisa berkembang dengan baik sampai mereka semua sukses. Kalau kata pepatah "Dibalik lelaki sukses, ada wanita hebat dibelakangnya" Mungkin kalimat itu yang bisa disematkan untuk Liany.

" Mas, kita makan di seberang kantor itu aja ya. Supaya cepat balik ke kantor lagi" Ajak Riana sambil merapikan blazernya.

" Terserah kamu, kan kamu yang bayar" Jawab Indra dengan nada mengejek.

"Terus apa untungnya aku makan siang sama kamu kalau aku juga yang bayar!" Jawab Riana dengan wajah agak masam dibuat buat

" Untungnya adalah ya begini, kamu bisa makan bareng sama aku, karena banyak diluar sana yang mau makan bareng aku tapi tidakpernah kesampaian. hahaha" Jawab Indra dengan pede nya sambil tertawa lepas.

"Ih kepedean banget jadi orang! yang ajak makan bareng tadi kan kamu mas. Aku sih ngikut aja!" Jawab Riana agak kesal

"Hehe iya manis.. tapi masa berteman harus cari untung sih? kalau tidak menguntungkan berarti tidak mau brteman sama aku?" Ucap Indra

" Terserah kamu deh mas!" Balas Riana, ia sudah mulai malas berdebat. Selain membuang waktu, ia juga sudah merasakan perutnya keroncongan. Indra pun hanya tertawa melihat tingkah laku Riana.

Riana dan Indra pun menyebrangi jalan melewati zebra cross, jalanan tampak ramai dan padat menjelang jam istirahat karena kantor Riana memang terletak di kawasan perkantoran. Riana tidak sadar kalau tangannya sudah dipegang Indra untuk menyebrang jalan.

Sementara dibalik jendela perusahaan lantai paling atas seorang lelaki sedang menatap pasangan yang sedang menyebrangi jalan itu, tidak ada ekspresi yang diperlihatkannya. Hanya terus memperhatikan sampai mereka hilang memasuki restoran.

"Kamu mau pesan apa?" Ucap Indra sambil membuka buku menu

" Samakan saja dengan milik mu, mas." balas Riana karena ia memang tidak tau harus memesan apa, ini baru pertama kalinya makan di restoran

" Ok, pesan spaghetty carbonara nya 2 es jeruknya 2 dan es krim nya satu " Ucap indra

Mereka pun menunggu pesanan sedang dibuatkan. Tidak ada pembicaraan berarti antara mereka berdua, sesekali Indra melirik Riana. Riana yang merasa diperhatikan hanya bisa membuang muka seolah tidak tau menau. Ini benar-benar situasi canggung untuk mereka karena harus duduk berhadap hadapan.

***

Toktok..

Suara pintu ruangan diketuk dan terlihat seorang wanita masuk.

"Selamat siang pak, bapak ada jadwal meeting jam 1 siang ini dengan perusahaan Citra kencana group mengenai pembebasan lahan untuk real estate yang akan kita bangun " Ucap Clarisa

Clarissa Putri merupakan sekretaris Haris. Ia seorang wanita muda yang cantik dan berwibawa berusia 25 tahun. Seorang pekerja keras dan konsisten dalam pekerjaan. Meskipun ia wanita, Clarissa termasuk orang yang disegani di perusahaan karena merupakan tangan kanan Haris.

" Baik, atur saja sesuai jadwalnya" Jawab Haris dengan singkat padat dan jelas sambil menutup kembali tirai jendela ruang kantornya.

Haris hanya menghabiskan waktu istirahatnya di dalam ruangan, terkadang ia membawa bekal dari rumah atau meminta Clarissa memesankan makanan untuknya.

" Meeting akan diadakan di restoran seberang pak saya sudah membuat reservasi disana, ini atas permintaan klien agar meeting bisa diadakan dengan santai" Ucap Clarissa

Sejenak Haris berpikir dan membuka kembali tirai jendelanya, ia memandang dengan seksama ke arah restoran itu.

" Kalau begitu kita berangkat sekarang, jangan sampai klien datang terlebih dahulu" Ucap Haris sambil merapikan dasi dan memasang jasnya. Ia memang sudah terlihat tampan tanpa harus dipoles, hanya menggunakan parfum dan jam tangan pun semua mata sudah tertuju padanya.

"Baik pak" Ucap Clarissa keluar ruangan untuk menyiapkan berkas yangķ akan dibawa

Waktu istirahat tinggal 20 menit lagi, Indra dan Riana harus segera kembali kekantor.

"kenapa tidak dihabiskan? kamu tidak suka ya?" Tanya indra heran kenapa Riana hanya memakan seperempat nya saja, sisanya ia hanya memakan es krim. Setau Indra kebanyakan wanita menyukai makanan itu, karena ia mempunyai banyak saudara perempuan di keluarganya dan rata-rata mereka menyukai makanan tersebut.

"Bukan tidak suka mas, hanya saja ini tidak cocok aja di lidah ku.." jawab Riana sambil merapikan blazenya dan berdiri, Ia memang baru pertama kali makan makanan tersebut. Menurutnya Mie instan drumah lebih enak dan menggoda daripada makanan itu.

"Terus kenapa tidak pesan makanan yang memang kamu suka?? kan tadi aku sudah tanya kamu mau pesan apa.." Ucap Indra ikut berdiri dan akan meninggalkan restoran

"Sudahlah mas, sudah selesai makan juga. Maaf ya aku tidak habiskan makanannya, kamu liatkan porsinya itu banyak sekali. Mana mungkin aku habiskan semua nya" Balas Riana sedikit berbohong

Sebenarnya ia masih sangat lapar. Tidak mungkin ia tidak menghabiskan makanan tersebut kalo memang ia suka. Jangan remehkan badan Riana yang kecil dan ramping itu, Mie instan 2 bungkus ditambah nasi saja sanggup ia habiskan apalagi hanya makanan restoran yang porsinya sangat irit. Riana menyesal kenapa mengajak Indra makan di restoran, harusnya mencari warung kaki lima saja yang cocok dengan seleranya. Tapi mengingat Ia akan makan bersama lelaki sekelas Indra mana mungkin ua mengajaknya ke warung biasa, lagian yang bayar Indra juga pikirnya.

"Ya sudah deh terserah kamu, lain kali kalo diajak makan pesan aja makanan yang kamu inginkan dan kamu suka supaya kamu bisa makan banyak. aku tau kamu masih lapar" Ucap Indra dengan santainya.

"Hehehe .. Mas kok tau. Aku minta maaf ya. Tapi terimakasih untuk makan siangnya" Balas Riana . Ia merasa malu kali ini. Ternyata lelaki dihadapannya ini paham akan situasi lidah dan perutnya.

Riana dan Indra berjalan menuju pintu keluar restoran sambil trus asik mengobrol. Riana yang akan keluar tiba-tiba dihalangi jalannya oleh seorang lelaki tinggi semampai dengan badan yang kokoh, sepertinya lelaki ini ingin masuk ke restoran sehingga mereka saling berhadapan.

Dengan perlahan Riana mengangkat kepalanya ke atas, kalo dibandingkan dengan lelaki ini tinggi Riana hanya sebatas bahunya saja.

"Pak Haris.. " Ucap Riana perlahan.

Ia kaget karena dihadapannya ini adalah atasannya. Matanya terus memandang Haris, sebaliknya Haris menatap wajah Riana dengan dalam, jarak mereka sangat dekat hanya persekian jengkal kaki.

Baru kali ini ia menatap wajah atasannya ini dalam jarak dekat, benar kata karyawan kantor kalo Pak Haris sangat tampan dan berkharisma. Wajahnya sangat manis, ditambah aroma parfumnya yg mengambarkan betapa macho nya seorang Haris.

Begitu pula Haris, ia menatap Riana tanpa berucap sepatah kata pun namun masih terlihat santai. Tatapan-tatapan mata itu seperti ingin saling menyapa namun enggan berucap..

" Eh, kamu Ris.. mau makan siang juga?" Ucap Indra datang dari belakang Riana.

Riana pun mundur mengesampingkan badannya, mau bagaimnapun juga ia tidak bisa keluar karena jalan keluar masih di halangi oleh badan Haris.

"Tidak.. Sebentar lagi kita ada meeting disini, kamu jangan smpai lupa" Balas Haris masih dengan gaya bicara cuek nya.

"Oh iya, hampir saja aku lupa. Bagus deh, dengan begitu kita perlu memakan waktu lama untuk pergi ke tempat meeting" Balas Indra lagi. Haris hanya mengangkat Alisnya menandakan kalo ia setuju perkataan Indra.

"Ya sudah kamu duluan saja, aku mau balikin anak orang dulu ke kantor.." Ucap Indra sambil melirik Riana dengan tersenyum.

Riana berusaha menatap ke lain arah. Haris yang meliat tingkah laku dua orang dihadapannya ini hanya diam dan berlalu masuk ke Restoran.

Indra pun mengantar Riana balik ke Kantor. Meskipun hanya menyeberang jalan, Indra merasa ia tetap harus mengantar Riana . Ini merupakan kewajibanya sebagai seorang lelaki harus bertanggung jawab sekecil apapun perbuatannya.

Episodes
1 INTERVIEW
2 INTERVIEW 2
3 Hari Pertama Bekerja
4 Hari Pertama Bekerja 2
5 Sehari terlewati
6 Hujan adalah Kenangan
7 Minta Maaf
8 Bertemu Lagi
9 Pemakaman
10 Hujan Membawa Berkah
11 Bertemu Frengky
12 Akun sosmed
13 Panti Asuhan Trimarga
14 Aku Tidak Bisa Menceritakannnya
15 Sisi Lembut Haris
16 Tentang Riana
17 Apa Kamu Mengenalnya?
18 Teman Kantor
19 Permintaan Maaf Indra
20 Kalah Start
21 Malam Membawa Kegalauan
22 Terkejut
23 Dipanggil ke Ruangan
24 Kecewa
25 Kau Tidak Menungguku?
26 Riana Sakit
27 Ditikung?
28 Haris dan Indra
29 Penjelasan Haris
30 Bertemu Kakek & Nenek
31 Kucing Nakal!
32 Aku Hanya Ingin Melihatmu
33 Apa Yang Kamu Lakukan?
34 Kesalahpahaman
35 Kekacauan Perusahaan
36 Kekacauan Perusahaan 2
37 Mengantar Riana
38 Bertemu Bu Alisya
39 Shoping
40 Tamu tak Diundang
41 Bertemu Kakek & Nenek lagi
42 Maukah kamu?
43 Berangkat ke Pesta
44 Pesta Pernikahan
45 Pesta Pernikahan 2
46 Insiden
47 Rumah Sakit
48 Salah sasaran
49 Kembali Bekerja
50 Dipanggil Haris
51 Persahabatan
52 Aku Ada Dimana?
53 Kabur
54 Pembobolan Rumah
55 Pelaku Sebenarnya
56 Pelaku Sebenarnya 2
57 Tolong Selidiki
58 Dikejar
59 Indra & Frengky
60 Bertemu Ibu Haris
61 Aku Akan Memakanmu
62 Diteror
63 Ibu Kontrakan
64 Siapa lelaki itu?
65 Rapat Tahunan
66 Hampir Menemukan Jawaban
67 Duri Di Dalam Daging
68 Terima Saja Tawaranku
69 Apartement Haris
70 Acara Makan Malam
71 Tanda Kepemilikan
72 Kontrakan Terbakar
73 Segera Pergi
74 Teman Semasa Kecil
75 Bertemu Aldo
76 Penjelasan
77 Mohon Maaf Readers
Episodes

Updated 77 Episodes

1
INTERVIEW
2
INTERVIEW 2
3
Hari Pertama Bekerja
4
Hari Pertama Bekerja 2
5
Sehari terlewati
6
Hujan adalah Kenangan
7
Minta Maaf
8
Bertemu Lagi
9
Pemakaman
10
Hujan Membawa Berkah
11
Bertemu Frengky
12
Akun sosmed
13
Panti Asuhan Trimarga
14
Aku Tidak Bisa Menceritakannnya
15
Sisi Lembut Haris
16
Tentang Riana
17
Apa Kamu Mengenalnya?
18
Teman Kantor
19
Permintaan Maaf Indra
20
Kalah Start
21
Malam Membawa Kegalauan
22
Terkejut
23
Dipanggil ke Ruangan
24
Kecewa
25
Kau Tidak Menungguku?
26
Riana Sakit
27
Ditikung?
28
Haris dan Indra
29
Penjelasan Haris
30
Bertemu Kakek & Nenek
31
Kucing Nakal!
32
Aku Hanya Ingin Melihatmu
33
Apa Yang Kamu Lakukan?
34
Kesalahpahaman
35
Kekacauan Perusahaan
36
Kekacauan Perusahaan 2
37
Mengantar Riana
38
Bertemu Bu Alisya
39
Shoping
40
Tamu tak Diundang
41
Bertemu Kakek & Nenek lagi
42
Maukah kamu?
43
Berangkat ke Pesta
44
Pesta Pernikahan
45
Pesta Pernikahan 2
46
Insiden
47
Rumah Sakit
48
Salah sasaran
49
Kembali Bekerja
50
Dipanggil Haris
51
Persahabatan
52
Aku Ada Dimana?
53
Kabur
54
Pembobolan Rumah
55
Pelaku Sebenarnya
56
Pelaku Sebenarnya 2
57
Tolong Selidiki
58
Dikejar
59
Indra & Frengky
60
Bertemu Ibu Haris
61
Aku Akan Memakanmu
62
Diteror
63
Ibu Kontrakan
64
Siapa lelaki itu?
65
Rapat Tahunan
66
Hampir Menemukan Jawaban
67
Duri Di Dalam Daging
68
Terima Saja Tawaranku
69
Apartement Haris
70
Acara Makan Malam
71
Tanda Kepemilikan
72
Kontrakan Terbakar
73
Segera Pergi
74
Teman Semasa Kecil
75
Bertemu Aldo
76
Penjelasan
77
Mohon Maaf Readers

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!