Kini pagi hari pun telah tiba, namun sepasang suami istri itu masih nyaman dalam tidurnya sampai dimana ketukan pintu pun mulai terdengar yang semakin lama semakin keras untuk didengar.
"Mama, papa!"teriak Andrae selaku anak sulung dari keluarga Valentino.
"Ya, sebentar nak." "Sayang ayo bangun, kamu mau masuk kampus kan hmm?" ucap Andrian sambil mencium kening dan bibir istrinya itu yang membuat Jeniffer pun terganggu dan secara perlahan-lahan mulai membuka kedua matanya.
Yang pertama kali dilihat oleh dirinya adalah senyuman suaminya yang semakin hari semakin cerah, tidak pernah pudar.
"Pagi sayang."
"Pagi juga mas."
"Sana kamu mandi gih, mas mau samperin Triple A dulu kebetulan tadi Rae ada ketuk-ketuk pintu barusan. Gak tahu apa yang mau dibicarakan sama anak itu." perintah Andrian dan Jeniffer pun langsung berlalu meninggalkannya untuk membersihkan dirinya.
Melihat Jeniffer yang sedang membersihkan dirinya, Andrian pun tersenyum lalu keluar dari kamarnya untuk mencari keberadaan putra-putranya berada.
"Pagi pa!"kompak Triple A ketika melihat Andrian yang baru saja turun dan sedang menghampiri mereka yang kini posisi mereka sudah duduk diam di meja makan. Menunggu makanan sarapan mereka.
"Pagi Triple A sayang, tadi Rae kenapa ketuk-ketuk pintu papa gituh?" tanya Andrian menatap putra sulungnya yang membuat Andrae pun langsung menunduk, tidak berani menatap Andrian, sang ayah.
"Andrae Daylon Valentino sekali lagi papa tanya kenapa kamu ketuk-ketuk kamar papa dan mama barusan sayang?" gemas Andrian sambil mencium pipi Andrae berkali-kali.
"Maafin Rae pa, Rae baru kasih tahunya sekarang. Di sekolah Rae ada undangan khusus para orang tua. Dan guru Rae berharap semua orang tua untuk ikut hadir ke acara itu." ucap Andrae pelan yang masih dapat didengar oleh Andrian.
Memang apa yang dilakukan oleh Andrae adalah hal yang salah dikarenakan Andrae yang memberitahukannya secara mendadak dan tidak dibicarakannya dari kemarin yang cukup membuat Andrian terdiam.
Bukannya dirinya tidak mau menghadiri acara itu, tapi dirinya juga yang memiliki kesibukan jadwal yang sulit untuk dirinya hanya sekedar menghadiri acara itu.
Tapi demi putranya, baiklah dirinya rela mengosongkan jadwalnya sendiri demi bisa hadir ke acara itu supaya putranya itu tidak dijadikan bahan pembicaraan oleh gurunya sendiri bahkan para orang tua yang lain.
Mungkin untuk hari ini, selain mengosongkan dirinya dirinya juga harus mengosongkan jadwal istrinya yang mungkin saja belum padat mengingat mereka baru saja masuk hari ini.
"Lain kali papa gak suka ya kalau kamu bicarain apapun itu secara mendadak ginih. Kalian masih ingat bukan, sesuatu yang dilakukan secara tiba-tiba tidak akan memperoleh hasil yang baik maupun sebaliknya. Jadi papa harap ini untuk pertama dan terakhir kalinya tidak ada kesekian kalinya, paham?" tanya Andrian sambil menatap ketiga putranya yang kini sudah menundukkan kepalanya masing-masing.
"Paham pa."
"Pagi anak-anak mama sayang." sapa Jeniffer yang kini sudah rapi dengan pakaiannya. Pakaian casualnya.
"Kalian tadi pada bahas apa sih hmm kok serius banget?"
"Sayang kamu nanti bisa kosongin jadwal kamu buat anak-anak? Kata Rae nanti di sekolahannya ada acara rapat para orang tua dan walinya minta semua para orang tua untuk ikut hadir ke acara itu. Gimana?" tanya Andrian yang membuat Jeniffer menatap ketiga putranya dengan heran.
"Ada acara apa sih nak?" tanya Jeniffer menatap Andrae selaku putra sulung yang membuat Andrae semakin menundukkan kepalanya.
"Acara pembahasan kegiatan jadwal ma, dan guru Rae berharap semua orang tua untuk hadir ke acara itu. Mama bisa kan?" tanya Andre selaku anak kedua dari keluarga Valentino yang membuat Jeniffer tersenyum dan mencium bibirnya.
"Pasti bisa kok demi putra-putra mama ini." ucap Jeniffer sambil mencium bibir mereka satu persatu.
"Makasih mama!"kompak Triple A dan langsung memeluk Jeniffer.
Andrian yang melihat putra-putranya sedang memeluk istrinya pun ikut juga untuk memeluknya dan keluarga kecil itu pun akhirnya berpelukan bersama.
***
Di sebuah kampus ternama kini dihebohkan dengan dua mobil termahal, yang dimana satunya berwarna hitam dan satunya berwarna merah.
Ya, mobil merah berada di depan mobil hitam dan tidak hanya itu sosok laki-laki pun keluar dari mobil hitam yang membuat mereka semua harus menahan nafasnya ketika melihat pemandangan dihadapannya yang sangat sempurna dan rupawan.
Aura nya yang tegas, mukanya datar tanpa ekspresi, dan bibirnya eughh menggoda.
Tok tok tok
Ketuk Andrian ke arah kaca jendela Jeniffer ketika melihat istrinya yang belum juga keluar dari mobilnya. Sedang apa dia disana?
Ya, setelah Jeniffer bermohon-mohon bahkan sampai menangis Andrian pun akhirnya mengizinkannya untuk menyetir mobil pemberiannya, yang sudah lama tidak ia gunakan semenjak menikah dengan Andrian.
Karena selama ini Andrian yang tidak pernah mengizinkan untuk menyetir mobil yang dimilikinya dikarenakan dirinya yang terlalu khawatir dengan keadaan istrinya. Selalu saja pikiran-pikiran negatif timbul begitu saja ketika melihat istrinya menyetir mobilnya. Maka karena itu, selama di perjalanan Andrian yang selalu mengawasi mobil istrinya dari arah belakang dan memastikannya apakah istrinya itu mengikuti aturan dirinya atau tidak.
Ya, sebelum Andrian mengizinkan untuk membawanya. Andrian sempat memberikan beberapa aturan yang harus diikuti oleh Jeniffer dan jika tidak, maka Andrian tidak akan pernah untuk memberikan sebuah izin untuk membawa mobilnya. Disita seperti biasanya.
Tidak boleh kebut-mengebut
Harus pelan-pelan dan ikuti aturan yang ada meski dalam keadaan mendesak
Harus mendapatkan izin
Diperbolehkan untuk membawa mobil jika ada Andrian yang mengikutinya
Setelah mengetuk kaca mobil Jeniffer, tidak lama Jeniffer pun keluar dari mobilnya sambil memasang senyum ramahnya yang membuat para laki-laki yang ada disana pun dalam sekejab terhanyut dalam pesonanya.
Ya meski Jeniffer sudah memiliki tiga anak dan seorang suami tetapi pesona yang dimiliki oleh dirinya tidak pernah lenyap begitu saja melainkan dirinya yang terlihat semakin cantik dan semakin dewasa ketika dirinya bertambah usianya.
"Kamu jangan mulai sayang." geram Andrian kesal sambil menatap tajam ke arah para lelaki secara satu-persatu. Coba saja tidak ada aturan laknat itu, sudah dipastikan dirinya yang langsung memeluk pinggang istrinya menandakan bahwa dialah pemilik dari cewek yang mereka lihat.
Satu ide pun terlintas begitu saja untuk membalaskan dendamnya. Sepertinya jika sekarang dirinya tidak bisa membalas tatapan sialan mereka semua, mungkin nilai yang bisa dia balas mengingat dirinya yang mudah hafal untuk menghafalkan sesuatu.
"Bisa kalian bubar? Kami ini bukan tontonan yang harus dipertontonkan. Saya risih, bubar" perintah Andrian tegas ketika dirinya yang tidak sengaja menangkap kode yang diberikan oleh salah satu lelaki sialan itu. "Bubar atau saya akan memberikan kalian nilai D?"
Ancaman Andrian tidak main-main yang mampu membuat segerombolan para murid pun terkacir-kacir meninggalkannya dan mulai sibuk dengan kegiatannya masing-masing.
"Kasian mereka mas." ucap Jeniffer ketika melihat seberapa takutnya mereka semua terhadap ancaman suaminya.
"Aku gak perduli sayang, dan kamu juga nakal kenapa harus senyum-senyum ke arah mereka." gerutu Andrian yang mampu membuat Jeniffer tersenyum.
"Mas cemburu?"
"Jelas mas cemburu, mana ada seorang suami yang tenang-tenang saja jika melihat istrinya sendiri yang ditatap segitunya sama lelaki lain. Kamu ini gimana sih?" kesal Andrian sambil memalingkan wajahnya ke arah lain, tidak mau menatap ke arah istrinya."Kalau begitu, mending kita pindah ke kampus mas saja karena disana lebih aman daripada disini laki-lakinya sialan semua pengen mas bunuh satu-satu."
Cemburu Andrian tidak main-main yang membuat Jeniffer terkikik dan mencium bibir suaminya dengan secepat kilat. Takut-takut ada yang melihat.
"Sudah dong mas, mas jangan ngambek lagi ya. Aku minta maaf mas." sesal Jeniffer yang membuat Andrian langsung tersenyum dan mencium kening Jeniffer. Dirinya yang tidak perduli lagi bagaimana tatapan di sekitarnya terhadap mereka berdua. Toh mau dikeluarkan dirinya juga tidak takut karena dirinya juga masih memiliki sebuah kampus ternama dengan fasilitas lebih lengkap dari kampus ini. Bahkan lebih ternama.
"Maaf kalian dipanggil sama kepala kampus." ucap salah satu mahasiswi yang berpenampilan sederhana dan tidak semewah dengan pakaian mahasiswi lainnya.
"Makasih ya. Siapa namamu?" tanya Jeniffer tersenyum dan mengulurkan tangannya.
"Bella." balas Bella sambil membalas uluran tangan Jeniffer dengan memasang senyumnya. Senyum manisnya.
"Bella bisa kasih tau kami dimana kepala kampus berada?" tanya Andrian yang sedari tadi diam memperhatikan sikap ramah istrinya.
"Bisa, ayo ikut aku." ajak Bella dan berjalan mendahului mereka meninggalkan mereka berdua di belakang.
"Mas menyukai sikapmu sayang." bisik Andrian sambil meniupi telinga Jeniffer yang mampu membuat Jeniffer merinding.
"Mas jangan aneh-aneh deh." ngeri Jeniffer dan langsung berlari menyusul langkah Bella meninggalkan suaminya yang kini sedang tertawa melihat sikapnya.
"Kamu sangat lucu sayang." ucap Andrian di sela-sela tawanya yang tanpa disadari oleh dirinya para mahasiswi yang melihat tawa Andrian pun terpaku karena ketampanan Andrian menjadi berkali-kali lipat dari wajah datarnya.
"Tampannya."
...***...
...A/N : Jangan lupa meninggalkan jejak kalian disini....
...SUKA+KOMEN+SHARE...
...My Dosen Is My Husband...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Pecinta Halu
Lanjut
2023-02-08
1
Rokiyah Yulianti
papa andrian, kek apa ya dirimu tampannya jadi penasaran akoh
2021-05-26
0
Sita Aryanti
kalo punya kampus sendiri yg lebih komplit fasilitasnya..ma bs bebas berekspresi knp masuk kampus lain
2021-02-02
0