Acara Triple A pun berjalan lancar dan tenang. Ya, setelah dimana insiden pingsannya Jeniffer, Andrian berkali-kali mengungkapkan rasa bersalahnya yang hanya dibalas sebuah senyuman oleh Jeniffer. Karena dirinya yang juga memahami kalau suaminya harus bersikap sama dan tegas kepada semuanya. Tidak ada perbedaan. Dirinya jika di kuliah adalah seorang mahasiswi berbeda jika dirinya sedang berada di mansion.
Dengan berbalutkan kemeja putih dipadukan celana panjang hitam Jeniffer terlihat elegan dan sederhana meski sedikit berbeda dengan para orang tua lainnya.
Rata-rata mereka semua lebih menyukai rok pendek diatas lutut yang memperlihatkan kaki jenjang mereka meskipun sudah memiliki anak.
Andrian akan menyusul ke acara Triple A dikarenakan Andrian yang memiliki rapat penting secara tiba-tiba di perusahaannya yang membuat Andrian harus mengantarkan istrinya terlebih dahulu baru dirinya berlalu menuju perusahaan miliknya
"Mama." panggil Andrey sambil menatap berbinar ke arah bazar berada.
"Iya kenapa nak?"tanya Jeniffer heran ketika melihat ekspresi putranya yang tidak biasanya.
"Mama Rey mau lihat itu." pinta Andrey sambil menunjuk tempat yang dimaksud yang membuat Jeniffer mengikuti arah tangan putranya dan seketika pandangannya pun melihat tempat bazar berada.
"Andrae dan Andre juga mau lihat ma."
Rengek ketiga putranya sambil menatapnya memohon yang membuat jeniffer bimbang.
Sebenarnya boleh saja jika ketiga putranya melihat-lihat bazar tetapi apa mereka akan membelinya juga?
Bagaimana reaksi Andrian jika melihat ketiga putranya yang membeli makanan yang tidak disediakan dari rumah sendiri.
Ya, Andrian sudah menegaskan kepada ketiga putranya jika mereka hanya boleh memakan makanan yang sudah disediakan tidak boleh memakan makanan yang bukan masakan dirinya.
Itu pun demi kesehatan mereka.
Terkecuali tempat itu sudah dijamin kebersihannya dan sudah didatangi langsung oleh Andrian.
"Yasudah ayo kita lihat." "Tapi ingat peraturan papa ya Triple A." ucap Jeniffer mengingatkannya yang membuat Triple A mengganggukan kepalanya gemas.
"Baik ma."
***
Di saat mereka menghampiri tempat bazar berada, disana mereka disuguhkan lebih banyak makanan lagi yang membuat Andrae dan Andre harus menahan laparnya karena tidak kuat melihat seberapa enaknya makanan bazar itu.
Berbeda dengan Jeniffer, dirinya yang sudah pusing ketika salah satu putranya sudah merengek memintanya untuk membelikannya es pelangi.
"Rey dengar mama, mama bukannya gak mau membelikanmu tapi kalian tahu sendiri bukan seperti apa papamu itu kalau melihat kalian membeli itu." ucap Jeniffer berusaha mungkin untuk memberikannya sebuah pengertian yang membuat tangis Andrey pun langsung pecah dan Jeniffer pun semakin pusing melihat tangisannya.
"Oke oke, mama akan belikan itu tapi kalau misalkan papa kalian ada disini itu bukan tanggung jawab mama ya." pasrah Jeniffer yang anehnya bisa membuat Andrey langsung terhenti nangisnya dan tertawa bahagia.
"Makasih mama!" kompak Triple A sambil mencium bibir Jeniffer secara bergantian yang membuat Jeniffer tersenyum dan mengacak gemas rambut mereka.
"Lets go." ajak Jeniffer dan mulai mendekati tempat es pelangi berada.
Kebetulan antrian pun tidak terlalu ramai yang membuat Jeniffer tidak harus mengantri berlama-lama dan dapat membelinya secara cepat sebelum suaminya melihatnya.
"Tiga ya bu, berapa?"
"45 ribu neng."
"Ini uangnya, kembaliannya ambil saja bu." ucap Jeniffer sambil mengeluarkan uang 100 ribuan yang membuat wanita paruh baya itu menganggukan kepalanya dan tidak lupa mengucapkan rasa 'terima kasihnya'
"Ini es nya neng."
"Iya bu, makasih." "Ayo Triple A kita mau duduk dimana?" tanya Jeniffer sambil mengedarkan pandangannya mencari tempat duduk kosong.
"Disini aja ma." ucap Andrae ketika melihat empat kursi kosong yang kebetulan terletak di paling pojok.
"Iya Rae." "Ini kalian bawa satu-satu ya mama ribet bawanya dan Re tolong bawakan punya kakakmu juga." perintah Jeniffer dan mereka berdua pun langsung mengambil alih es pelangi mereka dan membawanya ke tempat yang sudah diduduki oleh Andrae.
Ting!
Notif handphone Jeniffer pun terdengar yang membuat Jeniffer membacanya dari depan layar dan tanpa dibuka olehnya dirinya sudah mengetahui bahwa kiriman pesan itu merupakan kiriman dari suaminya.
Mas : Kamu dimana sayang? Mas bentar lagi sampai.
Me : Aku lagi sama anak-anak mas. Mas sudah selesai?
Mas : Sudah mama sayang, kalau belum gak mungkin mas tanya kamu.
Me : Hehe iya mas, mas lagi dijalan atau?
Mas : Sudah sampai sayang, ini mas lagi nyari kalian.
MATI!
Bagaimana ini? Triple A sedang asyik dengan es pelanginya sedangkan Andrian sekarang sudah sampai di sekolahan Triple A.
Apa yang harus dilakukan oleh dirinya?
Bagaimana jika Andrian melihatnya dan langsung memarahi Triple A?
Bagaimana pun juga dirinya tidak tega melihat ketiga putranya yang menunduk ketakutan ketika melihat ayah mereka marah besar dan tidak segan-segan memberikan mereka bertiga hukuman.
Mas Callingg
Nama suaminya pun tertera di layar handphonenya yang membuat Jeniffer meneguk ludahnya gugup dan seberusaha mungkin untuk normal, seperti biasanya.
"Halo mas."
"Halo sayang."
"Mas aku lagi di apa anu diiii"
"Dimana? Kamu mas kirim message berkali-kali gak ada yang kamu baca setelah terakhir kalinya kamu tanya mas ada dimana. Memangnya kalian ada dimana? Mas gak suka ya cara kalian mulai berbohong sama mas."
"Maaf mas, kami ada di tempat bazar"
Lirih Jeniffer terdengar pelan namun masih dapat didengar oleh Andrian.
"APA?! Saya harap kamu masih memegang peraturan saya, Jeniffer."
Beginilah Andrian jika sedang marah, maka panggilan yang bermula mas-kamu-sayang pun berubah menjadi saya-kamu-nama.
Dan ketakutan Jeniffer pun semakin bertambah ketika melihat suaminya yang kini sudah berada di hadapannya dengan tatapan dingin dan datar kearahnya.
"Dimana anak-anak?"
...***...
...A/N : Jangan lupa untuk meninggalkan jejak kalian disini....
...SUKA+KOMEN+SHARE...
...My Dosen Is My Husband...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Rokiyah Yulianti
wadaw ketauan deh
2021-05-26
0
Tsukasa chan
ngeriii😰😰😰
2020-12-08
2