Suasana mansion kini berbeda dari suasana biasanya, jika biasanya suasana mansion sangat hangat dan harmonis. Kini suasana mansion sangat dingin dan penuh aura permusuhan.
Dan sedari tadi juga, Triple A tidak berani menatap wajah ayahnya dikarenakan Andrian yang sedari tadi terus terdiam, bahkan wajahnya pun sudah memerah.
Begitupun dengan Jeniffer, ia sedari tadi tidak ada niat sedikitpun untuk membuka suaranya bahkan ia juga lebih memilih duduk di belakang bersama Triple A dibandingkan duduk didepan bersama Andrian.
"Triple A sini duduk." perintah Andrian akhirnya membuka suaranya setelah lama terdiam.
Triple A yang diperintahkan oleh ayahnya pun seketika menurut dan langsung duduk di sofa memanjang ruang keluarga.
Sedangkan Andrian sendiri duduk di sofa single, sambil menatap satu persatu ekspresi ketakutan Triple A membuat Andrian merasa bersalah namun gimana pun juga dirinya harus melakukan sidang.
"Kalian tau dimana letak kesalahan kalian?" tanya Andrian dengan pelan, berusaha tidak memperlihatkan emosinya.
"Tapi pa kita gak salah, kita hanya membela kebenaran disini pa bukan bermaksud membuat masalah." ucap Andrae dengan perkataan yang sama.
"Papa tanya apa kalian sadar dengan kesalahan kalian? Papa gak meminta kalian untuk memberikan alasan kenapa kalian melakukan tapi apa yang kalian lakukan. Jadi tolong pahamin maksud dari pertanyaan papa Rae." ucap Andrian menatap tajam putra sulungnya.
"Dan kamu diam Jeniffer, saya tidak suka jika kamu sendiri terlalu memanjakan mereka. Mereka ini anak laki-laki bukan perempuan. Jadi jangan samakan mereka dengan anak perempuan yang harus dibela dan dimanjakan." Lanjut Andrian saat melihat istrinya ingin membuka suara.
Jeniffer yang mengetahui kemarahan Andrian sudah memuncak pun terdiam.
Karena kemarahan Andrian kali ini lebih parah dari kemarahan Andrian sebelum hadirnya Triple A.
Tetapi meski begitu, Andrian masih dapat mengontrol emosinya dengan baik.
"Kami minta maaf pa, kami salah. Kami telah mendorong Ravael." lirih Andrey sambil menangis kembali.
"Siapa yang menyuruhmu menangis? Papa hanya meminta jawaban bukan tangisanmu itu Rey. Papa tidak pernah mengajarkan kalian untuk menjadi lelaki lemah dan cengeng seperti ini." ucap Andrian tidak suka, membuat Andrey menyeka air matanya dan berusaha mungkin menghentikan tangisannya.
"Maaf pa, Rae telah gagal mencontohkan kedua adik Rae. Rae siap menerima hukuman apapun itu dari papa asal papa gak marah tapi Rae mohon papa jangan menghukum Re dan Rey juga, biarkan Rae yang menanggung hukuman mereka berdua." ucap Andrae penuh ketegasan membuat Andrian terdiam, berbeda dengan Andre dan Andrey mereka berdua tidak percaya dengan ucapan Andrae barusan.
"Gak pa, jika Rae dihukum oleh papa maka kami pun juga harus dihukum. Disini yang salah bukan hanya Rae tapi Re dan Rey juga." ucap Andre diangguki Andrey.
"Hukuman pasti ada, tapi inti dari masalah ini tidak hanya hukuman saja. Kalian tau kenapa papa marah saat mendengar kalian membuat masalah? Itu karena papa sayang sama kalian bertiga, bukannya papa jahat sama kalian. Meski papa sendiri pun percaya kalian tidak akan pernah membuat masalah tanpa sebab, tapi bagaimana pun juga kekerasan dibalas kekerasan itu gak dibenarkan. Seharusnya jika kalian melihat Ravael mendorong Helen, bukan berarti kalian harus mendorongnya balik. Kalian bisa langsung melaporkan ke salah satu guru kalian atau kepala sekolah kalian, biarkan mereka yang mengurusnya sesuai dengan aturan yang sudah ada bukan kalian yang menghakiminya. Meski kegiatan bully-membully juga tidak dibenarkan setidaknya kalian bertiga gak melakukan pelanggaran juga." ucap Andrian
sambil menatap Triple A.
Sedangkan Jeniffer yang mendengar ucapan suaminya pun diam-diam merasa kagum dengan sikap dewasa suaminya yang tidak pernah berubah.
"Dan satu kamu Rae, papa minta maaf jika sudah membentakmu tadi. Papa membentakmu pun juga demi kebaikanmu sendiri Rae. Papa gak mau kamu dicap buruk didepan kepala sekolahmu sendiri, papa gak mau putra sulung papa ini dianggap kurang ajar yang suka melawan kedua orang tuanya. Kamu paham maksud papa?" lanjutnya membuat Andrae semakin menundukkan kepalanya.
"Paham pa, Rae minta maaf." lirih Andrae menyadari kesalahannya.
"Setiap perbuatan ada resikonya begitupun kalian, apa yang telah kalian perbuat meski bukan kesalahan kalian, kalian juga harus siap menerima hukumannya. Papa mungkin biasanya memberikan hukuman kalian adalah hukuman yang berat tapi kali ini, papa akan memaafkan kalian karena ini bukan kesalahan kalian sepenuhnya. Papa hanya mau besok kalian datang kesekolahan dan meminta maaf dengan Ravael meski Ravael yang bersalah biarkan itu menjadi kesalahan orang tuanya bukan kesalahan kita. Dan satu lagi, kalian juga harus meminta maaf dengan Ibu Tia karena kalian telah melawannya dengan alasan kalian itu. Jika kalian ingin melindungi Helen lindungilah yang sewajarnya, jika kalian membalas apa yang telah dilakukan oleh orang yang menyakitinya itu gak akan pernah ada habisnya." ucap Andrian sebelum mengakhiri semuanya dan berlalu meninggalkan mereka.
"Mama kami minta maaf sudah membuat mama dan papa harus terpanggil karena kami. Kami janji gak akan mengulangi kedua kalinya lagi." ucap Andrae penuh kesungguhan mewakili kedua adiknya.
"Gak apa sayang, buktikan apa yang harus kalian buktikan. Mama mau menyusul papa kalian." ucap Jeniffer mencium kening mereka secara bergantian, berusaha menyalurkan ketenangan.
"Maafkan kami pa ma"
***
"Mas" panggil Jeniffer saat melihat Andrian terdiam menatap balkon.
"Mas"
"Mas"
Ketiga kalinya panggilan Jeniffer didiamkan oleh Andrian, membuat Jeniffer berkaca-kaca.
"M..as.." lirih Jeniffer keempat kalinya membuat Andrian berbalik dan menatapnya datar.
"Kamu tau apa kesalahanmu Jeniffer?" tanya Andrian membuat Jeniffer terdiam.
"Maaf"
"Tidak seharusnya kamu sebagai seorang ibu mencontohkan sikapmu itu dihadapan anak-anak. Dan mau sampai kapan kamu membela mereka terus-terusan dan memanjakan mereka? Mau sampai mereka dewasa masih kamu bela dan kamu manjakan? Mereka itu laki-laki seharusnya mereka terbiasa dengan ketegasan dan kemarahan seseorang bukan dibela dan dibela terus. Selama ini saya selalu bersabar terus saat kamu membela Triple A tapi kali ini tidak. Bukannya saya tidak suka dengan kamu sebagai tameng mereka, tapi saya pun juga berhak sepenuhnya disini karena saya ayah mereka, saya berhak menerapkan apa yang harus saya terapkan." ucap Andrian melampiaskan semua kekesalan yang ditahannya sejak tadi.
"Tapi mas aku hanya membela apa yang harus ku bela." ucap Jeniffer membuat Andrian mengangguk.
"Mungkin benar kalau itu dari segimu sendiri, tapi lihatlah apakah caramu itu sudah benar dengan membela mereka yang jelas-jelas mereka pun juga membalas apa yang telah dilakukan oleh si pelanggar. Jadi dari segi mana kamu menyimpulkan kalau Triple A itu benar dan si Ravael itu salah? Bukankah mereka semua sama-sama salah disini?" tanya Andrian pelan namun skakmat.
"Ingat kita tidak hanya bisa melihat dari yang terjadi saja, dan menutup mata untuk kebenaran. Tidak ada kebenaran sama sekali disini, bukan hanya Triple A putra kita kamu sebagai seorang ibu bisa membelanya seenaknya. Saya tidak pernah menerapkan hal itu sama sekali di keluarga ini, jika Triple A salah maka sudah sepantasnya mereka disalahkan, untuk apa para guru dan kepala sekolah disana jika mereka bertiga menghakimi sendiri tanpa memperdulikan beberapa aturan yang sudah ada. Hari ini jangan menyusul keberadaan saya, saya tidak akan pulang untuk malam ini. Dan saya harap kamu bisa berpikir lebih logis dan sedewasa mungkin untuk menyadari dimana letak kesalahanmu itu Jeniffer. Saya ada meeting, hari ini saya akan menginap di kantor, jaga dirimu dan anak-anak. Saya akan pulang saat emosi saya sudah reda." ucap Andrian berlalu pergi meninggalkan Jeniffer yang sudah menangis di tempatnya.
"Maafkan aku mas maaf, aku sampai sekarang masih saja melanggar aturan yang sudah mas buat. Aku berjanji aku akan memperbaiki diriku sebisaku mungkin, aku berjanji gak akan pernah mengulangi kesalahanku kesekian kalinya, dan aku juga akan belajar mengimbangi pikiran dewasamu itu. Triple A kalian sangat beruntung bisa memiliki seorang ayah sebijak dan sedewasa papa, kalian sangat-sangat beruntung begitupun dengan mama. Mama sangat beruntung bisa mendapatkan papa kalian yang selalu bersikap tegas, dan dewasa di satu waktu, dan bersikap penyayang dan sabar di sisi lain. Ayah kalian adalah suami dan ayah terbaik yang pernah ada, Andrian Daylon Valentino"
...***...
...A/N : Jangan lupa untuk meninggalkan jejak kalian disini...
...SUKA+KOMEN+SHARE...
...-Tetap jaga kesehatan ya 🖤...
...My Dosen Is My husband...
-My Question-
1. Sebuah kata untuk sikap Andrian?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Rokiyah Yulianti
satu kata untuk andrian keren, ga semua masalah diselesaikan dengan kekerasan contohnya andrian yg hanya menasihati anak2nya dan istri hanya lewat omongan bukan dengan kekerasan walaupun dia lg emosi sekalipun.
2021-05-26
1
Sejahtera
Semangat Kakak
2021-03-13
3
Nhya HA💜RM
bingung thor tp yah dewasa sih...
tau lah otak manusia biasaQ tdk bs mencerna kedewasaan andrian..🤭🤭🤭
2021-02-13
0