Ch2 bapak

Baru saja keluar Bapak sudah menunggu di depan pintu.Bapak yang baru pulang kerja langsung menemui Fifi di kamarnya.

Mau kemana Fi tanya Bapak?

Mau ke kebun pak jawab Fifi.

Menyalami Bapak yang baru pulang. namun ada sedikit perasaan yang tidak enak sejak bertemu dengan bapak.

Ah mungkin hanya perasaan ku saja.

pikirnya.

Dibelakang rumah Fifi ada sisa tanah yang di tanami Emaknya daun singkong dan beberapa tanaman lain.ada juga pohon seri yang rindang dan di bawah nya ada bebangkuan untuk duduk.di situ lah Fifi sering menghibur diri kala kesepian.

 

"Bapak mau bicara sebentar.ucap bapak sambil berlalu menuju keruang tamu."

Deg ..

 

"Bicara apa Pak?" tanya Fifi yang penasaran apa yang akan di bicarakan Bapak nya."

Dalam pikiran nya sudah berharap banyak kalo Bapak akan membicarakan kuliah nya.dengan semangat Fifi mengikuti langkah Bapak menuju ruang keluarga yang bisa di katakan menyatu dengan ruang tamu.

Duduk di kursi kayu menghadap bapak dengan senyuman tercantik nya menampakkan lesung pipi yang menambah pesona yang melihat.

"Bagai mana sekolah mu.apa lulus tanya Bapak basa basi".

 

"Iya pak Fi lulus dengan nilai terbaik."

Jawab Fifi dengan senyuman secerah mentari.berharap bapak akan menanyakan keinginannya untuk kuliah.

Kalau tadi Emak yang mengatakan tidak mampu membiayainya kuliah. itu kan karena emak tidak bekerja. sedangkan Bapakkan bekerja dan tentu Bapak akan berusaha keras untuk membahagiakan anaknya.

Bapak tersenyum dan mengatakan kalau dia bangga atas prestasi yang di capai anaknya.

Selanjutnya Bapak mulai bicara serius. dengan berdebar-debar Fifi mendengarkan kata - kata yang keluar dari mulut Bapak.

Bagai di sambar petir saat itu.sakit sungguh sakit mendengar kata-kata bapak.

Bapak yang tadinya menjadi tempat sandaran dan kekuatannya. kini hilang sudah.

Perlahahan senyuman itu hilang dari wajah Fifi. Emak yang sedari tadi menguping di balik tembok menutup mulut tak kuasa menahan kesedihan mendengar ucapan suami nya.

 

Cepat emak pergi sebelum ketahuan kalo dia mendengarkan semua yang suami dan anakbya bicarakan.

Setelah selesai mendengarkan Bapaknya bicara. Fifi langsung keluar rumah dan duduk menyendiri di bawah pohon seri di belakang rumahnya.

Fifi duduk dengan pikiran berkecamuk .memikirkan kata-kata bapak dan memikir kan cita-cita nya menjadi dokter.

 

Air mata yang sedari tadi di tahan nya akhirnya lolos menganak sungai di pipi mulusnya.

B**agaimana mungkin bapak nya bisa bicara seperti itu batin Fifi . apa yang harus dia lakukan ? bagaiman kalau seandainya bapak marah ? bagaimana kalo bapak memukulnya?

 

Bapak orang yang keras. jika dia mengatakan A ya A. tidak ada yang bisa menolak. pernah suatu kali Emak menolak apa yang Bapak katakan. satu tamparan berakhir di pipi wanita itu.

 

Sejak kejadian itu tak ada lagi yang berani menolak perintah bapak.

Fifi dan adik nya sangat takut kepada Bapak nya.selain ringan tangan Bapak juga suka mengurung mereka di gudang kosong di belakang rumah.ruangan yang sempit dan pengap .

Huuuffffhhhh....

Fifi menarik napas panjang agar pikiran nya tenang.

Di ayunkannya langkah karna hari sudah mau maghrib Fifi masuk ke dalam rumah .Fifi yang mau melangkah menuju kamarnya tak melihat adik laki-laki nya Imam memperhatikannya.

"Kakak kenapa ? tanya adik nya".

"Ah tidak apa - apa dek"..

Fifi tersenyum melihat Adik kesayangannya.

" Kakak habis menangis ya".

Selidik adiknya.

"Nggak kok dek"..

"Mata kakak merah gitu. kalau nggak nangis terus kenapa ?". Imam bertanya lagi.

" O ini kejatuhan bunga seri tadi". Fifi berbohong tak ingin adiknya tau kesedihan yang dia rasakan.

"Ya sudah kakak masuk kamar dulu ya mau mandi sudah mau maghrib ni."

"Iya kak".

Fifi berjalan cepat masuk kamarnya. tak ingin bertemu bapaknya. didalam kamar Fifi melihat wajahnya di cermin.

 

Haruskah aku begini ?

 

Dari kejauhan azan magharib terdengar..Fifi bergegas ke kamar mandi membersihkan diri mengambil wudhu dan melaksanakan sholat maghrib dengan pikiran tak khusuk.

Didalam do'a nya dia berharap ini bukan akhir segalanya .

 

Namun bagaimana jika semua ini terjadi ?

Akankah dia bahagia?

Aknkah hidup keluarganya akan sejahtera?

Akankah adiknya bisa sekolah dan kuliah seperti kata Bapak?

Ya Allah bagaimana ini apa yang harus aq lakukan. Fifi termenung duduk di sajadahnya sampai ketukan pintu membuyarkan lamunan nya.

Tok...tok..tok...

Cepat dihapusnya air mata dan beranjak  membuka pintu kamar.

"Nak Emak sudah siapkan makan malam. ayo kita makan bersama. Bapak dan Adikmu sudah menunggu di meja makan. ternyata Emak yang mengajak untuk makan malam."

 

"Iya mak sebentar Fifi bereskan mukena dulu" Fifi tersenyum melihat Emaknya.

"Ya sudah emak tunggu duluan ya. Emak berlalu pergi."

Cepat di lipatnya mukena dan diletakkan di atas kasur dan cepat menyusul Emaknya.

Fifi yang melihat bapak menjadi tak berselera makan. padahal biasanya dia yang paling semangat saat memakan masakan Emaknya.

"Sedikit sekali makan nya Fi ,,tanya emak saat melihat piring Fifi tak sepenuh biasanya."

"Iya mak Fi masih kenyang jawabnya berbohong."

Bapak melirik sebentar lalu meneruskan makan nya.semua kembali makan dalam diam.setelah makan Fifi membantu emaknya membereskan meja makan dan mencuci piring.

Emak menatap Fifi lama.

M**ungkin ini jalan terbaik untuk mu .

walau berat berpisah namun demi kebahagiaan mu Emak ikhlas..

seberat apa pun resikonya akan emak hadapi.

"Kenapa mak melihat Fii gitu."

Emak tersenyum lembut .

"Emak cuma senang ternyata anak emak sudah dewasa. jawab emak sambil memeluk ku lama."

B**agai mana Emak bisa sesabar ini menghadapi Bapak selama ini. Emak tidak pernah melawan Bapak. Emak juga selalu mengingatkan kami kalau Bapak itu orang baik .saat Bapak marah melihat masakan Emak itu-itu saja Emak tak pernah membantah..

Emak tak pernah menyalahkan bapak atas hidup yang sulit sperti ini.

Ada perasaan tenang di peluk emak. terasa hangat memenuhi rongga dada.

An**dai Bapak memang sebaik yang Emak ucapkan.mengapa Bapak memaksakan kehendak tampa memikirkan perasaan anaknya.mana ada orang tua yang baik ingin menukar anak gadisnya.

Setelah selesai membatu Emak Fifi kembali ke kamar. sungguh perasaan ini sangat menyiksa batinnya.

Fifi menutup mata berharap ini hanya mimpi.

*T*erkadang cobaan hidup sungguh sangat berat..

Ditengah malam Fifi seakan bermimpi Emak nya datang dan berbisik memanggil nama nya.serasa Emak membelai rambut dan mengelus pelan pipinya. setengah sadar Fifi membuka matanya saat tubuh nya di goyang pelan.

Emak.

Ucapnya dengan suara serak dan duduk menghadap emaknya.

*M*engapa emak membangunkan di tengah malam begini.??Apa ini hanya mimpi.

Terpopuler

Comments

Bayangan Ilusi

Bayangan Ilusi

Pengagum Rahasia Senja hadirr..🥰

2021-04-03

0

TK

TK

lanjut 👍

2021-01-07

0

Wulandari

Wulandari

suka

2020-12-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!