Jam pelajaran sudah berganti, Jeniffer dan Bella pun bersepakat mengganti pakaian mereka dengan pakaian mereka yang terlihat lebih simple dan elegant.
Jeniffer memakai baju hitamnya dipadukan rok merahnya dan topi hitamnya membuat dirinya semakin manis dan cantik.
Sedangkan Bella, hampir sama dengan Jeniffer namun ia lebih memilih memakai setelan berwarna putih dan biru dengan sepatu kets nya yang senada dengan warna atasannya.
Mereka berdua terlihat lebih sempurna dari biasanya membuat para laki-laki yang memang sudah berada di lapangan serempak berdecak kagum dengan penampilan mereka.
"Tadi kamu kenapa lama banget di ruangan pak Andrian?" tanya Bella dengan wajahnya yang penasaran.
Sedangkan Jeniffer yang ditanyakan oleh Bella pun terdiam, bingung ingin menjawab apa dengan pertanyaan Bella barusan.
Tidak mungkin bukan jika ia menjawab yang sebenarnya?
"Eh anu tadi pak Andrian kasih aku hukuman buat bersihin ruangannya. Itu juga gara-gara kamu sih Bel minta bantuanku untuk temenin kamu dan akhirnya kamu enak gak dihukum, sedangkan aku dihukum." sungut Jeniffer tidak terima membuat Bella cekikikan.
"Kamu lucu tau kalau lagi kesal gitu, aku minta maaf Jen. Aku gak nyangka kalau cuman kamu doang yang dihukum, aku gak. Tapi terima kasih deh Jen, berkat pak Andrian pas pelajaran bu Diana aku jadinya gak dihukum sama bu Diana. Kalau sampai dihukum kan, bu Diana gak kira-kira kasih hukumannya." ucap Bella bergidik membayangkan dosen killer nya itu.
'Tapi lu sudah jerumusin gua ke kandang singa kampret!' kesal Jeniffer dalam hati.
"Jeniffer, Bella sedang apa kalian disana? Bisakah kalian jelaskan kembali apa maksud saya tadi." ucap dosen itu dengan wajahnya yang datar.
Jeniffer dan Bella yang merasa nama mereka disebut pun diam, karena diantara mereka sama-sama tidak ada yang mengetahuinya membuat Jeniffer dan Bella hanya bisa menundukkan kepalanya tidak berani mengangkat wajah mereka.
"Kenapa diam?" lanjutnya sambil mendekati keberadaan Jeniffer dan Bella.
"Anu pak maaf, kami kurang menyimaknya pak." cicit Jeniffer pasrah dengan keadaannya.
Menghadapi dosen tersebut sama seperti menghadapi suaminya yang sedang marah.
Bagaimana tidak? Karena sikap dosen itu sama seperti sikap suaminya yang selalu terlihat datar dan dingin, bahkan tidak pernah tersenyum sedikitpun.
Oleh karena itu, mereka berdua pun dijuluki oleh seisi kampus dengan julukan 'The Cold Twin Lecturer' yang artinya Dosen kembar yang dingin.
"Kalian sudah tahu kesalahan kalian bukan? Dan karena kalian tidak bisa mengulangi apa yang saya katakan tadi saya minta kalian berdua nanti mengikuti saya ke ruangan saya. Tetapi sebelum itu saya minta kalian untuk menulis di kertas dengan tulisan Saya tidak serius dalam pembinaan, dan kalungkan kertas itu di leher kalian masing-masing. Saya ingin membawa kalian ke satu-satu kelas supaya kalian bisa dilihat oleh mahasiswa lainnya. Saya lakuin itu bukan karena saya kejam, tapi saya yang ingin menegaskan bahwa keseriusan dalam jam pelajaran itu sangat penting. Jika tidak begini diperlakukan seperti ini, untuk seterusnya kalian akan bercanda terus bahkan mengobrol yang akan merugikan diri kalian sendiri. Apa kalian paham maksud saya?" ucap dosen itu membuat Jeniffer dan Bella menatapnya tak percaya.
"Tapi pak---" bantahan Bella pun seketika terhenti ketika melihat tatapan dosen itu sedang menatap tajam kearahnya. "Baik... pak..." ucap Bella buru-buru meralatnya, dan langsung membuang mukanya ke arah yang lain.
Tanpa mereka sadari, diam-diam dosen itu pun tersenyum ketika dirinya melihat ekspresi Bella yang sedang ketakutan dengannya.
"Kalian tunggu apalagi? Sekarang lakuinnya betulan saya tadi ada membawa kertas dan talinya menjaga-jaga ada yang melanggar pelajaran saya, salah satunya seperti kalian." ucapnya santai membuat Jeniffer dan Bella mendumel.
'Dasar dosen nyebelin, sok gantengan banget lagi. Ngasih hukumannya juga gak kira-kira, dia gak bisa ngerasain sih di posisi dipermaluinnya seperti apa.' gerutu Bella dalam hati sambil menghelakan nafasnya kasar.
'Gua gak nyangka ya gak laki gua gak nih dosen isinya dosen gila semua. Baru saja tadi gua dapet hukuman dan sekarang gua harus dapet hukuman lagi. Sampai kapan coba hukuman gua berakhir. Triple A please bantu mama mu nak, mama mu sedang menderita disini.' ringis Jeniffer dalam hati.
"S.E.KA.RA.N.G JENIFFER BELLA!" teriak dosen itu menyadarkan keduanya membuat keduanya terkejut dan buru-buru melaksanakan hukumannya dengan perasaan kesal dan geram.
Dasar dosen gila
Gerutu mereka berdua dengan tatapan permusuhan.
***
Di sinilah mereka berada, dihadapan salah satu kelas jurusan yang berbeda mereka berdua terlihat lebih gugup dan takut berbeda dengan dosen itu yang terlihat lebih santai dan tenang seperti biasanya.
Seolah-olah hukuman yang diberikannya adalah hukuman kecil yang mereka terima.
Tok tok tok
Kegiatan belajar-mengajar pun seketika terhenti dengan adanya kehadiran guru itu dan Jeniffer serta Bella yang tampaknya mereka terlihat lebih pucat ketika mengetahui siapa dosen yang didalamnya.
Andrian
Ya, dialah yang sedang mengajar di kelas itu membuat Andrian menatap tajam ke arah Jeniffer yang sekarang sedang menundukkan kepalanya, tidak berani untuk melihatnya.
"Permisi pak, maaf mengganggu waktunya sebentar. Disini saya ingin memberitahukan kepada kalian semua jika sedang pelajaran harusnya kalian memperhatikannya bukan mengabaikannya seperti mereka ini yang terlihat lebih sibuk dengan kegiatan mereka daripada penjelasan saya sendiri." ucap dosen itu dengan tegas sambil menunjuk ke arah Jeniffer dan Bella.
"Memang apa yang mereka lakukan di lapangan pak Daf?" tanya Andrian angkat suara membuat dosen itu menatap kearahnya.
"Mereka sibuk berbicara saat saya sedang menjelaskan materi saya pak Andrian." jawab dosen itu membuat Andrian paham.
"Saya salut dengan tindakanmu pak Daf, memang sewajarnya mereka dihukum seperti ini." ucap Andrian tanpa mengalihkan tatapannya ke arah Jeniffer.
Sedangkan Jeniffer yang mendengar ucapan suaminya pun hanya bisa mendengus.
'Gak bisakah dia kasianin sedikit denganku. Baru saja aku dihukum olehnya dan sekarang harus dihukum lagi. Suami kejam, gak peka, dan tega memang.' dumel Jeniffer membuang muka saat matanya bertemu dengan mata Andrian yang kini terlihat marah.
"Tentu pak Andrian, kita sebagai guru juga harus tegas terhadap pelanggaran seperti ini. Jika tidak begini, mereka akan menjadi terbiasa dan selalu mengulang terus." ucap dosen itu yang bernama Dafa Hervandes.
"Saya mengerti maksud anda pak Daf, dan selain dari kelas saya niatnya mau anda bawa kemana?"tanya Andrian penasaran dengan rencana Dafa selanjutnya.
Dafa adalah salah satu dosen pembimbing yang lebih suka melakukan praktik lapangan daripada teori pelajaran, selain menjadi dosen pembimbing sama sepertinya, dia juga merupakan teman dekatnya, jika sedang berada di ruangan khusus dosen.
Salah satu contohnya seperti sekarang, mereka terlihat sama-sama profesionalitas, dan tidak ada kata teman yang mereka pandang melainkan sesama dosen yang sama-sama harus dihargai dan berkata formal.
"Saya akan bawa mereka ke seluruh jurusan pak Andrian, tidak hanya jurusan ini saja. Setelah itu saya akan membawa mereka ke ruangan saya untuk melaksanakan hukumannya di ruangan saya. Hukuman tertulis pak Andrian." jawab Dafa memberitahukan rencananya membuat Jeniffer dan Bella memekik kaget.
"****APA****?!"
'Ingin sekali rasanya aku hilang di muka bumi ini, dibawa ke semua kelas saja rasanya lelah apalagi ini ada hukuman tertulis juga.'
'Ingin sekali rasanya ku menyantet itu dosen, menyebalkan!"
...***...
...A/N : Jangan lupa untuk meninggalkan jejak kalian disini...
...SUKA+KOMEN+SHARE...
...-Tetap jaga kesehatan ya🖤...
...My Dosen Is My Husband...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Rokiyah Yulianti
haha kasian jennifer, baru kelar di hukum lakinya eh sekarang udah dikasih hukuman lg wkwk
2021-05-26
0
Sejahtera
Semangat Kak
2021-03-10
1
Alanna Th
deuh, musti bnr" kuat mental y ngadepin 2 dosen ini. aq mah g ada mental hadapin mrk, kabuuur aah
2021-01-06
3