Setelah beberapa menit perjalanan akhirnya Indra Wijaya dan Bryan sampai di restoran yang dijanjikan. Sudah ada Fiona dan Hendra tentunya di sana. Melihat kedatangan Indra Wijaya, Hendra dan Fiona langsung berdiri dari duduknya dan menyambut kedatangan rekan bisnisnya dengan tersenyum. Hendra dan Indra Wijaya saling berpelukan dan bersalaman. Bryan hanya berdiri tak jauh dari ayahnya.
" Yang cantik ini pasti Fiona? " Tanya Indra Wijaya kepada gadis cantik di samping Hendra.
"Iya Om saya Fiona. Gadis itu mengulurkan tangan memperkenalkan diri dengan sopan.
"Oh iya, Pria yang di belakangmu pasti anakmu Bryan? tanya ayah Fiona kepada Indra Wijaya.
Sontak Indra Wijaya memanggil putranya untuk mendekat.
"Bryan kenalin ini om Hendra dan ini Fiona. "
Bryan pun memperkenalkan dirinya. Kemudian Hendra mempersilakan Indra Wijaya Dan Bryan untuk duduk. Hanya Indra Wijaya yang terlihat asik bicara dengan Hendra dan Fiona. Sementara Bryan hanya memilih diam. Sesekali Hendra bertanya kepada Bryan dan Bryan hanya menjawab seadanya. Bryan tidak sekalipun menatap Fiona. Sementara Fiona beberapa kali menatap Bryan. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa Fiona dari dulu suka sama Bryan. Tapi Bryan tidak pernah menanggapinya.
"Bryan ajaklah Fiona jalan - jalan. Kalian anak muda pasti punya cara masing - masing untuk bersenang - senang. Sekalian perkenalkan kepadanya tentang kota ini. Ucap Indra Wijaya yang memiliki tujuan untuk mendekatkan Bryan dengan Fiona. Sementara Fiona hanya mengembangkan senyum kearah Bryan.
Awalnya Bryan menolak untuk pergi berdua dengan Fiona. Tapi sekali lagi tatapan ayahnya membuat Bryan menuruti semua keinginan ayahnya dan Bryan berfikir dengan jauh dari ayahnya, dia bisa menghubungi Aluna, wanita yang telah menunggu kedatangannya.
Bryan dan Fiona berpamitan dengan kedua ayah mereka, disusul senyum oleh kedua rekan bisnis tersebut yang memang berniat menjodohkan kedua anak mereka.
Sementara dalam perjalanan dengan menggunakan mobil milik Bryan, Bryan tidak berbicara sedikitpun. Sehingga suasana di dalam mobil tersebut terasa canggung. Fiona berusaha mencairkan suasana dengan menanyakan beberapa hal tetapi hanya dijawab singkat oleh Bryan.
Beberapa menit kemudian Bryan berhenti disebuah danau dekat taman kota itu. Dia keluar dari mobil kemudian bersandar di depan mobilnya. Dia menatap jam tangan yang melingkar ditangannya. Sudah menghampiri pukul 9 malam. Dia kemudian meraih ponsel yang ada dikantong celana panjang berwarna coklat berbahan kain
tersebut dan menelepon seseorang. Dia berharap seseorang di sana sudah tertidur dan tidak menunggunya lagi.
Setelah dering pertama, terdengar suara gadis itu di sana.
"Hallo Sayang . . . kamu dimana? kamu jadi datangkan? "
Dada Bryan terasa sesak dengan pertanyaan Aluna yang menanyakan posisinya dan kedatangannya yang menggambarkan bahwa gadis yang dicintainya itu masih menunggu dan mengharapkan kedatangannya.
"Hallo, hallo Sayang, kamu masih di sanakan? Sayang apa kau mendengar suaraku. " tanya Aluna karena laki - laki itu tidak menjawab pertanyaannya.
"Aluna jangan menungguku. Maaf aku tidak bisa melamarmu hari ini. " Jawab Bryan dengan lirih, menahan setiap rasa bersalah yang sudah memuncak di dadanya.
"Apa semua baik - baik saja Sayang? ada apa dengan suaramu? Aluna tidak menghiraukan Kata - kata Bryan yang tidak datang melamarnya Hari ini, dia hanya kuatir dengan keadaan Bryan.
"Tidurlah Aluna. Jangan menungguku lagi" pungkas Bryan karena mendengar Fiona sudah turun dari mobil.
"Baiklah. Kamu juga harus istirahat Sayang, nanti kita bicara lagi. " Aluna langsung mematikan sambungan telepon dan memberitahu perihal ketidakhadiran Bryan kepada orangtuanya dan Mira. Aluna sengaja menuruti perkataan Bryan karena dia tahu ada kesedihan dibalik setiap ucapan Bryan. Aluna sudah hafal sifat Bryan karena lamanya mereka pacaran. Aluna tidak akan menuntut penjelasan Bryan dengan ketidakhadirannya hari ini. Aluna akan menunggu Bryan menjelaskan sendiri perihal ketidakhadirannya karena begitu sifat Aluna yang tidak akan memaksa orang yang dicintainya.
Setelah memberitahu orangtuanya dan Mira, Aluna langsung pamit untuk tidur. Ibu Aluna langsung menyuruh Mira ikut ke kamar Aluna. Karena Ibunya tahu Aluna sangat sedih dengan ketidakhadiran Bryan di hari ini. Walaupun gadis itu tetap tersenyum dibalik kesedihannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
Mr.VANO
org baik sll dpt kemalangan,,,sabar ya luna,,brian lagi tertekan karna papany terlalu seraka dg kekuasaan,,smg kalian berjodoh
2023-08-13
0
Nur Haida
mesti a bryan memberi tau fiona jg, klo dia g cinta ama tu cewek.
2021-12-29
0
Nur Haida
mesti a bryan memberi tau fiona jg, klo dia g cinta ama tu cewek.
2021-12-29
0